Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kehilangan Mereka Semua



Kehilangan Mereka Semua

0"Ayah, aku merasa Adrian sangat tampan dan ia adalah CEO Pratama Group. Bagaimana kalau aku menculiknya dan menjadikannya sebagai menantumu?" Bella tersenyum.     
0

Raisa mendengarnya dan berkata, "Dasar anak bodoh. Walaupun Adrian adalah seseorang yang bertalenta dan memiliki karakter yang baik, ia adalah anak haram dari Keluarga Pratama. Ibu kandungnya, Jessica, adalah wanita murahan yang pernah berhubungan dengan banyak pria. Kalau masa lalunya itu terbongkar, dan kamu adalah istrinya, apakah kamu mau malu bersama dengannya?"     

"Raisa …" Ivan mengerutkan keningnya dan langsung menghentikan Raisa.     

"Aku hanya bercanda, mengapa kalian sangat gugup? Aku sangat lelah hari ini dan sangat mengantuk. Aku mau tidur. Selamat malam!" Bella mengakhiri panggilan.     

Tetapi mendengarkan pembicaraan di ruang kerja dan mengetahui mengenai masa lalu Adrian, Bella merasa sangat aneh.     

…     

Keesokan paginya, Hana bertanya pada Anya dan Aiden mengenai pohon yang menghalangi kamar Bella.     

"Bella, tidak mengatakan apa pun padaku," Anya merasa sedikit terkejut. "Jadi, Bella tidak bisa tidur nyenyak semalam?"     

"Dia tidak mengatakan apa pun? Aku melihatnya pergi ke ruang kerja untuk menemuimu," kata Hana.     

Wajah Anya langsung berubah. Ia menoleh dan memandang ke arah Aiden.     

Para pelayan di rumah ini semua adalah orang-orang yang sudah lama bekerja di rumah itu sehingga mereka mengetahui sifat Anya dan Aiden.     

Kalau mereka sedang berbicara di ruang kerja, para pelayan tidak akan pernah berani berada di koridor tersebut.     

Tetapi Hana bilang Bella pergi ke ruang kerja dan mencari mereka kemarin malam. Namun, mereka tidak melihat Bella sama sekali.     

Aiden langsung bangkit berdiri dan berjalan ke arah ruang kerjanya di lantai dua.     

Saat melihat hal ini, Hana langsung bertanya dengan cemas. "Apa yang terjadi?"     

"Tidak apa-apa," Anya meletakkan alat makannya dan mengikuti Aiden untuk naik ke lantai atas.     

Karena ruang kerja Aiden menyimpan banyak barang berharga, ia memasang CCTV di depan ruang kerjanya.     

Ia kembali ke ruang kerja untuk memeriksa rekaman CCTV dan menemukan bahwa Bella berdiri di depan pintu ruang kerjanya selama 1 menit 43 detik. Ia terlihat hendak mengetuk pintu, tetapi saat mendengar pembicaraan di dalam, ia berdiri di depan pintu untuk menguping sejenak dan kemudian pergi.     

Berdasarkan pergerakan dan ekspresinya, ia mendengar masa lalu Adrian kemarin malam.     

Semua ini terjadi tepat saat setelah Bima membicarakannya di pertemuan keluarga kemarin malam. Dan tidak sulit untuk menebaknya.     

Aiden langsung memukul meja di bawahnya, membuat Anya terkejut. Anya langsung mengulurkan tangannya dan mengelus tangan suaminya. "Apakah tanganmu tidak sakit? Kamu sudah umur berapa, mengapa kamu terlalu emosi."     

"Aku membiarkannya tinggal di rumah ini, tetapi ia bertindak seperti ini. Cepat usir dia dari sini. Keluarga kita tidak mau menerima orang yang suka mengurusi urusan orang lain," kata Aiden dengan marah.     

"Bukankah mengusirnya hari ini akan membuatnya semakin marah? Bella memang mirip dengan ibunya. Ia akan bertindak impulsif saat marah. Kalau sampai Bella marah dan menyebarkan masalah ini, Adrian yang akan menderita," kata Anya dengan tenang.     

"Tetapi apakah kamu pernah berpikir kalau kita membiarkan ia tinggal di rumah ini, ada berapa banyak hal yang akan ia ketahui lain kali? Resikonya akan lebih besar," Aiden tidak mau Bella berada di rumahnya.     

Anya menepuk lengan suaminya untuk menenangkannya. "Bella baru berusia 19 tahun. Ia penasaran karena mendengarkan beberapa kalimat. Ditambah lagi, ia mendengarnya kurang dari dua menit. Ia bukan sengaja melakukannya."     

"Ia tidak sengaja mendengarkannya dan diam berdiri di sana untuk tetap mendengarkan? Kamu terlalu memanjakan anak-anak ini. Apakah kamu tahu mengapa ia memilih rumah kita? Karena kamu sabar dan mudah untuk didekati," Aiden sangat mengetahui apa yang Bella pikirkan.     

Anya tersenyum dan berkata, "Kalau ia pikir aku mudah untuk didekati, biarkan aku yang berbicara padanya. Aku yakin ia juga pengertian, sama seperti Kak Ivan."     

"Kamu bicaralah dengannya. Kalau sifatnya tetap buruk, cepat suruh dia pergi," kata Aiden dengan serius.     

"Baiklah, jangan terlalu keras padanya. Aku akan melihatnya apakah ia sudah bangun atau belum," Anya keluar dari ruang kerja, memanggil Hana dan menyuruh seseorang untuk memotong pohon yang menghalangi kamarnya.     

Bella masih tidur saat ia terbangun karena suara pohon yang dipotong.     

Ia merentangkan seluruh badannya, membuka jendela, dan melihat Anya serta Hana di bawah.     

"Bibi, selamat pagi!" Bella menyapanya dengan senyum.     

"Bella, kamu sudah bangun! Ayo turun dan sarapan," kata Anya sambil tersenyum.     

"Baiklah!" jawab Bella dengan senang.     

…     

Di rumah Keluarga Mahendra, Sabrina bangun pagi untuk sarapan dan pergi ke perusahaan bersama dengan Della.     

Tidak disangka, di lobby perusahaannya, tiba-tiba saja ia bertemu dengan Rio dan Jason yang sedang menunggu di sana.     

"Sabrina, sepertinya mereka sedang mencarimu. Urus mereka dan berhenti membuat masalah," kata Della dengan suara pelan.     

Sabrina merasa kepalanya sakit saat melihat mereka berdua. "Ada apa? Bukankah aku sudah mengajak kalian berdua untuk makan malam dan meminta maaf mengenai apa yang terjadi di bar?"     

"Kalau kami bilang kami tidak datang buat kamu, kamu pasti tidak percaya," kata Rio sambil tersenyum.     

"Kalau aku percaya, sama saja aku bodoh," kata Sabrina dengan marah. "Bukankah aku sudah menjelaskan kemarin malam? Aku hanya menelepon Arka. Ia yang menelepon ibu Jason dan menyuruhnya datang. Aku sama sekali tidak tahu apa-apa."     

"Kak, kami ke sini untuk bekerja," kata Jason.     

"Bekerja? Apa yang bisa kalian berdua lakukan? Siapa yang menyuruhmu datang?" tanya Sabrina.     

"Aku," pada saat itu, Maya menghampiri mereka.     

"Maya, kamu benar-benar mengundang mereka?" Sabrina terlihat terkejut.     

Maya mengangguk dan kemudian ia berkata pada asistennya. "Bawa mereka berdua untuk mengisi formulir dan lakukan apa yang aku katakan kemarin."     

"Kak Sabrina, mulai hari ini kita adalah rekan kerja. Mohon bantuannya," sebelum Rio pergi, ia bergegas menuju ke arah Sabrina. Akhirnya, Jason lah yang menyeretnya pergi.     

Maya menarik Sabrina ke arah pintu lift, dan ia berkata sambil berjalan. "Bibiku memintaku untuk menerima mereka magang di perusahaan. Selama dua hari terakhir, Rio berusaha mengejar Maddison dan menyebabkan banyak masalah."     

"Image Rio memang sangat bagus di mata semua orang dan cocok untuk dijadikan iklan," Sabrina mengangguk. "Sementara itu, Jason lebih stabil. Walaupun image nya juga bagus, aku rasa ia tidak akan cocok untuk iklan atau pun marketing."     

"Aku menempatkannya sebagai manajer toko. Kamu tahu kan kakak-kakak perempuan yang kaya sangat menyukai brondong, terutama yang berwajah tampan. Aku menempatkannya di toko untuk itu. Akan ada banyak wanita cantik dan kaya yang datang. Dan bahkan beberapa wanita akan datang untuk mencari pasangan," Maya mengedipkan matanya.     

Sabrina langsung menunjukkan jempolnya pada Maya. "Kamu memang hebat. Tidak salah ibuku menyerahkan perusahaan kepadamu. Ia sangat bijaksana."     

"Kamu tidak bisa mengemban tanggung jawab besar sehingga aku harus menggantikanmu," kata Maya dengan serius.     

"Iya. Memang sebaiknya kamu yang mengurus perusahaan. Aku tidak pintar dalam hal bisnis," kata Sabrina sambil tersenyum.     

"Ngomong-ngomong, mengapa kamu menggunakan cincin di jari kelingkingmu? Apakah kamu tidak mau menerima mereka bertiga?" tanya Maya dengan suara pelan.     

"Tidak," jawab Sabrina.     

"Kemarin malam, aku kembali ke rumah kakekku. Kakek meminta empat pria lajang di keluargaku untuk segera mencari kekasih secepat mungkin," kata Maya.     

"Jadi?" tanya Sabrina dengan acuh tak acuh, membuat Maya merasa sedikit kesal.     

"Jadi, kamu harus berpikir dengan jelas. Jangan terlalu cepat memutuskan, tetapi juga jangan terlalu menggantungkan mereka. Saat nenekku mengatur kencan buta untuk mereka, mungkin kamu akan kehilangan mereka semua," kata Maya dengan sengaja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.