Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Paman Tidak Asyik



Paman Tidak Asyik

0"Bagaimana hubunganmu dengan Sabrina? Apakah tiga anak bodoh itu masih mengejar-ngejarnya?" tanya Maria.     
0

Maya memandang ke arah Maria dengan heran. Ia tahu siapa tiga anak bodoh yang dimaksud oleh Maria, yaitu Arka, Aksa dan Mason. Bukan berarti mereka bertiga bodoh, tetapi mereka memang masih tetap mengejar Sabrina hingga saat ini.     

Kalau mereka bertiga bodoh, bagaimana mungkin mereka bisa mengurus Atmajaya Group hingga saat ini.     

"Nenek, apakah kamu salah paham terhadap paman dan sepupuku?" Jason merasa bahwa sebutan anak bodoh itu tidak pantas untuk mereka bertiga.     

"Mereka bertiga memang bodoh. kalau memang mereka menyukai Sabrina, seharusnya mereka mengejarnya. Tetapi mereka malah mengulur waktu sampai saat ini dan tidak ada hasilnya. Kalau bukan bodoh, apa namanya itu?" kata Maria dengan muram.     

Jenny tertawa. "Memang masalah cinta bukanlah poin unggul dari Paman Aiden. Aku tidak tahu bagaimana paman bisa mendapatkan bibi dulu. Jadi, tidak heran kalau Arka dan Aksa sama seperti dirinya. Tetapi aneh juga saat melihat Mason. Masa ia tidak mewarisi sifat ayahnya? Mereka bertiga tidak tahu caranya jatuh cinta."     

"Maya, kalau kamu menemukan orang yang tepat dan jatuh cinta, jangan seperti Maddy. Nanti kamu akan terlanjur tua," kata Maria.     

"Kalau aku jatuh cinta pada seseorang, aku akan ceritakan pada nenek," kata Maya sambil tersenyum.     

"Nenek, aku juga. Kalau aku menyukai seorang gadis, aku akan langsung cerita padamu," Jason menimpali.     

"Kamu masih 20 tahun. Jadi kamu belum boleh jatuh cinta dulu," Jenny langsung memukul kepala putranya.     

"Jenny, mengapa kamu memukul kepala anakmu? Tidak peduli meski ia cerdas sekali pun, kalau kepalanya sering dipukuli, ia bisa menjadi bodoh. Kalau ia benar-benar bodoh, kamu yang akan menyesal," tegur Maria.     

Jenny memelototi putranya. "Anak ini tidak akan jera meski dipukul sekali pun."     

"Kamu juga harus berubah. Anakmu sudah besar. Kamu tidak bisa selamanya memukulinya, terutama saat sedang berada di luar rumah. Kamu juga harus membantunya untuk menjaga harga dirinya. saat ada masalah, selesaikan di dalam rumah, di ruangan tertutup tanpa ada orang luar yang tahu," Maria menasihati putrinya.     

"Aku mengerti, ibu," jawab Jenny.     

"Sekarang sudah malam. Kalian pulanglah. Lain kali, kalau kalian punya waktu, datang lah lagi. Jangan lupa untuk menelepon dulu. Aku akan menyiapkan makanan yang enak untuk kalian," Maria tersenyum.     

Bima sudah tidur, sehingga mereka pulang tanpa berpamitan karena khawatir akan mengganggu istirahatnya.     

Di luar rumah Keluarga Atmajaya, Jenny berkata pada Maya. "Maya, kalau kamu punya teman yang baik, kenalkan pada dua paman atau sepupumu. Aku juga merasa heran melihat mereka semua masih single."     

Maya tertawa. "Baiklah, kalau ada seseorang yang aku rasa cocok dengan mereka, aku akan mengenalkannya."     

"Selamat malam, Kak!" Jason melambaikan tangannya pada Maya.     

"Jason, jangan dengarkan kata ibumu. Kalau kamu tidak segera mencari kekasih saat sedang kuliah seperti ini, tekanannya akan semakin berat saat kamu bekerja sehingga kamu tidak punya waktu untuk jatuh cinta. Jadi, kamu segera cari pacar sekarang juga, saat kamu masih kuliah," kata Maya.     

"Baiklah!" Jason mengangguk dengan penuh semangat.     

Jenny tertawa melihatnya. "Maya, aku rasa Jason sangat mendengarkan kata-katamu. Ia dan Rio tinggal di rumah selama liburan dan aku tidak punya waktu untuk mengurus mereka. Bagaimana kalau mereka magang di perusahaanmu?"     

"Baiklah. Kebetulan di departemen perhiasan pria membutuhkan bantuan marketing dan juru bicara. Perusahaanku adalah brand yang cukup besar dan tidak perlu mencari seseorang yang terkenal. Akhir-akhir ini, Rio cukup terkenal di internet dan ia bisa mempertimbangkan untuk menjadi juru bicara. Sementara itu, Jason bisa belajar dengan sangat cepat. Ia bisa membantuku di perusahaan. Bagaimana kalau menjadi manajer toko? Itu akan membuatnya belajar lebih cepat untuk berhubungan langsung dengan klien," otak Maya langsung bekerja dengan cepat dan memikirkan bagaimana cara menempatkan kedua anak itu.     

"Baiklah, aku akan mengikuti pengaturanmu saja. Besok aku akan menyuruh mereka berdua untuk pergi ke perusahaanmu," kata Jenny dengan senang.     

Jason juga merasa bersemangat saat ia mendengar bahwa ia akan menjadi manajer dari toko perhiasan yang paling terkenal di kota, "Baiklah, aku akan datang besok!"     

"Jangan lupa bawa Rio," kata Maya. Kebetulan, ia ingin memanfaatkan keterkenalan Rio saat ini. Nama Rio sedang naik-naiknya. Sayang kalau tidak dimanfaatkan.     

Timing adalah masalah yang sangat penting. Ia harus memanfaatkan kegunaan Rio sekarang, mengatur pekerjaan untuknya sehingga ia terlalu sibuk dan tidak bisa mengganggu Maddison.     

Dengan begini, masalah Maddison juga terselesaikan.     

Bukankah itu menguntungkan untuk semuanya?     

Sekarang Jason berusia 20 tahun dan Rio masih berusia 19 tahun. Mereka berdua sebenarnya sudah tercatat sebagai orang dewasa. Tetapi dengan wajah dan tingkah yang masih kekanakan, tidak mungkin Maddison akan menyukai Rio.     

Mengenai kencan Maddison dengan Rio di KFC, walaupun Maddison tidak menjelaskan apa pun, Maya yakin bahwa Maddison hanya mengajak Rio untuk makan seperti mengajak adiknya sendiri.     

Ia tidak menganggap itu sebagai kencan sama sekali.     

Maya sudah memutuskan untuk mempekerjakan kedua anak ini sehingga malamnya ia langsung menghubungi asistennya untuk mengatur semua keperluan.     

…     

Seharian ini, Sabrina menghabiskan waktunya untuk menemani Samuel dan mengantarkannya ke tempat les.     

Meski sedang libur semester, hari-hari Samuel dipenuhi dengan berbagai macam les sehingga Sabrina harus mengantarkannya ke sana kemari.     

Pekerjaan itu ternyata tidak mudah. Saat memikirkannya lagi, ia lebih senang kalau bisa kembali bekerja di perusahaan.     

Sebelum ia tidur, Sabrina mendapatkan sebuah pesan dari Arka.     

Arka : Hari ini aku kembali ke rumah keluargaku sehingga aku tidak bisa menghubungimu. Tidak peduli apa pun keputusan yang kamu ambil, aku akan mendukungmu. Aku harap kamu punya waktu untuk bertemu denganku sebentar. Ada hal penting yang harus aku konfirmasi denganmu.     

Melihat isi pesan itu, Sabrina tidak membalasnya. Ia tidak mau bertemu dengan Arka. Ia menyesal telah menceritakan semuanya pada Arka.     

Dan sekarang ia hanya bisa berpura-pura tidak ada yang terjadi.     

Ia memaksa dirinya untuk melakukan itu.     

Kalau ia bertemu dengan Arka lagi, ia tidak akan bisa menahan perasaannya.     

…     

Malam itu, di rumah Aiden, Aiden mengumpulkan keempat anaknya dan Bella, untuk mengadakan sebuah pertemuan kecil.     

"Mulai hari ini, Bella akan menginap di rumah kita. Aku minta kalian bertiga tinggal di rumah belakang," kata Aiden pada ketiga putranya. Rumah belakang yang ia maksud adalah rumah tempat Galih dan Indah tinggal dulu.     

"Tidak masalah. Aku juga mau Bella tinggal dengan nyaman," Aksa langsung setuju.     

"Kita tetap akan makan malam bersama setiap minggu. Selain itu, mulai besok, Adel dan Bella akan mulai magang di Iris," kata Aiden.     

"Aku sedang berlibur. Aku tidak mau bekerja," Bella langsung menolak.     

"Bella, pamanmu mengatur semua ini karena khawatir kamu akan kebosanan. Kalau kamu tidak mau, kamu tidak perlu magang. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau," kata Anya.     

"Aku ingin tidur dan bangun tanpa perlu khawatir sekolah atau bekerja. Aku ingin mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan, makan makanan enak dan mencari kekasih!" Bella memberitahu semua rencananya.     

Anya tertawa mendengarnya. "Idemu sangat bagus. Kalau begitu saat kamu pergi, jangan lupa untuk membawa pengawal."     

"Apakah kalian tidak akan bermain denganku?" Bella mengerutkan bibirnya dan mengedipkan matanya secara berlebihan.     

Adel juga ikut tertawa. "Kak Arka adalah CEO Atmajaya Group dan Kak Aksa adalah wakilnya. Sementara itu, Adrian adalah CEO Pratama Group. Menurutmu siapa yang bisa menemanimu bermain?"     

"Kamu. Bukankah kamu senggang?" tanya Bella.     

Adel sengaja menjawab. "Aku yang mengatur puluhan toko Iris dan aku terlalu sibuk. Ibuku adalah kepala sekolah Iris Perfume Academy. Jarang-jarang ia mendapatkan hari libur seperti ini sehingga ia harus banyak beristirahat. Selain itu, akan ada peluncuran produk baru sebentar lag. Aku rasa, di keluarga ini, hanya ayahku yang punya banyak waktu …"     

"Aku tidak mau bermain dengan Paman. Ia tidak asyik!" Bella langsung menolak sebelum Adel bisa menyelesaikan kata-katanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.