Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menculiknya dan Menjadikannya Sebagai Menantumu



Menculiknya dan Menjadikannya Sebagai Menantumu

0"Nona, apakah kamu mau pindah ke kamar tamu di lantai bawah? Di kamar itu tidak ada pohon yang menghalangi jendela," saran Hana.     
0

"Tidak," kata Bella dengan marah. "Aku tidak tahu apa yang pamanku pikirkan. Kamu sudah tua tetapi pamanku masih membiarkanmu menjadi pelayannya. Kamu bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah sekecil ini. Biar aku bilang pada pamanku untuk memecatmu besok."     

Hana tertawa mendengarnya. "Nona, aku memang sudah berusia 70 tahun dan aku sudah tua. Apakah kamu bisa lihat betapa tuanya aku dan betapa lambatnya saat aku bergerak? Aku harus tidur malam ini. Besok aku akan menyuruh seseorang untuk memotong pohonnya."     

"Tidak. Potong pohonnya hari ini juga. Di mana pamanku?" tanya Bella dengan marah.     

"Tuan dan Nyonya sedang berada di ruang kerjanya. Kalau tidak ada sesuatu yang penting, sebaiknya jangan mengganggu mereka," kata Hana.     

"Aku tidak bisa tidur dengan tenang. Apakah itu bukan masalah penting? Tidak ada gunanya berbicara denganmu. Aku ingin bicara dengan paman!" Bella langsung naik ke lantai atas.     

Hana hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pasrah dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

Bella naik ke lantai atas dan berjalan menuju ke ruang kerja pamannya.     

Di ruang kerja, Anya melihat bahwa Aiden diam saja. Sepertinya, ia memberikan kesempatan pada Anya untuk menjelaskan semuanya karena Anya adalah kakak Adrian.     

"Adrian, tidak peduli apa pun yang ayah mertuaku katakan, aku hanya ingin bilang bahwa kami sangat mencintaimu. Sekarang, aku akan memberitahumu satu hal. Sebenarnya, kamu bukan putra kami," kata Anya dengan tenang.     

"Apa?" Adrian terdiam, tidak bisa menerima kenyataan ini.     

"Sebenarnya kamu adalah adikku. Dua puluh empat tahun yang lalu, ayahku dan ibumu mengalami kecelakaan mobil bersama-sama. Saat itu aku sedang hamil Adel dan saat aku tahu bahwa ayahku mengalami kecelakaan, aku melahirkan lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Ibumu tidak selamat pada saat kejadian itu, tetapi kamu lahir dengan selamat. Begitu kamu lahir, kamu sudah kehilangan kedua orang tuamu. Setelah mendiskusikannya dengan semua keluarga, kami memutuskan untuk membesarkanmu dan mengumumkan pada semua orang bahwa aku telah melahirkan anak kembar, laki-laki dan perempuan. Itulah yang terjadi, " kata Anya.     

Bella yang berdiri di depan pintu, awalnya ingin mengetuk pintu dan masuk. Tetapi saat mendengar berita yang begitu mengejutkan, ia hanya bisa terdiam.     

Tanpa mengatakan apa pun, diam-diam ia kembali ke kamarnya.     

Hana berdiri di lantai bawah, di mana ia bisa melihat koridor lantai dua. Ia memperhatikan gerak-gerik di lantai atas.     

Sebelumnya, ia melihat Bella berjalan menuju ke ruang kerja Aiden. Tetapi tidak butuh waktu lama, Bella kembali ke kamarnya sendiri.     

Hana pikir, Aiden telah menolak permintaan Bella sehingga akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat.     

Suasana di ruang kerja menjadi hening, seperti di pemakaman. Selain terkejut dan tidak percaya, Adrian tidak bisa mengatakan apa pun.     

"Adrian, walaupun kami bukan orang tua kandungmu, kami menyayangimu seperti putra kami sendiri. Alasan mengapa kami menceritakannya hari ini karena kami takut suatu hari nanti ada seseorang yang ingin memanfaatkan kamu atau ingin membuatmu terluka. Kami tidak mau ada sesuatu yang terjadi padamu," Aiden berusaha untuk menghiburnya.     

"Walaupun aku bukan ibu kandungmu, walaupun aku hanya kakakmu, kamu bisa anggap aku sebagai ibumu. Aku sudah memenuhi tanggung jawabku. Baik sebagai kakak atau ibu, cintaku kepadamu tetap sama," kata Anya dengan gugup. "Adrian, katakan sesuatu. Aku sangat khawatir kalau kamu diam saja."     

Adrian menghela napas panjang cukup lama. "Aku … Aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Tetapi terima kasih karena mau membesarkanku seperti anak sendiri dan memberikan rumah yang hangat untukku ketika aku sudah kehilangan kedua orang tuaku. Besok aku akan menemui nenek. Setiap kali ia melihatku, ia pasti merasa sedih."     

"Tidak! Ibuku tidak pernah menyalahkanmu. Kamu tidak bertanggung jawab atas kesalahan orang tuamu. Lagi pula, sebelum kamu lahir, ayah dan ibuku sudah bercerai," kata Anya dengan cepat.     

Aiden membuka brangkasnya dan memberikan sebuah dokumen pada Adrian. "Ini adalah informasi mengenai ibu kandungmu. Untuk yang lainnya, kamu bisa memeriksanya sendiri. Kami hanya berharap kamu bisa bertumbuh besar dengan sehat dan menjadi pewaris Pratama Group."     

"Ayah kita adalah raja rempah-rempah yang terkenal dan Pratama Group adalah usaha kerasnya selama bertahun-tahun. Dan ibumu, kamu harus mengenal wanita itu dengan baik. Mungkin suatu hari nanti ia akan menjadi senjata yang bisa melukaimu. Kalau hari itu datang, kami akan berusaha untuk melindungimu dan kamu juga harus belajar untuk melindungi dirimu sendiri," kata Anya.     

Adrian mengambil dokumen informasi itu dan mengangguk berulang kali.     

Walaupun Adrian tidak tahu siapa ibu kandungnya, ia bisa tahu bahwa ibunya itu bukan orang baik.     

"Bisakah aku tetap menjadi putra kalian? Aku … aku …"     

"Kamu akan tetap menjadi putra kami," Aiden bangkit berdiri dan berjalan ke arah Adrian, memeluk putranya itu dengan erat.     

Adrian merasa tenggorokannya tercekat dan matanya terasa panas.     

Tidak pernah terbayangkan di benak Adrian bahwa ia bukan anak dari Anya dan Aiden. Selama 24 tahun, mereka hanya menunjukkan cinta yang tulus dari dalam hati mereka. Perasaan cinta itu bukan kepura-puraan, tetapi benar-benar tulus.     

"Adrian, tidak ada bedanya kakak atau pun ibu. Ayah sudah tidak ada dan memang sudah sepantasnya aku yang mengurusmu. Jangan ada rasa bersalah di hatimu," kata Anya sambil memandang Adrian dengan senyum.     

"Ayah, ibu, terima kasih. Kalian telah membesarkanku. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikan kalian dan mulai saat ini, aku yang akan melindungi kalian," kata Adrian dengan tegas.     

Aiden menepuk pundak putranya. "Putraku sudah tumbuh besar."     

"Aku akan menemanimu ke rumah ibuku besok. Aku harap kamu tidak akan menceritakan masalah ini kepada orang lain dan aku berharap kamu tetap menganggap kami sebagai orang tuamu agar tidak ada yang berusaha untuk menyakitimu," kata Anya.     

"Aku akan selalu menjadi anak kalian," Adrian mengangguk,     

Bella menunggu hingga tengah malam. Saat semua orang sedang tidur, di tempat tinggal ibunya, hari menjelang pagi.     

Ia menggunakan headphonenya dan melakukan video call dengan Raisa.     

"Ibu, aku ingin tanya sesuatu padamu. Adrian itu adik dari Bibi Anya. Apakah kamu tahu ini?" tanya Bella dengan suara pelan.     

Wajah Raisa menjadi kaku. Ia menoleh dan memandang ke arah Ivan. Ivan langsung mengambil ponsel itu. "Dari siapa kamu tahu itu?"     

"Kami makan malam di rumah kakek hari ini. Kakek yang bilang sendiri. Apakah itu benar?" tanya Bella.     

Wajah Ivan langsung menggelap. "Bella, aku melihat pesan yang pamanmu kirimkan padaku. Sekarang kamu kan tinggal bersama dengan pamanmu. Kamu harus berhati-hati dengan kata-kaca dan perbuatanmu. Ini adalah masalah keluarga pamanmu. Kakekmu hanya bingung. Kamu tidak boleh mengatakan apa pun tentang masalah ini."     

"Aku hanya tanya pada ibu apakah itu benar?" tanya Bella.     

"Bella, seharusnya kamu tidak mengetahui mengenai hal ini. Bibimu tidak mengatakan apa pun. Adrian tetap saudara sepupumu. Apa gunanya kamu bertanya? Setelah liburan pun kamu akan kembali ke sini. Kamu tidak boleh membuat masalah," kata Raisa.     

"Ternyata benar Adrian adalah adik bibi. Tidak heran ia sangat tampan. Bibi Anya sangat cantik. Gen Keluarga Pratama memang sangat bagus!" kata Bella dengan penuh semangat.     

"Kamu juga sangat cantik. Gen Keluarga Atmajaya dan Keluarga Mahendra juga bagus," kata Raisa dengan bangga.     

"Di Indonesia sudah pagi, kan? Mengapa kamu masih belum tidur? Cepatlah tidur dan besok bangunlah pagi. Dengarkan paman dan bibimu, jangan buat masalah di sana. Masalah Adrian bukan tanggung jawabmu," tegur Ivan.     

"Ayah, aku merasa Adrian sangat tampan dan ia adalah CEO Pratama Group. Bagaimana kalau aku menculiknya dan menjadikannya sebagai menantumu?" Bella tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.