Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kepergok Sedang Berkencan



Kepergok Sedang Berkencan

0Saat Nico tiba di sana, ia melihat Arka dan Aksa masih saling memukul satu sama lain. Perkelahian ini terlihat sangat serius.     
0

"Apa yang kalian lakukan?" Nico adalah kakak tertua di Keluarga Atmajaya dan ketiga anak ini biasa bermain bersama dengannya. Mereka semua mendengarkan kata-kata Nico.     

Arka melepaskan Aksa, membuatnya berguling di tanah dan kemudian ia bangun. "Kak Nico, kamu datang tepat waktu. Tidak tahu apa yang kakakku pikirkan, ia tiba-tiba saja datang dan memukulku!"     

"Arka, ada masalah apa?" tanya Nico sambil memandang Arka.     

"Aku tahu apa yang ia lakukan," kata Arka dengan dingin.     

"Kalian semua adalah saudara. Mengapa kalian tidak membicarakannya dengan baik-baik?" Nico langsung menegur mereka berdua.     

Mason berlari ke arah tempat istirahat dan membawakan air minum yang mereka siapkan.     

Aksa membuka tutup botol itu dan meminumnya, setelah itu mengosongi semua airnya untuk membasuh wajahnya.     

Arka juga meminumnya dua teguk dan menumpahkannya ke kepalanya untuk menenangkan dirinya.     

"Saudara tidak boleh membiarkan masalah berlarut-larut. Bicarakan baik-baik. Kalau tidak, aku akan menelepon ayah kalian," Nico langsung membawa nama Aiden.     

Aksa memandang ke arah Arka, "Ayo kita bicara. Aku menunggumu menjelaskan mengapa kamu tiba-tiba menghajarku."     

"Kak, kamu antar Mason pulang. Ini adalah masalahku dengan Aksa. Jangan khawatir, aku tidak akan bertengkar lagi," Arka tidak mau membicarakannya di depan banyak orang.     

"Aku dan Mason akan menunggu di mobil. Kalian bicaralah dulu. Aku tidak mau kalian berdua bertengkar lagi setelah aku pergi," Nico mengajak Mason ke arah tempat parkir.     

Saat Nico dan Mason sudah menjaduh, Arka berkata dengan serius, "Apakah kamu tahu kali ini kamu membuat masalah dengan wanita?"     

"Wanita?" Aksa merasa bingung. "Kakak, apakah ada wanita yang mencarimu? Apa yang kamu katakan? Jangan percaya apa yang ia katakan. Aku memang dekat dengan banyak wanita, tetapi aku hanya menyukai Sabrina."     

Arka memandang ke arahnya. "Apakah kamu pernah berhubungan seks saat mabuk?"     

"Tidak pernah. Ada terlalu banyak wanita yang menginginkan aku. Tetapi aku sangat berhati-hati dan tidak pernah memberikan kesempatan untuk wanita lain. dan di luar, aku tidak pernah mabuk, kecuali saat aku bersama denganmu dan Mason. Kalian berdua tidak mau tidur bersamaku kan," kata Aksa sambil tersenyum.     

"Apakah kamu pikir aku sedang bercanda? Pikirkan baik-baik," Arka menegurnya. Melihat ekspresi adiknya saat ini, Arka merasa bahwa adiknya itu benar-benar tidak ingat.     

"Apakah kita mabuk saat bersama dengan Sabrina? Aku tidak berniat untuk menjaga diriku dari Sabrina. Jadi kalau ia ingin tidur denganku …" belum selesai Aksa berbicara, Arka langsung meninjunya hingga hidupnya berdarah.     

"Ah! Mengapa kamu memukulku lagi? Apakah kamu sudah gila?" Aksa kembali terduduk di lantai dengan wajah kesakitan. "Sebaiknya kamu mengatakannya secara langsung, siapa wanita yang mengatakan bahwa ia berhubungan denganku?"     

"Kamu tidak ingat apa yang kamu lakukan, tetapi kamu memintaku untuk mengatakannya? Aksa, kamu benar-benar mengecewakanku," mata Arka terlihat dingin.     

Aksa bisa melihat dengan jelas tatapan di mata kakaknya sekarang. Kakaknya itu benar-benar marah dan ingin membunuhnya.     

"Ada apa dengan kalian berdua? Aku bilang bicarakan baik-baik, jangan bertengkar!" Nico yang duduk di mobil baru saja menyalakan AC. Belum AC itu mendinginkan seluruh mobil, ia melihat Arka dan Aksa bertengkar lagi sehingga ia langsung menghampiri mereka kembali.     

Mason juga ikut ayahnya turun. Ia membantu Aksa untuk bangkit berdiri dari lantai dan bertanya dengan khawatir. "Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian berdua?"     

"Iya, apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak pernah melihat kalian bertengkar sampai seperti ini," Nico menepuk pundak Arka dan berusaha untuk menenangkannya. "Apakah ada sesuatu yang tidak bisa kamu katakan padaku?"     

"Aku sudah selesai bicara. Biarkan dia berpikir sendiri sisanya," Arka berbalik dan pergi.     

"Arka, berhentilah. Apakah ini ada hubungannya dengan Sabrina? Apakah kamu marah karena aku bilang aku bersedia jika Sabrina yang ingin tidur denganku, atau kamu pikir wanita yang berhubungan denganku adalah Sabrina?" Aksa sangat cerdas dan ia langsung bisa memahaminya.     

Arka tidak menjawab, tetapi langkahnya menjadi semakin dan semakin cepat.     

"Kalau aku bilang bahwa aku sudah memiliki Sabrina sejak dulu, apakah kamu akan menyerah?" teriak Aksa dengan sengaja.     

Seperti yang Aksa pikirkan, Arka langsung berhenti melangkah. Ia langsung berbalik dan berlari ke arahnya.     

"Kak Nico, hentikan dia!" Aksa menyadari bahwa situasinya tidak bagus dan ia langsung bersiap untuk melarikan diri.     

Nico dan Mason, kedua ayah dan anak itu, langsung berusaha untuk menghentikan Arka.     

"Arka, tenanglah. Apakah kamu tidak mengenal anak bodoh itu? Ia sengaja melakukannya. Kalau kamu percaya padanya, kamu sama saja dengan tertipu," Nico tertawa.     

"Benar, Paman. Paman Aksa sengaja ingin membuatmu marah. Sabrina tidak pernah berhubungan dengannya," kata Mason, ikut membantu.     

Semua orang merasa bahwa Sabrina tidak akan mungkin berhubungan dengan Aksa. Tetapi yang mereka semua tidak tahu, Arka mendengarnya dari Sabrina sendiri.     

Sabrina tidak akan pernah mengatakan omong kosong semacam ini hanya karena bercanda. Apa yang ia katakan pasti sejujur-jujurnya.     

Tetapi Aksa sama sekali tidak ingat. Kalau ia mengingatnya, tidak mungkin Aksa mengatakannya dengan santai seperti itu.     

'Sabrina, apa yang harus aku lakukan? Kalau pria itu adalah seseorang yang tidak aku kenal, aku bisa berpura-pura tidak ada yang terjadi. Aku bisa melupakan masa lalu dan memulai yang baru denganmu. Tetapi pria itu adalah Aksa. Apa yang harus aku lakukan?' batin Arka.     

Malam itu, Sabrina tidak bisa tidur. Kantuk sama sekali tidak datang padanya.     

Akhirnya, ia bangun dan membuka kembali video Arka yang ia ambil, saat ia sedang memeriksa papan dan batu untuk Samuel, saat mereka sedang berkencan, saat mereka sedang bersama …     

Melihatnya berulang kali membuat hatinya terasa semakin sakit.     

Ia mengeluarkan semua foto album sejak ia masih kecil, melihat foto ia dan Arka sejak mereka masih balita. Selain rasa sakit hati, ia juga merasakan rindu.     

…     

Keesokan harinya, Sabrina tetap tidur hingga siang hari. Setelah makan siang, ia menyempatkan waktu untuk menjemput Samuel dari tempat lesnya.     

"Kak, apakah kamu tidak ada kencan hari ini?" tanya Samuel.     

"Aku akan berkencan denganmu," kata Sabrina.     

"Ayo kita makan dulu. Aku lapar. Aku ingin makan KFC. Bagaimana kalau kita berkencan di sana?" Samuel tersenyum malu-mau.     

Sabrina memandangnya. "Bukankah kamu sudah makan siang? Kamu mau main sepak bola setelah ini. Olahraga dengan perut penuh tidak baik untuk kesehatanmu."     

"Aku hanya akan makan satu ayam. Setelah makan, aku akan mendapatkan kembali kekuatanku untuk berlari di lapangan," kata Samuel dengan serius.     

Melihat ekspresi Samuel yang serius, Sabrina langsung tertawa. "Baiklah, satu saja ya!"     

Saat melewati KFC, Sabrina menggandeng tangan Samuel dan turun bersama-sama. Ketika sedang mengantri, Sabrina tidak sengaja melihat Rio dan Maddison sedang duduk di dekat jendela.     

Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan tanpa ragu langsung mengambil banyak foto.     

Maddison tidak menyadari bahwa ada yang memfotonya, tetapi Rio sudah melihat Sabrina sejak ia turun dari mobil bersama dengan Samuel.     

Melihat Sabrina sedang mengambil fotonya, ia sengaja menampilkan wajahnya dari berbagai sudut. Dari sisi kanan, tengah dan sisi kiri …     

Maddison menyadari keanehan dari sikap Rio. Tetapi saat ia menoleh, Sabrina sudah memasukkan ponselnya dan memesan makanan di kasir.     

Karena jaraknya terlalu jauh dan Sabrina sedang membelakanginya, Maddison tidak mengenali Sabrina.     

Sabrina tidak berniat menyapa Maddison. Ia tahu bahwa Rio dan Maddison tidak akan mau bertemu dengan seseorang yang mereka kenal saat mereka sedang berkencan. Oleh karena itu, Sabrina sadar diri dan langsung mengajak Samuel pergi setelah makan.     

Begitu mereka kembali ke mobil, Sabrina langsung mengirimkan foto yang baru saja ia dapatkan ke grup chat-nya.     

Sabrina : Aku melihat Maddison dan Rio sedang berkencan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.