Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sosok Pembeli Video Anna



Sosok Pembeli Video Anna

1"Aku menyukai Kak Arka. Aku pikir ia adalah orang yang serius dan menyeramkan. Tetapi ia mau menemaniku bermain tadi. Aku setuju kalau Kak Arka menjadi kakak iparku!" tidak tahu kapan Samuel tiba-tiba saja muncul di tangga.     
1

"Dasar kamu ini. Kamu ini mengikuti ke mana arah mata angin melintas. Hari ini, Kak Arka menemanimu bermain karate sehingga kamu mau ia menjadi kakak iparmu. Besok, kalau Kak Aksa mengajakmu untuk bermain mobil, kamu memintanya untuk menjadi kakak iparmu. Dan besok lusanya, kalau Mason membelikanmu makanan enak, kamu akan berubah pikiran lagi. ini adalah masalah orang dewasa, bukan masalah anak-anak. Sekarang masuklah ke kamarmu dan tidur!" kata Sabrina pada adiknya.     

Samuel terlihat cemberut dan kesal setelah mendengar kata-kata kakaknya. "Aku serius kali ini. Aku berjanji tidak akan berubah pikiran."     

"Tidak mungkin," kata Sabrina sambil tertawa.     

"Kakak jahat! Aku tidak menyukaimu lagi," Samuel langsung berlari ke lantai atas sambil merajuk.     

Della tertawa melihat kelakuan dua anaknya. Kemudian, ia menatap ke arah putrinya. "Umurmu berapa? Mengapa kamu seperti anak kecil."     

Sabrina hanya nyengir. Setelah itu, ia duduk di samping ibunya dan menggenggam tangannya, meminta saran. "Ibu, yang mana yang ibu suka?"     

"Aku menyukai mereka semua. Tiga putra di Keluarga Atmajaya sama-sama baik. Sebenarnya, tidak masalah yang mana yang ibu suka, tetapi yang mana yang kamu suka," Della tersenyum lembut.     

"Aku tidak yakin," jawab Sabrina.     

"Tidak yakin? Tidak apa-apa. Kamu masih punya waktu untuk memahami perasaanmu," Della berusaha untuk menghiburnya.     

Sabrina mengangguk. "Ngomong-ngomong, Ibu, Kak Arka membantuku untuk mengurus masalah Anna. Seharusnya besok ada hasilnya."     

"Apakah Anna benar-benar membuat video itu?" tanya Della.     

"Awalnya ia tidak mau mengakuinya. Tetapi setelah Kak Arka mendesaknya, akhirnya ia tidak punya pilihan lain selain mengakuinya. Kali ini, kita benar-benar telah tertipu olehnya," Sabrina merasa kepalanya pusing.     

"Anna sudah terlalu lama berada di industri hiburan dan ia sudah tidak sepolos dulu. Saat kamu berhubungan dengannya lain kali, kamu harus berhati-hati. Kamu tidak akan tahu apa yang ia pikirkan dan rencanakan kepadamu," kata Della.     

"Kak Arka juga mengingatkan aku agar tidak terlalu dekat-dekat dengan Anna," Sabrina memikirkan mengenai kejadian tiga tahun lalu. Anna juga mengetahui kejadian itu.     

Kalau Anna sudah berubah, apakah ia akan tetap menyimpan rahasia yang terjadi tiga tahun lalu?     

Tiba-tiba saja, Sabrina merasa menyesal. Seharusnya, ia tidak perlu mengajak Arka untuk menemui Anna. Kalau Anna memberitahu Arka bahwa ia pernah berhubungan dengan pria lain tiga tahun lalu, apa yang akan Arka pikirkan mengenai dirinya?     

Anna tahu banyak hal tentangnya. Kalau suatu hari nanti semua rahasia itu terkuak dan melukai Sabrina, itu pasti perbuatan Anna.     

Sabrina sangat mengenal Arka, Aksa dan Mason dan ia tahu bahwa ketiga pria tersebut tidak akan pernah melakukan apa pun yang menyakitinya. Tetapi bukan berarti hal itu berlaku untuk Anna.     

Bahkan Anna bisa mengkhianati kesuciannya sendiri untuk bisa mendapatkan tempat di industri hiburan.     

Mantan kekasih Anna sudah menjual semua hasil kerja kerasnya untuk membayar hutang Anna. Tetapi setelah Anna terkenal, ia malah meninggalkannya.     

Kalau mereka masih tetap bersama, tanpa adanya kebohongan dan pengkhianatan, situasi yang terjadi hari ini tidak akan terjadi!     

Sabrina mengingatkan dirinya lagi bahwa ia juga bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada perusahaannya. Ia tidak boleh tenggelam dalam rasa kasihan. Anna bukan lagi orang yang ia kenal dulu.     

…     

Keesokan paginya, saat Sabrina masih tidur, ia mendapatkan panggilan dari Arka.     

"Sabrina, aku tahu siapa yang membeli video itu. Tetapi kamu harus menyelesaikan semuanya sendiri. kalau aku yang pergi, mungkin masalahnya akan menjadi semakin rumit," kata Arka dari telepon.     

"Siapa yang membeli video itu dan apa syaratnya untuk memberikan video itu?" tanya Sabrina.     

"Mason yang membelinya. Mengenai syaratnya, mungkin ia mau kamu menjadi kekasihnya," kata Arka dengan serius.     

"Apakah ia sudah gila? Di mana dia sekarang? Aku akan menemuinya," kata Sabrina dengan kesal.     

"Di Hotel Imperial milik Atmajaya Group, kamar presidential suite di lantai teratas. Kemarin malam ia mabuk dan tidak pulang. Mungkin sekarang ia masih belum bangun," kata Arka.     

"Baiklah, aku akan pergi ke sana," Sabrina langsung bangun dan mandi. Setelah itu, ia berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu.     

Setengah jam kemudian, Sabrina sudah tiba di depan presidential suite Hotel Imperial.     

"Nona, Tuan Mason masih belum bangun," kata manajer tersebut dengan canggung.     

"Aku sudah memintamu untuk membukakan pintunya. Sekarang cepat buka pintunya!" Sabrina sudah tidak bisa sabar lagi.     

Kemarin, ia begitu khawatir mengenai Anna. Tetapi ternyata Mason lah yang telah membeli video itu. Tetapi mengapa setelah melakukan semua ini, Mason tidak memberitahunya?     

Apakah Mason benar-benar berniat untuk menggunakan video Anna untuk mengancamnya?     

Apakah ia mau menggunakan cara ini untuk memaksanya menjadi kekasihnya? Apakah Mason terlalu nyaman dengan hidupnya sehingga ingin membuat masalah seperti ini?     

"Buka pintunya!" pada saat itu, Arka muncul di koridor hotel.     

Manajer tersebut tidak berani menentang Arka. Ia langsung menggunakan kartunya untuk membuka pintu dan membiarkan Sabrina masuk.     

Arka tidak menghentikannya. Bagaimana Sabrina akan menghadapi masalah ini dan bagaimana Sabrina akan memperlakukan Mason bukanlah sesuatu yang menjadi urusannya. Semuanya adalah pilihan Sabrina.     

"Mason, Mason! Keluarlah!" teriak Sabrina dengan keras.     

Mason sedang mandi saat ia mendengar suara Sabrina. Ia langsung keluar dengan tubuh yang dililit oleh handuk.     

Ia memandang ke arah Sabrina dengan senang. "Sabrina, kamu datang! Aku baru saja mau mencarimu!"     

"Berikan video Anna padaku," Sabrina langsung terus terang dan tidak berniat berbasa-basi dengannya.     

"Kamu cepat sekali mengetahuinya. Aku berniat untuk memberikannya kepadamu, tetapi …"     

"Mason, apakah kamu pikir karena video Anna di tanganmu, kamu bisa bernegosiasi denganku? Aku bilang padamu, jangan pernah memikirkannya. Jangan pernah mengancamku untuk menjadi kekasihmu. Siapa yang aku pilih adalah hakku. Tetapi kalau kamu benar-benar melakukannya, aku akan sangat marah padamu!" kata Sabrina dengan marah.     

"Apa yang kamu katakan? Aku berusaha untuk mendapatkan video Anna untuk membantumu menyelesaikan masalah. Aku mengakuinya, aku memang berharap kamu memilihku, tetapi aku tidak berniat untuk mengancammu …"     

"Lalu mengapa kamu menyimpan video Anna? Kamu mendapatkan video itu kemarin. Mengapa kamu tidak langsung memberikannya kepadaku? Agar kamu bisa menyimpannya sendiri? Kalau begitu, biar aku tanya padamu, apakah kamu sudah selesai menontonnya?" tanya Sabrina.     

Mason menggaruk kepalanya. "Aku hanya penasaran apa video itu. Aku melihatnya dan menemukan bahwa ada sesuatu yang salah, jadi aku tidak melanjutkan menontonya."     

"Sejak kapan seleramu menjadi buruk seperti itu? Apakah tidak ada video porno di internet? Di jaman apa kita sekarang?" Sabrina langsung melihat ke sekelilingnya dan melihat laptop Mason di atas meja.     

"USB-nya ada di laptop-ku. Kamu bisa melihatnya sendiri. Aku melihatnya kurang dari 1 menit dan aku menemukan bahwa isinya tidak benar. Jadi aku tidak melanjutkannya," Mason hampir saja mengangkat tangannya untuk menunjukkan sumpahnya.     

"Heh dasar anak nakal. Kamu hanya menggunakan handuk mandi di hadapanku!" tegur Sabrina.     

"Aku … Aku akan ganti baju sekarang juga. Tunggu aku sebentar," Mason mengambil baju dan bergegas kembali ke kamar mandi.     

Setelah Mason menghilang di dalam kamar mandi, Sabrina langsung menuju ke laptop, mengambil USB tersebut, dan pergi.     

Begitu Mason keluar dari kamar mandi, ia tidak melihat batang hidung Sabrina lagi.     

Ia langsung menghubungi Sabrina, yang sudah berada di mobil Arka sekarang. "Mason menelepon, apakah kamu mau menjawabnya? Barangnya sudah ada di tanganmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.