Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Bisa Menolak Perintahku



Tidak Bisa Menolak Perintahku

0"Bukan! Bukan aku!" Stanley benar-benar ketakutan setengah mati hingga ia menangis dan hampir terkencing-kencing. "Pria di foto itu bukan aku!"     
0

Diam-diam, Sabrina menghela napas lega saat tahu bahwa orang di foto itu bukan Stanley. Orang yang tidur bersamanya tiga tahun lalu bukan pria di hadapannya ini.     

Tetapi sesaat kemudian, saat memikirkan bahwa Stanley telah berbohong padanya, Sabrina merasa sangat marah. Tanpa mengatakan apa pun, ia langsung menghampiri Stanley lagi dan memukulnya dengan raket.     

"Aku sudah mengaku. Mengapa kamu masih memukulku?" tanya Stanley dengan berlinang air mata.     

Melihat pria dewasa menangis seperti ini, Maya benar-benar ingin tertawa. Tetapi ia hanya mengangkat salah satu alisnya dan berusaha untuk tetap tenang.     

Setelah cukup puas memukulnya, akhirnya Sabrina kembali tenang. "Berapa banyak yang kamu ketahui mengenai tiga tahun lalu?"     

"Apa yang aku katakan barusan semuanya aku ketahui dari Anna. Tolong lepaskan aku. Aku benar-benar tidak tahu apa-apa dan aku tidak melakukan apa pun," Stanley terus memohon, berharap kedua wanita ini bisa melepaskannya.     

"Tiga tahun lalu, siapa pria itu?" tanya Maya.     

"Anna tidak memberitahuku. Kalau aku bisa memberimu petunjuk, apa yang bisa kalian berikan padaku?" tanya Stanley.     

"Aku akan memberimu uang untuk pengobatanmu," jawab Sabrina.     

"Berapa banyak?" tanya Stanley dengan hati-hati.     

"1 juta," jawab Sabrina.     

"Bagaimana kalau kamu menambahkan satu nol lagi di belakangnya?" tanya Stanley.     

Sabrina mengangkat raketnya lagi. "Kalau kamu mau tambahan nol lagi, boleh saja. Tetapi cederanya harus lebih parah dari ini. Apakah aku harus melampiaskan kemarahanku lagi?"     

"Tidak, tidak. 1 juta saja sudah cukup," kata Stanley dengan cepat.     

"Jadi, apa petunjuknya?" Maya memandangnya dengan serius.     

"Anna menjadi sangat terkenal setelah kejadian yang menimpa kamu. Ada rumor bahwa ia mendekati pria yang kaya dan berkuasa. Tetapi pertemanan Anna sangat terbatas dan semua orang yang ia kenal berasal dari kamu. Pria itu mungkin pria yang kamu kenal. Anna bisa menyuruhku untuk berpura-pura menjadi pria itu. jadi, ia juga bisa berpura-pura menjadi kamu dan berbohong pada pria itu," kata Stanley dengan serius.     

"Aku rasa apa yang ia katakan sangat masuk akal," Maya memandang ke arah Sabrina.     

Sabrina memikirkannya dengan serius. "Itu artinya, pria malam itu adalah seseorang yang aku kenal. Anna berpura-pura menjadi aku dan menggunakan kemampuan pria itu untuk menjadi terkenal seperti ini. Kalau aku bisa tahu siapa yang membantunya, aku akan tahu apa yang terjadi?"     

"Kalau kamu menanyakannya pada Anna sekarang, ia tidak akan memberitahumu. Sekarang ia sudah terkena skandal dan tidak ada gunanya mengancamnya. Dengan channel-mu, menemukan pria yang membantu Anna tidak lah sulit," kata Stanley.     

Maya menepuk pundak Stanley. "Lihat otakmu yang cerdas itu. Apakah kamu mau mendapatkan kesempatan untuk menebus semuanya?"     

"Kesempatan apa?" tanya Stanley dengan hati-hati.     

Sabrina tersenyum, mengetahui apa yang Maya ingin lakukan. "Katakan pada Anna bahwa aku sudah tertipu olehmu, mempercayai semua kata-katamu."     

"Aku mengerti," kata Stanley.     

"Baiklah, pergilah kalau begitu," kata Maya.     

"Apakah kita harus membiarkannya pergi seperti ini?" wajah Sabrina berubah kembali.     

Stanley hampir saja menangis kembali mendengar kata-kata Sabrina. "Aku sudah memberitahumu semua yang aku ketahui dan aku tidak akan pernah berbohong padamu lagi. Biarkan aku pergi dan aku akan memberitahu Anna bahwa kamu sudah tertipu. Aku juga bisa membantumu untuk mendapatkan informasi, bagaimana?"     

"Baiklah, kalau kamu bisa memberiku informasi yang penting dan kalau suasana hatiku sedang bagus, aku bisa menjadikanmu salah satu bintang iklan untuk perhiasan pria," kata Sabrina dengan sengaja.     

"Apakah kamu serius?" Stanley merasa sangat senang. "Jangan khawatir. Aku akan melakukan apa pun untuk membantumu mendapatkan informasi mengenai siapa yang membantu Anna."     

"Baiklah, kamu boleh pergi. Jangan pernah berpikiran untuk mengkhianatiku lagi. Aku bisa saja menghajarmu seperti ini lagi," kata Sabrina dengan dingin.     

Stanley langsung bangkit berdiri. Walaupun tubuhnya terasa sakit, ia merasa sangat senang bisa pergi dari sana.     

"Terima kasih kakak-kakak cantik sudah memaafkanku. Aku akan pergi," Stanley terlihat sangat angkuh saat masuk ke dalam apartemen Maya, tetapi saat pulang ia terlihat sangat ketakutan.     

Setelah ia pergi, Sabrina duduk di sofa sambil tertawa.     

"Aku tidak tahu ternyata kamu punya cara semacam ini. Ngomong-ngomong, bagaimana cincinmu bisa menyimpan obat seperti itu?" tanya Maya.     

Sabrina terlihat bangga. "Aku yang mendesain cincin ini. bukankah ini sangat berguna? Aku tidak hanya mendesain cincin yang bisa menyimpan obat, tetapi juga cincin yang bisa menembakkan jarum anestesi. Tetapi aku tidak bisa menjualnya. Ini sama saja dengan alat membunuh."     

"Jangan khawatir. desainmu tidak akan sia-sia. Suatu hari nanti, kita bisa memberikannya kepada orang-orang tertentu, contohnya saja anggota senior di Mawardi Group," kata Maya.     

Sabrina mengangguk, "Departemen desainku sangat menghormatimu. Kalau kamu menyukai desainku, aku juga sangat senang."     

Maya tidak mengatakan apa pun. Tidak ada gunanya untuk membahas cincin ini lagi karena Sabrina sama sekali tidak tertarik dengan bisnis mau pun marketing.     

"Kak, apakah kamu benar-benar tidak ingat pria tiga tahun lalu itu?" tanya Maya.     

"Kalau kamu menggunakan metode eliminasi, Mason pasti bukan pria itu jika dilihat dari bentuk kepalanya. Aku hanya perlu menemukan siapa orang ini di antara Arka atau Aksa," Sabrina memandang foto itu dengan tatapan tidak terduga.     

"Mengapa kamu merasa pria itu adalah salah satu dari mereka bertiga? Bagaimana kalau ternyata itu orang lain?" Maya tidak seoptimis Sabrina.     

Sabrina memegang dagunya dan berpikir. "Sebenarnya, aku sudah pernah menyelidikinya setelah kejadian ini terjadi. Orang-orang biasa tidak akan bisa naik ke lantai teratas. Malam itu, hanya ada sedikit orang yang berkumpul. Mereka tahu bahwa aku naik ke atas untuk beristirahat. Kalau orang itu tidak dekat denganku, ia tidak akan naik untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja. Dan aneh kalau aku mencium pria yang tidak aku kenali."     

"Kamu benar-benar menciumnya terlebih dahulu?" Maya terlihat jijik. "Bisakah kamu tidak seagresif itu?"     

"Bagaimana cara aku mengatur diriku pada saat mabuk?" gumam Sabrina.     

"Aku tidak akan mabuk di hadapan orang asing dan tidak ada yang bisa membuatku mabuk," kata Maya.     

Sabrina memandang ke arah Maya. "Aku menunggumu untuk menelan ludahmu sendiri suatu hari nanti."     

"Ayo kita pergi. Nanti siang akan ada konferensi pers. Masalah Anna, biar aku yang menanganinya. Jangan hubungi dia lagi. Wanita itu bukan wanita baik-baik." Maya bangkit berdiri dan mengambil kunci mobilnya, bersiap untuk pergi.     

"Aku akan kembali ke perusahaan bersamamu untuk mengambil mobilku. Setelah itu aku akan makan siang dengan Kak Arka. Aku akan mencoba mengujinya," Sabrina tersenyum.     

Maya memandang ke arahnya. "Apakah kamu pikir pamanku mudah tertipu? Sebelum kamu melakukan sesuatu, pikirkan dulu matang-matang. Kalau tidak, kamu lah yang akan tertipu olehnya."     

"Maya, kamu memang anggota Keluarga Atmajaya. Kamu mengenal keluargamu dengan sangat baik. Biar aku katakan padamu, ia pernah mengatakan sama persis dengan apa yang kamu katakan barusan. Rasanya seperti …"     

"Itu artinya kamu yang bodoh," Maya mencibir.     

Sabrina menyentuh kepalanya. "Memang aku mengakui bahwa aku tidak secerdas kamu, tetapi aku tidak bodoh!"     

Maya hanya tertawa dengan hambar dan menatap Sabrina dengan tatapan mengejek.     

Sabrina merasa kesal, tetapi sekarang Maya sudah mengetahui rahasia yang ia simpan selama tiga tahun. Sabrina bahkan tidak tahu siapa pria itu.     

Insiden ini saja sebenarnya sudah cukup untuk membuat Maya membencinya.     

Dan sekarang Sabrina membutuhkan Maya untuk membantunya menyembunyikan rahasianya!     

"Anna memiliki rahasiamu, tetapi kamu juga punya rahasianya. Aku tidak bisa mengurangi biaya iklannya, tetapi kamu bisa tanyakan pada Mason berapa banyak uang yang ia keluarkan untuk video itu. Dengan begitu, aku bisa mengurangi kerugian perusahaan," Maya tidak ingin mengalami kerugian.     

"Kamu saja yang tanya padanya. Aku tidak ingin bicara pada Mason sekarang," Sabrina bersandar di dinding lift, tidak mau berbicara lagi.     

"Sudah terlambat, kamu tidak bisa menolak perintahku," kata Maya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.