Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menonton Bioskop



Menonton Bioskop

0Kali ini, yang lebih lucu lagi adalah caption yang Mason tulis di bawah foto jadwal Maddison.     
0

Mason : Ini adalah jadwal adikku selama satu minggu. Aku lupa untuk menyembunyikan postinganku darinya dan ia menemukan aku sehingga aku terpaksa menghapusnya. Tetapi aku mempostingnya lagi untuk kalian.     

Sabrina menjawab : Maddy punya banyak penggemar dan kamu sebagai kakaknya sangat tidak sabaran.     

Mason : Semua orang yang mendekatinya diusir olehnya. Oleh karena itu aku harus sering-sering mempromosikannya, terutama kepada seseorang yang berkepala batu dan tidak takut digalaki olehnya.     

Aksa : Jadi semua calon adik iparmu sekarang tidak ada yang baik?     

Arka : Pria yang benar-benar mencintainya tidak akan bisa diusir dengan mudah. Pria yang tidak mencintai tidak akan ragu untuk pergi.     

Sabrina sedang berbaring di tempat tidur, sambil memandang lampu kristal di atas kepalanya.ia berpikir sejenak dan merasa kata-kata Arka sangat masuk akal.     

Semua anggota Keluarga Atmajaya menanti datangnya pangeran untuk Maddison, tetapi yang datang bukanlah pangeran, melainkan pria-pria lemah yang hanya ingin kekayaan Keluarga Atmajaya.     

Rio sengaja datang di saat jam pulang kerja Maddison sambil membawa semobil bunga. Ia memegang sebuah pengeras suara dan menghalangi pintu depan klinik giginya.     

"Maddy, aku mencintaimu seperti lebah mencintai madu."     

"Maddy, aku mencintaimu dan hanya mencintaimu"     

"Maddy, apakah kamu punya kekasih? Kalau tidak, selamat untukmu, karena kamu punya kekasih sekarang."     

Teriakan semacam itu terus menerus terdengar sampai akhirnya Maddison terpaksa keluar dari klinik giginya. "Akhirnya!" kata Rio.     

Rio sama sekali tidak peduli saat Maddison bilang bahwa ia sudah punya pacar. "Kalau begitu, apakah kamu mau memiliki satu kekasih tambahan lagi?"     

"Aku tidak mau!" jawab Maddison.     

"Aku mau menjadi cadanganmu," Rio tersenyum dan memberikan sebuket bunga mawar merah pada Maddison.     

Maddison memandang ke arahnya. "Kalau kamu mau jadi kekasihku, kamu harus mengalahkanku."     

"Bagaimana bisa aku melawan seorang perempuan … Ahhh!" sebelum Rio selesai berbicara, Maddison langsung melemparkannya ke tanah.     

"Sayang sekali. Kalau aku mau mencari kekasih, aku akan mencari seseorang yang bisa melindungiku," Maddison memandangnya dengan jijik. "Anak kecil, kalau kamu berani datang dan menggangguku lagi, aku akan menghajarmu!"     

"Maddy, kamu sangat keren. Aku jadi semakin menyukaimu!" Rio mengungkapkan perasaannya dengan keras setelah dihajar seperti kerasukan setan.     

"Apakah kamu dihajar lagi?" kata Maddison dengan dingin.     

"Kamu tidak bisa menakutiku. Aku mencintaimu!" teriak Rio dengan penuh semangat.     

Setelah kejadian itu, berita di internet dipenuhi dengan video pengakuan cinta Rio pada Maddison. Semua orang yang menyaksikan video itu seperti bisa merasakan rasa sakit yang Rio rasakan ketika Maddison melemparkannya.     

Tetapi Rio bangkit berdiri dan terus mengungkapkan perasannya tanpa menyerah.     

Kegigihannya itu patut dipuji.     

Saat Maddison pulang kerja hari itu, berita sudah tersebar di mana-mana dan menjadi sangat luas.     

"Wow, Maddison sangat luar biasa."     

"Aku juga ingin melihat sang dewi. Aku akan membuat janji untuk pencabutan gigi."     

"Aku juga sudah lama mau cabut gigi tetapi takut sakit. Sekarang aku sudah membuat janji untuk melakukan operasi karena ingin melihat Maddison. Akhir bulan ini …"     

Setelah kejadian itu, untuk bertemu dengan Maddison, semakin banyak orang membuat janji untuk melakukan cabut gigi atau operasi.     

Maddison sepertinya sudah memperkirakan hal ini cukup lama sehingga ia meningkatkan biaya operasinya.     

Kalau ada orang yang mau membatalkannya, mereka harus membayar biaya pembatalan sebesar 10%.     

Meski demikian, masih banyak orang yang tidak peduli dan rela untuk mengeluarkan uang mereka. Akhirnya, jadwal Maddison penuh hingga tiga bulan ke depan.     

Malam itu, Maddison ditegur oleh ibunya.     

"Karena kejadian ini, klinik tidak bisa berjalan seperti biasanya. Ini tidak baik. Kamu harus menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," kata Tara dengan kesal.     

"Bukankah ini bagus. Ada seorang pria yang mau mengejar putriku. Ini menandakan bahwa putriku sangat menarik," kata Nico dengan acuh tak acuh.     

"Kamu terlalu memanjakannya. Kamu tahu kan Henry itu cukup baik, tetapi ia tetap meninggalkannya karena kegalakannya," Tara merasa marah saat mengingatnya kembali.     

"Aku tidak nafsu makan. Kalian makan lah," Maddison meletakkan sendok dan garpunya, setelah itu naik ke lantai atas.     

"Ibu, mengapa kamu membahas soal Henry lagi? Kamu tahu Maddy masih sendiri hingga saat ini, itu artinya ia belum melupakan Henry."     

Tara menghela napas panjang. "Ia tidak akan pernah bisa melupakan Henry. Coba cari dia."     

"Ke mana aku hary mencarinya? Ia sudah pergi ke luar negeri," kata Mason.     

"Butuh bantuanku untuk mencarinya? Kalau Henry masih belum menikah, apakah aku pergi menyeretnya pulang?" kata Nico sambil tersenyum.     

Maddison muncul di depan anak tangga. "Tidak ada yang boleh mencarinya atau aku akan keluar dari rumah," setelah itu Maddison kembali ke kamarnya dengan pintu yang dibanting keras.     

Semua orang yang tertinggal di bawah hanya bisa saling pandang satu sama lain. Mason mengedikkan bahunya dengan pasrah. "Selama ada pria lain yang muncul dan menyayangi Maddy lebih dari Henry, mungkin Maddy bisa melupakannya. Sudah dua tahun berlalu, belum tentu Henry masih melajang."     

"Sabrina kuliah di luar negeri selama tiga tahun. Bukankah kamu menunggunya selama tiga tahun itu?" kata Tara dengan jujur.     

"Itu berbeda," Mason berusaha untuk membela dirinya.     

"Apakah Sabrina sedang sibuk akhir-akhir ini? Kapan-kapan, ajak dia untuk makan malam bersama," kata Nico.     

"Baiklah," Mason langsung mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Sabrina.     

Mason : Sabrina, apa yang sedang kamu lakukan?     

Sabrina mengirimkan sebuah foto.     

Sabrina : Aku sedang makan malam di sini dan akan menonton bioskop.     

Dari foto makanan dan restorannya, Mason tahu tempat Sabrina berada sekarang. Ia berusaha untuk menanyakan film yang Sabrina tonton, tetapi Sabrina tidak mau memberitahunya.     

"Ayah, Ibu, aku sudah janji untuk menonton bioskop dengan Sabrina hari ini. Aku pergi dulu," Mason langsung pergi walaupun ia baru saja makan beberapa sendok.     

Setelah makan malam, Arka menggandeng tangan Sabrina dan mengajaknya ke bioskop bersama-sama. Mereka berdua berjalan sambil mengobrol dan tertawa, terlihat sangat mesra.     

Mason tidak pergi sendiri ke sana, tetapi juga mengajak Aksa.     

"Paman, Paman Arka mengajak Sabrina untuk menonton bioskop. Di tempat itu gelap dan tidak banyak yang bisa melihatnya. Ayo kita pergi untuk melindungi Sabrina," Mason tidak mengatakannya dengan terang-terangan, tetapi Aksa langsung memahaminya.     

"Benar, bioskop adalah tempat yang gelap. Aku akan ke sana sekarang juga. Di bioskop mana?" tanya Aksa.     

"Mereka makan di salah satu restoran mall Atmajaya Group, jadi seharusnya mereka juga menonton di sana," kata Mason.     

"Kalau kakakku mengajak Sabrina untuk menonton bioskop, ia pasti menyewa tempat VIP Atau menyewa 1 theater. Tidak sulit untuk mencarinya." Aksa mengakhiri panggilan dan meminta orang-orangnya untuk mencari ke mana Arka dan Sabrina pergi.     

Setengah jam kemudian, Mason dan Aksa tiba di mall Atmajaya Group dan langsung menuju ke bioskop. Mereka mencari di setiap ruangan, tetapi tidak menemukan mereka sama sekali.     

Di mana sebenarnya mereka?     

Pada saat itu, Sabrina berada di mobil Arka. Ia sendiri tidak tahu ke mana mereka akan pergi.     

"Kak Arka, di mana kita akan menonton bioskop?"     

"Apakah kamu pernah menonton bioskop di outdoor? Ada sebuah tempat parkir di pinggir sungai, kamu bisa melihat film sekaligus menikmati pemandangan sungai," kata Arka.     

"'Apakah kita akan ke sana dan menonton filmnya dari mobil?' tanya Sabrina.     

"Iya," jawab Arka.     

"Aku belum pernah menonton film semacam itu. Ada film apa saja hari ini?" Sabrina merasa sangat tertarik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.