Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Properti Film



Properti Film

0"Ke mana kalian akan pergi?" tanya Aksa.     
0

"Pergi mencari petunjuk. Masalah ini terlalu mendadak untuk Anna," jawab Arka dengan tenang.     

"Baiklah kalau begitu. Aku juga akan mencari tahu siapa yang melakukannya," kata Aksa.     

"Jangan lupa mengabari kalau kamu mendapatkan informasi," Arka membuka pintu mobilnya dan melindungi kepala Sabrina agar tidak terbentur bagian atas mobil. Setelah itu, ia masuk ke dalam mobil.     

Melihat Sabrina pergi dengan mobil Arka, Aksa merasa sedikit kecewa. Tetapi ia tidak putus asa. Ia masih punya kesempatan untuk membantu Sabrina.     

"Kak, ke mana kita akan pergi?" tanya Sabrina dengan lembut.     

"Properti yang bisa Samuel gunakan untuk mematahkan papan dan menghancurkan batu sudah siap. Kita akan pergi untuk mengambilnya. Setelah itu, aku akan mengantarkan kamu pulang. Kamu pasti lelah. Saat pulang, mandi lah dan tidur. Sebelum besok pagi, aku akan mencari orang yang membeli video itu," kata Arka dengan tenang.     

Sabrina mengulurkan tangannya dan memegang belakang tangan Arka. Sementara itu, Arka memegang setir dengan semakin erat.     

"Kak, bagaimana kamu bisa selalu tenang dan tidak pernah panik dalam menghadapi apa pun?" tanya Sabrina.     

"Aku juga panik, aku juga khawatir. Tetapi aku tahu bagaimana cara menutupinya dan tidak menunjukkannya," Arka tersenyum tipis. "Kalau kamu ingin melakukannya, pertama-tama kamu harus menguatkan hatimu agar hatimu mampu untuk berhadapan dengan segala hal yang tidak menentu."     

"Hal yang tidak menentu akan selalu terjadi dan sulit untuk menghadapinya. Tidak ada yang tahu apa dan kapan hal itu akan terjadi," Sabrina menghela napas panjang.     

"Aku juga tidak pandai menyelesaikan masalah yang mendesak. Sejak kecil, Aksa memang jauh lebih cerdas dari aku. Ia mampu beradaptasi dalam kondisi dan perubahan apa pun, tetapi ia terlalu tidak sabaran dan impulsif. Kegagalan dan keberhasilan yang Aksa alami juga berpengaruh padaku sehingga aku juga dipaksa untuk menghadapi berbagai hal. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah memprediksinya dan kemudian membuat alternatif rencana. Saat kejadian itu terjadi, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan dan aku bisa menghadapinya dengan tenang," kata Arka.     

Sabrina memandang Arka dengan kekaguman. "Saat kamu mendengar mengenai skandal Anna, apa yang kamu pikirkan?"     

"Ada solusi yang nyata dan aku sudah mempertimbangkan bagaimana mengklarifikasinya kalau ternyata video tidak ada. Aku juga sudah mempertimbangkan kalau memang benar itu terjadi, siapa yang harus aku hubungi, siapa yang harus aku kerahkan. Semuanya sudah terbentuk di pikiranku, saling terhubung satu sama lain," kata Arka.     

"Kamu adalah orang paling cerdas yang pernah aku kenal, yang paling bijaksana. Kamu bisa berpikir dengan sangat detail, memiliki kemampuan analisa yang kuat dan kemampuan untuk memimpin," Sabrina tertawa.     

"Kamu menganggapku terlalu tinggi. Aku mengagumi seseorang seperti kamu. Sebenarnya, aku tidak sehebat yang kamu pikirkan. Aku tidak merasa aku adalah orang yang bertalenta. Kakak sepupu tertuaku, Nico, terobsesi dengan perusahaan entertainment. Setelah ibuku jatuh sakit, ayahku menyerahkan semua perusahaan kepadaku. Agar bisa memenuhi harapan semua orang, aku hanya bisa bekerja keras dan menutupi kecerobohanku," kata Arka dengan rendah hati.     

Sabrina tertawa. "Kalau kamu ceroboh, aku apa?"     

"Kamu selamanya adalah putri Sabrina di hatiku," Arka tersenyum.     

Sabrina tersenyum dan menyandarkan kepalanya di pundak Arka. "Kak, kamu terlalu pintar merayu seseorang. Aku tidak percaya kalau kamu bilang kamu tidak pernah punya pacar sebelumnya."     

Arka menjawab dengan tenang. "Kamu adalah orang pertama yang mengatakan hal itu. Aku hanya pernah melakukan ini pada satu orang saja, yaitu kamu."     

Sabrina tertawa sambil tetap menyandarkan kepalanya di pundak Arka.     

"Duduklah dengan betul. Aku sedang menyetir. Ini sangat berbahaya," Arka memiringkan kepalanya dan mengecup kening Sabrina sekilas.     

Sabrina langsung duduk dengan tegak, seperti anak sekolahan yang duduk di meja belajarnya dengan patuh. Sesekali waktu, ia memandang ke arah Arka, "Kak, hari ini aku sangat senang bisa berkencan denganmu. Aku merasa sangat nyaman dan aman bersama denganmu."     

"Kalau kamu senang, aku juga senang. Kita sudah sampai," Arka memarkirkan mobilnya. Setelah itu, ia membukakan pintu untuk Sabrina dan berjalan memasuki bangunan Atmajaya Group sambil bergandengan tangan.     

Staf yang bertanggung jawab untuk mengatur properti sudah menunggu mereka.     

"Tuan, Nona, silahkan," staf itu langsung mengajak mereka menuju ke gudang.     

"Adikku baru berusia 6 tahun. Apakah properti ini tidak akan melukainya?" Sabrina melihat sebuah batu besar dan beberapa papan yang tertumpuk dengan rapi di tanah dengan kebingungan.     

"Biar aku menunjukkan kepadamu. Kamu akan mengerti," Arka mengambil papan tersebut dan mengangkatnya dengan sangat mudah. Papan itu benar-benar terlihat asli tetapi beratnya lebih ringan dibandingkan papan pada umumnya.     

Sabrina melangkah mundur dua langkah. "Apakah kamu yakin tidak ada bahaya? Hati-hatilah!"     

"Lihatlah. Ini tidak membahayakan. Jangan menutup matamu," Arka tertawa kecil saat melihat Sabrina yang ketakutan.     

Ia menggunakan tangannya untuk mematahkan tumpukan papan itu. Setelah itu, ia bergeser untuk memukul batu itu hingga pecah berkeping-keping.     

Bahkan patahan papan dan pecahan batu itu terlihat sangat asli.     

"Luar biasa!" Sabrina langsung bertepuk tangan dengan keras.     

"Kami sudah membuat beberapa sample papan dan mengujinya dengan beberapa aktor tadi siang. Kami sudah memastikan bahwa semuanya aman," saat manajer properti tersebut menyerahkan semuanya pada Arka, mereka memeriksanya terlebih dahulu dan memastikan kembali bahwa semuanya aman sebelum dibawa pergi.     

Arka mengambilnya, memeriksanya lagi dan lagi, memastikan bahwa semuanya aman. Setelah itu, ia menyuruh orang untuk membawakannya ke dalam mobil.     

Di perjalanan pulang, Sabrina sudah tidak sabar untuk memberitahu Samuel mengenai properti yang ia dapatkan. Saat mengetahui hal tersebut, Samuel sudah menunggu kedatangan mereka bahkan sebelum mobil mereka terlihat di dekat rumah.     

Sekitar jam sembilan malam, akhirnya Arka tiba di rumah Keluarga Mahendra untuk mengantarkan Sabrina.     

Saat mendengar suara mobil, Samuel langsung berlari keluar dengan gembira. "Kak, di mana barang yang kau inginkan?"     

Arka langsung membuka bagasi mobilnya dan mengeluarkan properti yang dibawanya.     

Saat Samuel melihat Arka, ia langsung berhenti berlari dan terlihat sangat patuh dalam waktu singkat.     

"Halo, Kak Arka," Samuel menyapanya dengan sopan.     

"Kamu sudah semakin tinggi, ya!" kata Arka sambil mengelus kepala Samuel. Setelah itu, ia membawakan properti tersebut dan mengikuti Sabrina ke dalam rumah.     

Samuel mengikuti mereka di belakang dan tidak mengatakan apa pun.     

"Siapa yang datang?" Raka mendengar ada suara ribut-ribut dari depan dan langsung keluar rumah.     

"Paman, ini Arka. Kami membawa beberapa properti untuk mainan Samuel," Arka mengangkat barang yang ia bawa di tangannya.     

Della juga keluar dari dapur dan menyambutnya. "Bukankah ini papan dan batu yang diinginkan oleh Samuel?"     

"Apakah itu tidak berbahaya?" Raka memandang ke arah properti tersebut dengan cemas.     

"Ini adalah properti untuk film. Sudah disimulasikan berulang kali agar tidak ada bahaya yang terjadi. Aku sendiri juga sudah mencobanya," Arka tertawa.     

Arka meletakkan papan di lantai dan mengajak Samuel untuk mencobanya. Samuel benar-benar ingin mencobanya, tetapi saat berada di dekat Arka, ia merasa sedikit gugup.     

Raka memandang putranya dan memberinya dukungan dan Della juga memberi dukungan dengan bersorak-sorai.     

"Ayo, Sam. Kamu pasti bisa!" Sabrina mengelus kepala adiknya dan mendukungnya. Setelah itu, ia berdiri di samping Arka dan memandang ke arahnya dengan tatapan penuh arti.     

Arka membalas tatapan itu dan tersenyum lembut.     

Akhirnya, Samuel memasang kuda-kuda dan berdiri di hadapan papan itu dengan berani.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.