Monarki Ilahi Kuno

Bertemu Lagi



Bertemu Lagi

0

Dua jam kemudian, beberapa siluet muncul di lembah yang sama. Yang memimpin adalah seorang pendekar muda berusia sekitar 16 atau 17 tahun. Ia memiliki sifat yang tenang dan agung, seolah gunung yang tidak dapat dilewati. Cukup dengan berdiri saja di sana, seseorang bisa merasakan pancaran cahaya yang keluar darinya, begitu terang sehingga seolah-olah semua orang di sekitarnya hanyalah peran figuran, semakin menonjolkan dirinya, dan membuatnya kelihatan semakin cemerlang.

0

Logan dan yang kawanannya berdiri di dekat pemuda itu, merasa sangat kuatir. Tentu, mereka gagal menangkap Bajingan Kecil. Bajingan itu seolah menuntun mereka, mempermainkan mereka, lalu meninggalkan mereka, dan ketika mereka berjalan kembali ke tempat asal, Luo Qianqiu dan seluruh rombongannya sudah tiba.

"Di mana Buah Bara Darah itu?" suara Luo Qianqiu tenang, tanpa nada emosi. Tapi cuma mendengar kalimat itu saja, Logan merasa getarannya menyebar ke tulang belakang dan seluruh tubuhnya menegang. Ia dengan hormat menjawab, "Tuan Muda Luo, Qin Wentian dengan cerdik menunda kami dengan sengaja sambil memerintahkan makhluk siluman yang ia pelihara untuk mencuri semua Buah Bara Darah yang ingin kami perlihatkan kepada Tuan Muda Luo."

Franklin mendekati Luo Qianqiu lalu membisikkan beberapa kalimat kepadanya. Tidak ada perubahan sedikitpun pada wajah Luo Qianqiu.

Qin Wentian, siswa yang berada di peringkat satu di antara angkatan baru?

Luo Qianqiu tidak tertarik dengan hal ini ..

"Pergi temukan dia." Luo Qianqiu memerintahkan dengan tenang. Logan, segera membungkuk rendah dan menjawab dengan percaya diri, "Logan pasti akan melakukan yang terbaik."

Setelah mengucap janji, Logan membawa beberapa orang, mengejar ke arah yang terakhir ditinggalkan Qin Wentian.

"Lembah gunung ini sangat tersembunyi namun luas sekali. Cari dan lihat sekeliling apakah ada harta karun yang lebih berharga di dekat sini." Luo ​​Qianqiu memerintahkan. Setelah mendengar perintah, orang-orang yang berada di belakangnya segera menyebar ke empat penjuru, tubuh mereka melesat berkelebat. Seolah-olah kata-kata Luo Qianqiu adalah keputusan kaisar yang tidak bisa dilawan.

Seketika yang tertinggal di dekat Luo Qianqiu hanya Franklin dan Telor.

"Telor, murid baru Perguruan Bintang Kekaisaran, bersedia mematuhi semua perintah dan mengikuti Tuan Muda Luo mulai sekarang." Telor membungkuk rendah. Ia sangat yakin dengan posisi dan status Luo Qianqiu di dalam Perguruan Bintang Kekaisaran.

Seorang jenius yang dikirim oleh langit, Luo Qianqiu juga berada di peringkat satu di antara kumpulan siswa baru ketika ia pertama kali bergabung di perguruan. Tidak hanya itu, ia dapat dengan mudah mengalahkan senior tahun ke-2 saat itu. Setahun kemudian, ia bergabung dengan Fraksi Asura dan mengambil salah satu posisi pimpinannya.

Selain bakat Luo Qianqiu yang sangat kuat, seni kultivasi dan teknik alami yang ia kembangkan sangat mengerikan. Tidak hanya itu, ia berasal dari latar belakang yang luar biasa, dan karenanya tidak banyak yang mau menyinggung perasaannya. Selain memiliki bakat besar, ia berlatih ekstra keras dalam kultivasi. Hampir setiap hari, ia dapat ditemukan sedang menempa dirinya sendiri di Belantara Mimpi, berduel dengan semua penantang hingga ia meninggal karena luka-luka sebelum memulai lagi seluruh prosesnya dari awal.

Karena ia sudah bisa sekejam itu pada diri sendiri, memperlakukan diri sendiri dengan keras dan bahkan telah mengalami beberapa kali sekarat, sikapnya terhadap musuh-musuhnya jadi tidak dapat dibayangkan.

"Mengkhianati temanmu sendiri, kau bahkan tidak memenuhi syarat untuk menjadi anjingku. Enyahlah!" Luo ​​Qianqiu berseru dengan dingin, menyebabkan wajah Telor yang tidak sedap dipandang menjadi pucat, tak ada darah. Ia telah memilih untuk mengkhianati Qin Wentian untuk mendapatkan beberapa Buah Bara Darah dari Franklin, tetapi siapa yang tahu bahwa buah-buah arwah itu semua akhirnya jatuh ke pelukan Qin Wentian?

Dan sekarang, ia bahkan dipermalukan sedemikian rupa oleh Luo Qianqiu.

Telor membungkukkan badan ketika wajahnya berkerut, memilih untuk pergi diam-diam.

"Tuan Muda Luo, apakah kau ingin aku membereskannya?" Franklin berbisik di sisi Luo Qianqiu. Kalau Telor bisa mengkhianati Qin Wentian karena kebencian, ia juga bisa menyebabkan masalah bagi mereka di masa depan. Apa gunanya membiarkan orang seperti itu hidup-hidup?

"Tidak perlu." Luo Qianqiu dengan tenang menjawab. Ia kemudian berbalik dan berjalan ke arah lembah. Ia, Luo Qianqiu, adalah seseorang dengan status luar biasa; kenapa ia harus terganggu tentang beberapa serangga kecil seperti Telor? Bagaimanapun kepercayaan dirinya cukup tinggi.

Qin Wentian dan Fan Le kembali ke danau tempat mereka mandi sebelumnya. Beberapa saat kemudian, siluet Bajingan Kecil muncul. Anjing itu berlari mendekat dengan tas penuh buah-buahan di mulutnya, lalu berhenti di sisi Qin Wentian.

"Anak baik." Qin Wentian membuka tas itu dan melihat sepuluh Buah Bara Darah yang telah diamankan di dalamnya. Bajingan Kecil berubah kembali ke ukurannya yang kecil ketika Qin Wentian mengusap kepalanya, membuatnya menggonggong kecil dan mengibas-ngibaskan ekornya karena senang.

"Bajingan Kecil, kau menghabiskan begitu banyak Buah Bara Darah tanpa efek. Apa kau tidak tahu bahwa kau telah menyia-nyiakan harta karun?" Fan Le berseru saat ia menepuk-nepuk Bajingan Kecil di kepalanya. Anjing itu melengkungkan punggungnya, lalu melompat pergi dan menatap Fan Le dengan jijik membuat Fan Le mendelikkan matanya.

"Memikirkan bahwa orang ini memiliki hidung yang tajam untuk harta karun." Wajah Qin Wentian penuh dengan senyum. Segera setelah mereka membelah buah-buahan, mereka dengan cepat meninggalkan daerah itu. Karena Telor mengetahui tempat ini, akan lebih baik bagi mereka untuk menemukan tempat lain yang lebih aman untuk mengkonsumsi Buah Bara Darah dan mencoba terobosan mereka ke tingkat ketiga Peredaran Nadi sebelum melakukan hal lain.

Mengingat sudah cukup lama sejak mereka berdua menembus ke tingkat kedua Kondisi Peredaran Nadi dan menempa diri di Hutan Kegelapan. Dengan air liur yang nyaris menetes, Fan Le melahap tiga Buah Dara Darah satu demi satu ketika ia berhasil menembus ke tingkat ketiga. Tindakannya membuat Qin Wentian terdiam. Bukankah yang ia lakukan sama saja dengan apa yang baru dilakukan Bajingan Kecil? Menyia-nyiakan harta karun….

Qin Wentian, setelah ia mengkonsumsi dua buah arwah itu, ia melanjutkan menempa diri di Hutan Kegelapan, tidak berani mengabaikan kultivasinya. Dan akhirnya, sepuluh hari kemudian, ia juga berhasil menembus ke tingkat ketiga Peredaran Nadi, membuka jalur arteri melingkarnya yang ketiga. Aliran energi astral di tubuhnya jauh lebih lancar sekarang dibandingkan dengan sebelumnya, dan seolah-olah seluruh tubuhnya mengalami transformasi. Perasaan yang dirasakannya atas perubahan ini ... sangat ajaib!

Qin Wentian menyimpan tiga Buah Bara Darahnya yang tersisa, tidak terburu-buru untuk menghabiskannya. Jenis buah arwah ini dapat dianggap sangat berharga dan sangat sulit ditemukan. Jika bukan Bajingan Kecil yang menunjukkan jalan, mereka tidak akan melihat lembah gunung yang tersembunyi itu. Akan lebih baik baginya untuk menyimpan Buah Bara Darah itu untuk masa depan, hanya menelannya saat ia mencoba menembus tingkat selanjutnya.

Qin Wentian dan Fan Le tidak terburu-buru meninggalkan Hutan Kegelapan. Sekarang, setelah mereka berhasil tingkat ketiga, berburu makhluk siluman tingkat keempat menjadi lebih mudah. Inti dari makhluk siluman terbang akan jadi milik Qin Wentian, sedangkan inti dari makhluk siluman di darat akan jadi milik Fan Le.

Dalam sekejap mata, satu bulan berikutnya berlalu. Daun-daun pohon di Hutan Kegelapan berubah menjadi warna warni saat melayang bersama angin jatuh ke bumi, menandakan datangnya musim gugur.

Saat ini, di Hutan Kegelapan, bayangan dua pemuda dan seekor anak anjing bersalju sering terlihat. Mereka menjelajah keempat penjuru, berburu makhluk siluman ke kiri dan ke kanan. Dengan cepat, makhluk siluman dari daerah sekitar mengenali mereka dan memperlakukan mereka sebagai monster, melarikan diri, bahkan berusaha untuk tidak menyerang jika bertemu dengan tiga pemburu itu.

Teknik Gerakan Garuda Qin Wentian telah mencapai puncak tingkat terampil. Tanda samar Garuda menjadi lebih jelas memancarkan cahaya; bahkan aura yang dipancarkan oleh Qin Wentian mengalami sedikit perubahan. Mungkin itu karena ia banyak menyerap intisari siluman, seluruh tubuhnya sekarang tampak memancarkan wujud siluman yang sangat samar, tubuhnya mengalami perubahan kualitatif. Terlepas dari tubuhnya yang berlumur kotoran dan pakaiannya yang usang, semua itu tidak bisa menutupi cahaya vitalitas di matanya. Setelah berbulan-bulan menempa diri di Hutan Kegelapan, Qin Wentian dan Fan Le juga tumbuh sedikit lebih tinggi.

"Gendut, sosokmu semakin maskulin." Saat itu, Qin Wentian memenggal kepala makhluk siluman dengan belati, mengambil inti siluman di dalamnya, sambil tersenyum kepada Fan Le.

Fan Le menjadi lebih ramping dan lebih maskulin setelah bertarung terus-terusan dengan makhluk siluman yang mereka temui.

"Yah, aku memang seorang pria yang dilahirkan untuk merayu para dewi, tentu saja aku harus terlihat cukup tampan." Fan Le menyeringai, "Bos, apakah kau masih memiliki sisa Buah Bara Darah? Bisakah kau memberikan beberapa buatku?"

"Kau bajingan, kau melahap sendiri sampai habis jatahmu, dan kau masih ingin aku membagi bagianku denganmu? Mimpi!" Qin Wentian mendengus. Si Gendut ini, dalam usaha menembus ke tingkat keempat Peredaran Nadi, telah menghabiskan simpanan sisa dua Buah Bara Darahnya dan mencapai tingkat ketiga. Namun, ia gagal menembus, dan sebaliknya basis kultivasinya hanya naik ke puncak tingkat ketiga.

"Ayolah, kita kan bersaudara." Fan Le menggerutu, tetapi ketika mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, suara seseorang yang meminta bantuan bisa terdengar. Tubuh Qin Wentian dan Fan Le melesat, dan beberapa saat kemudian, mereka melihat sekelompok orang mengejar sesosok tubuh yang terlihat dalam kondisi menyedihkan.

"Telor?" Ekspresi tertarik muncul di wajah si Gendut. Ia mengarahkan pandangannya ke arah orang yang dikejar.

Melihat Qin Wentian dan Fan Le, Telor menghentikan langkahnya saat secercah harapan muncul di matanya. Ia berteriak, "Qin Wentian, Fan Le, selamatkan aku! Mereka ingin membunuhku! "

Para pengejar memburu dan mengepung Telor. Salah satu dari mereka berseru, "Teman, dalam pertempuran kami dengan beberapa makhluk siluman, orang yang hina ini benar-benar mencuri inti siluman yang kami simpan. Tolong jangan ikut campur dalam urusan kami."

"Mereka berbohong, mereka mengambil inti siluman dari pendekar yang mereka bunuh!" wajah Telor mengalami perubahan drastis saat ia menatap Qin Wentian dan Fan Le dengan pandangan yang menyedihkan. Mereka adalah harapan terakhirnya untuk bertahan hidup.

"Orang-orang sepertimu seharusnya menganggap dirimu beruntung karena aku tidak membunuhmu dengan tanganku sendiri," jawab Fan Le dengan dingin. Teringat ketika Telor mengkhianati mereka dengan membawa sekelompok orang untuk menghabisi mereka, apakah ia pernah memikirkan perasaan mereka sekali saja?

Ekspresi Telor membeku. Melihat ke arah Qin Wentian, ia dengan tulus memohon, "Qin Wentian, kita pernah menjadi kawan. Tolong selamatkan aku!"

"Persahabatanku hanya diberikan satu kali. Setelah kau mengkhianatinya, itu sudah hilang selamanya." Qin Wentian, seperti Fan Le, dengan dingin menjawab sebelum membalikkan punggungnya bersiap untuk pergi.

"Mereka memiliki Buah Bara Darah di tubuh mereka." Telor menjerit panik saat ia menunjuk ke Qin Wentian dan Fan Le. "Tidak hanya satu, mereka memiliki lebih dari sepuluh buah."

Qin Wentian dan Fan Le menghentikan langkah mereka, hanya untuk melihat wajah Telor berkerut dengan kebencian. Memandangi mereka dengan marah, Telor mengutuk. Ini semua kesalahan mereka, menempatkannya ke dalam situasi seperti ini.

"Haha, wow sangat menyenangkan," sebuah suara terdengar dari kejauhan ketika sejumlah siluet berlari. Ada total enam orang yang dipimpin oleh tak lain dan tak bukan adalah Logan.

"Qin Wentian, serahkan Buah Bara Darah," tatapan Logan menjadi dingin. Sementara itu, sekelompok orang yang telah mengejar Telor mengalihkan perhatian mereka kepada Qin Wentian dengan keserakahan memenuhi mata mereka.

Qin Wentian teringat perkataan yang telah ia dengar sebelumnya tentang Hutan Kegelapan: makhluk siluman bukanlah makhluk paling berbahaya yang akan dihadapi disitu. Sebaliknya, hal yang paling berbahaya adalah hati manusia.

"Qin Wentian, Fan Le, bersiaplah untuk pergi ke neraka!" teriak Telor penuh kebencian.

Tanpa diduga, tubuh Qin Wentian langsung berubah menjadi bayangan yang berkelebat. Mata Telor memicing ketika ia dengan cepat berusaha mundur.

Sinar merah darah memancar, diikuti oleh sebuah belati yang menebas tenggorokan Telor. Dengan kedua tangan di lehernya, sorot matanya berbicara tentang teror absolut saat ia menatap Qin Wentian yang berkelebat. Ia ambruk di atas lututnya, tidak pernah berpikir bahwa hidupnya, nyala api yang membakar dalam kekosongan, akan berakhir padam semudah ini.

Dalam pemikiran Telor, banyak hal melintas. Ia begitu muda namun cukup kuat untuk lolos ke Perguruan Bintang Kekaisaran. Betapa bangganya dirinya saat itu? Mengajak Qin Wentian dan Fan Le untuk berburu makhluk siluman dan menempa keterampilan bertarung mereka di Hutan Kegelapan, itu adalah idenya. Betapa bahagianya ia saat mereka sepakat?

Tetapi semua ini sirna di udara dengan munculnya Buah Bara Darah. Jalan hidupnya sudah ditakdirkan akan berakhir saat ia memutuskan untuk mengkhianati Qin Wentian.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.