Monarki Ilahi Kuno

Chu Tianjiao



Chu Tianjiao

0

Chu Ling dan Mu Rou melanjutkan perjalanan dengan kuda mereka, hingga tak lama kemudian mereka tiba di halaman yang luas dan lapang. Di kejauhan, di depan pintu masuk banyak tentara berbaju besi yang berdiri berjaga-jaga.

0

"Di balik pintu masuk itu pastilah taman-taman Istana Kerajaan." Qin Wentian mengalihkan pandangannya ke pintu masuk. Kemungkinan besar, anggota Klan Kerajaan akan menggunakan taman ini sebagai pintu keluar untuk masuk ke area perburuan.

"Yang mulia Pangeran Ketiga serta tamu-tamu terhormat Negeri Awan Salju belum tiba. Silakan tunggu di luar sebentar." Seorang prajurit mendekat dan menjelaskan situasinya dengan sopan kepada Chu Ling dan Mu Rou. Setelah itu, mereka berdua turun dan menunggu di luar pintu masuk.

"Mengapa Negeri Awan Salju sangat angkuh?" tanya Chu Ling sedikit tidak senang.

"Yah, mereka diundang sebagai tamu. Kita tunggu saja dengan sabar," Mu Rou tersenyum. Saat itu, rombongan yang lain juga telah tiba, dan mereka menyongsong untuk menyambut Chu Ling dan Mu Rou. Mayoritas tamu sudah saling kenal sebelumnya, jadi meskipun mereka tidak terlalu akrab satu sama lain, mereka tampak sangat harmonis di permukaan.

"Chu Ling," terdengar sebuah suara suara. Chu Lin memalingkan pandangannya, dan saat melihat siapa yang memanggil namanya, sebuah senyum merekah di wajahnya, "Ye Zhan, kau juga datang!"

"Tentu saja." Ye Zhan tersenyum dan mengangguk. Ia mengalihkan pandangannya kepada penjaga yang berdiri di belakang Chu Ling, dan ia terkejut menemukan aura membunuh yang menyala dalam pandangan dingin penjaga itu, yang menatap tajam padanya.

Jelas, Qin Wentian mengenali Ye Zhan, seseorang yang berusaha membunuhnya bersama Orfon dalam ajang latihan di Hutan Kegelapan.

Wajah Ye Zhan membeku, tapi dengan cepat ia tersadar. Ekspresi menyeringai muncul di wajahnya.

"Qin Wentian." Ye Zhan menyerukan nama itu dengan keras, membuat banyak orang menoleh. Segera mereka semua teringat di mana mereka mendengar nama 'Qin Wentian'.

Keturunan Klan Qin yang jatuh, siswa baru Perguruan Bintang Kekaisaran, pembunuh Orfon!

Chu Ling tertegun. Ia tidak menyangka Ye Zhan kenal dengan Qin Wentian. Tidak hanya itu, Ye Zhan bahkan meneriakkan nama itu dengan keras, membuat ia berada pada posisi yang sulit. Kekuasaan yang dimiliki Istana Violet tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan Klan Ye.

Saat Qin Wentian memperhatikan Liu Yan dan Liu Yue berdiri di samping Ye Zhan, perasaan tidak nyaman merayap di dalam hatinya. Hari itu, ketika ia dan Fan Le menghindari pengejaran Orfon dan Ye Zhan, Qin Wentian telah memerintahkan Liu Yan untuk tidak mengatakan bahwa mereka saling mengenal sehingga ia bisa menghindari masalah.

Tapi Qin Wentian tidak pernah meramalkan bahwa Liu Yan, benar-benar akan menempel dengan Ye Zhan. Tidak hanya itu, hubungan di antara mereka tampak intim.

Ye Zhan memperhatikan arah tatapan Qin Wentian. Ia tersenyum saat menarik Liu Yan kepadanya. "Yan-er, kau sebenarnya sudah lama mengenal Qin Wentian, kan?"

Liu Yan menunjukan ekspresi yang sangat canggung. Bagaimanapun, saat Ye Zhan ingin membunuh Qin Wentian, ia sudah kenal dengan Qin Wentian. Karena Qin Wentian menyelamatkannya, dan demi keselamatan mereka, jadi ia memutuskan untuk merahasiakan fakta tersebut.

"Ya." Liu Yan menganggukkan kecil dengan malu-malu, lalu ia tersenyum kepada Qin Wentian, "Terima kasih karena telah menyelamatkanku dulu."

"Tidak perlu terima kasih, anggap saja itu aku sudah membalas kebaikanmu menyelamatkanku." Wajah Qin Wentian tampak tenang. Seperti kata ungkapan, "Setiap orang berhak punya pendapat". Liu Yan berhak untuk memilih. Qin Wentian tidak menyalahkannya, tetapi ia tidak menyangkan Liu Yan akan memilih orang yang ingin membunuhnya - Ye Zhan! Ini membuatnya berada pada posisi yang sulit. Sikap apa yang harus ia ambil ketika berhadapan dengan Ye Zhan?

Sekarang pun, Qin Wentian masih meyakini bahwa Liu Yan adalah orang yang telah menyelamatkannya dulu.

"Hehe." Tawa Ye Zhan dipenuhi dengan aura kelicikan. Ia mengalihkan pandangannya kepada Chu Ling, lalu bertanya, "Chu Ling, Qin Wentian berasal dari klan pengkhianat, dan tidak hanya itu, dia bahkan membunuh Ye Mo dan Ye Lang dari Klan Ye-ku. Kau harus tahu tentang hal ini!"

"Orang ini." Chu Ling mengutuk dengan nada rendah lalu melanjutkan, "Aku tidak tahu dia adalah Qin Wentian. Dia hanyalah seorang pelayan yang dipekerjakan untuk menjagaku."

"Pelayan? Oh, begitu." Ye Zhan menyeringai. Sambil memalingkan pandangannya kembali kepada Qin Wentian, ia melanjutkan, "Jadi, kau merendahkan dirimu menjadi pelayan. Sungguh layak untuk status seseorang sepertimu."

"Demi kakak Qin Yao, aku harus menelan ucapan Chu Ling." Qin Wentian berkata pada dirinya sendiri. Ia tidak pernah berpikir bahwa putri ini sangat licik.

Ye Zhan sudah menebak bahwa alasan Qin Wentian berada di sini hari ini adalah demi Qin Yao. Tetapi sebagai anggota Klan Ye, ia sudah menerima beberapa informasi orang dalam tentang apa yang akan terjadi di sini hari ini. Sekarang melihat Qin Wentian menyerahkan dirinya, Ye Zhan tidak bisa menahan tawa puas di dalam hatinya.

Dengan memegang tangan Liu Yan, Ye Zhan membawanya pergi sambil tertawa. Saat itu, Chu Ling menjadi pusat perhatian.

"Qin Wentian, sebaiknya kau meninggalkan tempat ini sekarang, tempat ini tidak cocok untukmu." Chu Ling merasakan tatapan kerumunan orang jatuh padanya dan tidak bisa menahan diri untuk berbisik kepada Qin Wentian dengan nada rendah. "Atas kejadian hari ini, aku akan memberi penjelasan kepada temanku. Aku tidak bisa membantumu lagi."

Meskipun kata-kata Chu Ling diucapkan dengan pelan, namun kerumunan itu bisa mendengar dengan jelas apa yang ia katakan. Mereka sekarang tahu bahwa Chu Ling diminta oleh orang lain untuk membawa Qin Wentian ke sini.

"Sebagai murid Perguruan Bintang Kekaisaran, ia bahkan tidak memiliki kapasitas untuk memasuki tempat ini. Ini adalah kesenjangan status." Liu Yue menatap Qin Wentian. Ia sudah sangat merasakan perbedaan antara gaya hidupnya saat ini dan masa lalu. Di Ibukota Kerajaan, ada banyak perbedaan dalam jajaran bangsawan. Di sini, yang lemah hanya akan baik pada yang kuat. Ini adalah kenyataan yang sejati.

"Klan Ye adalah satu-satunya penyokong kami." Liu Yue berkata di dalam hatinya. Ia berbisik kepada Liu Yan, yang ada di sampingnya, dengan nada rendah. "Liu Yan, kau tahu bahwa Qin Wentian tertarik padamu. Kau lebih baik menyadarkannya dan menarik garis batas yang jelas ke depannya."

"Aku mengerti." Liu Yan terpaku sejenak sebelum menganggukkan kepalanya dengan ringan.

Setelah mendengar kata-kata Chu Ling, Qin Wentian membeku. Chu Ling ini sudah setuju untuk membantu, dan lebih jauh lagi, mereka sudah datang sejauh ini. Pada saat terakhir, ia membatalkan bantuannya dan tidak mengizinkannya masuk?

"Betapa menggelikan. Selamat tinggal." Qin Wentian tertawa dingin. Bukannya ia tidak marah, tetapi demi Qin Yao, ia tidak punya pilihan selain menahannya. Tak disangka sekarang, Chu Ling menyuruhnya untuk menyingkir pada detik terakhir.

"Sikap seperti apa yang kau tunjukkan padaku?" teriak Chu Ling dingin.

"Jika kau tidak setuju untuk membantu sebelumnya, maka tidak menjadi masalah. Tetapi karena kau sudah setuju, mengapa kau terus mengoceh, menunjukkan sikap ketus dan bahkan memperlakukanku sebagai pelayanmu yang sebenarnya? Kau pikir dirimu siapa?" Qin Wentian memandang Chu Ling dengan jijik. Segera setelah itu, tubuhnya melesat, bergerak dengan kecepatan yang tak terbayangkan sambil menunjukkan keindahan gerakan yang tiada banding. Karena Chu Ling tidak ingin membantu, ia tidak akan tinggal dan memohon. Qin Wentian harus memikirkan ide lain.

"Hah?" Tepat saat itu, ketika Mu Rou menyaksikan teknik gerakan Qin Wentian, jantungnya berdebar kencang. Ia sangat mengenal teknik gerakan ini.

Mu Rou berkali-kali berlatih dengan Qin Wentian di Belantara Mimpi. Bagaimana mungkin ia tidak terbiasa dengan gerakannya !?

"Ternyata dia," hati Mu Rou bergetar.

"Tunggu." Mu Rou membuka mulutnya berbicara, membuat Qin Wentian menghentikan langkahnya lalu berbalik mengamatinya.

"Kau bisa ikut denganku." Mu Rou tersenyum ke arah Qin Wentian. Mendengarkan hal itu, ia menjadi bingung.

"Kita adalah teman, bukan? Aku membawa temanku ke perjamuan, seharusnya tidak ada masalah dengan hal ini," Mu Rou tersenyum manis sekali. Qin Wentian membelalakkan matanya karena terkejut, hatinya dipenuhi dengan kebingungan. Namun, ia mengerti bahwa Mu Rou sedang membantunya, dan dengan demikian, ia tidak ingin berpura-pura. Qin Wentian mengangguk kepala kepadanya, dan berkata, "Terima kasih banyak."

"Mu Rou." Chu Ling dengan sedih menatap Mu Rou. Bukankah tindakan Mu Rou berarti menampar wajah Chu Ling?

"Chu Ling, aku tidak ikut campur dalam keputusanmu sebelumnya. Sekarang aku telah memutuskan untuk membawanya masuk, alasannya bukan karena aku akan melawanmu, tetapi karena aku ada alasan sendiri," Mu Rou menatap Chu Ling saat mengatakan hal itu, berharap bahwa Chu Ling akan mengerti bahwa Mu Rou tidak mengambil sikap agresif.

"Apakah begitu? Tapi mengapa aku merasa bahwa tindakanmu sangat disengaja?" Chu Lin sangat tidak senang. "Mu Rou, aku memperlakukanmu sebagai temanku, tetapi kau melakukan ini padaku? Aku sangat kecewa denganmu."

Setelah mengatakan hal ini, Chu Ling berbalik dan pergi.

"Chu Ling." Mu Rou masih ingin melanjutkan, hanya untuk mendengar Chu Ling sekali lagi, "Tidak perlu menjelaskan lagi. Di masa depan, kita akan berjalan di jalan kita masing-masing. Anggap saja seolah-olah kita tidak pernah berteman."

Wajah Mu Rou membeku. Saat ia berbalik, ia hanya melihat Qin Wentian, tapi ia berhasil memaksakan sebuah senyum. Namun, senyum itu sedikit diwarnai kepahitan.

"Kepribadian Chu Ling memang seperti itu, jadi tolong jangan salahkan dia," Mu Rou menjelaskan kepada Qin Wentian. Ia kemudian bergumam pada dirinya sendiri, "Ia akan tenang setelah beberapa hari dan tidak marah lagi kepadaku."

Qin Wentian menghela nafasnya. Siapa pun yang dapat dengan mudah mengingkari janji kepada seorang teman, hati mereka dapat dilihat dengan mudah dari situ. Mu Rou menganggap Chu Ling terlalu tinggi; Qin Wentian tahu bahwa Mu Rou terlalu baik hatinya.

Mu Rou bahkan tidak tahu siapa dirinya, tapi ia segera mengajukan diri dan menggunakan alasan membawa 'teman' untuk membantunya mendapatkan akses masuk. Tindakannya jelas, dan ia tidak takut menyinggung orang lain. Chu Ling adalah seseorang yang munafik.

Saat itu, para prajurit yang menjaga pintu masuk taman dibubarkan, dan kerumunan itu mulai memasuki taman.

"Ayo masuk." Mu Rou tersenyum kepada Qin Wentian tanpa mengungkapkan fakta bahwa ia sudah tahu siapa dia. Ia merasa kagum. Orang yang telah berselisih dengan Yanaro sebenarnya adalah seorang murid baru Perguruan Bintang Kekaisaran, Qin Wentian!

Qin Wentian memasuki taman bersama Mu Rou. Mereka diarahkan ke sebuah halaman hijau yang subur, di mana danau-danau yang indah menghiasi pemandangan. Di tengah-tengah taman hijau subur ini, sebuah perjamuan yang lezat telah disiapkan. Namun, Pangeran Ketiga belum tiba, jadi tidak ada yang berani masuk.

Di kejauhan, sebuah sosok terlihat muncul, perlahan-lahan berjalan keluar dari paviliun.

Orang ini adalah seorang pemuda yang mengenakan pakaian sederhana dan rapi. Sosoknya proporsional, dengan mata penuh semangat. Seorang pria yang tampan dengan aura luar biasa.

Pemuda ini menyiratkan sedikit tawa. Matanya tampak berkilau dengan semangat yang begitu kuat sehingga cahaya yang dipancarkannya tampak mampu menerangi seluruh atmosfer.

Di sampingnya berdiri seorang pemuda yang telah dikenal oleh Qin Wentian. Orang ini tidak lain adalah iblis dari Perguruan Bintang Kekaisaran - Luo Qianqiu!

Keduanya berjalan berdampingan, terlepas apa status mereka.

Mereka berdua menghentikan langkah setelah keluar dari paviliun. Sambil tersenyum, pemuda yang tampak luar biasa itu melirik ke belakang, seolah-olah ia sedang menunggu kedatangan seorang tamu terhormat. Sesosok yang anggun berjalan keluar, membuat kejutan besar bagi orang-orang yang ada di kerumunan. Orang terakhir yang keluar adalah, Qin Yao.

"Yang Mulia Pangeran Ketiga, sudah berada di sini."

"Pangeran Ketiga masih terlihat sehalus sebelumnya, seperti anak lelaki yang dibangga-banggakan oleh langit."

Para tetamu semuanya menyunggingkan senyum di wajah mereka, dan mereka tanpa sadar berseru ketika pemuda luar biasa itu berjalan mendekat. Pangeran Ketiga, Chu Tianjiao, yang diberi nama Tianjiao (Kebanggaan Langit), adalah pangeran yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menggantikan sebagai kaisar Negeri Chu. Ia juga direstui baik oleh Kaisar saat ini. Tidak hanya itu, bakatnya luar biasa, dan ia berada pada peringkat kedua di antara sepuluh anak ajaib Ibukota.

Chi Tianjiao, kebanggaan langit pada generasi ini!

Catatan: 楚天骄 Chu Tianjiao, Chu adalah nama keluarga, Tian = Langit/Surga, Jiao = Kebanggaan/Kesombongan


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.