Monarki Ilahi Kuno

Peri Qingmei



Peri Qingmei

0

Beberapa ribu Li dari pinggiran Ibukota Iblis, ada daerah yang merupakan hutan yang sangat luas sehingga tampak tak berbatas, membentang melintasi hamparan yang sangat luas.

0

Saat fajar, di atas hutan belantara yang besar itu, muncul seekor bangau putih.

Berada di atas bangau itu, ada seorang pemuda yang sangat tampan dan seorang gadis yang sangat cantik dan tak tercela. Kepala gadis itu rebah di bahu pemuda itu, menyandarkan tubuhnya kepadanya.

Pemuda itu perlahan membuka mata, tetapi ia berusaha untuk tak bergerak, ia tak ingin gerakannya akan mengganggu gadis itu.

Keduanya tidak lain adalah Qin Wentian dan Mo Qingcheng.

Bulu mata Qingcheng bergoyang ditiup angin, saat ia perlahan terbangun. Matanya sebening kristal, berkilau dengan kemilau yang murni dan mengerjap ketika raut wajahnya merona lalu memindahkan kepalanya perlahan menjauh dari bahu pemuda itu.

"Kau sudah bangun." Qin Wentian menatap wajah Mo Qingcheng yang terlihat lelah, dan hatinya sedikit sesak melihatnya. Dalam perjalanan mereka ke tempat ini, mereka telah tersesat, mengambil jalan memutar, dan menghabiskan hampir sebulan di atas bangau putih itu. Meskipun kecepatan terbang bangau putih itu beberapa kali lebih cepat daripada kecepatan mereka, tapi tetap ada batasnya, ia hanya siluman terbang tingkat ketujuh.

"Um ...." Mo Qingcheng mengangguk ringan. Sebuah cahaya pesona terbersit dari matanya, pegunungan itu begitu luas sehingga mereka tidak bisa melihat ujungnya. Sebagai perbandingan, Hutan Kegelapan hanya akan setara dengan satu sudut wilayah ini.

Qin Wentian mengambil petanya dan mempelajarinya, setelah itu ia tersenyum kepada Mo Qingcheng. "Kita akan segera tiba, bantu aku mengarahkan bangau ini."

"Baik." Mo Qingcheng mengangguk saat bangau putih itu terus melaju. Meskipun mereka sudah dekat, setengah hari telah berlalu dan mereka masih belum menemukan lokasi yang ditandai pada peta.

"Mungkin kita terbang ke arah yang salah." Mo Qingcheng sedikit mengerutkan alisnya. Di hamparan luas kawasan ini, ada kemungkinan mereka terbang agak melenceng beberapa derajat.

"Aku melihat orang di sana." Qin Wentian menunjuk saat menatap lurus pada sekelompok pendekar, yang semuanya menunggangi siluman terbang.

Para pendekar itu juga memperhatikan bangau putih itu, dan perlahan-lahan terbang mendekat. Ketika mereka bisa melihat dengan lebih baik, mata mereka tidak bisa tidak menjadi bercahaya. Seorang pemuda tampan dengan penampilan yang menyihir dan seorang gadis yang cantik menakjubkan, membuat mereka terpaku menatap pasangan itu beberapa saat.

"Apakah kalian berdua menuju ke Kota Gunung Iblis?" seseorang dari mereka melontarkan pertanyaan kepada mereka berdua.

"Jadi memang benar ada Kota Gunung Iblis," Qin Wentian diam-diam terpana sambil menatap peta di tangannya.

"Ya, seberapa jauh untuk sampai ke sana?" tanya Qin Wentian.

"Kalian sudah cukup dekat ke sana," kata salah seorang di antara mereka sambil tetap menatap Mo Qingcheng. Kecantikannya jauh melampaui teman wanita mereka seperjalanan.

"Kita harus bergegas," kata pendekar wanita di sampingnya sambil mengerutkan alisnya dengan tidak senang. Wanita itu bertubuh tinggi dan sangat cantik, dan mengenakan gaun biru dengan elegan. Namun, bila dibandingkan dengan Mo Qingcheng, cahayanya meredup dan menjadi hanya sekadar latar belakang penghias yang semakin menonjolkan kecantikan Mo Qingcheng. Oleh karena itu, melihat ekspresi di mata rekan seperjalanan prianya saja sudah cukup membuatnya tidak bahagia.

"Baiklah," para pemuda itu mematuhinya, mengarahkan tunggangan mereka menjauh dari bangau putih itu. Meskipun demikian, masih ada sedikit keengganan memancar dari mata pemuda yang tadi itu.

Qin Wentian tersenyum masam saat melirik Mo Qingcheng. Seperti kata pepatah, 'femme fatale '- wanita yang terlalu cantik secara alami menarik perhatian orang lain. Ia masih tidak yakin apakah keputusan yang tepat untuk membawanya serta.

"Apakah kau tidak senang?" Mo Qingcheng berbisik saat memperhatikan ekspresinya.

"Aku tidak suka cara mereka menatapmu terus menerus." Qin Wentian mengangkat bahu dan tersenyum. "Tapi baiklah, mata mereka adalah milik mereka, aku hanya bisa mencoba beradaptasi."

"Kau cemburu?" Mata Mo Qingcheng berbinar menyilaukan. Qin Wentian tidak berkata apa-apa, dan ia menganggap diamnya Qin Wentian berarti mengiyakan, membuat perasaan yang manis mekar di hatinya.

"Apakah kau membawa baju ganti?" Mo Qingcheng tiba-tiba bertanya.

"Ya." Qin Wentian mengangguk.

"Tunjukkan padaku setelan pakaianmu yang lain." Mo Qingcheng tersenyum, dan sementara ia tidak mengerti maksudnya, Qin Wentian tetap mengeluarkan pakaiannya yang lain yang ia siapkan untuk perjalanan ini. Ketika menatapnya terkesima, Mo Qingcheng melilitkan sepotong pakaiannya ke tubuhnya dan menutupi bentuk tubuhnya yang indah anggun. Ia menyobek sepotong kain dari satu set pakaian lagi, lalu mengikat rambutnya yang panjang dan melilitkan potongan kain itu sebagai bandana di kepalanya. Secara keseluruhan, penampilannya menjadi sedikit aneh, namun menunjukkan sedikit sifat maskulin.

"Bagaimana penampilanku?" Mo Qingcheng merentangkan tangannya saat ia bertanya.

Qin Wentian memperhatikan penampilannya; pembawaannya mungkin menyerupai laki-laki, tetapi masih tidak bisa menutupi kulitnya yang putih pucat dan wajahnya yang cantik. Namun begitu, sosoknya yang aneh saat ini tidak begitu menarik perhatian seperti sebelumnya.

Manusia akan selalu senang membuat diri mereka terlihat baik, sehingga kenyataan bahwa Mo Qingcheng mengubah penampilannya seperti itu sedikit menggerakkan hati Qin Wentian. Ia menjulurkan tangannya memegang tangan mungil Mo Qingcheng.

Mo Qingcheng dan Qin Wentian akhirnya melihat Kota Gunung Iblis seperti yang tertera di peta. Saat bangau putih itu bersiap mendarat, Mo Qingcheng tersentak, ekspresi keheranan bersinar di wajahnya.

Seluruh kota dikelilingi oleh puncak-puncak batu yang menjulang tinggi, seolah-olah merupakan bagian dari pegunungan, itu memancarkan aura keagungan seperti karya alam maha tinggi .

Puncak-puncak yang mengelilingi terlalu besar dan raksasa, dengan efek yang mengurangi penampakan kota ketika dilihat dari angkasa. Pada kenyataannya, kota itu tidak lebih kecil dari Ibukota Kerajaan Chu. Sulit membayangkan kota sesemarak itu ada di tengah-tengah antah berantah, dengan banyak orang yang tinggal di dalam temboknya.

"Ayo turun," kata Qin Wentian dengan suara rendah, saat bangau putih itu mendarat di dalam Kota Gunung Iblis. Selain dari tanda-tanda banyak manusia yang tinggal di dalam kota itu, ada juga banyak binatang siluman yang berkeliaran. Binatang siluman ini tidak seperti yang biasa dikendalikan oleh manusia, tetapi mereka bergerak dengan kemauan sendiri, benar-benar hidup selaras dengan manusia. Tempat yang aneh, dan sesuai dengan namanya. Tidak heran mereka menyebutnya Kota Gunung Iblis.

Qin Wentian mengambil peta sekali lagi; tanda itu menunjuk ke sebuah istana berukuran besar yang terletak di tengah Kota Gunung Iblis.

"Rahasia Kaisar Biru Langit tidak disembunyikan di Perguruan Bintang Kekaisaran. Sebaliknya, yang ada hanya peta ini. Jika istana ini benar-benar menyembunyikan seni kultivasi yang menantang langit yang membuat seseorang dapat memiliki beberapa Yuanfus, ujian macam apa yang sedang menungguku?" Qin Wentian berpikir sendiri, ketika ia dan Mo Qingcheng berjalan-jalan di sekitar kota.

Tiba-tiba, bumi bergetar. Getarannya terasa seperti binatang siluman yang sedang berlari kencang di jalan itu, membuat orang ramai membuka jalan baginya.

Qin Wentian dan Mo Qingcheng berbalik tepat pada waktunya saat melihat Singa Mata Elang yang sangat gagah berlari ke arah mereka. Kekuatan luar biasa bisa dirasakan dalam langkah-langkahnya, dan seorang pemuda yang menaiki singa itu menggeram kepada kerumunan di depannya, "Menyingkir!"

Mereka bergerak ke pingir jalan saat Singa Mata Elang melaju mendekat. Pemuda yang berada di punggung singa siluman itu memiliki mata seperti elang, tajam dan mengagumkan. Ia menatap Qin Wentian dan Mo Qingcheng, dan setelah melihat wajah Mo Qingcheng yang cantik tak tertandingi memakai jubah pria, ia membuka mulutnya dan mengeluarkan api. Api yang padat menyembur ke arah pasangan itu saat mereka berdua mundur ke belakang dan mengerutkan dahi mereka.

Senyum siluman terlukis wajah pemuda itu, saat ia menatap Mo Qingcheng. "Jika ini benar seorang wanita, kecantikannya pasti lebih tinggi daripada mereka yang ada di Istana Danau Surga."

Setelah itu, ia tertawa terbahak-bahak dan berlalu.

Setelah mendengar kata-katanya, kerumunan itu menyapukan pandangan mereka kepada Mo Qingcheng. Memang, meskipun ia mengenakan jubah laki-laki, siapa pun bisa tahu hanya dengan melihatnya bahwa ia adalah seorang wanita yang cantik tiada cela.

Qin Wentian mengerutkan kening, hanya untuk melihat Mo Qingcheng menarik tangannya. "Ayo kita bergegas ke tempat tujuan kita."

Mo Qingcheng mengerti bahwa karena mereka adalah orang luar, lebih baik untuk tetap tidak menarik perhatian. Di sini, para ahli beladari sama banyaknya dengan awan, tidak seperti negara kecil Chu. Selalu lebih baik mencari jalan yang aman daripada menyesal.

"Aku minta maaf ...." Qin Wentian menghela nafas, menyalahkan dirinya sendiri karena keterbatasan kekuatannya. Mo Qingcheng tidak perlu menanggung semua ini jika ia memiliki kekuatan lebih besar.

"Jika kau menyesal, semakin banyak alasan bagimu untuk lebih bergegas dan menjadi lebih kuat." Mo Qingcheng tertawa. Mereka mempercepat langkah mereka, dan ketika mereka akhirnya tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh peta itu, mereka melihat sebuah istana dengan ukuran yang sangat besar di depan mereka. Di atas gerbang istana, ada lengkungan besar bertuliskan tiga kata raksasa - Istana Danau Surga.

Itu tidak lain adalah Istana Danau Surga yang disebutkan oleh pemuda sombong yang naik singa siluman tadi. Ini adalah tempat yang ditunjukkan di dalam peta Kaisar Biru Langit.

"Ai," sebuah suara berseru terkejut, suara itu datang dari sekelompok pendekar yang berjalan ke arah Qin Wentian dan Mo Qingcheng. Mengiringi kelompok itu, tidak lain adalah para pemuda dan gadis yang mereka temui ketika mereka terbang ke sini.

"Sepertinya kita ditakdirkan bertemu lagi, apakah kalian juga mau mengunjungi Danau Surga?" tanya pemuda itu. Ia sangat senang melihat Mo Qingcheng lagi.

"Tempat seperti apa Danau Surga itu?" tanya Qin Wentian dengan rasa ingin tahu. Ia ingin memperjelas mengapa tepatnya peta Dicang sang Kaisar Biru Langit menandai tempat ini.

"Istana Danau Surga adalah lambang Kota Gunung Iblis, yang didirikan oleh Siluman Qingmei 3.000 tahun yang lalu. Dalam 3.000 tahun, kota ini perlahan berkembang menjadi seperti sekarang ini. Di masa lalu, tempat ini adalah tanah yang sunyi, hanya dihuni oleh binatang siluman, tetapi lihat betapa sibuknya tempat ini saat ini. Tidak hanya itu, ada banyak kecantikan surga di dalam Istana Danau Surga, semuanya luar biasa cantiknya."

Pemuda itu tertawa melanjutkan, "Tentu saja, jika kecantikan Istana Danau Surga itu dibandingkan dengan dia, dia tetap lebih unggul."

Setelah itu, ia menyapukan pandangannya kepada Mo Qingcheng lagi, ekspresi yang tidak bisa ditebak menyirat di matanya.

"3.000 tahun yang lalu," gumam Qin Wentian. Dalam hal itu, ia berada di era yang sama dengan Kaisar Biru Langit. Tapi mengapa ia disebut Peri Siluman Qingmei? Mungkinkah ia sebelumnya adalah binatang siluman yang akhirnya berubah bentuk menjadi manusia?

"Karena Istana Danau Surga hanya menerima murid perempuan, mengapa ada begitu banyak orang yang datang ke sini?" Qin Wentian bertanya lagi.

"Ya, Peri Qingmei hanya menerima perempuan sebagai muridnya, dan mereka semua harus sangat cantik. Untuk memahami mengapa dia tidak menerima murid laki-laki, kita harus terlebih dahulu membicarakan tentang legenda yang berhubungan dengan Kaisar Biru Langit dan Peri Qingmei. Dulu, Kaisar Biru Langit menduduki peringkat pertama dari 36 Dewa Langit. Apakah kau bisa membayangkan betapa menakjubkannya hal itu? Terlepas dari kekaguman dan cinta wanita yang tak terhitung jumlahnya, dia menolak mereka semua demi seorang wanita. Sebuah kisah indah tentang cinta antara seorang manusia dan seorang siluman, menyentuh hati beberapa orang tetapi menimbulkan cemoohan dan kebencian banyak orang. Akhirnya, entah mengapa, Kaisar Biru Langit meninggalkan Peri Qingmei, membuat cintanya berubah menjadi benci, sampai-sampai konon kabarnya ia mengejar Kaisar Biru Langit, ingin membunuhnya. Dan ketika Kaisar Biru Langit tiba-tiba menghilang, Peri Qingmei hanya bisa kembali ke Kota Gunung Iblis, lalu hidup dalam pengasingan."

Pemuda itu tampak bersemangat tinggi, berbicara dengan penuh keyakinan, seolah-olah sengaja ingin memamerkan pengetahuannya. "Aku yang rendah hati ini bernama Yi Xiang, dan aku berasal dari Benua Iblis. Aku ingin tahu, bagaimana aku memanggil kalian berdua?"

"Aku Qin Wentian, dan ini adalah kekasihku," Qin Wentian menjawab tak acuh, tetapi hatinya bergetar karena semangat yang melonjak.

Jika Peri Qingmei dulu benar-benar memiliki hubungan dengan Kaisar Biru Langit, itu berarti ia berada di tempat yang tepat. Tidak ada kesalahan; istana ini adalah titik yang ditandai oleh peta Dicang.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.