Monarki Ilahi Kuno

Keinginan Membunuh Yan Kong



Keinginan Membunuh Yan Kong

0

Saat suara merdu itu bergema di udara, waktu seolah-olah telah berhenti.

0

Pemilik suara merdu itu tentu saja Bailu Yi, dan bukan saja ia tidak menolaknya, ia malah langsung menyetujui permintaan Qin Wentian.

Yan Kong berdiri terpaku di tempatnya dan terlihat seperti orang idiot, sementara ekspresi Leng Ning sangat menarik untuk dilihat.

Setelah pulih dari keterkejutannya, matanya dipenuhi dengan kegembiraan saat ia memandang Yan Kong, "Apa yang mustahil bagimu mungkin tidak mustahil bagi yang lain. Kau menganggap dirimu sendiri terlalu tinggi, sunggu sebuah lelucon."

Jelas yang Leng Ning maksud adalah saat Yan Kong ditolak oleh Bailu Yi. Saat itu, Yan Kong tidak merasa terhina karena penolakan Bailu Yi karena sudah memperkirakannya. Bagaimana bisa Nona Bailu yang keren dan bermartabat begitu mudah menyetujui permintaannya? Ketika Qin Wentian berhasil, bagaimana mungkin Yan Kong tidak merasa malu?

Yan Kong perlahan memutar kepalanya, mengalihkan pandangannya ke arah Bailu Yi dan Qin Wentian, matanya berkedip dengan emosi yang tersembunyi. Mungkin karena hari ini adalah hari terakhir kuliah Bailu Yi, jadi ia menjadi lebih ramah daripada sebelumnya. Jika ia yang meminta, ia pasti akan berhasil juga. Bagaimanapun, ia adalah siswa penulis aksara dewa terkuat dalam kelas ini.

Ketika pikiran ini terlintas dalam benaknya, Yan Kong mengeluarkan senyum yang cemerlang dan memancarkan ketampanannya. Ia kemudian berseru, "Guru Bailu, saya juga memiliki beberapa pertanyaan yang ingin saya konsultasikan dengan Anda mengenai aksara dewa. Apakah anda berkenan memberiku kehormatan?" Bailu Yi sudah bersiap untuk pergi bersama dengan Qin Wentian. Setelah mendengar kata-kata Yan Kong, ia tidak bisa tidak merasa itu menggelikan. Jelas, ia mengerti alasan di balik ajakan Yan Kong. Apakah ia menganggap dirinya ajang untuk pamer?

"Aku sudah berjanji padanya," Bailu Yi masih menjawab dengan sopan, ia tidak ingin membuat Yan Kong terlalu banyak kehilangan muka.

"Bagaimana kalau makan malam?" Senyum Yan Kong hangat dan ramah. Bailu Yi mengerutkan alisnya, orang ini tidak tahu kapan harus mundur.

"Aku tidak bisa," Bailu Yi dengan dingin menjawab dan berjalan keluar dari perkumpulan, meninggalkan Yan Kong yang tertegun. Saat tatapan kerumunan jatuh ke atasnya, kulitnya menjadi pucat dengan semburat hijau.

"Itu disebut mencari masalah sendiri." Leng Ning terkikik, membuat Yan Kong gemetar karena marah. Perasaan ini sangat memuaskan!

Yan Kong menatap kepergian Qin Wentian dengan tajam, bibirnya terkatup rapat seperti ujung pisau, mengungkapkan niat membunuh dengan jelas. Ia tidak berani melakukan apa pun pada Bailu Yi, jadi ia hanya bisa mengeluarkan amarahnya pada Qin Wentian. Qin Wentian tidak punya waktu untuk peduli dengan pikiran Yan Kong. Ia berjalan keluar dari perkumpulan bersama Bailu Yi. Mata indah Bailu Yi menatapnya lalu bertanya, "Ke mana kita pergi?"

"Aku tidak mengerti tempat-tempat di sekitar sini, mengapa tidak Anda yang membawaku berkeliling?" Qin Wentian menjawab agak canggung. Mata Bailu Yi mengerjap menatapnya, "Apakah ini yang biasanya kau lakukan pada seorang gadis yang kau ajak makan?"

"Setelah tiba di Benua Bulan, hal pertama yang kami lakukan adalah mendaftar di Perkumpulan Menjangan Putih. Setelah itu, kami tinggal sepanjang waktu di kediaman Klan Leng. Aku belum begitu tahu dengan Benua Bulan," kata Qin Wentian terus terang. "Baiklah, kalau begitu ikuti aku," kata Bailu Yi lugas. Qin Wentian tersenyum mengikutinya. Namun, senyumnya segera berubah menjadi penyesalan. Bailu Yi membawanya ke sebuah penginapan bernama 'Citarasa Abadi'. Desain penginapan ini tampak sangat mewah, dan ia memilih tempat duduk yang terletak di belakang sebuah layar mewah, dengan danau buatan yang mengalir di kedua sisi.

Saat makanan disajikan, aroma alkohol yang manis meresap ke udara. Hidangan yang disajikan terdiri dari daging binatang siluman yang sangat mahal yang diolah dengan kualitas kelas atas. Harga makanannya sepadan dengan harga yang dibayar oleh Qin Wentian untuk sebulan pelajaran di Perkumpulan Menjangan Putih. Bailu Yi tak dapat menahan tawa saat melihat Qin Wentian menatapnya tanpa berkedip. Senyumnya mengingatkan teratai salju yang mekar di atas gunung es, seindah matahari terbenam.

"Citarasa Abadi adalah penginapan paling terkenal di seluruh Benua Bulan. Ada banyak cabang yang terbuka di seluruh penjuru, dan mereka terkenal dengan hidangan lezat yang mampu menyehatkan tubuh seorang pendekar. Satu-satunya kekurangannya adalah harga yang keterlaluan. Mengapa? Apakah kau menyesal aku membawamu ke tempat ini?" Bailu Yi tersenyum dan semakin terlihat sangat cantik. Tapi ketika Bailu Yi memperhatikan bagaimana Qin Wentian menatapnya, ia merasa agak tidak nyaman. Mungkinkah orang ini begitu murahan? Dan tidak bisa bercanda dengannya?

"Senyummu itu, membuat semua ini sepadan." Qin Wentian akhirnya tersenyum, membuat Bailu Yi sedikit terkejut, sebelum kembali ke wajahnya yang dingin. Tunggu, apakah pria ini sedang menggodanya?

"Anggap saja kita impas." Qin Wentian tidak bisa tidak merasa lebih nyaman di hatinya. Siapa yang mengira bahwa Guru Bailu yang galak juga akan memiliki sisi nakal padanya. Ia jelas membawanya ke sini untuk 'mengerjai'nya.

"Beraninya kau." Bailu Yi tahu bahwa tindakan Qin Wentian disengaja. "Katakan padaku, seberapa tinggi pencapaianmu dalam dunia penulisan aksara dewa?"

"Aku sudah menjadi penulis aksara dewa tingkat ketiga, bahkan sebelum memasuki Perkumpulan Menjangan Putih." Qin Wentian tidak menyembunyikan fakta. Lagi pula, tanpa kekuatan yang memadai, bagaimana ia bisa mengendalikan Perkumpulan Menjangan Putih?

"Lalu mengapa kau masih di sini untuk belajar?" Bailu Yi membelalakkan mata kepada Qin Wentian.

"Karena pengetahuanku mengenai dasar-dasarnya masih benar-benar kurang. Misalnya, aku bahkan tidak tahu empat klasifikasi aksara dewa sampai aku mempelajarinya dari Anda. Sebelum ini, aku hanya terampil mengukir aksara dewa pada senjata, dan menempa senjata dewa kelas tiga," jelas Qin Wentian.

"Apakah kau membawa sesuatu yang kau tuliskan sendiri?" Bailu Yu bertanya.

"Mhm." Qin Wentian mengangguk. Ia menggosok cincin ruangnya dan sebuah gulungan lukisan muncul di tangannya, yang kemudian ia berikan kepada Bailu Yi.

"Teknik alami yang tersembunyi di dalam aksara dewa?" Dengan sekilas, Bailu Yi bisa tahu seberapa mendalamnya lukisan itu. Ia menatap Qin Wentian dengan terkejut, takjub. Pencapaian orang ini dalam dunia penulisan aksara dewa ternyata setinggi ini?

"Kau benar-benar belum pernah belajar dari seorang tuan guru sebelumnya? Apakah kau mencapai tingkat ini melalui pemahamanmu sendiri?" Bailu Yi merasa sangat penasaran.

"Aku memiliki jiwa astral jenis penempaan yang memberiku keuntungan yang tak tertandingi dalam hal menuliskan aksara dewa. Adapun sisanya, aku memahaminya sendiri." Jika Qin Wentian mengatakan hal ini kepada Leng Ning, ia pasti akan menganggapnya membual lagi. Namun, Bailu Yi tidak meragukannya sama sekali, dan kecemerlangan aneh terlintas di matanya saat melihat Qin Wentian. Sementara ia mempelajarinya dengan serius, sikapnya yang dingin tidak lagi tampak seperti seorang pendiam.

"Tampaknya kau benar-benar jenius dalam hal aksara dewa. Jadi apa tujuan sebenarnya kau mengundangku keluar untuk makan siang?" tanya Bailu Yi. "Kupikir mungkin Anda akan memilihku untuk terus belajar aksara dewa dengan Anda?" Qin Wentian tertawa, membuat Bailu Yi mendelikkan matanya. "Betapa narsis!"

"Jika ternyata bukan aku, maka itu berarti Yan Kong?" Qin Wentian mengangkat bahu sambil melanjutkan, "Sebenarnya bahkan jika Anda belum mengatakannya, aku masih akan memikirkan cara lain untuk terus belajar dengan Anda. Lagi pula, masih banyak hal yang tidak jelas bagiku. Aku benar-benar mendapat pencerahan besar bulan ini, tetapi aku masih merasa bahwa apa yang kupelajari hanyalah puncak gunung es. Oleh karena itu, aku ingin mentraktirmu makan untuk memperdalam hubungan perkenalan kita satu sama lain." Bailu Yi menatap Qin Wentian saat sebuah kejutan melintas di matanya. Mata Qin Wentian sangat jernih, bersinar dengan senyum lembut yang memancarkan ketulusan. Hal itu berbeda dari tatapan pria lain yang memandangnya. Tidak hanya itu, ia sangat jujur ​​dengan permintaannya dan memilih untuk tidak menyembunyikan apa pun.

"Kau tidak memiliki pikiran mesum terhadapku, kan?" Tiba-tiba Bailu Yi bertanya.

"Uhukk, uhukk." Qin Wentian tersedak anggur yang diminumnya. Kata-katanya sederhana, namun mengandung kekuatan membunuh yang begitu besar. Qin Wentian tidak pernah berpikir bahwa kata-kata Bailu Yi akan sangat menohok, jadi ia hanya bisa tersenyum muram dan menjawab, "Nona Bailu, aku sudah memiliki seorang gadis di hatiku."

"Oh?" Bailu Yi terlihat ragu, "Apakah dia cantik?"

"Ya, sangat." Qin Wentian mengangguk menjawab.

"Bagaimana kalau dibandingkan denganku?" Bailu Yi tertawa, membuat Qin Wentian terkejut. Ia tidak mengira bahwa Guru Bailu juga masih memiliki sisi seperti itu pada dirinya.

"Hmm, menurutku dia sedikit lebih cantik," jawab Qin Wentian serius, menyebabkan ekspresi Bailu Yi menjadi berubah. Namun, ia segera sadar dan menjawab, "Benarkah? Maka aku harus bertemu dengannya suatu saat nanti. "

"Jadi, apakah ini berarti Anda memercayaiku?" Qin Wentian mulai merasa santai.

"Untuk saat ini, ya, tetapi jika aku tahu bahwa kau telah berbohong kepadaku, kau sebaiknya berhati-hati." Bailu Yi memberinya tatapan mengancam lalu memunculkan sebuah senyum palsu. Bukan saja 'Bailu Yi' yang polos dan murni ini sangat kuat, dia juga sangat mahir dalam dunia penciptaan manekin hidup. Tidak ada yang berani mengangkanginya di wilayah Benua Bulan ini.

Segera setelah itu, topik diskusi mereka bergeser ke arah aksara dewa, dengan keduanya larut dalam pembicaraan dan mendapatkan wawasan dari satu sama lain. Qin Wentian sangat puas dengan pertemuannya dengan Bailu Yi hari ini. Karena ia akan belajar dan meneliti aksara dewa bersama dengannya, itu berarti ia sudah memiliki satu kaki di dalam jajaran Perkumpulan Menjangan Putih. Dengan demikian, langkah pertama dalam rencananya untuk mengendalikan Perkumpulan Menjangan Putih secara resmi baru saja dimulai.

….

Setelah kembali ke kediaman Klan Leng, Leng Ning terus menatap Qin Wentian, matanya yang indah berkedip-kedip.

"Mengapa kau menatapku seperti itu?" Qin Wentian merasa gerah.

"Apa yang kau bicarakan dengan Bailu Yi?" Leng Ning bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Tidak banyak, hanya mencoba untuk membina hubungan yang lebih baik dengannya. Lagipula, kami akan belajar dan meneliti aksara dewa bersama di masa depan," jawab Qin Wentian, membuat Leng Ning tersenyum lebar, "Tunggu, apakah kau mengatakan bahwa Bailu Yi akan memilihmu? "

"Ya." Qin Wentian mengangguk.

Leng Ning mengulurkan tangannya, meletakkannya di dahi Qin Wentian. Selama satu bulan ini, mereka semua sudah akrab satu sama lain dan sudah saling menganggap teman. Oleh karena itu, sikap Leng Ning sudah jauh lebih santai dari sebelumnya.

"Apa yang kau lakukan?" Qin Wentian merasakan tangan gadis itu di dahinya ketika garis-garis hitam muncul di wajahnya.

"Hanya memeriksa apakah otakmu sudah hangus karena demam," jawab Leng Ning sambil menarik tangannya. "Namun, kau benar-benar beruntung, tak kusangka bahwa Bailu Yi mau makan bersamamu. Aneh sekali."

Setelah berbicara demikian, Leng Ning kembali ke kamarnya, dengan pikiran yang masih penuh tanda tanya.

Namun pada hari kedua, mata Leng Ning hampir terlepas dari kelopaknya. Setelah Bailu Yi membawa mereka ke Arena Neraka, ia berdiri sendiri di depan, tidak ada yang berani mendekatinya. Namun, Qin Wentian benar-benar berani, ia berjalan ke depan dan berdiri di samping Bailu Yi, ketika keduanya berbincang dengan riang dan santai.

Leng Ning benar-benar terpana. Apakah pembawaan Bailu Yi yang murni, telah tertipu oleh kata-kata berbunga dari sang pembual, Qin Wentian?

Yan Kong hanya bisa mengepalkan jari-jarinya karena rasa malu dan marah, tatapannya sama tajamnya dengan ular beracun dan terkunci ke arah Qin Wentian.

Hanya Fan Le yang memandangi bosnya dengan penuh pemujaan dan kekaguman. Tidak hanya Qin Wentian membina hubungan yang baik dengan Leng Ning, bosnya bahkan berhasil menanamkan cakarnya kepada Bailu Yi. Terlalu kuat malah. Tetapi mengapa nasibnya begitu berbeda? Dia tidak kalah terlalu banyak jika saling membandingkan penampilan, kan? Fan Le menyentuh wajahnya dengan muram.

Semua orang memikirkan hal itu. Meskipun Bailu Yi adalah seorang jenius dalam kultivasi dan dunia aksara dewa, bagaimanapun ia masih berusia delapan belas tahun. Tidak mungkin jika ia ternyata jatuh cinta pada Qin Wentian, kan?

Jika benar, orang yang akan dipilih untuk belajar aksara dewa dengannya, bukankah itu Qin Wentian?

Ketika pikiran ini terlintas di benak mereka, banyak orang memandang Yan Kong dengan ekspresi kasihan di wajah mereka. Wajah Yan Kong terbakar. Jelas, ia menyimpulkan hal yang sama juga. Ia menatap Qin Wentian, matanya semakin dingin. Kalau begitu, ia tidak bisa disalahkan atas apa pun yang mungkin terjadi kemudian. Qin Wentian sedang mencari mati!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.