Super Internet

Perampokan Juga Pekerjaan Teknis



Perampokan Juga Pekerjaan Teknis

"Aku akan mengajak salah satu dari kalian untuk melakukan sesuatu yang besar terlebih dulu. Siapa yang mau ikut?" Pekerjaan Fleeca adalah pekerjaan yang harus dilakukan, tapi hanya membutuhkan dua pemain.     

(Pekerjaan Fleeca adalah misi merampok uang di Bank Fleeca).     

"Hanya satu?" Song Qingfeng tampak kesal.     

"Aku ikut!" Su Tianji sangat ingin mencoba misi tersebut.     

"Silakan Nona Su terlebih dulu." Ujar Song Qingfeng, "Aku akan berlatih mengemudi dulu."     

Setelah Bos Fang mengundang Su Tianji bergabung dengan timnya, Lester datang ke rumah baru Fang Qi dan pekerjaannya pun dimulai.     

Lester adalah pria gemuk yang mirip penguin, dengan kacamata bundang dan membawa tongkat.     

Tak ada yang menyangka kalau dia adalah seorang hacker hebat yang mendalangi semua jenis pekerjaan khusus untuk pemain dalam mode online maupun offline. Bahkan ia juga yang membuat insiden 9 tahun yang lalu itu terjadi.     

Pekerjaan Fleeca adalah pekerjaan dasar dalam mode online, dan pemain tak perlu membuat rencana karena Lester sudah merencanakannya sejak awal.     

Seperti yang pernah Fang Qi katakan sebelumnya, "Tak akan ada yang berisiko, kecuali kamu ditangkap atau tertembak dari jauh."     

"Bos, apa yang akan kita lakukan?" Su Tianji agak bingung dengan situasi yang terjadi.     

"Kita akan merampok dari orang kaya untuk membantu orang miskin." Ujar Bos Fang, "Ayo kita pergi, ikuti saja pria gendut itu."     

Mobil biru mini terlihat terparkir di luar, dan Su Tianji pun langsung naik lalu duduk di belakang kemudi. Kemudian ia berkata dengan lantang, "Biar aku yang menyetir!"     

"Bisakah kamu melakukannya?" Bos Fang bertanya karena merasa agak ragu.     

"Kamu pikir aku tidak bisa?!" Su Tianji menginjak pedal gas dan mobil kecil itu langsung melaju kencang. "Lihatlah baik-baik!"     

"Hei! Sialan, aku masih belum naik!" Lester baru saja membuka pintu mobil dan hampir terhuyung saat mobilnya tiba-tiba melesat.     

Kemudian ia bersumpah serapah saat melihat mobilnya melesat pergi begitu saja.     

"Hei, bisakah kamu lebih hati-hati?" Bos Fang terlihat berkeringat dingin saat Su Tianji memundurkan mobil ke rumah dan menjemput Lester yang mengumpat tadi.     

"Bos, kita mau pergi ke mana?" Su Tianji bertanya seraya mengemudi. Sampai saat ini ia masih tidak tahu mereka akan pergi ke mana.     

"Pakai GPS di HP mu!" Bos Fang berujar seraya memandang jijik, "Sudahkah kamu bermain mode offline? Apakah kamu bisa menggunakan GPS di HP di mu? Buka GPS di HP mu, lalu carilah Fleeca Bank dan ikuti instruksinya."     

Bos Fang harus mengajari kultivator besar yang tidak tahu apa-apa tentang cara menggunakan GPS ini.     

"Oh, bisa begitu ya?" Su Tianji kemudian mengeluarkan smartphone hitam dari sakunya. Setelah membuka GPS, ia melihat rute ke tujuan yang direncanakan secara otomatis.     

"Apa yang kalian mainkan?"      

Sebagai pemain lama, Nalan Hongwu kadang menonton teman-teman lamanya bermain. Kini ia menyadari kalau mereka sedang memainkan game yang aneh.     

"Grand Theft Auto 5." Su Tianji kemudian melambaikan smartphone di tangannya, "Pemilik warnet mengajakku untuk merampok orang kaya demi membantu orang miskin."      

"Pemilik warnet?"     

"Mengajakmu merampok orang kaya untuk membantu orang miskin?"     

Beberapa orang langsung tertarik untuk ikut menonton permainan tersebut setelah mendengarnya.     

Nalan Hongwu yang berdiri di belakangnya pun tampak memperhatikannya. Hari ini ia tak terburu-buru karena belum online.     

"Bos, mengapa kamu tidak bermain mode offline?" Liu Ningyun melihatnya sambil mengerutkan kening. Ia menyadari kalau Bos Fang telah menciptakan karakternya sendiri daripada menggunakan tiga karakter utama. Apalagi karakternya memiliki rambut panjang yang bagus.     

"Karena aku pengemudi tua." Bos Fang tampak sombong.     

Meskipun Bos Fang adalah pengemudi berpengalaman, tapi sekarang ia duduk di mobil yang dikendarai oleh Su Tianji yang merupakan seorang pengemudi baru. Sesuatu yang mengerikan pun terjadi, mobil melesat keluar dari jalanan.     

"Aahh…!"      

Fang Qi baik-baik saja karena ia bermain game dengan mode keyboard dan mouse, meskipun jantungnya berdebar kencang dan merasa ketakutan, "Kamu itu bisa menyetir dengan benar atau tidak?!"     

Untungnya ada jalan lain di bawah mereka. Tapi kemudian terdengar suara ledakan dan membuat jendela mobil hancur. Kalau ia tidak mengenakan sabuk pengaman, entah apa yang akan terjadi pada mereka.     

Sementara itu, Lester yang duduk di kursi belakang terlihat mengeluarkan busa putih dari mulutnya, membuat suasana langsung hening seketika.     

Semua orang di sekitar pun ikut terdiam.     

Mereka mengulangi gamenya lagi dan akhirnya tiba di bank Fleeca.     

Kemudian Lester berkata, "Aku baru saja memasuki sistem keamanan kamera mereka dengan Hpku, coba kalian lihat."     

"Tempatnya kecil dan keamanannya tidak begitu ketat." Ujarnya dengan nada bercanda, "Karyawannya tidak akan keberatan dengan kita, dan pelanggan harus memikirkan tentang bagaimana membuat adegan ini menjadi naskah film."     

"Kenapa aku merasa ini adalah…" Su Tianji tampak bertanya-tanya, "Gudang uang? Bos, apakah kita di sini untuk merampok dari orang kaya untuk membantu orang miskin?"     

"Pernahkah kamu melihat tempat yang memiliki banyak uang selain gudang uang?" Bos Fang bertanya balik.     

Su Tianji lalu membeku sejenak, "Lalu siapa yang akan kita tolong…?"     

Bos Fang pun berkata dengan jijik, "Sekarang, lihatlah kaos dan jeans murahmu itu. Kamu juga tak punya mobil maupun rumah. Kamu hanya punya uang receh di sakumu. Tidakkah kamu pikir kalau kamu itu miskin?"     

"Hahahaha!" Nalan Hongwu tertawa keras sampai hampir tersedak, "Tetua Su ditipu oleh si bocah Fang untuk merampok gudang uang."     

"Apakah ini namanya merampok orang kaya untuk membantu orang miskin? Hahahaha!" An Huwei juga menghampiri mereka untuk menonton permainan tersebut.     

"Apa yang kamu tertawakan?!" Su Tianji kemudian mendengus kesal, "Apa yang aneh? Bukankah itu gudang uang? Katakan saja berapa yang bisa kudapat?"     

Bos Fang kembali memandang jijik, "Kamu hampir membunuh si dalang dari misi ini dalam kecelakaan mobil. Jadi menurutmu berapa banyak yang bisa kau peroleh? Jika ini dunia nyata, dan aku memiliki rekan sepertimu dalam tim…"     

"Mungkin tim yang kau pimping akan mati." Bos Fang lalu merentangkan tangannya, "Lagi pula merampok adalah pekerjaan teknis!"     

"..." Kata-kata bos Fang begitu menyakitkan, dan Su Tianji bertekad untuk menunjukkan kemampuannya nanti.     

Lalu Lester meretas sistem keamanan kamera dan mendapatkan semua gambar serta video rekaman. Kemudian ia memindahkannya ke ponselnya.      

"Lemari besi ada di belakang pintu keamanan. Kita akan mengambil kotak nomor 167."     

Itu adalah rencana yang begitu rinci.     

Lester membuat langkah demi langkah dengan dukungan teknis yang sangat kuat.      

"Aku menulis sebuah program yang sangat menarik, dan itu dapat membantu kalian untuk mengatasi sebagian besar masalah."     

Kemudian ia mengajari kedua rekan satu timnya cara untuk menggunakan aplikasi peretasan yang merupakan bagian terpenting dari perampokan ini. Tanpa bantuan Lester, Fang Qi tidak akan bisa melakukan perampokan besar ini sendirian.     

Dibandingkan dengan versi aslinya, aplikasi versi Sistem lebih rumit, tapi tidak menyusahkan bagi Bos Fang.     

Setelah melakukan inspeksi, asisten Lester, Page, melakukan pekerjaan kecil dan menyiapkan barang-barang. Sementara Bos Fang dan Su Tianji melakukan pekerjaan manual yang sulit dan harus merampok mobil model Kuruma.     

Mobil tersebut adalah kendaraan anti peluru yang sangat berguna. Tanpa kendaraan itu, mereka tidak akan bisa bertahan hidup dalam pertempuran ini.     

"Kenapa tidak mengambil satu dari gangster Korea yang merepotkan? Kita bisa meninggalkan beberapa petunjuk yang mengarah pada mereka, sehingga mereka bisa disalahkan." Ujar Lester, ia bahkan telah membuat rencana untuk menyingkirkan polisi setelah perampokan ini. Itu adalah skema yang telah dipertimbangkah secara mendetail.     

"Apakah kamu punya pistol?" Tanya Bos Fang.     

"Tentu saja." Su Tianji kemudian menunjukkan sebuah pistol kecil, "Orang kulit hitam itu memberikannya kepadaku."     

"Belilah beberapa peluru." Bos Fang berujar, ia terlihat heroik. "Kita perlu mengalahkan seluruh kelompok dengan dua pistol. Apakah kamu percaya diri?"     

Su Tianji tampak terdiam dan kehilangan kata-kata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.