Super Internet

Membunuh Habis-Habisan



Membunuh Habis-Habisan

0"Kalau begitu ayo…" Bos Fang terkejut saat tahu bahwa semua orang ingin ikut bersamanya, tapi ia tetap mengajak mereka semua.     
0

Ia kemudian berkata dengan agak jijik, "Ayo kita berangkat…"     

Setelah ia melemparkan pedang lebar dengan runeword ke luar pintu, ia menggunakan jurus seni seribu pedang yang langsung membagi pedang menjadi puluhan pedang yang terlihat melayang di udara.     

Bos Fang kemudian memberi isyarat ke mereka, "Ayo naiklah jika kalian mau ikut bersamaku."     

Semua orang pun bergegas untuk keluar dalam diam. Mereka berpikir kalau mereka baru saja mempelajari teknik pengendalian pedang, tapi apakah memang seperti ini?     

Di sisi lain, Zou Mo berdiri di atas kapal spiritual dengan tatapan mata yang tampak mendapatkan pengelihatan secara ajaib. Tapi ia segera menutup matanya karena merasakan sakit yang luar biasa.     

"Kita tidak bisa seperti ini terus, Adik kecil." Ning Bi berkata seraya menggelengkan kepalanya, "Coba kamu pikir, kalau kita terlalu lama menjemputnya, orang-orang yang menculik Ruan Ning mungkin akan membunuhnya setelah mendapatkan uangnya."     

Zou Mo langsung gemetaran saat memikirkan hal tersebut. Lalu ia segera membuka matanya lebar-lebar, ia terlihat marah.     

Zou Mo merasakan gelombang cahaya yang kuat menembus matanya. Bahkan di Kota Banbian yang suram, cahaya bisa terasa begitu menusuk matanya, seolah ia sedang menatap langsung ke matahari.     

Tapi, setelah gelombang cahaya putih yang menyilaukan itu hilang, seisi dunia tampak berbeda baginya, semua yang ada di sekitarnya menjadi sangat berbeda.     

"Aku ingin tahu mengapa anak itu sangat beruntung..." Ning Bi menyilangkan tangannya di depan dadanya dan bergumam, "Aku ingin menculik orang kesayangannya ..."     

"Kakak! Aku melihatnya!" Zou Mo berteriak dengan gembira.     

Ning Bi kemudian merapalkan mantra spiritual dengan santai, dan seluruh kapal spiritual itu pun menghilang dari langit, membuatnya seolah menjadi kapal yang tidak terlihat.     

Sementara itu, Bos Fang menerima sebuah pesan.      

[Kami menemukannya.]     

Blok 18 terlihat kurang rapi jika dibandingkan dengan Blok 36 yang dikuasai Fang Qi.     

Di ujung jalan ada bangunan tiga lantai berbentuk menara. Kultivator dengan perban di wajahnya itu sedang menatap para pejalan kaki.     

"Dia datang! Dia datang!" Orang itu berteriak dengan gembira.     

"Kita akan kaya sekarang!"     

"Aku bisa membayangkan diriku berbaring di tumpukan roh kristal yang menggunung."     

"Setelah perampokan ini, aku akan meninggalkan tempat sialan ini dengan semua uang itu, lalu memulai hidupku lagi di tempat yang lebih baik."     

"Hahahahaha!"     

...     

Di sisi lain, di pojokan yang tampak tersembunyi, tepat di belakang bangunan menara tiga lantai tersebut.     

Ada dua sosok bayangan yang datang secara diam-diam.     

"Bisakah kamu bertahan lebih lama?"     

"A-aku… Baik-baik saja." Jawab Zou Mo dengan segera.     

Cahaya aneh itu melintas lebih cepat ke matanya, "Mereka ada di bawah tanah, ada dua orang yang menjaganya."     

"Penjelasan lokasinya tepat juga." Ujar Ning Bi sambil tersenyum.     

Di bawah sana ada dua pria yang terlihat mengenakan jubah hitam. Berbeda dari pria yang mengenakan perban tadi, mereka memiliki kultivasi yang lebih tinggi.     

Mereka berdua tampak waspada seraya mengawasi daerah di sekitar mereka dengan hati-hati. Di meja yang ada di antara mereka, ada pot tanah liat hitam pekat, dan pot itu disegel oleh dua simbol talisman yang ditulis dengan darah.     

Kemudian ada hembusan angin tak kasat mata yang berhembus ke arah simbol talisman tersebut.     

"Apa yang terjadi?!" Ada kilauan cahaya yang muncul sekilas di depan mata mereka, dan mereka langsung bergegas memeriksa pot.     

Tapi tak ada keanehan yang terjadi.     

"Sudah selesai." Ujar Ning Bi, "Dalam waktu singkat, tak ada yang bisa melakukan apapun ke jiwa gadis itu."     

Ning Bi: [Bos kecil, misi sudah selesai!]      

Kemudian Fang Qi menerima pesan di giok komunikasinya.      

Ning Bi: [Jangan lupa hadiah yang kamu janjikan padaku.]     

Fang Qi hanya bisa terdiam setelah membaca pesan tersebut.     

Sementara itu, Ruan Ning berjalan ke gerbang lantai satu dengan roh kristal, mata para kultivator yang ada di depannya tampak bercahaya.     

Lalu tiba-tiba mereka mendengar sebuah ledakan!     

Sebuah kilat pun menyambar atap rumah, dan langsung membuat lubang besar di atapnya.     

Kemudian terdengar suara teriakan keras, "Dengar! Orang-orang yang berada di dalam gedung! Sekarang kalian hanya punya waktu 10 detik untuk meletakkan senjata kalian! Menyerahlah dan serahkan sandera kalian. Kalau tidak, kalian akan menanggung akibatnya."     

Mereka pun langsung gemetaran setelah mendengar suara tersebut. Ketika mereka melihat ke luar jendela, sudah ada puluhan kultivator yang berdiri di atas pedang terbang dan mengelilingi menara mereka.      

"Bos, bagaimana mereka bisa menemukan kita?!"     

Ekspresi kultivator bertubuh kekar yang mengenakan jubah hitam itu terlihat berubah. Ia terlihat tersenyum licik saat melihat ke luar, "Ku sarankan kalian untuk menjauh. Jika tidak, teman kalian akan mati!"     

"Jadi begitu!" Sebelum para kultivator itu panik, mereka tersenyum jahat lalu menambahkan, "Benar apa kata Bos, kita masih memiliki sandera!"     

"Jangan bergerak! Kalau tidak, percaya atau tidak, kami bisa langsung membunuh gadis ini!"     

"Bos, apakah mereka biang keroknya?" Tanya Tang Yuan dengan jijik.     

"Biar aku yang mengurus mereka!" Zhuge Bai adalah kultivator paruh baya yang mengenakan jubah bulan putih. Dengan kulitnya yang lembut, ia tampak seperti seorang cendekiawan yang lemah, tapi ia memiliki temperamen yang buruk. Setelah mengambil tongkat tulang giok dari Tang Yuan, ia pun langsung mengarahkannya ke depan.     

Kemudian ada sebuah energi yang sangat dingin, mengembun lalu berubah menjadi es, disertai hembusan angin kencang. Serangan itu mengubah bangunan tersebut menjadi abu dalam sekejap mata.     

Lalu Mo Tianxing segera meraih tubuh Ruan Ning.     

"Ah…!" Ruan Ning berteriak dan hampir pingsan karena ketakutan. Kini hidupnya bergantung di tangan orang lain. Pertarungan saat ini tampak begitu mengerikan!     

"Hahahaha!" Zhuge Bai tertawa, "Tongkat tulang giok ini benar-benar sesuai dengan namanya!"     

"Kalian cari mati!" Kultivator berjubah hitam itu kemudian mengeluarkan perintahnya, membuat ada banyak para kultivator berjubah hitam yang langsung keluar.     

"Biarkan aku yang mencobanya!" Xi Chenzhou mengambil tongkat tadi dari Zhuge Bai. Sementara itu, ada sekitar puluhan kultivator berjubah hitam yang terlihat mengelilingi mereka dari segala arah.     

Sambil melambaikan tongkat tulang giok, Xi Chenzhou melantunkan mantra, membuat ada banyak aura hitam yang terkondensasi menjadi naga besar, terlihat melayang ke langit.     

GROAM…!     

Disertai dengan suara gemuruh yang menggelegar, seluruh kultivator hitam yang ada di sana pun langsung menghilang.     

Hal itu membuat Xi Chenzhou tercengang memandangi tongkat tulang giok di tangannya, "Senjata ilahi! Ini benar-benar senjata ilahi! Luar biasa sekali! Aku merasa kekuatan mantra spiritual dan pengontrolanku meningkat pesat!"     

"Coba panggil binatang mistis!" Xue Shuilong melambaikan Pedang Tanda Naga, dan seekor anjing besar yang tampak seperti kirin api pun langsung membesar. Hewan itu memuntahkan api dan para kultivator itu tampak berlarian dengan diselimuti oleh api. Mereka pun tampak sangat kesakitan.     

Meskipun pertumbuhan binatang mistis mulai menurun, tapi binatang mistis yang dipanggil Taoist agung itu masih tetap kuat. Selain itu, Pedang Tanda Naga itu sendiri dapat meningkatkan kekuatan binatang mistis tersebut.     

Setelah Mantra Armor Blessed dan Soul Shield diberikan ke binatang mistis yang besar, api pun mengelilingi gedung itu. Xue Shuilong lalu melemparkan mantra Wind Control dan mengirim binatang mistis tadi ke langit. Para kultivator yang melarikan diri dengan terbang tadi langsung berubah menjadi api dan jatuh ke tanah!     

"Bagus sekali! Aku sangat puas dengan Pedang Tanda Naga ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.