Super Internet

Memasuki Kota Kekaisaran



Memasuki Kota Kekaisaran

0"Makanan di sini payah!" Fang Qi berselonjor dan berbaring di kursi komputer.     
0

Pagi hari ia sudah sarapan mie instan, kalau untuk makan siang dan malamnya…     

Tiba-tiba Fang Qi merindukan masakan Xiaoyue. Zou Mo tidak berbakat seperti Xiaoyue dalam hal memasak, jadi Bos Fang masih suka membeli makanan di luar.     

"Jika kamu bosan dengan makanan di sekitar sini, ganti saja ke restoran lainnya." Ujar Xi Yue di sampingnya, "Selain di sudut kota ini, ada lagi restoran yang menyediakan makanan lezat. Aku tahu satu restoran di Blok 18 yang sangat lezat, tapi agak jauh dari sini..."     

"Kalau begitu…" Bos Fang terlihat berpikir sejenak, lalu ia melanjutkan, "Kalau begitu aku tidak ke sana deh…"     

"Kalau malas mana bisa dapat makanan lezat!?" Xi Yue berujar seraya memutar bola matanya.     

Kemudian Fang Qi memberi syarat ke Zou Mo dan memberinya satu roh kristal, "Xiaomo! Pergilah ke Blok 18 dan belikan makanan untukku!"     

"..."     

"Bos, kamu tidak punya hati nurani sama sekali ya?!" Setelah beberapa saat, Xi Yue pun berteriak dan hampir memekakkan telinga Bos Fang.     

"Kamunya yang ingin makan, tapi malah menyuruh orang pergi sejauh itu untuk membelikanmu makanan" Xi Yue berujar dengan kesal.     

Lalu Bos Fang berkata dengan ekspresi serius, "Ada begitu banyak pelanggan di warnet. Mana mungkin aku meninggalkan mereka tanpa pengawasan?"     

...     

"Datanglah ke Kuil Zuma untuk membunuh anggota keluarga kerajaan!"     

"Kuil Woma! Kirim pasukan ke Kuil Woma!"     

Orang-orang di dalam warnet pun berteriak untuk menyambut pertempuran sengit yang akan dimulai.     

Sementara itu, Bos Fang merasa tidak terburu-buru saat pertempuran besar dimulai, karena dia adalah wasitnya.     

Dengan santai, ia bermain beberapa putaran the King of Fighters dan Plants vs Zombies.     

"GEDEBUK!" Sebuah kotak makanan diletakkan di meja Bos Fang dengan paksa. Saat Fang Qi melihat ke belakang, ada seorang gadis berpakaian merah yang sedang menatapnya dengan galak.     

"Nona Ruan, kenapa kau memelototiku?" Fang Qi melihatnya dengan penasaran, "Kenapa kamu yang membawakanku kotak makanan? Di mana Xiaomo?"     

"Dasar tidak tahu malu!" Ruan Ning memelototi Fang Qi sembari berkacak pinggang, "Jika aku tidak kebetulan berada di tempat kejadian, Xiaomo akan dirampok! Kamu kan tahu kalau kekuatan kultivasinya tidak tinggi, tapi kenapa kamu masih menyuruhnya pergi ke tempat yang jauh?"     

"Maaf, Bos!" Zou Mo meminta maaf, wajahnya terlihat memar.     

"Apa? Seseorang berani merampok anggota Asosiasi Game Penentang Langit?" Bos Fang pun terkejut, "Apakah lukanya serius? Jika tidak, minta Su Yao untuk menyembuhkanmu. Harusnya tidak apa-apa."     

"Aku menghentikan mereka tepat waktu, tentu saja tidak ada luka yang serius." Ujar Ruan Ning yang kemudian mendengus, "Kota ini sangat besar. Meskipun ada empat raja yang berjalan sendirian, keempat orang itu tak akan tahu kalau mereka sama-sama raja. Jadi semua orang harus berhati-hati."     

Zou Mo menggaruk kepalanya dan tampak menyesal.     

...     

Insiden kecil seperti ini berlalu begitu cepat, dan tak ada yang memperhatikannya.     

Apalagi sekarang ada pertempuran besar di Kota Pasir, jadi tak ada yang memperdulikan masalah itu.     

Luka Zou Mo pun sudah sembuh berkat mantra healing. Setelah makan, Bos Fang masih memiliki waktu sebelum pertempuran berlangsung, jadi ia naik ke atas untuk berkultivasi.     

Dari misi sebelumnya, ia telah mendapatkan akses ke ruang kultivasi game.     

"Sepertinya, barang-barang kita tidak akan jatuh di peta guild." Tiba-tiba seseorang berteriak di warnet.     

Para pemain bisa memasuki peta guild lebih awal sekarang, tapi pertempuran belum dimulai.     

Seketika, Iblis Hitam dan lainnya yang ragu-ragu untuk mengganti item terbaik mereka, buru-buru mengganti seluruh perlengkapan mereka dengan item terbaik. Sementara pemain yang tidak memiliki item bagus, masih diberikan waktu untuk memperbaikinya dengan meminjam item bagus dari teman-teman mereka.     

Saat waktu hampir menunjukkan pukul 7 malam…     

Banyak pemain dari Dajin dan Alam Lautan Bintang Pagi membawa item pamungkas mereka. Bahkan Tang Yuan, Master Paviliun Yuanheng, mengeluarkan tongkat tulang gioknya.     

Dan Ji Wu telah mendapatkan tongkat penghakimannya!     

Di antara 500 pemain dari Dajin, barisan depan diisi oleh prajurit tingkat tinggi yang mengenakan Armor Dewa Perang, dengan Pedang Bulan Di Sumur yang ada di tangan mereka. Sementara para wizard dan taoist ada di barisan belakang, kini mereka siap untuk bertempur.     

Sementara itu, barisan terdepan milik Aliansi Kultivator Alam Lautan Bintang Pagi diisi oleh skeleton, dan banyak dari mereka yang terlihat memancarkan cahaya biru gelap yang berbahaya.     

"Gila! Apakah dia adalah pemilik warnet?" Orang-orang dari Kantor Naga Putih merasa sedikit malu saat melihat ID pemain bernama 'Preman Galau' sebagai wasit.     

Awalnya mereka dirampok master Klan Woma!     

Xi Chenzhou dari Kantor Panjiao pun terlihat mengerutkan wajahnya, "Kalian baru tahu?"     

Tapi kini masalah itu dikesampingkan, karena tujuan mereka adalah menghajar musuhnya untuk memenangkan Kota Kekaisaran Shabak!     

"Mereka bertempur di luar!" Sebelum pertempuran dimulai, Ji Wu menerima sebuah pesan. Dalam peta guild, masing-masing kelompok ada 500 orang, tapi pasukan pendukungnya ada lebih dari 1000 yang berkumpul di pintu masuk. Tempat di luar peta guild bukanlah zona aman, dan pemain bisa saling membunuh, itu berarti pemain berpotensi menjatuhkan barang-barang mereka. Saat dua pasukan cadangan bertemu, mereka langsung mulai bertarung!     

(Pada versi aslinya, NPC yang menteleportasi pemain untuk bisa masuk, tapi dalam versi Sistem, hanya dengan mantra teleportasi, karena NPC VR tidak bisa berbicara dengan ratusan hingga ribuan orang di waktu yang bersamaan).     

Akan lebih baik jika mereka bisa menghentikan pihak lain memasuki area.     

"Semua pemain di luar peta guild, lompat ke channel berikutnya! Satu komando! Satu komando!"     

Sementara itu, Bos Fang sudah mengumumkan kalau pertempuran dimulai.     

Di warnet Kota Jiuhua, banyak pemain yang tidak memainkan game The Legend of Mir 2, tapi menonton jalannya pertandingan dari layar lebar.     

Tak sedikit juga yang datang lebih awal agar bisa mendapatkan tempat duduk yang bagus di sofa, demi menyaksikan pertempuran hebat antara Dajin dan Alam Lautan Bintang Pagi!     

"Nak Xiao, apa pendapatmu tentang pertempuran besar Kota Pasir ini?" Mu Donglai adalah salah satu orang yang datang begitu pagi agar bisa mendapatkan tempat duduk terbaik di sofa. Ia bertanya ke Xiao Yulu dengan mata terpaku menatap ke layar lebar sambil makan latiao.     

Sementara itu, tak sedikit orang-orang yang melihat ke arah mereka.     

Saat ini Xiao Yulu meminum anggur spiritual yang dibelinya di Paviliun Qingfeng dan Mingyue, sambil melambaikan kipas lipatnya dan menganalisis dengan tenang, "Masing-masing pihak memiliki pasukan sebanyak 500 orang. Dari sini tak ada keuntungan bagi masing-masing pihak, tapi Dajin kita lebih baik daripada pihak lawan dalam beberapa aspek, salah satunya dalam hal skill."     

Mu Donglai kemudian berkata, "Kalau begitu, maksud Nak Xiao, Guild Keluarga Kerajaan bisa menang?"     

Xiao Yulu telah mempelajari pelajarannya, ia kemudian berkata, "Situasi di medan perang bisa berubah setiap detik, jadi aku tak bisa memprediksi hasilnya. Kita tonton saja kompetisinya dulu."     

Mu Donglai lalu berkata, "Kau benar, Nak Xiao. Tapi sebagai warga Dajin, kita harus mendukung Guild Keluarga Kerajaan. Bagaimanapun juga, Keluarga Kerajaan memiliki peluang yang sangat besar untuk menang."     

"Tentu saja." Xiao Yulu mengangguk, "Aku tidak sepayah itu. Sebagai warga Dajin, aku mendukung Guild Keluarga Kerajaan."     

"Kenapa skeleton Alam Lautan Bintang Pagi berwarna biru? Trik apa yang mereka mainkan?" Gumam seseorang.     

Dengan cepat, pasukan skeleton dari kedua belah pihak saling bertarung. Rune api dan cahaya sihir terlihat muncul dan beradu di udara. Namun Skeleton Dajin terjatuh di lautan api, sementara skeleton tingkat 7 milik Alam Lautan Bintang Pagi terlihat berwarna biru pekat, dan mematahkan pertahanan Skeleton Dajin, lalu datang di depan warrior.     

Kemudian ada binatang api bertubuh besar dan tampak tak tertandingi, terlihat maju ke depan. Mulutnya dipenuhi dengan api, dan setiap kali ia membuka mulutnya, serangannya bisa menjatuhkan banyak prajurit.     

Para wizard pun segera melontarkan mantra untuk merobohkan banyak prajurit tangguh Dajin.     

"Tahan!" Ji Wu meraung gila di QQ, "Di mana orang yang bersiap di luar? Bersiaplah untuk masuk!"     

Sementara itu, pertempuran di pintu masuk peta pertempuran guild adalah yang lebih sengit dibandingkan dengan yang ada di dalamnya. Sekitar 3000 orang macet di pintu masuk peta pertempuran guild, sementara api dan energi pedang terlihat menari-nari dengan liar, dan sambaran petir serta mayat-mayat terlihat berterbangan. Pintu masuk telah menjadi target berbagai macam serangan AoE. Siapapun yang berani mendekati area itu akan langsung dibunuh dengan banyak serangan jarak jauh!     

Di warnet Kota Jiuhua, semua orang melihat pasukan Keluarga Kerajaan berada pada posisi yang kurang menguntungkan, tapi bala bantuan tak kunjung datang, "Di mana para cadangan?"     

"Fokus di pintu masuk!" Dalam grup chat Aliansi Kultivator Lautan Bintang Pagi, mereka telah membuka ruang obrolan baru untuk mengarahkan para pemain yang berada di luar peta, "Bunuh siapa saja yang berani mendekatinya!"     

"Orang-orang di luar peta, kalian jangan takut! Serang dengan firewall dan firebang ke depan! Jangan takut mati!"     

Bahkan jika beberapa orang berani lari ke pintu masuk, mereka hanya akan menjadi mayat legendaris, yakni mayat terbang.     

Pemain cadangan? Tak ada.     

Di dalam peta pertempuran guild, binatang mistis level 7 memimpin pasukan skeleton level 7 dan menembus garis pertahanan prajurit Dajin. Para penyihir mengarahkan mantra spiritual mereka ke barisan belakang Guild Keluarga Kerajaan Dajin, dan pertempuran pun akan segera berakhir.     

Meskipun ada penambahan pemain cadangan, tapi hal itu masih tidak bisa mengimbangi kecepatan pembantaian.     

Para elit yang bertarung di luar peta telah mati berulang kali. Bagi para elit dari Alam Lautan Bintang Pagi dan Dajin, sepertinya tempat di luar peta adalah medan perang yang sesungguhnya. Mereka bertarung tanpa lelah dan bahkan tak punya waktu untuk mengambil item mereka yang jatuh di tanah.     

Semakin lama orang yang berada di dalam peta menjadi semakin sedikit, tapi pemain cadangan tak kunjung masuk. Semua orang menonton dengan bingung, sementara para elit dari Guild Keluarga Kerajaan Dajin semakin berkurang sampai akhirnya habis.     

Pada akhirnya, para kultivator dari Alam Lautan Bintang Pagi melangkah dan sampai ke menara Kota Kekaisaran Shabak. Saat mereka melihat ke bawah, terdapat serangan api dan ada banyak orang di sana, mereka pun merasa pusing saat melihatnya.     

"Aaa…! Yeah…!" Sebelum para pemain bersorak, Fang Qi sudah bersorak di samping Xi Yue, dan berdiri di atas menara kota!     

"Luar Biasa!"     

"Pasukan Alam Lautan Bintang Pagi tidak tertandingi!"     

Di dalam game, banyak pemain yang masih terus bertarung di luar peta pertempuran guild, bahkan mengabaikan pedang lawan hingga keluar dari mode VR untuk bersorak dengan liar.     

"Hahahaha!" Tang Yuan dari Paviliun Yuanheng meletakkan headgear VR dan melihat karakternya yang berdiri dengan bangga di menara kota sambil tertawa terbahak-bahak.     

Kini, mereka seolah benar-benar menjadi raja yang telah memenangkan pertarungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.