Super Internet

Perang Sumpah Serapah



Perang Sumpah Serapah

0"Memanggil lebih banyak orang…?" Tanya Ruan Ning yang saat itu masih menonton mereka bermain di dalam warnet. Lalu ia mendecakkan lidahnya dan kemudian berteriak dalam hati, 'Apakah orang-orang ini sudah gila?!"     
0

Tapi setelah dipikir-pikir, ia mengerti perasaan mereka yang sering bersikap sombong. Dan saat mereka mengetahui kalau mereka dibantai hingga babak belur bahkan sampai tersungkur ke tanah, sudah pasti mereka tidak bisa tinggal diam!     

"Jika situasinya tetap seperti ini, apakah akan ada kursi yang tersisa untukku…?" Ruan Ning kemudian merenung, "Mungkin aku perlu memanggil teman-temanku."     

Lalu ia pun segera mengirimkan pesan kepada Su Zhi dan teman lainnya.      

[Cepatlah datang ke warnet. Bos besar Paviliun Yuanheng akan membawa 100 orang ke sini untuk bermain The Legend of Mir 2. Bisa-bisa kalian tidak akan dapat kursi kalau telat datang!]     

Sementara itu di Kantor Panjiao, Xi Yue berkata dengan canggung, "Ayah, saya harus pergi ke Super internet…"     

"Sekarang?" Xi Chenzhou tampak bingung.     

"Ningning bilang kalau Master Tang dari Paviliun Yuanheng akan membawa lebih dari 100 orang ke warnet. Saya tidak akan dapat tempat duduk kalau datang terlambat…" Xi Yue tampak malu bercampur kesal.     

'Padahal warnet itu mahal sekali, dan pelayanannya juga buruk. Tapi mengapa Tang Yuan membawa begitu banyak orang ke warnet?     

...     

Pertempuran pun langsung berpindah dari Desa Pemula ke Desa Hongming, termasuk pejalan kaki yang polos, penjaga kerajaan, dan murid dari akademi serta anggota sekte. Ada lebih dari 200 orang yang berperang di Desa Hongming.     

Sebagian besar pemain, termasuk pemain pemula yang baru saja bermain game, semuanya berkumpul di tempat tersebut.     

Perang di Desa Pemula semakin berkurang secara bertahap, karena pemain terus menerus dikirim ke Desa Hongming.     

Desa Hongming adalah sebuah desa, tapi sekarang diperluas menjadi sebuah kota oleh Sistem. Saat ini, di daerah dekat tempat spawn, di salah satu sudut kota, menjadi semakin ramai.     

Di Desa Hongming sendiri tidak ada pengamanan, dari pengawal berpedang besar!     

Dan itu membuat keadaan menjadi lebih kacau.     

"Bunuh! Bunuh mereka untukku! Orang-orang yang terbunuh harus segera kembali ke tempat spawn dan berperang! Ayo cepat bergerak!" Tang Yuan berseru dengan liar di saluran obrolan Pasukan Gabungan Yuanhuang, "Tunggu! Aku akan memanggil 100 anggota pasukan elit lagi!"     

Sedangkan di saluran obrolan 'Tentara Jiuhua', Gong He juga berteriak seperti orang gila, "Tunggu! Aku telah mengirim perintah mendesak untuk mendapatkan lebih banyak tentara! Kenapa mereka semakin banyak?!"     

Para pemain yang tidak mengaktifkan obrolan suara di QQ, hanya bisa berteriak di dalam game.     

"Sialan! Mati saja kamu!"     

"Berani sekali kamu membunuhku? Ayo sini!"     

"Aku sudah kembali hidup lagi! Mari kita lanjutkan pertarungan kita!"     

"..."     

Pertarungan itu menjadi semakin kacau.     

...     

Ji Wu pun semakin frustasi, "Di mana Kapten Yu? Kenapa tiba-tiba tidak ada kabar darinya?"     

Putri kerajaan Ji Yu juga ikut merasa frustasi, "Aku juga kehilangan kabar dari orang-orangku."     

"Apa yang terjadi? Kenapa mereka tidak ada kabar sama sekali?" Ekspresi wajah pangeran kedua terlihat semakin menggelap, "Apa mereka tidak tahu kita sedang menunggu mereka?"     

...     

Sementara itu, di Desa Hongming....     

"Pengawal kerajaan, cepat lah datang ke sini! Cepat!"     

"Ahhhh…!" Seketika ada yang terbunuh.     

"Masih ingin mengumpulkan massa?" Beberapa anggota Keluarga Huang berteriak, mata mereka terlihat merah, "Mengumpulkan massa untuk membunuh kami? Ayo sini, sialan!"     

Semua orang pun berkumpul menjadi satu di Desa Hongming.     

Setelah melepaskan headset VR, Kapten Yu melihat giok komunikasinya, dan ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi pucat, "Kenapa ada begitu banyak pesan?"     

Keringat dingin pun segera membasahi tubuhnya, namun ia tetap membalas pesan-pesan tersebut.     

[Yang mulia, kami kembali ke Desa Hongming…ada banyak orang di sini.]     

"Apa?!" Setelah membaca pesan itu, seketika wajah Ji Wu menjadi seram.      

[Ada berapa banyak orang?!]     

[Sekitar 200 lebih…dan ada sekitar 100 orang yang bilang kalau mereka dari tempat yang bernama Alam Lautan Bintang Pagi. Mereka selalu menyerang setiap melihat kami!]     

"..."     

"Ayahanda…bagaimana ini?" Pangeran kedua merasa frustasi. Mereka sedang menunggu uang untuk naik level lebih cepat, tapi tim yang bertanggung jawab untuk mendapatkan koin emas malah terlahir kembali di Desa Hongming.     

"Haruskah kita… memanggil lebih banyak orang ke sini?" Pangeran Kelima Ji Yang memberi saran.     

Ji Yu menggelengkan kepalanya, "Mereka terlalu jauh dan tidak bisa menyelesaikan masalah yang mendesak ini!"     

"Katakan pada An Huwei untuk memasukkan 200 penjaga Jiuhua ke dalam game!" Ji Wu berkata lalu mendengus kesal, "Aku akan melihat seberapa kuat orang-orang dari Alam Lautan Bintang Pagi itu!"     

...     

"Ningning!" Xi Yue, Su Zhi, dan Su Yao berjalan masuk ke warnet dengan tergesa-gesa.     

"Ayo segera login!" Ruan Ning memberi isyarat pada mereka. Lalu mereka membuka game-nya sambil bertanya ke Fang Qi, "Bos, kamu bilang hari ini kamu akan memberitahu kami caranya pergi ke tempat harta karun itu, kan?"     

"Ningning, apa kamu tidak perlu mengawasi toko hari ini?" Tanya Xi Yue dengan heran.     

"Hari ini tutup! Besok aku akan mempekerjakan seseorang untuk mengawasi toko!" Teriak Ruan Ning.     

Yang lain pun langsung terdiam.     

...     

Di Kota Banbian.     

Terlihat seorang pria paruh baya mengenakan jubah panjang berwarna biru safir, dan memakai topi persegi, yang masuk ke dalam warnet bersama dengan 100 orang, "Master!!"     

Tao Kun meletakkan headset VR dan berkata, "Master sedang memimpin pertempuran. Kalian pergi ke pemilik warnet dulu, baru main komputer. Suruh semua orang membunuh agar bisa masuk ke Desa Hongming."     

Lalu ia menjelaskan kepada mereka bagaimana caranya memainkan game The Legend of Mir 2.     

10 menit kemudian, 100 orang lebih dari pengawal Yuanheng langsung masuk ke Desa Hongming.     

Meskipun level mereka rendah, tapi pemain lain di Desa Hongming juga tidak ada yang sudah mencapai level tinggi.     

Ada sekitar 200 orang yang langsung bertarung, dan membersihkan 200 orang yang tersisa.     

Di antara 200 orang dari kelompok lain tersebut, hanya ada belasan tentara Jiuhua yang masuk dalam grup obrolan di QQ, dan bisa memerintah dalam satu komando. Sementara pemain lainnya tidak dapat memerintahkan penjaga kerajaan, maupun ratusan pemain lain yang bermata merah karena aura membunuh mereka yang sudah menggila. Hasilnya sudah jelas!     

Secara perlahan, ada lebih banyak anggota Paviliun Yuanheng yang berdiri, dan para pemain lainnya tercerai-berai. Dan mereka yang tak tercerai-berai tersebut, semakin cepat tersungkur ke tanah tanpa bisa berkutik.     

Beberapa tentara Jiuhua yang tersisa juga tidak bisa bertahan dalam situasi seperti ini!     

"Tunggu! Tunggu dulu!" Gong He berteriak dengan suara seraknya di saluran obrolan tentara Jiuhua. Perang itu menyangkut kehormatan bagi tentara Jiuhua!     

"Bala bantuan akan segera datang! Pemimpin Kota An akan datang dengan 200 tentaranya!"     

...     

Sedangkan di Kota Banbian.     

"Mereka masih menolak untuk kalah." Ujar Tao Kun dengan ekspresi wajah yang terlihat suram, "Waktu bermain kita sudah hampir habis!"     

"Panggil 150 pengawal Yuanheng biasa untuk datang ke sini dan menggantikan kita!" Melihat kemenangan sudah hampir dekat, Tang Yuan berteriak seraya tersenyum dingin, "Aku ingin lihat berapa lama mereka bisa melawan kita!"     

...     

Di warnet Kota Jiuhua.     

Terlihat An Huwei masuk ke dalam warnet bersama dengan 200 orang, "Xiaoyue! Kami ingin menggunakan komputer!"     

"Ugh…Pemimpin Kota An… sepertinya tidak banyak kursi yang tersisa." Ucap Xiaoyue dengan hati-hati.     

"Hah?!" An Huwei membeku seketika. Bagaimana bisa ada 600 komputer dan hampir terpakai semuanya?! Pikir pria tersebut.     

"Berapa komputer yang bisa dipakai?"     

"Sekitar 10 komputer."     

Di warnet utama yang ada di Kota Jiuhua, ada lebih banyak game dan lebih banyak pemain yang bermain game, semenjak kompetisi game Diablo dan Counter Strike berakhir. Saat ini ada banyak pemain yang memainkan game The Legend of Mir 2 yang menarik perhatian banyak orang. Hal itulah yang membuat tidak ada banyak kursi yang tersisa.     

...     

Di saluran obrolan Tentara Jiuhua, Gong He berteriak dengan suara seraknya, "Di mana bala bantuannya? Apakah mereka sudah datang? Kami tidak bisa bertahan lebih lama lagi!"     

"Ada 10 orang yang datang!" Jawab seorang tentara.     

"10 orang?! Bagaimana mungkin?!"     

"Tidak ada komputer lagi yang tersedia!"     

"Sial! Sialan!!" Gong He pun langsung mengumpat, "Bukankah ada 600 komputer? Bagaimana bisa sudah tak ada kursi lagi? Suruh pemain lain untuk keluar dan menyerahkan komputernya pada kita Arghhh!"     

"Wakil Komandan Gong! Kita sudah tamat! Saudara-saudara kita sudah tidak bisa bertahan! Kita semua sudah kalah!"     

Gong He kemudian melihat mayat-mayat yang tergeletak di tanah dengan emosi, "Siapa mereka? Kenapa ada begitu banyak orang yang terbaring di sini?"     

"Mereka adalah orang-orang dari Istana Taoist Liuyun, Sekte Lautan Awan, dan sebagian besar lainnya adalah siswa dari tiga sekolah besar!" Ujar seorang perwira dengan mengecilkan suaranya, "Sepertinya juga ada pengawal kerajaan…"     

Gong He pun terdiam.     

"Ajak mereka bergabung! Kita masih bisa bertarung!" Gong He berteriak dengan tatapan mata yang terlihat masih bersemangat, "Kita masih bisa bertarung! Ayo bangkit dan aku akan membuat saluran untuk pasukan gabungan. Kita akan memiliki satu komando!"     

"Tahan mereka!"     

...     

"Master Tang!" Huang Shan tiba-tiba berseru saat menemukan sesuatu, "Mereka mengumpat tentang kita di 'saluran terkini' di QQ! Ada banyak sekali obrolan mereka yang isinya hanya memaki kita!"     

Awalnya Tang Yuan senang dengan kemenangan yang sudah pasti tersebut, dan melihat orang-orang yang tergeletak di tanah sedang mengumpat di saluran terkini di QQ.     

"Alam Lautan Bintang Pagi bajingan!"     

"Sialan!"     

Melihat tentara Jiuhua yang tergeletak di tanah sambil mengumpat dengan liar, Tang Yuan merasa terhina.     

Sialan! Bagaimana bisa mereka berbicara, padahal sudah menjadi mayat yang terbaring di tanah?     

Semua orang tercengang, seolah-olah dunia ini telah terbalik!     

"Bajingan! Ayo, bangun!"     

"Aku akan menginjak-injak mayatmu jika kamu terus meracau walaupun sudah mati!"     

Semua orang pun terdiam.     

Dan orang-orang dari Paviliun Yuanheng tidak bisa menahan diri untuk ikut mengumpat juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.