Super Internet

Ingin Melihat Peti Mati Sambil Menangis



Ingin Melihat Peti Mati Sambil Menangis

0"Apakah kamu mengirimkan pemberitahuan?" Dengan punggung menghadap ke gerbang, Liu San melambaikan secarik kertas di tangannya. Di kertas itu ada gambar pedang yang agak aneh dengan empat simbol aneh di tubuh pedang. Simbol aslinya sudah agak kabur, jadi seseorang telah menggantikannya dengan karakter simbol talisman.     
0

"Sudah." Jawab seorang kultivator berpakaian hitam, "Si bocah Xue Sier itu membutuhkan uang. Begitu juga Si Tangan Hantu, Du Gan. Aku percaya kalau bocah itu akan membayarnya setelah kejadian ini."     

"Ok. Kalau begitu besok kita akan pergi ke sana lagi." Liu San lalu mengamati gambar yang diambilnya.     

"Bos Liu, gambar ini…"     

"Ini dikirim dari orang-orang yang ada di atas. Mereka bilang kalau kita dapat menemukan pedang yang ada di gambar ini," Ujar Liu San, "Meskipun ini hanyalah sebuah petunjuk kecil, tapi kita akan mendapatkan hadiah yang melimpah."     

"Apakah pedang ini adalah harta karunnya?"     

"Harta karun apa?" Tanya Liu San lalu mendengus, "Kamu tidak perlu tahu mengenai masalah ini. Hati-hati, jangan buat Bos Besar marah, atau dia akan melemparmu ke tungku elixir untuk membuat elixir darah."     

...     

Di waktu yang bersamaan, seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah hitam besar, tampak sedang membelai jenggotnya, "Di mana Li Huangquan?"     

"Dia sudah…mati." Jawab kultivator botak dengan suara gemetar.     

"Apa?!" Pria paruh baya berjubah hitam itu menatap kultivator botak dengan tatapan dingin, "Apa yang terjadi?"     

Kultivator botak itu langsung melaporkan seluruh peristiwa yang terjadi secara mendetail.     

"Hehe… Hahahaha!" Pria paruh baya itu tertawa histeris, "Sudah berapa lama ya? Sepertinya sudah lama sekali sejak seseorang berani berlaku sombong di depanku, Si Iblis Berhati Besi!      

Sekarang aku akan memberimu kesempatan untuk menebus kesalahanmu! Pergi dan cari tahu di mana pasukan anak itu berada."     

...     

Beruntung, Huang Shan dan pemain lainnya menemukan beberapa monster seperti kambing gunung dan serigala liar yang bisa mereka bunuh dengan mudah. Lalu mereka bisa menjual dagingnya untuk mendapatkan uang.     

Meskipun mereka bisa merampok dari pemain lain, tapi tak ada orang yang bisa dirampok. Jika mereka tinggal di sini dengan damai, mereka bisa mendapatkan exp begitu tinggi. Dengan begitu, mereka dapat terus bertahan hidup.     

Di awal permainan, kekuatan kultivasi mereka meningkat dengan begitu cepat. Tapi setelah kejadian tersebut, peningkatannya mulai melambat. Tapi bagi Huang Shan dan teman-temannya, kultivasi mereka masih cukup meningkat.     

Sementara itu, meskipun mereka bertiga bermain dengan tenang, orang-orang dari Keluarga Huang berada dalam masalah.     

Ada sekitar 40 orang yang mengepung enam orang dari Keluarga Huang di luar pintu masuk desa. Dan anggota Keluarga Huang yang tersisa tidak berani menunjukkan diri.     

"Kak Huang, kami ditahan di luar dan tidak bisa leveling!" Taoist Batu Besi tampak frustasi, "Bagaimana ini? Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang yang mengepung kami?"     

"Mereka bilang kalau mereka adalah penjaga kota dari suatu tempat yang bernama Kota Jiuhua."     

"Di mana itu Kota Jiuhua?" Mereka bertiga saling bertukar pandang, "Aku sama sekali belum pernah mendengarnya."     

"Tidak ada nama tempat seperti itu di Alam Lautan Bintang Pagi." Sekarang mereka bertiga ingat kalau pemilik warnet pernah menyebutkan kalau ia memiliki warnet di tempat lain, "Di mana warnet yang lain itu berada?"     

Di sisi lain....     

"Wakil komandan Gong, mereka bilang kalau mereka adalah orang dari Keluarga Huang di Alam Lautan Bintang Pagi." Bisik seorang petugas sambil membungkukkan badannya, "Katanya di sana ada banyak kultivator. Kita tidak akan membuat masalah karena hal ini, kan?"     

"Masalah apa?" Gong He ingat bagaimana ia bisa kehilangan seluruh daging ayam dan daging rusa dari dalam tas besarnya, ketika ia harus terbunuh. Ia pun memasang wajah muram dan berteriak, "Bunuh semua orang dari Keluarga Huang, sekalipun mereka bisa keluar dari komputer dan hendak memberiku pelajaran!"     

"Aahhh…!" Suara jeritan pun terdengar.     

"Bisakah kita memanggil lebih banyak orang lagi?" Taoist Batu Besi telah membunuh banyak monster dan naik level. Lalu ia berkata dengan ekspresi muram, "Di mana itu Kota Jiuhua? Penjaga kota apa yang mereka maksud? Itu pasti kota terpencil yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Berani sekali mereka pada kita, dasar cari mati!"     

"Tapi semua orang dari Keluarga Huang sudah ada di sini" Ujar Huang Shan seraya membuka telapak tangannya, "Kecuali kita meninggalkan kota dan kembali ke rumah Keluarga Huang untuk mencari lebih banyak orang. Tapi ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan tidak menyelesaikan masalah kita."     

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

"Kak Huang, bagaimana kalau… Kita menjemput Saudara Tao? Bukankah dia temanmu?" Saran Zha Gu.     

"Teman apanya? Dia hanya sekedar rekan bisnisku." Ujar Huang Shan, "Tapi sepertinya tak masalah kalau harus meminta bantuannya. Namun…"     

Ia lalu melirik ke sekeliling warnet dan berpikir, 'Bagaimana aku bisa membiarkan orang lain mengetahui tentang tempat sebagus ini?'     

Ia pun berpikir untuk memiliki barang-barang yang ada di warnet ini, tapi ia hanyalah orang luar, dan tidak tahu detail mengenai warnet ini. Jika pemilik warnet ini tidak mengoperasikan bisnisnya dengan benar, dan terlibat masalah besar, bukankah ia akan bangkrut begitu saja?     

Huang Shan pun segera menghapus idenya tadi.     

"Ya sudahlah. Warnetnya juga buka di sini, dan aku rasa akan ada lebih banyak pelanggan yang datang nantinya." Huang Shan menggunakan mantra fireball untuk menyerang seekor serigala seraya berkata, "Kita harus mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin, saat masih sedikit orang yang tahu mengenai tempat ini."     

"Ugh... waktu bermain sudah habis?" Huang Shan tampak bingung saat mendengar peringatan barusan.     

Tiba-tiba ia teringat dengan papan tulis kecil, di papan itu tertulis kalau setiap orang hanya bisa bermain maksimal 6 jam per hari.     

Ia pun tak tahu bagaimana warnet ini bisa terus beroperasi, kalau waktu bermain para pelanggannya dibatasi seperti ini. Apalagi pelayanannya cukup buruk.      

Lalu Huang Shan pun bertanya, "Bos, bisakah Bos membiarkan kami untuk bermain lagi?"     

Fang Qi kemudian menjawab, "Tidak bisa!"     

Huang Shan lalu berkata lagi, "Aku akan bayar dua kali lipat."     

Tapi Fang Qi menjawab, "Sepuluh kali lipat pun tidak ada gunanya."     

Huang Shan kemudian menambahkan, "Bos, aku juga seorang pebisnis. Bisnis yang seperti ini bisa membuat pengunjung enggan untuk datang."     

Lalu Fang Qi pun mengingatkan, "Jika mau bermain, bermainlah. Tapi keluarlah kalau tidak suka!"     

Meskipun ia sudah menggunakan trik diskusi bisnis yang biasa digunakan, kini Huang Shan tidak tahu harus berkata apa lagi.     

"Bagaimana ini…" Mereka bertiga pun saling berdiskusi.     

"Ayo kita pergi dulu. Kita bisa kembali lagi nanti dengan lebih banyak orang." Ujar Huang Shan, "Karena tiap pelanggan hanya dapat bermain sebanyak 6 jam per hari, jadi orang-orang itu tidak akan mendapatkan keuntungan apapun dari kita."     

Karena anggota Keluarga Huang dihalangi di pintu masuk, jadi kini mereka tidak bisa keluar untuk leveling. Akhirnya mereka pun logout.     

Kini, beberapa kultivator berjalan masuk ke dalam warnet.     

Dan Huang Shan pun langsung menghentikan langkah kakinya.     

Orang-orang itu juga menghentikan langkah kaki mereka, dan memperhatikan Huang Shan dengan hati-hati.     

"Bukankah mereka adalah beberapa junior di tahap awal Alam Danau Spiritual?" Huang Shan berkata sambil mengerutkan keningnya. Salah satu dari mereka terlihat mengenakan jubah panjang berwarna merah darah, dengan wajah putih pucat dan bibir merah, yang tampak seolah-olah tertutupi oleh darah.     

Seorang pria lainnya di kelompok paling atas terlihat mengangkat bahunya. Kedua tangannya tampak kurus kering dan berwarna gelap. Beberapa kultivator berpakaian hitam terlihat berdiri di belakangnya.     

Kultivator berjubah hitam itu melirik Huang Shan dari atas hingga bawah, "Oh, bukankah kamu adalah kultivator dari luar kota? Aku sarankan padamu untuk tidak membuat masalah dengan warnet ini."     

"Oh?" Huang Shan pun menyilangkan salah satu tangan di dadanya seraya berkata, "Silakan."     

Tentu ia tidak akan ikut campur. Sebaliknya, ia berharap orang bodoh ini untuk menguji kekuatan di warnet ini.     

"Siapa pemilik warnet ini?!" Pria yang mengenakan jubah panjang berwarna merah darah itu bertanya dengan berteriak.     

"Bo…Bos…" Zou Mo merasa ada sesuatu yang tidak beres, dan bergegas untuk memberitahu Fang Qi.     

Fang Qi telah memperhatikan pergerakan di pintu masuk warnet, tapi saat ini ia malah sedang membunuh Spitting Spider bersama dengan Jiang Xiaoyue di dekat Desa Ginkgo.     

"Xiaomo, jika mereka datang ke sini untuk bermain game, ikuti instruksinya sesuai di papan tulis kecil. Tapi kalau mereka datang untuk membuat onar…"     

(Xiaomo adalah nama panggilan Zuo Mo).     

"Membuat onar?" Pria berjubah panjang berwarna merah darah itu langsung mencibir, "Kami hanya ingin meminjam uang dari pemilik warnet."     

"Xue Sier!" Aku memperingatkanmu untuk tidak membuat onar di sini!" Ruan Ning berjalan keluar dari tokonya dengan marah.     

"Oh, jadi kamu, Nona Ruan. Sebaiknya kamu tidak memperdulikan peraturan di jalan ini!" Ujar pria berjubah merah dengan sesuka hati.     

"Kamu…!"     

Fang Qi menghela nafas, "Kota ini tampak sempurna dengan adanya orang-orang kaya dan orang bodoh. Tapi ada satu kekurangannya. Xiaomo, baca peraturan bagi mereka yang membuat onar."     

Ruan Ning menatap Fang Qi dengan tajam, "Apa maksudmu dengan adanya orang-orang kaya dan orang bodoh?"     

Ia merasa terhina dengan komentar tersebut.     

"Ok…" Zou Mo membaca kata-kata yang tertulis di papan tulis kecil, "Hancurkan kekuatan kultivasi mereka dan tendang mereka keluar setelah mematahkan kedua kaki mereka."     

Kemudian Fang Qi menyapu bersih semua monster di sekitarnya dan meletakkan headgear VR nya dengan lemas, "Lagi pula aku tidak suka membunuh orang."     

Ekspresi wajah Huang Shan pun berubah menjadi gelap. Hukuman ini pasti lebih buruk daripada membunuh. Apalagi, semua orang di Kota Banbian selalu memiliki musuh. Dan mereka harus memiliki kekuatan kultivasi yang tinggi untuk bisa bertahan hidup di antara para musuh.     

Lalu musuh-musuh mereka akan datang, dan akhirnya sudah terlihat dengan jelas.     

Saat itu, kematian adalah pilihan yang terbaik!     

Tapi Xue Sier, Du Gan dan orang-orang yang lainnya hanya mencibir, "Jadi kamu ingin segera melihat peti mati sambil menangis?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.