Super Internet

Menggunakan Strategi Kotor Untuk Bisa Menang



Menggunakan Strategi Kotor Untuk Bisa Menang

0"Apakah itu Cloak of Shadows?" Tanya Xiao Yulu yang tiba-tiba mengenali skill tersebut.     
0

"Cloak of Shadows?" Tak sedikit penonton memandang ke arahnya, mereka jelas tidak terbiasa dengan skill tersebut.     

"Di dalam game Diablo, para Assassin juga memahami mantra spiritual, contohnya Cloak of Shadows. Mantra itu digunakan untuk menciptakan bayangan gelap yang besar, untuk membatasi indera musuh. Semakin tinggi level skill pemain, maka semakin besar juga area yang bisa ditutupi oleh kegelapan." Ucap Xiao Yulu yang cukup memahami tentang skill ini.     

Namun ia menjadi semakin bingung, "Tapi dari mana Assassin ini berasal?"     

Area kegelapan tersebut beberapa kali lebih besar, bahkan lebih besar dari jangkauan Sorceress. Skil tersebut sepertinya telah mencapai lebih dari level 10!     

Assassin biasa tidak akan membuang banyak skill poinnya demi skill tersebut.     

Dalam pertandingan sebelumnya menunjukkan bahwa, skill unggulan Sorceress adalah teleport yang bisa berpindah dengan begitu cepat, dan jangkauan serangannya cukup besar.     

Keunggulan tersebut memungkinkan Sorceress untuk menangani musuh yang handal dalam teknik bertarung jarak dekat. Tapi para Sorceress harus berhati-hati dalam kegelapan saat menggunakan teleport. Karena mereka tidak tahu di mana musuh mereka sekarang berada.     

Hasilnya benar-benar tidak terduga!     

"Runeword, Nadir." Ujar Nalan Mingxue menjelaskan sambil minum Coca-Cola di samping mereka, "Meskipun runeword miliknya level rendah dan statnya biasanya saja, tapi dia memiliki skill Cloak of Shadows level 13."     

"Item dengan skill sepertinya tak hanya digunakan untuk teleport." Imbuhnya.     

Saat An Cheng teleportasi ke medan perang, ia langsung masuk ke dalam kegelapan. Satu-satunya hal yang memberinya rasa aman adalah, indera spiritualnya yang cukup luas. (Dalam versi game aslinya, namanya adalah Light Radius).      

Dalam kegelapan tanpa batas, Sorceress berada di posisi yang kurang menguntungkan. Tapi saat itu, An Cheng merasakan sesuatu yang menyerangnya dalam kegelapan.     

Tanpa sadar, ia tiba-tiba melihat ada banyak Blessed Hammer terbang berputar melewatinya.     

Namun salah satu dari mereka menabrak bahunya.     

Teleport!     

Setelah beberapa kali melakukan teleportasi, An Cheng langsung keluar dari kegelapan. Tapi ia melihat bayangan Paladin dari kejauhan. Awan gelap raksasa menelan tempat ia berdiri sekarang.     

Tanpa sadar, An Cheng menggunakan teleport lagi.     

Namun kegelapan masih bergerak ke arahnya.     

Tiba-tiba ia merasa seolah menabrak dinding yang kokoh.     

Ia telah tiba di tepi daratan dan sekitarnya telah tertutup rapat.     

Dalam kegelapan, terdengar siulan dan ia langsung menggunakan teleportasi tanpa pikir panjang.     

"Kini sorceress berada di situasi yang sangat tidak menguntungkan." Ujar Mu Donglai seraya memperhatikan layar.     

"Aku tidak yakin." Ujar Xiao Yulu sambil melambaikan kipas lipatnya, "Saudara An tertangkap basah, padahal dia belum mengeluarkan Hydra berkepala sembilan milik Sorceressnya. Jadi kita tidak bisa menyebutnya sedang tersudut."     

Di layar, An Cheng sepertinya tahu kalau ia tidak bisa keluar dari kegelapan, meskipun ia telah menggunakan teleport berulang kali. Jadi ia melambaikan tongkatnya dan segera melantunkan mantra pendek. Kemudian muncul seekor ular berkepala tiga dari dalam kobaran api.     

(Skillnya telah sedikit disesuaikan, sehingga Hydra berkepala sembilan dapat bergerak dan dapat dibawa dengan teleportasi. Hydra tersebut tidak berbeda dari makhluk api lainnya, dan durasi penggunaannya pun sama.)     

Setelah menghindari api yang disemprot oleh Hydra tadi, Lan Yan langsung kembali menghilang dalam kegelapan.     

"Jika ia terus menyerang dengan cara seperti itu, lawannya mungkin akan menemui jalan buntu. Karena tidak ada yang bisa menghentikan Sorceress untuk melarikan diri." Ujar Mu Donglai.     

"Benar." Ujar Nalan Mingxue, "Tak ada gunanya lagi kejar-kejaran."     

Kemudian di layar, Lan Yan terlihat berhenti mengejar.     

An Cheng lalu mengambil momen ini untuk menghela napas sejenak.     

Setelah itu, ia memanggil beberapa Hydra berkepala sembilan. Jika lawannya muncul, monster api akan menyerangnya dengan ganas, jadi ia tak perlu khawatir.     

Detik demi detik, menit demi menit, tiba-tiba An Cheng merasa ada sesuatu yang tidak beres.     

Bagaimana bisa musuhnya belum muncul?     

"Kenapa An Cheng tiba-tiba berlarian lagi?" Tanya semua orang yang menonton adegan tersebut di layar.     

"Permainannya pasif. Sepertinya dia mendapatkan peringatan karena terlalu pasif dalam bermain." Ujar Nalan Mingxue, "Tanpa tongkat teleportasi, Paladin tidak dapat mengejar Sorceress. Strategi terbaiknya adalah, memaksa mereka untuk melarikan diri dan bermain secara pasif. Setelah menerima peringatan, Sorceress harus kembali dan menyerang."     

"Karena Sorceress bermain dengan pasif, jadi mereka harus memulai pertempuran. Jika tidak, akan ada peringatan di kedua belah pihak. Jika peringatan ketiga datang, maka mereka akan kalah."     

Orang-orang di sekitar pun berseru, "Tuan Muda An terus berteleportasi karena ia tidak tahu posisi lawannya, dan ia telah berada jauh dari lawannya. Jadi… jika ia tidak segera kembali, ia akan menerima peringatan karena bermain secara pasif?"     

Betapa tidak menguntungkannya, seorang Sorceress yang mencari lawan di dalam kegelapan!     

Saat An Cheng mencari Lan Yan, ia merasakan ada sosok yang bergegas ke arahnya dengan cepat.     

Teleport!     

Jelas sekali jarak di antara mereka berdua cukup dekat, dan saat itu Lan Yan telah tiba sebelum An Cheng.     

Perisainya pun menabrak!     

Serangan perisai!     

Ia bergegas dan berteleportasi tanpa henti.     

Dengan keadaan pusing berat, serangan perisai yang sengit membuatnya mundur beberapa langkah.     

An Cheng merasa dirinya sangat payah, karena penyihir memiliki persentase kesalahan yang sangat kecil.     

Serangan tambahan pun segera menyerang An Cheng.     

Dan hal itu langsung membuatnya sangat panik. An Cheng segera mengangkat tongkatnya lagi dan melakukan teleportasi.     

Serangan perisai itu menyerangnya secara bersamaan, dan terus-menerus.     

Hingga membuatnya tidak mungkin berteleportasi lagi.     

Tongkat dan Blessed Hammer pun bertabrakan di waktu yang bersamaan.     

Dan Lan Yan pun menang.     

Hal itu membuat Xiao Yulu kehilangan kata-kata.     

Semua orang ternganga melihat kompetisi tersebut, "Bagaimana mungkin?!"     

"Kekuatan dan skill bukanlah satu-satunya kunci untuk menentukan kemenangan." Ujar Nalan Mingxue dengan santai, "Kunci kemenangannya adalah menggunakan peraturan secara rasional."     

Kemudian ada seseorang yang mengirim pesan ke layar lebar.      

[Menggunakan strategi kotor untuk bisa menang.]      

"Pasti pemilik warnet yang mengirim pesan itu."     

Nalan Mingxue pun terdiam.     

Pertandingan selanjutnya adalah, pertandingan antara Li Haoran yang menempati urutan ke 4, dengan Zhou Hongying yang menempati urutan ke 13.     

"Gadis itu biasanya bermain dengan Bai Lang, dan dia adalah Seniornya Kakak Ye dari Sekte Lautan Awan" Ujar Xiao Yulu, "Kekuatannya tidak buruk sih, tapi aku lebih menaruh perhatian kepada Saudara Li."     

"Kemarin Haoran sudah membeli item dengan stat yang bagus. Dan ia juga memiliki item yang tidak bisa membeku." Ujar Mu Donglai seraya mengangguk, "Dia memiliki peluang menang yang lebih baik."     

"Kalian berdua! Diamlah!" Lan Mo hampir melompat dari sofa. Setiap kali keduanya bertengkar, salah satunya pasti ada yang menang dan kalah.     

"Li Haoran akan menang." Kini Hydra milik Li Haoran terlihat di layar lebar, lalu ia meluncurkan mantra spiritual dengan sihir api yang melonjak-lonjak, hingga lawannya jatuh ke tanah.     

"Apakah dia…menang?"     

Lan Mo dan Jun Yangzi menatap layar, lalu berbalik melihat ke arah Xiao Yulu dan Mu Donglai dengan tatapan tak percaya, "Apa? Menang?!"     

"Bukankah dia temannya pemilik warnet?" Tanya orang-orang yang memperhatikan pertandingan berikutnya.     

"Lawannya… Tetua Fu?!" Bahkan Lin Shao dan Xu Luo membeku melihatnya.     

"Bisakah dia bertahan lebih dari satu menit?" Tanya Xiao Yulu lalu menggelengkan kepalanya, "Si gendut itu mungkin memiliki peluang jika lawannya bukan Tetua Fu. Tapi sekarang, ia akan kalah dengan cepat."     

"..."     

Lalu, ada banyak orang yang mengirimkan pesan ke layar lebar.     

[Aku turut berbelasungkawa kepada si gemuk!]     

[Aku juga ikut berbelasungkawa untuk si gemuk!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.