Super Internet

Sangat Bersemangat Untuk Menipu Instruktur Agar Pergi ke Warnet!



Sangat Bersemangat Untuk Menipu Instruktur Agar Pergi ke Warnet!

0"Apa sebagus itu?"     
0

"Aku bahkan tidak bisa menemukan tempat duduk kalau aku terlambat?" Gumam pria gendut itu pada dirinya sendiri, saat dia menyaksikan kedua bayangan prajurit itu pergi. "Haruskah aku melihatnya juga?"     

Sementara itu, Yu Rui tampak terdiam. "...."     

Tak hanya Hutan Buku Dongguan, toko buku besar lainnya juga perlahan-lahan mendapatkan permasalahan yang sama. Orang-orang mulai membicarakan dan bertanya-tanya tentang novel tersebut di seluruh restoran terdekat hingga di jalan Tianfu.     

Karena orang-orang hanya bisa mendengarkan kisah itu di restoran Fusheng, jadi beberapa hari ini orang-orang memenuhi restoran Fusheng untuk mendengarkan kisah Diablo.     

Karena popularitasnya itu, Li Fusheng meminta pendongeng di restorannya untuk menceritakan kembali awal kisah Diablo pada malam itu.     

Di Paviliun Qingfeng dan Mingyue.     

Jika restoran paling mewah di kota Jiuhua tidak memiliki hiburan mendongeng, An Cheng, Bu Che dan lainnya tidak akan tahu tentang novel yang yang sedang populer itu.     

"Kini kita semakin nyaman karena bisa membeli buku terbaru dari Celestial Warrior di kota Jiuhua." Seorang wanita tampak sedang berbaring dengan malas di atas sofa lembut di belakang tirai.     

Wanita itu mengenakan blus kasa kuning aprikot dan rok sutra putih krem. Ia tersenyum tipis saat membuka halaman terakhir dari buku di tangannya.     

Saat itu ia menutup bukunya dengan enggan lalu bertanya, "Qinghe, kapan Tuan Duan akan menceritakan buku ini?"     

"Beliau sudah bilang… tapi..." Xiang Qinghe merasa canggung karena ia belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya.     

"Tapi apa?" Satu-satunya hobi Dong Qingli hanyalah membaca buku, termasuk membaca buku sejarah Dajin dan masa sebelum Dajin berdiri. Ia juga menikmati membaca novel saat memiliki waktu luang. Itu adalah satu satu hiburan favoritnya.     

Karena kakeknya adalah salah satu pejabat yang mendukung gagasan mengelola negara dengan menggunakan metode sipil, ia mendapatkan hobi ini dari para tetua.     

"Tapi..." Xing Qinghe menunjuk arah luar. "Sepertinya sudah tak begitu ada pendengarnya."     

"Apa?" Wanita itu meletakkan buku itu. "Bukankah buku ini sangat bagus?"     

Ada banyak pelanggan di Paviliun Qingfeng dan Mingyue, tapi bagaimana bisa tiba-tiba tidak ada orang yang mau mendengarnya?     

"Sepertinya semua orang pergi ke jalan Tianfu."     

"Hm?" Ia meletakkan buku itu. "Di mana Wanyu?"     

"Dia juga pergi ke jalan Tianfu." Ujar Xiang Qinghe yang merasa sedikit canggung.     

"Ada apa ini?" Tanya Dong Qingli sambil menatapnya dengan tajam. "Apa yang ingin kamu katakan?"     

"Wanyu sudah lama pergi." Ujar Xiang Qinghe dengan canggung. "Tapi sampai sekarang aku belum mendapatkan kabar darinya."     

"Tak bisakah kamu mengirimnya pesan lewat giok komunikasi?" Tanya Dong Qingli dengan heran.     

"Dia belum juga menjawabnya."     

"Tak menjawab?" Dong Qingli mengangkat alisnya. "Apa mungkin telah terjadi sesuatu padanya?"     

"Apa aku perlu membawa beberapa orang untuk mengeceknya?" Tanya Xiang Qinghe dengan gelisah.     

Lalu ia tiba-tiba menerima sebuah pesan lewat giok komunikasinya.     

...     

"Mendengarkan sebuah novel di restoran itu sangat luar biasa. Tapi sepertinya tidak ada yang tahu ke mana bisa membeli novel ini." Setelah mendapatkan pesan dari giok komunikasinya, Dong Qingli bergumam dengan heran. "Bukankah buku ke sembilan dari Celestial Warrior sudah rilis? Apakah ada buku yang lebih bagus lagi?"     

"Itu tidak mungkin."     

Novel-novel seperti ini awalnya berasal dari biografi para Kaisar sebelumnya, itulah sebabnya mengapa novel-novel ini paling populer di Jingshi, ibu kota Dajin.     

Sedangkan untuk kota Jiuhua, mulai populer setelah pendongeng yang bercerita di restoran.     

Sekarang, ia mendengar kalau orang-orang di seluruh kota Jiuhua bilang kalau ada novel lain yang lebih menarik daripada Celestial Warrior.     

Omong kosong!     

"Apakah kamu sudah tahu di mana kita bisa membeli buku itu?" Tanya Dong Qingli yang merasa penasaran.     

"Entahlah." Wajah Dong Qingli menjadi kesal setelah mendengar jawaban tersebut. Kemudian ia berkata, "Kirim orang-orang untuk mencari tahu!"     

...     

"Instruktur Mu." Di sebuah kafe di dalam sekolah Lingyun, Nalan Mingxue terlihat memegang secangkir teh hitam di tangannya.     

Aroma teh menguar dari cangkirnya. Menghirupnya dapat membuat suasana hati seolah-olah menjadi lebih baik.     

"Mingxue?" Mu Hongzhu terlihat sedikit penasaran. "Jika kamu memiliki pertanyaan terkait teknik tempur, kamu bisa bertanya padaku di kantorku, tak perlu sampai mengundangku ke tempat ini."     

"Ini bukan masalah teknik tempur." Ujar Nalan Mingxue sambil memegang cangkir tehnya. "Ini terkait masalah bermain game di Super Internet. Entah seberapa paham Anda tentang hal ini."     

"Masalah itu?" Ucap Mu Hongzhu sambil mengerutkan keningnya. "Bukankah mereka kecanduan karena hal-hal jahat yang menggoda para murid untuk mengambil risiko, dan akhirnya dihukum berat oleh sekolah? Kenapa kamu tiba-tiba membahas hal ini?"     

Nalan Mingxue menghela nafas. " Ya, Lan Yan juga ikut menyelinap keluar untuk bermain game lagi."     

"Apa kamu bilang?" Mu Hongzhu langsung berdiri dari kursinya.     

"Dan karena sekarang saya tidak bisa keluar dari sekolah." Ucap Nalan Mingxue sambil memasang muka sedih. "Saya hanya bisa meminta tolong pada Instruktur Mu."     

"..."     

"Apakah kamu tidak takut kalau aku akan melaporkannya ke sekolah?" Setelah mendengar apa yang dijelaskan oleh Nalan Mingxue, Mu Hongzhu terkejut kalau Nalan Mingxue berharap untuk membawa Lan Yan kembali tanpa melaporkannya ke sekolah.     

'Bagaimana dia bisa melakukan hal seperti ini?' Pikir Mu Hongzhu.     

Tapi ia menyadari kalau ia sama sekali tak bisa menolak permintaan ini.     

"Sebagian besar murid kelas A telah dihapus dari daftar Lingyun." Nalan Mingxue menjelaskan fakta ini dengan tenang. "Padahal murid-murid ini....."     

"...." Ekspresi Mu Hongzhu menjadi muram.     

Akhirnya ia setuju untuk membantu. Seperti yang dikatakan oleh Nalan Mingxue, ia tak ingin kehilangan murid-muridnya lagi.     

Ia telah mengajar murid-murid ini. Dan saat ia melihat sebagian besar dari mereka dihukum, hatinya merasa sangat sedih.     

Pada waktu yang bersamaan, ia merasa sangat penasaran dengan pesona game yang telah membuat para muridnya kecanduan.     

Permintaan Nalan Mingxue memberinya alasan yang bagus untuk memuaskan rasa penasarannya.     

"Diablo II, dan nomor kamar yang biasa digunakan adalah..."     

"Setelah menggunakan jubah penyembunyi aura, orang-orang akan mengungkapkan identitas mereka yang sebenarnya hanya di dalam game?"     

"Benar-benar tempat yang sangat aneh."     

"Kecanduan?" Ia sedikit tertawa. "Aku hanya menjemput murid-muridku, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan."     

...     

Setelah seharian mengajar, Mu Hongzhu seharusnya mempersiapkan pelajaran untuk besok, dan berkultivasi di Menara Seni Bela Diri atau di ruang kultivasi.     

Ada banyak prajurit yang ambisius menjalani kehidupan yang sulit ini. Dan satu-satunya hal tambahan yang bisa mereka lakukan adalah pergi menjalankan misi.     

Namun hari ini adalah hari yang berbeda. Ia melepas baju kulit besinya yang berwarna merah menyala, lalu berganti dengan pakaian hitam sebelum mengenakan jubah hitam.     

Ia harus menyelidiki tempat yang memikat para murid elitnya secara pribadi.     

Seluruh murid di kelasnya adalah murid yang jenius, dan ia tidak mau kehilangan mereka.     

Ia adalah seorang Instruktur di sekolah, karena itulah ia tak bisa membiarkan para muridnya melihatnya memasuki tempat yang dilarang oleh sekolah.     

Nalan Mingxue terus menyeruput tehnya. "Kadang-kadang, Instruktur Mu cukup naif juga."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.