Super Internet

Pertarungan Antara Dua Master Puncak



Pertarungan Antara Dua Master Puncak

0...     
0

"Kenapa ada begitu banyak orang di warnet?" Saat Song Qingfeng dan yang lainnya datang ke warnet setelah melompati tembok, mereka menemukan kalau hampir tidak ada kursi lagi untuk mereka!     

Padahal sekarang sudah pukul 9 malam!     

Kemudian mereka melihat sekeliling dengan mata berbinar, "Orang-orang tua itu pergi!"     

"Ayo ayo! Kita main!" Teriak mereka, "Xiaoyue! Kami main selama empat jam!"     

"Hari ini Diablo Act 3 sudah rilis kan?" tanya Xu Luo.     

"Cepatlah!" Ujar Lin Shao yang sudah tidak sabar, "Aktifkan! Ayo main!"     

An Huwei baru saja selesai bermain dan ia langsung membeku saat melihat mereka, "Kalian masih datang?"     

"Diam!" Ujar Lin Shao dengan berbisik, "Kami melompati tembok untuk bisa keluar."     

An Huwei merasa terkejut saat mendengar ucapan mereka.     

An Huwei mengelus dagunya seraya memperhatikan mereka lalu berpikir, 'Dengan gerbang sekolah yang tertutup seperti itu, bagaimana mereka bisa melompati tembok?'     

Bagaimana Si Tua Iblis Qin melatih orang-oran seperti ini?     

Mereka bahkan bisa menemukan celah dalam aturan yang dia buat?     

"Saya berharap bahwa para murid di Istana Taoist Liuyun bisa sama rajinnya dengan murid-murid itu!" Gumam Xue Daolu pada dirinya sendiri.     

"Jika kamu membawa murid-murid istana Taoist Liuyun ke sini, mereka pasti akan menjadi anak-anak yang rajin!" Ujar An Huwei seraya tersenyum.     

"Ide bagus!" Ucap Xue Daolu yang tampak bersemangat. "Besok aku akan membawa murid-muridku untuk mengenal senjata-senjata baru ini. Lalu aku akan menunjukkan kepada mereka kekuatan besar dari teknik pengendalian pedang."     

...     

Keesokan harinya di pagi yang cerah.     

Di angin musim panas yang penuh dengan aroma bunga lotus yang samar-samar, atmosfer yang mengerikan mulai memenuhi ruangan itu.     

Angin bertiup masuk melalui jendela dan ada sinar matahari menyinari ruangan, tapi udaranya terasa dingin.     

Tatapan Ye Songtao juga menjadi lebih dingin.     

Dengan sekitar 100 murid di belakangnya, ia menatap ke depan tanpa berkedip.     

Para pemain baru itu tampak lebih bersinar, dan ia memiliki tanggung jawab yang besar karena ia sendiri membawa sekitar 100 murid.     

Kemudian Ye Songtao berseru kaget, "Master Istana Xue, mengapa kamu membawa banyak orang ke sini?!"     

"Kamu bisa membawa begitu banyak murid ke sini, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama?" Dengan banyak murid yang datang, Xue Daolu jelas sudah siap.     

Kemudian Ye Songtao menghela nafas, "Sayang sekali kalau warnet itu tidak memiliki cukup kursi untuk kita semua."     

Xue Daolu mencibir seraya memperhatikan seratus murid di belakang lawannya itu. "Kalau begitu, hanya satu dari kita yang bisa membawa murid kita masuk ke dalam warnet."     

Ye Songtao melambaikan tangan kanannya, memberi tanda pada murid-muridnya untuk mundur. "Orang yang memiliki kekuatan lebih besar lah yang bisa membawa murid-muridnya masuk ke dalam warnet."     

"Baik!" Ujar Xue Daolu dengan penuh semangat.     

Angin sepoi-sepoi di jalan terasa semakin dingin, dan meningkatkan aura dingin di antara Xue Daolu dan Ye Songtao.     

Tatapan mereka berdua menjadi semakin intens, "Counter Strike!"     

"Dua kali menang dalam tiga ronde!"     

Ye Songtao segera mendorong pintu hingga terbuka dan masuk ke dalam warnet, "Xiaoyue, aku akan main! Hari ini aku akan bertarung melawan Master Istana Xue!"     

"Oh…."     

"Apakah ini akan menjadi pertarungan antar Ketua fraksi dalam game Counter Strike?"     

"Ayo ikuti mereka!"     

Saat ini mereka berdua sudah masuk ke dalam game dan langsung dikerumuni oleh murid mereka masing-masing!     

Sambil menyentuh senapan, mereka melakukan gerakan yang sama di waktu yang bersamaan—dan pertandingan mereka pun dimulai!     

Mereka berdua membeli granat dan rompi anti peluru.     

"Master Istana sedang berjalan keluar pintu!" Xiao Yulu adalah seorang pengamat veteran lalu ia berteriak, "Langkah ini.... Langkah Wuchen?!"     

"Langkah Wuchen?" Seru Xiao Yulu yang berusaha untuk memperingatkan. Kemudian para murid dari Sekte Lautan Awan segera melihat ke layar Xue Daolu. Ye Xiaoye membeku lalu berbisik, "Bukankah ini...."     

Yun Lian segera menutup mulut juniornya lalu melihat layar Ketua Sekte mereka seraya berseru, "Ketua sekte kami berjalan keluar dari pintu juga! Flick-shot! Ketua sekte melakukan flick-shot tanpa diajarkan. Meskipun tembakannya meleset, tapi itu hampir sempurna!"     

"Hah? Apa yang dilakukan orang-orang di sini?" Fang Qi melihat kerumunan orang di dalam warnet, dan Jiang Xiaoyue sedang melompat-lompat ingin melihat apa yang sedang terjadi karena ia terlalu pendek.     

"Dengar-dengar, Ketua Sekte Ye dan Master Istana Xue membawa murid-murid mereka untuk bermain game di warnet, lalu mereka bertengkar." Ujar Loli Kecil Jiang Xiaoyue lalu melanjutkan, "Sekarang mereka bertarung di Counter Strike. Siapa yang menang, maka ia dapat membawa murid-muridnya bermain game terlebih dahulu."     

Saat ini orang-orang saling berteriak di dalam kerumunan mereka. "Ketua Sekte kami sedang quick-scoping! Dia bisa melakukan quick-scoping dengan begitu hebat!"     

"Apa itu Quick scoping? Master Istana kami dapat menghindari seluruh peluru dengan langkah Wuchen!"     

"Bukankah mereka berdua ini pemain pemula? Hebat sekali!" Fang Qi tampak mengerutkan keningnya. Ia menyipitkan matanya lalu melirik ke arah mereka, tapi sayangnya ia tak bisa melihat apa-apa.     

"Ya Tuhan! Ketua Sekte kami sering menggunakan teknik quick-scope. Bahkan Pemilik Warnet tidak dapat melakukannya!"     

"Bisakah Pemilik Warnet menghindari peluru?" Tanya Xiao Yulu dengan berteriak. "Master Istana kami bisa menghindari seluruh serangan dari Ketua Sekte Ye!"     

"Ketua Sekte kami juga berhasil menghindari serangan Master Istana Xue berkali-kali!"     

"Ya Tuhan! Blind snipe! Master Istana melakukan blind snipe dengan pistol mitraliusnya!"     

An Huwei dan lainnya tampak bingung saat melihat keramaian yang ada di dalam warnet. "Apa yang terjadi di warnet pagi-pagi begini?"     

Meskipun warga kota Jiuhua tak begitu banyak yang datang untuk bermain game, tapi kenapa ada begitu banyak orang di sini? Bagaimana bisa seramai ini?     

"Mendekat!" Saat ini An Huwei dan lainnya kaget mendengar teriakan demi teriakan. "Ketua Sekte Ye menggali Desert Eagle! Dia menembak Master Istana Xue dengan langkah Wuchennya!"     

"Pertandingan ronde pertama sudah selesai!"     

"Apakah ada pertandingan yang menarik?" Tanya An Huwei sambil menatap kerumunan dengan curiga. Lalu ia menepuk pundah kedua murid yang berdiri di depannya, "Permisi, biarkan aku lewat."     

"Bos! Aku juga ingin menontonnya!" Jiang Xiaoyue menatap kerumunan itu dengan penuh harap.     

"Permisi! Biarkan kami lewat!" Fang Qi tak punya pilihan lain selain masuk ke dalam kerumunan, seraya menggandeng tangan Loli Kecil.     

"Master istana berjalan keluar dari pintu dengan Langkah Wuchen lagi!"     

"Ketua Fraksi sedang melakukan pemanasan dengan flick-shot. Peluru-peluru itu menghindari semua rintangan dengan sempurna!"     

Fang Qi baru saja masuk ke dalam kerumunan dan saat ia mendengar teriakan, ia langsung mengernyitkan dahinya. "Apa yang mereka teriakkan?"     

Kemudian Fang Qi melihat ke layar salah satu pemain yang menembak asal-asalan, dan lainnya melompat seperti orang gila, tapi tidak ada darah satupun yang mengucur!     

"..."     

"Permisi! Biarkan aku melihatnya!" Jiang Xiaoyue akhirnya sampai di depan dan menyaksikan baku tembak di antara Master Istana Xue dan Ketua Sekte Ye yang begitu liar.     

Ia pun tercengang.     

"Permainan macam apa ini?" Fang Qi semakin mengernyitkan keningnya, lalu ia berbisik pada Yun Lian yang berdiri di sampingnya.     

"Maksudmu?" Tanya Yun Lian.     

"Ini hanya pertarungan pemain pemula." Ujar Fang Qi sambil berbisik dengan wajah yang terlihat muram.     

"...." Yun Lian melirik Ketua Sekte dan Master Istana yang sibuk bermain game Counter Strike. Wajah Yun Lian tampak memerah karena menahan tawa. "Bos, aku tidak berani."     

"Aku biarkan saja! Bersenang-senanglah kalian." Fang Qi langsung keluar dari kerumunan itu.     

Walau ia tidak tahu pihak mana yang akan memenangkan pertandingan itu, tapi pada akhirnya Fang Qi melihat kedua kelompok itu masuk ke dalam warnetnya, dan melakukan pertarungan hebat dengan bermain game Counter Strike!     

Kemudian Fang Qi melirik daftar misinya dan melihat target aktivasi untuk Counter Strike.     

Sekarang ia hanya perlu mencapai target aktivasi game Diablo II sebelum peluncuran drama TV berjudul Zhu Xian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.