Super Internet

Jangan Pergi ke Warnet Besok



Jangan Pergi ke Warnet Besok

0Malam ini tak sedikit murid dari sekolah Lingyun datang ke warnet, bahkan banyak pemain lama yang mengajak pemain baru. Karena itulah Fang Qi melihat progres misinya bisa berkembang dengan pesat     
0

Sekarang sudah pukul 12 tengah malam, dan jumlah aktivasi pemain game Resident Evil serta penonton versi filmnya pun hampir mencapai target misi .     

Demikian juga dengan aktivasi pemain game The Legend of Sword and Fairy yang telah mencapai target misi. Sisa dua game yang masih jauh dari pencapaian target misi, yakni game Diablo II dan Counter Strike.     

Setidaknya, misi untuk bisa mengaktivasikan game Diablo II Act 3 sudah selesai dan bisa dijual.     

Sementara itu, Fang Qi menerima misi lagi untuk mendapatkan Act 4 dengan target aktivasi Diablo II Act 2: 100.     

Karena misi ini bisa dikerjakan bersamaan dengan misi [Drama TV di Dunia Lain], jadi ini dapat mempermudah Fang Qi untuk menyelesaikannya.     

Lagi pula, kini ada dua misi yang menjadi prioritas utama Fang Qi untuk segera diselesaikan. Hal itu harus ia lakukan untuk meningkatkan keahlian baru, agar dapat terbang dengan pedangnya dan menyelesaikan misi baru.     

Mengenai misi baru, siaran langsung malam ini memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Bahkan malam ini langsung ada 20 pemain yang mengaktivasikan game Counter Strike. Lagi pula, di dunia ini tidak ada informasi apapun selain yang ada di dalam warnet, jadi para pelanggan akan bermain game apapun seperti yang dimainkan oleh Pemilik Warnet.     

Sementara itu, Xue Daolu telah kembali ke Istana Taois Liuyun dengan kapal spiritualnya.     

"Junior, menurutmu.... apakah kita bisa membuat artefak spiritual yang kita gunakan malam ini?" Tanya Xue Daolu yang bukan seorang master pembuat artefak spiritual. Tapi ia sangat penasaran. "Benda-benda itu tidak membutuhkan energi spiritual, dan dapat digunakan oleh orang biasa, bahkan dapat melepaskan kekuatan yang begitu mengejutkan."     

Dengan kekuatan kultivasinya, Xue Daolu tidak takut dengan senjata api. Tetapi sebagai Pemimpin Istana, ia bisa melihat nilai yang terkandung dalam senjata itu sendiri.     

'Apakah artefak spiritual ini memiliki potensi yang lebih besar? Jika menggabungkannya dengan teknik penempa artefak, apakah bisa menghasilkan artefak spiritual yang lebih kuat?' Pikirnya.     

Ditambah dengan teknik pengendalian pedang yang menggabungkan teknik bertarung dan terbang, kecepatan terbangnya bahkan bisa lebih besar daripada kapal spiritual yang digunakan oleh para kultivator. Dan jika bisa terbang dengan pedang, maka akan memudahkan para kultivator maupun prajurit untuk bepergian.     

"Sudah ku putuskan!" Ujar Xue Daolu. "Besok aku akan mengajak Junior Tian Fengzi dan Duan Buyi yang ahli dalam pembuatan artefak untuk pergi bermain Counter Strike."     

"Ah dan lagi, besok aku akan meminta Bos Kecil itu untuk mengajariku tentang flick-shot dan quick scope."     

Muka Su Tianji tampak suram. "Senior, saya juga bisa."     

Su Tianji adalah kultivator yang sudah berada di tingkat Alam Lautan Ilahi, jadi tak butuh waktu lama baginya untuk menguasai kedua teknik ini.     

"Tapi teknikmu masih tak sebagus Bos Fang Qi." Ujar Xue Daolu dengan pandangan hina.     

"Besok aku akan tetap satu tim dengan Bos Fang Qi. Dua ronde tadi benar-benar luar biasa! Kamu tadi lihat sendiri kan bagaimana An Huwei dan lainnya tersiksa karena tim kita." Kemudian Xue Daolu tertawa terbahak-bahak. "Itulah akibatnya jika berani memanggilku cupu!"     

"Dan masih ada Si Lelaki Tua Nalan, dan gadis muda di keluarganya. Semalam mereka membunuhku beberapa kali. Tapi besok akan ku balas mereka!"     

"..." Su Tianji hanya terdiam.     

...     

Nalan Mingxue keluar dari warnet lebih larut, begitu pula dengan beberapa pelanggan lainnya yang baru keluar dari warnet pukul 12 tengah malam.     

Dan sebagian besar murid sekolah Lingyun melakukan hal yang sama.     

"Waktu berlalu begitu cepat." Ucap Lan Yan yang enggan berjalan keluar dari warnet. Ia masih ingin menikmati saat-saat menyenangkan bermain dengan teman-temannya dari sekolah Lingyun, tanpa tekanan dari sekolah.     

Dalam perjalanan pulang ke sekolah, mereka berdiskusi tentang permainan hari ini.     

"Hei, bagaimana dengan permainan malam ini?" Tanya seorang pemuda yang mengenakan kacamata hitam berukuran besar. "Apakah kalian bermain game The Legend of Sword and Fairy? Malam ini adalah pertama kalinya aku bermain game ini, teknik pengendalian pedang itu luar biasa!"     

"Aku bermain Counter Strike! Hari ini aku mencoba menembak flick-shot dengan mouse seperti Pemilik Warnet, tapi itu terlalu sulit! Bagaimana dia bisa memainkannya?"     

"Apa kalian masih bermain The Legend of Sword and Fairy atau Counter Strike? Aku dengar, besok game Diablo II Act 3 akan dirilis. Bagaimana kalau besok kita bekerja sama untuk mendapatkan item bagus?"     

"..."     

"Nona Nalan." Jelas sekali kalau Lan Yan juga telah mendapatkan berita terkait game Diablo II Act 3 yang akan rilis besok. "Bagaimana kalau besok kita bermain game Diablo saja?"     

Melihat kerumunan orang yang meninggalkan warnet, Nalan Mingxue tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.     

"Hmm?" Nalan Mingxue melirik ke arah Lan Yan. "Tidak, besok kita tidak akan datang ke sini."     

"Tidak datang?" Tanya Lan Yan yang tampak bingung. "Kenapa?"     

Hati Lan Yan tersentak kaget dan bertanya-tanya, 'Apa mungkin Nona Nalan masih tidak terima karena telah dibunuh oleh Pemilik Warnet?'     

Mengingat semua orang memperhatikan layar siaran saat Pemilik Warnet membunuh Nalan Mingxue menggunakan belati, hati Lan Yan juga ikut terluka.     

Apalagi Pemilik Warnet membunuh Nalan Mingxue menggunakan belati saat bermain hanya dengan menggunakan keyboard dan mouse.     

"Oh ya." Nalan Mingxue menambahkan, "Beritahu Song Qingfeng dan teman-temannya juga, termasuk teman Fang Qi yang gemuk, agar besok jangan pergi ke sini."     

"...." Mendengar hal itu, Lan Yan pun membeku. Ia tersentak kaget dan berpikir, 'Apakah Nona Nalan akan menghancurkan bisnis Bos Fang Qi untuk membalaskan dendam?'     

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Nalan Mingxue seraya melirik Lan Yan.     

...     

"Tetua Qin, apa yang sebenarnya sedang terjadi?!" Di dalam kompartemen pribadi yang terpencil di Paviliun Qingfeng dan Mingxue, Huo Chong bertanya dengan ekspresi gelapnya. Terlambat sudah, tapi mereka berdua tak berniat untuk pergi.     

"Bukankah kita sudah sepakat untuk menekan bisnis Super Internet?!"     

Kemarin tersebar berita tentang Instruktur yang pergi ke Super Internet untuk menangkap murid yang diam-diam pergi ke tempat itu, telah dipukuli hingga babak belur. Dan sekolah Lingyun sama sekali tidak memberikan respon. Selain itu, hari ini ada begitu banyak murid yang pergi bermain di Super Internet, tetapi Qin Bin seolah-olah tidak melihat apapun!     

"Tenang saja, Direktur Huo." Ujar Qin Bing dengan ekspresi tenangnya. "Berdasarkan informasi yang saya dapat, Super Internet ini tidak mudah untuk kita tangani."     

"Apakah Anda ingin membiarkannya begitu saja?" Tanya Huo Chong dengan nada dinginnya. "Direktur Qin, Anda harus tahu kalau masalah ini tidak hanya menyangkut bisnis di kota Jiuhua, tapi juga status sekolah Lingyun juga."     

"Jadi apakah akan kita abaikan begitu saja?" Tanya Qin Bing lalu tersenyum dingin. "Murid-murid ini terus mengabaikan perintah saya. Sebagai Direktur sekolah, saya tidak bisa duduk dan menonton perilaku mereka begitu saja kan?"     

"Karena para murid ini terlalu keras kepala, maka saya, Qin Bing, akan mempersiapkan pertunjukan yang cukup bagus untuk mereka." Ucap Qin Bing lalu tersenyum dingin. "Aku tahu bagaimana berurusan dengan bisnis di sekolah Lingyun. Direktur Huo, Anda tak perlu mengkhawatirkan masalah itu."     

"Kalau begitu, saya, Huo Chong, akan menunggu dan melihat hasilnya." Ujar Huo Chong. "Ini adalah masalah serius, jadi saya harap direktur Qin dapat lebih memperhatikan persoalan ini."     

...     

Saat mereka keluar dari Paviliun Qingfeng dan Mingxue, hari sudah begitu larut.     

Instruktur itu berjalan bersama Qin Bing, dan angin malam mengepakkan pakaian mereka. "Bagaimana kalau kita bereaksi? Apakah kamu pikir tidak masalah jika sekarang memindahkan begitu banyak Instruktur?"     

"Karena masalah waktu ini terlalu sensitif, aku tak bisa membiarkan sesuatu yang tidak biasa terjadi begitu saja." Qin Bing berjalan maju melawan angin dingin di tengah malam. Langit tampak gelap tanpa cahaya bulan, sepertinya hujan badai akan segera datang.     

"Tapi... ada begitu banyak murid, kalau semua..." Instruktur itu berkata dengan nada serius. "Apakah ini akan mempengaruhi peringkat kita dalam Ujian Nasional kali ini?"     

Sambil menyipitkan kedua matanya, Qin Bing tersenyum dingin. "Kartu kita adalah beberapa murid yang paling ku hargai. Tapi di sisi lain, apa hubungannya kita dengan para murid ini?"     

Dengan tangan tergenggam di belakang, ia berkata dengan santai. "Jangan khawatir, lakukan saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.