Super Internet

Merasa Bersalah



Merasa Bersalah

0"Hei, apa yang sedang kalian lakukan?" Fang Qi mengerutkan dahi dan berpikir, 'Apa yang sedang mereka lakukan dengan datang ke warnet sambil menyamar menjadi zombie?'     
0

"Kalian juga." Ucap Fang Qi sambil melihat ke arah Nalan Mingxue dan Lan Yan.     

Jiang Xiaoyue menghela nafas lega saat mengetahui ternyata mereka bukan zombie, lalu ia melirik ke arah mereka. "Cepat buka topeng kalian! Kalian mau menakut-nakuti pelanggan lain?"     

Tuan Muda Chen yang berdiri di samping Jiang Xiaoyue, mengacungkan jempolnya ke arah Loli kecil dengan air mata yang sudah mengalir di wajah. "Gadis kecil ini benar-benar memahami perasaanku!"     

"Apakah sekolah melarang kalian bermain game di tokoku?" Tanya Fang Qi lalu memutar bola matanya.     

"Bos, kenapa kamu tidak terkejut sama sekali?" Tanya Jiang Xiaoyue sambil menatap Fang Qi dengan bingung.     

Fang Qi melirik ke teriknya matahari di luar lalu bergumam, "Bukankah ini hanyalah salah satu peraturan dari sekolah yang melarang para siswanya untuk bermain game di warnet, dan berenang di sungai saat perjalanan pulang dari sekolah? Tidak ada hal yang mengejutkan."     

"Bos bilang apa?" Yang lain pun ikut menatap Fang Qi dengan bingung.     

"Bukan apa-apa." Fang Qi menyentuh hidungnya lalu melanjutkan, "Jadi karena itu, kalian menyelinap ke warnetku?"     

"Tentu saja! Kami memikirkan banyak cara agar bisa masuk ke warnet tanpa ketahuan." Ujar Lin Shao seraya terkekeh.     

"Aku berani taruhan ada mata-mata Si Iblis Tua Qin di luar pintu! Sudahlah, kita mau main game dulu."     

"..."     

Jiang Xiaoyue tampak tersentuh saat melihat orang-orang yang membayar dan menuju ke meja komputer mereka masing-masing. "Bos, pelanggan mu sangat loyal! Mereka datang untuk mendukung bisnismu dengan risiko yang begitu besar."     

Fang Qi mengerutkan dahinya lalu berkata dengan canggung. "Kamu belum pernah melihat ada pemain yang pergi ke warnet dengan risiko yang lebih besar."     

"Risiko yang lebih besar?" Jiang Xiaoyue menatap ke arah Fang Qi sambil memiringkan kepalanya dengan curiga. "Aku belum pernah melihatnya."     

"Kamu telah melihatnya tadi." Jawab Fang Qi lalu duduk di depan komputer. Melihat para anak laki-laki dan perempuan muda yang penuh dengan semangat di wajah mereka, membuat Fang Qi teringat dengan hidupnya dulu, di mana ia beralih dari seorang yang kecanduan dengan game menjadi seorang gamer profesional. Entah sudah berapa banyak orang yang menderita dengan kerasnya kehidupan itu dulu.     

Ia teringat saat di medan perang bersama rekan satu timnya dulu….     

Tanpa sadar, ia menggelengkan kepalanya lalu tersenyum mengejek dirinya sendiri. "Aku sudah menjadi seorang pensiunan tua, jadi buat apa aku memikirkan hal semacam itu."     

...     

Sementara itu, Xiao Yulu yang berdiri di belakang Su Tianji menyaksikan permainannya, dan melihat Song Qingfeng dan lainnya yang mengenakan topeng sambil bermain game. Ia memutar bola matanya seraya bergumam, "Ternyata bisa seperti itu juga?"     

Wajahnya tampak memikirkan banyak hal, lalu ia mendapatkan sebuah ide dan membuat matanya berinar.     

...     

Di sisi lain, Tuan Muda Chen akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan, yakni bermain game yang katanya game 'tidak baik'. Mendengar permintaannya, Fang Qi merekomendasikannya untuk bermain dua game yakni, Counter Strike dan Diablo yang bisa dimainkan secara tim.     

Tak ada yang meyangka kalau Tuan Muda Chen akan mengaktifkan akun di kedua game itu, dan mengaktifkan akun game Counter Strike pada masing-masing pelayannya.     

Lagi pula tak sulit baginya untuk menghabiskan uang yang bukan miliknya. Sambil merogoh kantongnya yang sudah kosong dan tak ada sekeping uang pun, ia berkata, "Besok aku akan minta lebih banyak uang pada Ayah."     

"Hahahaha! Ini menyenangkan sekali!" Di layar, ia menembakkan pistolnya berulang kali dan membuat para pelayannya melarikan diri dengan putus asa.     

"Xiaowu! Cepat panggilkan Tuan Muda Yang dan Tuan Muda Yu, suruh mereka ke sini!" Seru Chen Xiaolang sambil tertawa seperti orang gila. "Dordordordordor!"     

...     

Game Diablo II bukan game yang paling populer di warnet saat ini. Hal itu bukan karena tidak menyenangkan, tapi karena teknik pengendalian pedang lebih menarik bagi para prajurit dan kultivator.     

Beberapa orang perlahan-lahan mulai menguasai teknik pengendalian pedang, dan saat mereka mulai kehilangan semangat apinya, para pemain lama perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda-tanda kembali bermain dengan semangat yang membara.     

Misalnya Nalan Hongwu dan tetua Fu.     

Lalu ada Song Qingfeng dan teman-temannya.     

Dibandingkan dengan game The Legend of Sword and Fairy, monster yang ada di game Diablo bersembunyi di dalam kegelapan untuk bersiap menyerang para pemain, dan ini menambahkan sensasi petualangan di medan perang bagi para pemain.     

Setiap game versi remake dari Sistem di warnet Fang Qi tetap mempertahankan nuansa dari game aslinya, termasuk kombinasi keterampilan dari game Diablo, mantra spiritual dan teknik pedang dari game The Legend of Sword and Fairy. Kedua game ini memiliki seni bela diri dan mantra spiritual yang bahkan lebih kuat daripada pemain itu sendiri.     

Selain itu, banyak bonus dan aturan yang membuat teknik-teknik yang ada di dalam game itu menjadi lebih kuat daripada yang ada di dunia nyata.     

Contohnya saat Fang Qi memainkan Paladin, ia bisa menggunakan skill, teknik Holy Shield, minum obat ramuan dan menggunakan teknik Blessed Hammer untuk membunuh semua monster.     

karena itulah, saat pemain membunuh monster dan melawan Bos, mereka bisa menangani sebagian besar situasi selama mereka bisa menggunakan keterampilan hingga mahir.     

Dengan cara ini, para pemain dengan kekuatan lebih rendah di dunia nyata seperti Song Qingfeng dan teman-temannya, mereka masih bisa bermain game bahkan saat mereka bertemu dengan Bos tingkat tinggi.     

Tetapi bukan berarti bahwa teknik-teknik pemain itu sendiri tidak akan berpengaruh.     

Misalnya saat Nalan Hongwu bermain Diablo bersama tetua Fu, mereka secara sadar menggabungkan teknik dan keterampilan tempur mereka sendiri ke dalam game, sehingga mereka dapat membunuh monster lebih cepat atau menangani situasi khusus.     

Itu adalah alasan kenapa Song Qingfeng dan teman-temannya memutuskan untuk menghabiskan satu jam bermain game Diablo, itu bukan hanya karena untuk menaikkan level karakter game Diablo mereka, tetapi untuk alasan ini.     

Jika sebelumnya mereka memperlakukan game ini murni selayaknya bermain game biasa, tetapi sekarang mereka menjadi lebih serius.     

"Tuan Muda Lin, ayo kita lihat apakah kita bisa menguasai beberapa teknik dasar ini."     

"Bukankah masih ada teknik pengendalian pedang? Aku tak punya waktu untuk itu." Keluh Lin Shao.     

"Kalau begitu…."     

"Masih ada cara untuk membunuh monster, ayo ubah rencana! Di dunia nyata kita tak bisa menggunakan teknik dan mantra yang tidak kita kuasai!"     

"..."     

...     

Saat jam bermain mereka sudah mencapai enam jam, hari telah gelap.     

Song Qingfeng dan teman-temannya menggunakan topeng mereka untuk kembali dan pergi keluar warnet.     

Lin Shao membuka pintu dan melirik ke luar warnet secara diam-diam.     

"Sepertinya baik-baik saja." Bisik Lin Shao.     

"Ayo, ayo! Ayo cepat keluar!" Song Qingfeng melambaikan tangannya dan mereka pun berlarian keluar dari warnet. Kemudian mereka pura-pura pergi ke seberang jalan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.     

Di sudut gelap di luar toko Fang Qi, terlihat dua sosok lelaki yang tersenyum samar saat mereka melihat beberapa pemuda berpakaian aneh, berjalan keluar dari warnet.     

Direktur Qin telah menjanjikan mereka sejumlah besar hadiah, jika mereka menangkap murid-murid yang masuk ke dalam Super Internet. "Para pemuda itu kemungkinan besar adalah murid dari sekolah Lingyun."     

"Dengan dandanan seperti itu, jelas sekali mereka sedang menyamar. Ayo ikuti mereka."     

"Sialan, Tuan Muda Song, aku merasa sepertinya kita sedang diikuti!" Bisik Lin Shao yang tiba-tiba merasakan sesuatu.     

Setelah terlibat dalam pertempuran yang begitu sengit di dalam game, mereka menjadi lebih peka terhadap bahaya dalam kegelapan.     

"Ayo segera naik ke kereta dan pergi dari sini, agar mereka tak bisa mengejar kita." Bisik Song Qingfeng.     

"Ya Tuhan! Mereka benar-benar Instruktur sekolah! Mereka mengejar kita!" Lin Shao menengok ke belakang dan melihat dua sosok bayangan hitam yang mengikuti mereka. Hal itu membuat mereka menjerit ketakutan.     

"Ya Tuhan! Bahaya! Ayo cepat!" Mereka berlari ketakutan bagaikan tikus yang melihat kucing dengan kaki yang dilumuri minyak, hingga dapat berlari dengan cepat.     

"Lari! Lari! Ayo cepat lari!" Bagaimana bisa mereka tertangkap basah saat keluar dari warnet?     

"Mereka tertangkap basah, ayo cepat kejar!" Instruktur pria paruh baya sangat gembira saat akhirnya ia menemukan beberapa siswa yang membuat masalah, setelah bersembunyi dari tempat terkutuk itu sepanjang hari.     

Di waktu yang bersamaan, Nalan Mingxue dan Lan Yan berjalan keluar dari warnet dengan tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.     

Instruktur pria yang lain melirik ke pintu Super Internet pun melihat mereka berdua, lalu bertanya dengan heran. "Dua orang keluar lagi?"     

"Nona Nalan, apakah Anda yakin kita akan baik-baik saja?" Tanya Lan Yan yang menggigil dan hampir mengekspos diri.     

"Aku sangat yakin." Ujar Nalan Mingxue yang terus berjalan.     

Instruktur pria paruh baya melirik ke belakang dan melihat dua orang itu dengan santai. "Mereka terlihat tidak bersalah. Kita kejar apa yang ada di depan kita saja! Aku yakin mereka tadi adalah target kita! Jangan biarkan mereka lari!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.