Super Internet

Jangan Tembak, Ini Kami!



Jangan Tembak, Ini Kami!

0"Hahahaha! Bukankah para idiot itu yang tadi dimarahi oleh direktur Qin karena membolos kelas untuk bermain game?" Ejek seorang pemuda berwajah bulat yang menunjuk ke arah Song Qingfeng, yang saat itu sedang berjalan di sekitar sekolah.     
0

"Orang-orang seperti itu tinggal menunggu ditendang ke kelas sampah!"     

"Jangan! Sekolah kita tidak menerima sampah seperti itu!"     

Wajah Song Qingfeng terlihat semakin seram. Sekarang ia menjadi terkenal di sekolah hingga seluruh orang mulai dari para instruktur hingga para murid di setiap Asrama, tak ada yang tidak tahu tentangnya.     

"Apa katamu?!" Lin Shao marah sekali, rasanya ia ingin lari ke arah mereka tapi tiba-tiba dihentikan oleh seseorang.     

"Kenapa? Kalian ingin mengacau?" Li Shijie mengejek mereka dengan begitu arogan. "Dasar anak kecil dari Asrama Huang!"     

Mereka adalah murid-murid dari Asrama Xuan, dan para murid yang masuk ke Asrama Xuan, standar terendah mereka adalah sudah berada di tahap kultivasi Alam Master Prajurit!     

Setelah dihukum oleh sekolah, Song Qingfeng dan yang lainnya seharusnya tidak membuat masalah dengan mereka, lagi pula bukan tandingan mereka juga.     

Lin Shao menoleh ke belakang dan melihat Song Qingfeng yang menariknya kembali dengan suara yang sedih. "Ayo pergi."     

"Cih! Ku pikir kamu berani, ternyata aku salah."     

Dan mereka bertiga pun pergi dengan muka yang terlihat marah.     

"Tuan muda Song, apa kita akan tinggal diam saja?" Tanya Xu Luo yang berjalan jauh di belakang Song Qingfeng, lalu Song Qingfeng berhenti.     

"Mereka hanya ingin kita marah! Apa kamu tidak melihatnya?" Tanya Song Qingfeng dengan wajah seramnya. "Apakah kamu pikir seorang yang baru saja menjadi prajurit dapat menang melawan Master Prajurit?"     

Xu Luo terdiam.     

Bahkan jika mereka bisa mengalahkan orang-orang itu, mereka akan mendapatkan lebih banyak masalah, apalagi mereka baru saja terkena hukuman.     

Meskipun marah, Song Qingfeng masih berpikir realistis.     

"Lalu bagaimana?" Tanya Lin Shao. "Apa kita akan biarkan saja?"     

"Kita harus belajar lebih giat lagi!" Ujar Song Qingfeng yang mengatupkan giginya. "Kita harus mencapai Alam Master Prajurit secepat mungkin!"     

"Belajar…." Kedua temannya mengerutkan dahi dan melihat ke arah Song Qingfeng. "Bagaimana cara kita belajar?"     

"Pergi ke warnet dan meminta bantuan ke Bos Fang Qi, agar kita bisa segera mencapai tahap Alam Master Prajurit." Meskipun sekarang kekuatan mereka sedang meningkat, tapi itu saja belum cukup.     

Karena mereka belum lama ini baru berkultivasi.     

Dan pergi ke warnet Fang Qi adalah cara tercepat bagi mereka, untuk meningkatkan kekuatan mereka lebih cepat daripada yang lain.     

Tak ada metode lain yang sebagus itu.     

"....." Xu Luo membeku sesaat lalu melanjutkan, "Tuan muda Song, bisakah sekarang kita ke warnet? Si Iblis Tua Qin itu pasti telah menyiapkan mata-mata di sana! Mereka bilang akan melarang semua muridnya untuk bermain game lagi!"     

Sekarang Direktur Qin telah menjadi Iblis Tua Qin di dalam pikiran mereka.     

"Aku khawatir kita akan ditangkap oleh sekolah, bahkan sebelum kekuatan kita meningkat." Ujar Lin Shao lalu melanjutkan, "Kamu benar-benar tidak takut mati."     

Tanpa mereka sadari, saat mereka berjalan ke gerbang sekolah, Xu Luo melihat dua sosok bayangan yang ia kenal, menyelinap keluar.     

"Hmm? Bagaimana mereka berdua bisa begitu akrab?"     

"Kalau ingin keluar dari sekolah ya tinggal jalan saja, kenapa sampai mengenakan jubah? Mereka bertingkah terlalu misterius."     

"Jubah?" Song Qingfeng menaikkan alisnya sambil melihat kedua sosok itu. "Aku punya ide."     

...     

"Sialan, harusnya aku menanyakan detail alamatnya!" Chen Xiaolang merasa kesal dan mengumpat, sambil melirik toko-toko di jalanan dan beberapa pelayannya sedang berjalan di belakangnya.     

"Lalu bagaimana aku bisa menemukan tempatnya?" Saat itu Tuan muda Chen tiba-tiba melihat tim penjaga kota yang sedang berpatroli.     

"Hei, Xiaowu, pergi dan tanyakan pada mereka! Aku harus pergi ke tempat itu hari ini juga!" Dia menendang pantat pria yang dipanggil xiaowu ini, dan orang itu segera berlari ke arah Penjaga Kota dan bertanya pada mereka. "Permisi, bisakah kalian memberitahu saya di mana Super Internet berada?"     

"Pergilah ke ujung jalan lalu belok ke kiri." Ujar Kapten Penjaga Kota sambil melirik ke arah Chen Xiaolang lalu ia berkata, "Saya peringatkan pada kalian untuk jangan pernah membuat onar di sana! Kalau tidak, kalian bisa kena akibatnya nanti!"     

"Baik, baik! Kami tidak akan membuat onar." Ucap Xiaowu sambil mengangguk.     

Beberapa penjaga kota yang suaranya tidak kecil berkata hingga terdengar oleh Tuan Muda Chen dari belakang mereka. "Toko kecil ini memang sangat luar biasa. Ayo! Kita pergi ke sana!"     

...     

Chen Xiaolang telah sampai di depan sebuah tempat yang dikelilingi kaca bening. Ia dapat melihat isi warnet dari luar. Tempat tersebut tampak cukup mewah dengan dinding putih dan ubin hitam di sekitarnya. Desain itu membuat orang-orang merasa segar dan lebih dekat dengan alam. "Apakah itu semua benar-benar dari kaca? Apa mereka tidak takut kalau dipecah oleh seseorang?"     

Tuan Muda Chen mengetuk pintu kacanya, begitu pula dengan para pelayannya hingga membuat suara berdentangan.     

"Aduh, hati-hati!" Teriak Tuan Muda Chen. "Jangan berani merusak pintu ini!"     

"Baik!" Para pelayan pun segera menarik tangan mereka dengan tergesa-gesa. Kaca–kaca itu rapuh dan berharga mahal. Sebagai pelayan, mereka tidak punya cukup uang untuk mengganti pintu kaca besar tersebut kalau sampai memecahkannya.     

Melihat para pelayan yang menarik tangannya, Tuan Muda Chen mendorong pintu itu dengan hati-hati dan melirik ke dalam tempat tersebut.     

Dekorasi di dalam Super Internet benar-benar berbeda dengan gaya di dunia ini. Meja kasirnya yang sederhana tampak begitu megah, dan deretan artefak sporotial berbentuk persegi yang tidak ia ketahui fungsinya, diletakkan di atas meja batu hitam yang sehalus cermin, yang seolah-olah dapat membawa seseorang masuk ke dunia lain. "Wow! Tempat ini kelihatan menarik."     

Saat itu, Tuan Muda Chen memberi isyarat pada para pelayan dengan gembira. "Masuk! Kalian semua masuk!"     

Setelah Tuan Muda Chen beserta pelayannya masuk, ia melirik ke belakangnya dan melihat sosok di belakang mereka.     

Dua sosok mungil terlihat di luar pintu. "Nona Nalan, tak ada orang yang akan menyadarinya."     

"Oke! Ayo masuk." Kemudian dua sosok yang memakai jubah hitam itu menyelinap masuk diam-diam.     

"Apa-apaan itu?" Chen Xiaolang mengelus dagunya dengan bingung, saat ia tiba-tiba melihat beberapa orang berjalan keluar toko.     

Sosok-sosok tersebut berjalan sangat kaku seperti zombie, dan wajah mereka terlihat menyedihkan. Hal itu membuat Chen Xiaolang ketakutan. "Apa-apaan itu tadi?!"     

Zombie yang berjalan tersebut, mendorong pintu dan mereka segera menyelinap keluar toko dengan begitu lincah melebihi monyet. Melihat kejadian itu membuat Chen Xiaolang begitu ketakutan dan membeku di tempatnya.     

"Hahahahaha! Sudah ku katakan bukan, kalau kita berpakaian seperti zombie, kita akan aman!" Ketiga zombie itu langsung tertawa kencang dan salah satu dari mereka melepas topeng zombienya, dan menunjukkan wajahnya yang tampan.     

"Ternyata mereka mengenakan topeng?" Chen Xiaolang akhirnya bisa menghembuskan nafas lega.     

Saat itu zombie lainnya pun berkata, "Sudah ku katakan bukan, aku sudah membuat rencana belajar yang terperinci. Setiap hari kita bisa bermain game The Legend of Sword and Fairy selama tiga jam untuk meningkatkan level dan belajar teknik pengendalian pedang dengan bertarung. Kita bisa belajar teknik pengendalian pedang dengan begitu cepat! Lalu kita akan bermain game Counter Strike selama dua jam. Ini bisa melatih konsentrasi kita dan menguntungkan untuk kultivasi kita. Dan satu jam sisanya, kita bisa bermain game Diablo."     

"Yang penting kalian ikuti rencanaku saja, agar kita bisa segera mencapai tahap Alam Master Prajurit!"     

"Kalian sedang berbicara tentang game kan? Aku tahu itu!" Ujar Chen Xiaolang yang tampak bingung. "Tapi kenapa kalian menyebutnya rencana belajar?"     

Di saat yang bersamaan, dua Instruktur sekolah Lingyun telah memperhatikan Super Internet dengan tatapan bingung. Mereka saling bertukar pandang dan bertanya-tanya, "Memangnya apa saja yang telah kalian pelajari tadi?!"     

...     

Di depan meja kasir.     

"Wah! Jubah kalian memiliki telinga! Imut sekali!" Ujar Jiang Xiaoyue saat melihat telinga berbulu di topi jubah hitam tersebut dengan tatapan berbinar.     

"Nona Nalan yang membelinya" Ujar Lan Yan yang tampak memerah karena merasa malu.     

"Jubah ini adalah produk terbaru di Paviliun Xiyun yang dapat menutupi aura seseorang." Ujar Nalan Mingxue dengan wajah serius. "Gaya lama, jadi kurang menarik untuk dipandang."     

Ucapan tersebut membuat Lan Yan kehilangan kata-kata.     

"Bisakah aku menyentuh telingamu?" Tanya Jiang Xiaoyue seraya mengulurkan tangannya dengan penuh harapan.     

"Hm...." Hal tersebut membuat Lan Yan merasa canggung.     

Sebelum Lan Yan menjawab, Jiang Xiaoyue menjerit dan hampir jatuh dari kursinya saat ia melihat seseorang berwajah seram, yang muncul di belakang Lan Yan!     

Tak hanya Jiang Xiaoyue, Fang Qi yang baru saja turun dari lantai atas pun secara tidak sadar langsung mengeluarkan senjatanya!     

"Bos! Jangan tembak! Ini kami!" Teriak Song Qingfeng dan temannya yang melompat ketakutan, saat melihat Fang Qi mengeluarkan peluncur roket.     

Fang Qi pun kehilangan kata-kata setelah mendengar ucapan barusan.     

Sedangkan Jiang Xiaoyue tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

Dan Lan Yan juga terdiam.     

Begitu pula dengan Nalan Mingxue.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.