Super Internet

Misi yang Berhubungan



Misi yang Berhubungan

0"Begitulah situasinya."     
0

Mereka bertiga duduk di sebuah kedai teh kecil di seberang Hutan Buku Dongguan. Fang Qi dan Xu Zixin duduk tenang sambil mendengarkan cerita Shen Qingqing.     

"Hutan Buku Dongguan keterlaluan!" Ujar Xu Zixin yang agak marah. Tampaknya teman baik mereka mendapatkan perlakuan tidak adil. "Tidak bisakah mereka memberi kita waktu sehari atau dua hari?"     

Shen Qingqing mengerutkan keningnya lalu menyeruput tehnya perlahan. Kemudian ia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sepertinya kita perlu mencari cara lain."     

"Apakah yang bisa kita lakukan?" Tanya Xu Zixin dengan kesal.     

Fang Qi menyeringai lalu bertanya, "Promosi di sini hanya membagikan selebaran kan?"     

"Apa maksudmu dengan hanya membagikan selebaran?" Ucap Xu Zixin sambil memutar bola matanya. "Bukannya semua orang melakukannya untuk promosi? Apa mungkin Bos Fang Qi memiliki ide yang lebih baik?"     

Kemudian ia memutar matanya dan memikirkan tentang warnet Fang Qi. "Bahkan jika kita bisa mempromosikannya di warnet, dan menyuruh seluruh pelanggan untuk membelinya, mungkin hanya bisa terjual 200-300 saja."     

Total ada 1000 eksemplar, tapi hanya ada 200-300 pelanggan. Kalau seperti ini, bagaimana mereka bisa menjual buku mereka sampai habis? Kecuali tiap orang membeli 5 sampai 6 buku.     

Sayangnya tak banyak pelanggan yang memainkan Diablo di warnet.     

Fang Qi mengangkat bahunya. Awalnya ia berencana untuk menggunakan novel resmi itu untuk mempromosikan Diablo II. Jika mereka ingin mempromosikannya di warnet Fang Qi, bukankah itu langkah yang salah?     

Fang Qi berpikir keras lalu memberi isyarat pada Xu Zixin dan Shen Qingqing untuk mendekat, kemudian Fang Qi membisikkan sesuatu pada mereka berdua.     

"Apa menurutmu akan berhasil?" Shen Qingqing memandang ke arah Fang Qi dengan tatapan heran, seolah ia tidak sepenuhnya memahami ide aneh dari Fang Qi.     

"Kita tidak akan tahu kalau tidak mencobanya kan?" Ujar Fang Qi. "Kita juga bisa mencari toko buku kecil yang lain, dan menaruh buku kita di sana. Setelah itu, kita akan tahu hasilnya nanti."     

"Baiklah." Tampak jelas kalau Shen Qingqing masih sedikit ragu, tapi akhirnya ia pun mengangguk. "Aku punya teman yang memiliki toko buku kecil. Meskipun tempatnya terpencil, tetapi kita bisa mencobanya."     

"Apa kamu yakin akan berhasil?" Tanya Xu Zixin sambil menatap Fang Qi dengan ragu.      

...     

Sementara itu, di dalam warnet ada Nalan Hongwu, An Huwei, Ouyang Zhen dan temannya, serta Su Tianji dan Ye Songtao yang sedang duduk di area istirahat bersama dengan Li Haoran.     

Matahari menyinari bagian dalam warnet melalui kaca yang tirainya terbuka.     

"Xiaoyue, ambilkan kami beberapa kotak Haagen-Dazs!" Seru An Huwei.     

Li Haoran melirik orang-orang yang berkumpul lalu menghela nafas. "Pada akhirnya seluruh pekerjaan diserahkan kepadaku."     

Pertunjukan Counter Strike hari ini membuat banyak orang kagum dengan kekuatan senjata terbaru. Meskipun itu karena kemampuan Fang Qi yang tampak kuat, tetapi jika tanpa kemampuan yang seperti itu, senjatanya sendiri juga sangat kuat dan canggih.     

Karena ada Nalan Hongwu, An Huwei dan lainnya, orang lain yang ada di sekitar tidak berani untuk ikut bergabung.     

Lebih baik mereka mempelajari senjata-senjata itu di dalam game.     

An Huwei menyadari kalau dirinya telah jatuh cinta dengan camilan Haagen-Dazs. Ia setiap hari memakan satu kotak es krim tersebut. Sambil memakannya ia pun berkata, "Maksudmu... kalian para anak muda, sedang bekerja sama untuk membangun sebuah organisasi yang mempelajari tentang artefak spiritual baru?"     

"Kurang lebih seperti itu." Li Haoran mengangguk lalu menambahkan, "Sebenarnya ini adalah ide Nona Nalan. Dan kalian tahu sendiri kalau Bos Fang Qi sibuk bermain game setiap hari, jadi dia tidak ingin mengelola hal lainnya. Aku jadi heran, apakah ia benar-benar akan menjadi penasehat teknologi kami atau tidak?"     

"Apa maksud kalian dengan mendirikan organisasi itu?" Tanya An Huwei, terlihat jelas kalau ia menaruh perhatian pada senjata-senjata tersebut. Kalau para penjaga kota mengenakan item seperti itu, bukankah mereka akan terlihat gagah?     

"Bagaimana kalau kamu bekerja sama denganku, Pemimpin kota? Nanti biar aku yang menyediakan dananya." Kakek Nalan memperhatikan Pemimpin kota dari samping, tapi sepertinya An Huwei menolak tawaran itu.     

"Aku khawatir itu tidak bisa terealisasikan." Ucap Li Haoran lalu tersenyum pahit.     

"Kenapa tidak?" Tanya An Huwei yang wajahnya terlihat suram. "Apakah kalian pikir aku akan memanfaatkan kalian?"     

"Bos Fang Qi bilang tidak bisa." Ucap Li Haoran sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit. "Dia bilang kalau orang lain tertarik untuk mempelajarinya, pelajarilah di dalam game. Jika tertarik untuk membuatnya, buatlah. Dia sama sekali tidak peduli. Tapi seperti itulah keputusan kami."     

"Ada apa dengan anak ini?" Wajah An Huwei terlihat menjadi semakin suram.     

Di sisi lain, Nalan Hongwu tertawa dan menepuk bahu An Huwei lalu berkata, "Kunci seorang prajurit adalah kecepatan. Tapi pada akhirnya kalian terlambat."     

Bagi Nalan Hongwu, Nalan Mingxue adalah juniornya, jadi ia tidak akan iri. Selain itu, ia mungkin sulit untuk bisa menggunakannya. Karena itulah ia menyerahkannya pada junior Nalan.     

"Tidak bisa! Aku harus membicarakan hal ini dengan si Fang Qi itu!" Ujar Ye Songtao yang merasa kurang yakin.     

"Aku juga akan berbicara dengannya." Sahut Su Tianji yang juga tidak terima.     

Mereka berlaku seperti itu dan membuat Li Haoran terlihat jahat.     

Tentu saja mereka tidak akan mempermasalahkannya lagi begitu Fang Qi menolak mereka.     

Kenapa mereka tidak menggunakan kekerasan? Meskipun ada kultivator misterius di belakang Fang Qi, mereka tidak akan memaksa Kakek Nalan untuk memperbesar masalahnya.     

Lagi pula mereka bisa mempelajari senjata sesuka mereka dalam game, dan Fang Qi tidak akan mengganggu ataupun menghentikan mereka.     

Dan yang diinginkan Fang Qi adalah, penelitian yang sederhana dengan sedikit perselisihan.     

Meskipun ada orang lain yang tertarik pada senjata-senjata tersebut.     

Selama mereka mempelajari senjata itu di dalam game, Fang Qi tidak memperdulikannya sedikitpun.     

...     

Bagi Nalan Hongwu, Counter Strike adalah game yang menarik. Tapi itu kurang bermakna jika dibandingkan dengan The Legend of Sword and Fairy dan Diablo. Ia menghabiskan sekitar satu atau dua jam setiap hari untuk mencobanya, dan itu sudah cukup. Sisa waktunya ia gunakan untuk menjelajahi Fraksi Gunung Shu di dalam game The Legend of Sword and Fairy, demi memahami konsep artistik 'Di atas air berbudi luhur' atau bermain Diablo.     

Meskipun Su Tianji sangat tertarik dengan artefak spiritual baru itu, tetapi ia belum menyelesaikan game The Legend of Sword and Fairy. Jadi ia tidak akan menghabiskan seluruh waktunya untuk bermain Counter Strike. Kalau ia ingin bermain, ia hanya bermain selama dua jam setiap harinya.     

Hal yang sama juga berlaku pada An Huwei dan Ouyang Zhen. Lagipula game Counter Strike tidak bisa membantu mereka meningkatkan kekuatan kultivasi, dan teknik pedang yang bagus seperti dalam game The Legend of Sword and Fairy.     

Manfaat yang didapat dari bermain Counter Strikes adalah, semangat dan konsentrasi pikiran. Dan itu bukanlah prioritas utama mereka.     

Tapi mereka masih terus bermain game Diablo dan The Legend of Sword and Fairy.     

Tentu saja hal itu tidak menghentikan yang lain untuk bermain game tersebut, karena game itu tidak seperti Diablo dan The Legend of Fairy and Sword, yang terbatas pada level dan experience point.     

Sasaran utama game itu adalah para pemuda yang baru saja ingin memulai kultivasi, atau para prajurit yang ingin meningkatkan konsentrasi mereka.     

...     

Pang Rulie menghela nafas lega karena akhirnya ia dapat merasakan kegembiraan.     

"Seperti yang ku duga, tak sedikit orang-orang yang merasa terancam." Banyak tokoh kelas atas yang datang ke pertemuan itu.     

Mereka hampir memenuhi seluruh lantai tiga dari Paviliun Qingfeng dan Mingyue. Seluruh kursi pun penuh.     

"Itu adalah keputusan yang bijaksana untuk menarik Huo Chong ke dalam aliansi kita." Pang Rulie menyeringai lebar saat melihat kerumunan orang yang hadir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.