Super Internet

Gerakannya Mulus Bagaikan Air Mengalir



Gerakannya Mulus Bagaikan Air Mengalir

0"Ya Tuhan!"     
0

Mayoritas pemain memperhatikan kalau senjata-senjata yang ada di dalam game itu lebih beragam, dan lebih kuat daripada senjata yang ada di game Resident Evil.     

Senjata yang digunakan oleh Fang Qi, tidak ada di dalam game Resident Evil.     

Mereka telah melihat dengan sangat jelas kalau tembakan Fang Qi tadi tidak tepat di organ vital Nalan Mingxue.     

Tetapi kenapa ia masih bisa membunuh Nalan Mingxue dengan sekali tembak?     

Di dunia ini ada yang namanya artefak spiritual spasial, begitu pula dengan game Counter Strike. Di game aslinya ada sebuah item spasial, agar para pemain tidak perlu menggantungkan senjata-senjata api mereka di diri mereka seperti di dunia nyata.     

Mereka dapat mengeluarkan senjata api mereka dari ransel spasial mereka. Saat mereka sudah mahir melakukannya, itu tampak seperti mengganti item yang ada di game lain.     

Itulah sebabnya, setiap pemain masih memiliki sedikit energi kultivasi di dalam tubuh mereka.     

Saat itu, seluruh penonton hanya melihat kalau Fang Qi membawa sebuah senjata besar berwarna hijau gelap yang menyala. Begitu Fang Qi mengeluarkan sebuah belati, semua orang tidak paham dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Senjata yang sebelumnya juga langsung menghilang begitu saja.     

Begitu senjata tadi menghilang, di waktu yang bersamaan Fang Qi langsung bersembunyi lagi. Gerakannya begitu mulus bagaikan air yang mengalir.     

"Bagaimana ia bisa melakukannya?"     

"Kenapa bisa bermain seperti itu?!" Semua penonton tampak membeku saat menonton siaran langsung.     

"Di mana kamu? Kenapa kamu bisa mati?" Tanya Nalan Hongwu dan lainnya yang masih berada di lantai bawah. Mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana Nalan Mingxue bisa mati begitu saja?     

Suara tembakan menggema di seluruh gudang, tapi tidak ada yang tahu dari mana asalnya.     

Nalan Hongwu langsung bertanya di saluran chatting timnya.     

Namun Nalan Mingxue yang terbujur kaku tak tahu harus berkata apa.     

"Hampir saja aku lupa, kalau sudah mati kan tidak bisa berbicara." Ujar Nalan Hongwu sambil menepuk dahinya.     

Semua orang langsung mengerutkan dahi.     

"Tadi Nona Nalan berjalan ke saluran pipa." Hanya Lan Yan yang menjawab. "Mungkin sekarang dia berada di lantai dua."     

"Ayo, kita pergi ke lantai dua." Seru Nalan Hongwu dan beberapa dari mereka langsung menuju ke lantai dua.     

Tetapi saat mereka mencari ke sekeliling lantai dua, mereka tak menemukan bayangan Fang Qi di manapun.     

"Di mana orangnya?"     

"Apa mungkin Pemilik warnet telah melarikan diri?" Tanya Nalan Hongwu seraya mengelus janggutnya.     

"Beruntung sekali ia bisa langsung kabur. Kalau tidak, aku pasti akan menembaknya."     

An Huwei terkekeh sambil membopong sebuah senapan mesin.     

"Akhirnya Pemilik warnet tahu rasa takut juga." Ujar Su Tianji sambil tersenyum.     

Setelah mereka berjuang begitu lama, akhirnya ia bisa membalaskan dendamnya. Hal itu membuatnya merasa bangga.     

"Hati-hati, tetap waspada. Jangan sampai terkena serangannya." Ujar Nalan Hongwu memperingatkan. "Pemilik warnet itu terlalu licik!"     

Nalan Hongwu merasa seperti kembali di saat pertama kali ia berada di medan perang. Tiap langkahnya harus diperhitungkan dengan baik, dari posisi hingga menebak pikiran lawannya.     

Kemudian ia melihat sebuah saluran pipa ventilasi dan berkata, "Dia pasti melarikan diri menggunakan saluran pipa ini. Mungkin dia berada di atap."     

"Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke atap untuk mencarinya?" Tanya Lan Yan.     

"Tidak!" Cegah Nalan Hongwu sambil menggelengkan kepalanya. "Pemilik warnet suka menangkap kita saat kita lengah. Kalau kita pergi ke atap untuk mencarinya, dia pasti sudah pergi."     

"Hanya ada dua titik strategis yang terhubung dengan atap ini. Yang pertama adalah jembatan di luar gerbang, dan yang satunya adalah bangunan tempat kita berasal tadi." Ujar Nalan Hongwu yang telah menganalisis. "Di jembatan, dia bisa menangkap kita saat kita lengah, tapi itu bukankah tempat yang bagus untuk bersembunyi. Begitu kita mengepungnya, dia tidak akan punya tempat lagi untuk bersembunyi."     

"Kami tadi hanya mendengar satu kali bunyi tembakan, itu artinya Mingxue dibunuh dengan satu tembakan saja. Senjatanya pasti sangat kuat, jadi satu-satunya pilihan terbaik kita adalah ke atap gedung. Dia bisa melindungi diri dengan senjata yang sangat kuat."     

Kemudian Nalan Hongwu menjatuhkan senapan mesinnya sendiri, lalu mengambil senapan otomatis milik Nalan Mingxue yang memiliki teleskop (Counter-Terrorist B44). Setelah mengetahui kekuatan senjata lawannya, ia tidak jadi mencari mati dengan naik ke atap gedung, tetapi dengan menembaknya dari kejauhan.     

Sementara itu, para penonton siaran langsung melihat Fang Qi berada tepat di atas atap gedung Counter-Terrorist, dengan senjata api berwarna hijau gelap besar miliknya. Lalu ada sebuah teleskop yang muncul. Jarak antara Fang Qi ke gerbang gudang tampak dekat sekali dari teleskop hitam itu, padahal aslinya sangatlah jauh.     

Setelah dirinya meninggal dalam game, Nalan Mingxue melepaskan peralatan VRnya dan duduk di samping Fang Qi sambil melihat ke layarnya.     

Meskipun Nalan Mingxue sangat mahir menggunakan berbagai macam pistol dalam game Resident Evil, tapi ia masih perlu banyak latihan saat bermain game CS.     

Tetapi sekarang ia sadar, jika dibandingkan dengan Fang Qi, kemampuannya jelas masih sangat jauh.     

Karena kekuatan kultivasi para pemain di dalam game dibatasi, begitu pula dengan kecepatan dan indera mereka. Hal itu membuat mereka harus menggunakan otak mereka untuk memprediksi di mana musuh akan muncul.     

Sekarang Nalan Hongwu sudah cukup akrab dengan medan perang yang ada di dalam game tersebut. Nalan Mingxue sudah menebak kalau Nalan Hongwu bisa menebak posisi Fang Qi, hingga senjata yang akan digunakan oleh Fang Qi sebelum mengatur langkah selanjutnya berdasarkan informasi yang terbatas.     

Berpencar dan berkumpul lagi untuk menembaki musuh adalah cara yang terbaik untuk berurusan dengan Fang Qi yang menggunakan teleskop dari atap gedung.     

Jika Fang Qi mau, dia mungkin bisa membunuh satu orang lagi. Dan saat penembakan, semua orang dari segala arah juga akan bersiap untuk menembaknya.     

Para pemain yang menonton di layar lebar juga melihatnya. Meskipun mereka belum melihat musuh di dalam layar, tetapi mereka juga merasakan ketegangan dan tekanan yang sangat hebat.     

Itu karena lawannya adalah beberapa Master terkuat.     

Para Master kuat itu akan cepat terbiasa menggunakan senjata-senjata sederhana dalam hitungan detik.     

Setelah mereka terbiasa dengan peta dan strateginya, Fang Qi tidak akan mendapatkan keuntungan apapun.     

Bahkan kemungkinan Fang Qi untuk menang akan sangat tipis di beberapa babak terakhir.     

Dan kemungkinan besar Fang Qi akan kalah dalam babak kali ini.     

Sementara itu, Nalan Mingxue berada di kerumunan penonton untuk melihat Fang Qi yang tiba-tiba menghentikan pencariannya di gerbang gudang melalui teleskopnya.     

"Kenapa dia tiba-tiba mundur?" Tanya Nalan Mingxue yang terlihat bingung.     

Para penonton siaran langsung juga terlihat bingung. Gerakan Fang Qi terlihat tidak biasa.     

Detik berikutnya setelah Fang Qi mundur, semua orang mendengar suara baku tembak.     

Serangkaian lubang bekas tembakan langsung muncul di tepi atap gedung.     

HP Fang Qi yang awalnya masih 72, turun menjadi 62. Itu karena ia terkena goresan peluru yang menembus dinding.     

Di waktu yang sama, Fang Qi tiba-tiba mengarahkan senjatanya ke atap gudang. Ada sesosok bayangan yang tiba-tiba muncul dari pipa saluran ventilasi.     

DUAR!     

Suara tembakan keras dari senapan sniper terdengar lagi. An Huwei baru saja keluar dari pipa saluran ventilasi dan jatuh ke atas tanah.     

Tak hanya para pemain yang menonton siaran langsung yang bingung dengan kejadian itu, tapi Nalan Mingxue juga tidak paham dengan apa yang ia lihat!     

Fang Qi seperti bermain curang karena menggunakan titik buta di atap, untuk menghindari peluru musuh dengan sangat sempurna.     

Akan tetapi An Huwei yang awalnya tidak terlihat oleh Fang Qi, langsung tertembak mati begitu saja saat mulut senapannya berputar balik. Di layar lebar, mulut senapan langsung terlihat melalui teleskop.     

Setelah suara tembakan, ia menarik senapannya!     

Ia melakukannya dengan satu tarikan nafas.     

Itu bukan tipuan. Kalau saja Nalan Mingxue tidak menonton permainan Fang Qi dari samping, ia mungkin akan berpikiran kalau Fang Qi menggunakan sesuatu yang ia tidak ketahui untuk menipunya.     

Saat itu mereka tidak tahu, kalau setelah para kultivator dan prajurit kehilangan intuisi untuk bertahan hidup, masih ada satu lagi yang disebut dengan 'kesadaran'. Dan hal itulah yang membantu Fang Qi untuk menembak, meskipun sedang dikepung oleh para Master kuat.     

Kedua bangunan warnet mendadak sunyi.     

Tanpa disadari, seluruh penonton menahan napas mereka dengan mulut ternganga. Mereka saling bertukar pandang karena tak mengerti dengan apa yang telah mereka lihat di layar.     

'Bagaimana dia bisa melakukannya?!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.