Super Internet

Tertawa Bahagia dan GG



Tertawa Bahagia dan GG

0Para penonton yang awalnya ingin menonton Pemilik warnet dikalahkan pun ikut membeku.     
0

Kenapa ingin mengalahkan Pemilik warnet? Bukankah jelas sekali mereka yang dikalahkan Pemilik warnet hingga babak belur begitu?     

Pistol itu sangat luar biasa, hanya dengan satu tembakan bisa langsung membunuh seseorang. Fang Qi bisa membunuh musuh-musuhnya tanpa harus jago menembak.     

Jiang Xiaoyue menatap layar dengan linglung, ia merasa ingin menangis. "Kenapa Bos payah itu begitu kuat? Sekarang bagaimana caranya agar bisa mengalahkannya?"     

"Mereka ditipu oleh Pemilik warnet yang licik itu lagi!"     

Tak seperti di dunia nyata, sniper biasanya menembak dari ratusan meter hingga ribuan kilometer. Dan mayoritas hanya memiliki kesempatan sekali untuk menembak musuhnya.     

Karena itulah mereka harus memahami dari berbagai segi faktor dengan sangat akurat, seperti kecepatan angin, kelembaban udara hingga benturan sekecil apapun akan sangat berpengaruh hingga jarak ratusan meter, bahkan sampai ribuan kilometer.     

Tetapi karena para pemain bertempur di area kecil di dalam game, jadi mereka tidak bisa hanya berada di tempatnya untuk menunggu lawan mereka. Mereka juga harus bisa menangani berbagai jenis situasi dari jarak dekat.     

Walaupun para penembak jitu gagal menembak hingga mengekspos keberadaan mereka, mereka tidak akan dikepung oleh para tentara seperti di dunia nyata. Jadi tak perlu khawatir akan terlambat evakuasi, ataupun kehilangan tempat untuk beristirahat.     

Jadi akan ada banyak kesempatan untuk menembak. Jika kamu bisa mengalahkan musuhmu, artinya kamu menang. Tetapi jika tidak, maka kamu akan kesulitan menghadapi musuhmu.     

Sekarang, beberapa dari mereka berhenti menembak dan semua penonton melihat di layar lebar.     

Samar-samar mereka melihat ada titik merah di tengah kaca teleskop, dengan barisan kotak hitam.     

DUAR!     

Fang Qi mengambil kembali senapannya.     

Dan musuhnya menjadi lebih sedikit.     

Kini pemain yang tersisa hanyalah empat orang, yakni Nalan Hongwu, Su Tianji, Lan Yan, dan Fang Qi.     

[Bos, bagaimana bisa kamu melakukannya?]     

[Aku bahkan tidak bisa melihat musuhnya dengan jelas.]     

"Awalnya satu lawan enam, sekarang musuhnya sisa setengah. Pemilik warnet memang hebat!"     

Entah itu di layar komentar maupun saling diskusi antar pemain di dalam warnet, para penonton mulai mengobrol tentang adegan demi adegan yang ada di dalam game.     

Gerbang gedung hingga ke atap gedung memiliki jarak sekitar 100-200 meter. Kalian tidak mungkin bisa melihatnya dengan jelas bukan?     

Itu sangat keterlaluan!     

Saat itu pikiran Lan Yan menjadi kosong. Tiap kali ia mendengar suara tembakan, artinya ada seseorang yang meninggal. Hal itu membuatnya berharap untuk tidak meneruskan pertempuran.     

Hanya Nalan Mingxue yang bisa melihat pergerakan Fang Qi yang sedang mengangkat pistolnya, membidik, dan menembak pada waktu yang bersamaan. Seolah-olah itu adalah ritme khusus yang tidak bisa dipahami secara sadar.     

Ya, ritme. Ritme seperti itulah yang mengendalikan gerakan Fang Qi dengan sangat sempurna. Bahkan jika dia gagal menembak, ia dapat bergerak mundur dengan sangat baik.     

Jika ia bergantung sepenuhnya dengan inderanya dan kultivasinya yang sekarang, walaupun ia bisa bergerak dengan cepat, tetapi gerakannya tidak bisa semulus air yang mengalir.     

Tiba-tiba Lan Yan berpikir, Fang Qi terus-menerus mengganti senjata dan membidik berulang kali, bahkan saat ia sedang berjalan maupun beristirahat. Sepertinya ia sedang mencoba perlahan-lahan untuk kembali pada ritmenya.     

Sekarang Lan Yan tahu, setelah mengosongkan dua senapannya, Fang Qi semakin mahir menggunakan senapan berwarna hijau gelap.     

"Apa-apaan itu?" Ketika babak berakhir, Nalan Hongwu hampir melompat dari tempat duduknya saat melihat Fang Qi berdiri di atas gedung hanya dengan 10 HP yang tersisa.     

Su Tianji juga merasakan hal yang sama. Ia merasa kalau senjata Fang Qi bukanlah senjata biasa. Saat ia mencoba mengalihkan perhatian Fang Qi dengan bergerak cepat agar Nalan Hongwu bisa menembaknya, senapan Fang Qi seolah-olah mengikuti bayangannya dan langsung membunuhnya.     

Kenyataannya, ini adalah pertama kalinya Fang Qi bermain dalam mode VR. Itu semua hanya kebetulan belaka. Tangannya bergetar tanpa ia sadari karena merasa bahagia.     

Jiang Xiaoyue berdiri membeku saat melihat Fang Qi di layar.     

Bahkan Song Qingfeng yang mahir dalam menggunakan senjata api dalam game Resident Evil juga tercengang.     

Sementara itu, seluruh penonton yang menyaksikan siaran langsung di kedua warnet itu tampak tercengang.     

Senjatanya bisa digunakan seperti itu? Fang Qi bisa mengalahkan enam lawannya termasuk Nalan Hongwu seorang diri?     

Sekarang mereka sudah terbiasa dengan medan perang dan mahir menggunakan senjata api.     

Di antara senjata-senjata tersebut, tak hanya ada peluncur roket tapi juga senjata kuat yang bisa membunuh musuhnya dalam jarak jauh.     

Dan kekuatan masing-masing senjata tak hanya terletak pada senjata itu sendiri, tetapi juga siapa yang menggunakannya.     

"Kamu tadi menggunakan semacam teknik tingkat tinggi kan?" Tanya Nalan Mingxue yang menonton permainan Fang Qi di sebelahnya. "Sama seperti pengantar tembakan itu kan?"     

"Teknik?" Semua orang tersentak kaget dan melihat ke arah Fang Qi saat mendengar pertanyaan Nalan Mingxue.     

Artefak spiritual aneh yang tampaknya dirancang untuk orang-orang biasa itu terlihat tak memiliki kultivasi. Benda itu terlihat hanya bisa digunakan untuk menembak dan membidik saja. Tetapi ternyata, dengan sedikit teknik bisa mengeluarkan kekuatan yang luar biasa.     

...     

"Jadi senjata itu disebut senapan runduk?"     

(Senapan runduk atau sniper rifle adalah, senapan laras panjang yang biasa digunakan oleh para sniper/penembak jitu.)     

"Teknik yang baru saja digunakan oleh Pemilik warnet disebut dengan teknik quick scope dan flick shot."     

(Quick scope adalah, teknik di mana membidik dan menembak dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan flick shot adalah teknik yang mengandalkan refleksi dan memori otak daripada gerakan sadar yang penuh dengan perhitungan.)     

"Ketika dia sudah mahir menggunakannya, masih ada teknik tahapan selanjutnya yang bernama teknik bertempur dengan senjata."     

"Senjata-senjata itu terlihat sederhana tapi sangat kuat."     

Mendengar sekilas perkataan Fang Qi, membuat mata semua orang langsung tampak antusias. Mereka membayangkan masa depan mereka dengan senjata yang luar biasa tersebut.     

Senjata-senjata itu bisa digunakan seperti belati dan pedang. Nantinya mereka akan terbiasa menggunakan semua itu di dalam pertempuran. Hal itu bukanlah trik murahan.     

"Sepertinya benar-benar luar biasa."     

"Semuanya terlihat begitu luar biasa hebat di tangan Pemilik warnet." Semua orang tercengang saat melihat teknik senjata api yang digunakan oleh Fang Qi.     

...     

Meskipun Fang Qi sangat kuat, tapi kini ia dikepung oleh Nalan Hongwu, An Huwei dan Su Tianji yang telah ia kalahkan tadi.     

"Hei Bocah sialan! Sini kalau kamu berani melawanku di dunia nyata!" Ujar Su Tianji yang merasa geram. Beberapa jam sebelumnya ia sangat depresi karena cerita dalam game The Legend of Sword and Fairy. Namun sekarang tiba-tiba ia ditipu habis-habisan oleh Fang Qi dalam game Counter Strike.     

Fang Qi memiliki pengalaman bermain game yang sangat luar biasa!     

Karena itulah, ia ingin sekali bertarung melawan Fang Qi di dunia nyata.     

Tetapi ia hanya mengatakan hal tersebut untuk melampiaskan amarahnya. Ia adalah seorang kultivator tingkat Alam Lautan Ilahi, tapi ia mau membuli Fang Qi yang bahkan belum berada di tahap Prajurit Leluhur?     

Hanya karena sebuah game?     

Dia terlalu kekanak-kanakan.     

"Hei Bocah sialan, tak bisakah kamu menuruti kami?" Ucap Nalan Hongwu. An Huwei dan yang lainnya juga tampak marah, tetapi mereka sedikit lebih baik karena pernah membunuh Ye Xiaoye dan Xu Zixin beberapa kali.     

"Apakah tidak ada yang bisa memberi pelajaran kepada Pemilik warnet yang payah itu?" Jiang Xiaoye mulai ingin menangis, ia sangat berharap agar Fang Qi bisa dikalahkan. Lalu ia mengirimkan komentar, [Siapapun itu, beri Bos Fang Qi pelajaran! Lihat betapa sombongnya dia!]     

Penonton lainnya yang telah menunggu seharian untuk melihat kekalahan Pemilik warnet pun ikut mendukungnya, dengan mengirimkan komentar di layar komentar.     

[Beri dia pelajaran!]     

[Bos Fang Qi sangat kuat!]     

[Satu babak lagi!]     

[Kami ingin melihat Pemilik warnet kalah!]     

Fang Qi langsung menjadi musuh semua orang, dan komentar tentang memberi pelajaran kepadanya pun membanjiri layar komentar.     

"Ayo kita mainkan satu babak lagi." Ujar Nalan Mingxue yang saat itu sedang menghabiskan Haagen-Dazs.     

"Satu babak lagi?" Fang Qi mengangkat bahunya dan meneruskan, "Bahkan jika aku pergi entah ke mana, hasilnya pasti akan sama saja."     

Nalan Hongwu dan lainnya memasang muka marah setelah mendengarnya.     

'Bisa-bisanya dia berkata seperti itu!'     

Hal itu membuat Nalan Hongwu dan An Huwei ingin sekali bertarung dengan Fang Qi di dunia nyata.     

"Ayo satu babak lagi!" Ujar mereka dengan ekspresi seram. "Kami tidak takut padamu, Bocah!"     

10 menit kemudian….     

Suara tembakan demi tembakan terdengar, dan Nalan Hongwu adalah orang terakhir di dalam timnya. Ia pun langsung terkena tembakan sniper. Meskipun ia tidak tertembak tepat di kepalanya, tetapi ia kehilangan sebagian besar HPnya.     

Sementara itu, Fang Qi bersembunyi di belakang mobil polisi dan melihat sisa HP nya yang tinggal separuh. Lalu ia mengumumkan kemenangannya dengan bahagia:     

[Apalah kalian melihat bagaimana aku melakukannya? Aku tahu kalian tidak paham, itulah yang aku harapkan.     

Kalian tahu kenapa aku tidak pernah menunjukkan diriku? Itu karena ada setidaknya lima permainan psikologi di sini.     

Dengan begitu, apapun strateginya, orang tersebutlah yang akan mati duluan. Itu karena dia perlu menembakku beberapa kali, tapi aku hanya perlu menyentuhnya sekali.     

Jadi selama aku tidak bertindak gegabah, aku pasti yang akan menang.]     

Dengan HP yang tersisa, Nalan Hongwu merangkak mendekati Fang Qi.     

Saat itu tak ada yang menduga, bahkan Nalan Mingxue yang duduk di sebelah Fang Qi juga tidak menampakkan ekspresi apa-apa yang bisa menimbulkan ancaman bagi Fang Qi agar tidak dianggap sebagai provokasi.     

DORDORDORDORDOR!     

HAHAHAHAHA!     

Sistem berkata. [Aku tidak melihat apa-apa]     

Di layar, Nalan Hongwu mengangkat senapan mesinnya. DOR DOR DOR DOR!     

GG!     

(GG adalah singkatan yang biasa digunakan untuk para gamer yang berarti 'Good Game' atau permainan yang bagus. Itu digunakan sebagai ungkapan antar pemain yang telah menunjukkan sportivitas mereka hingga akhir permainan.)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.