Super Internet

Jika Ingin Bermain, Datanglah Besok



Jika Ingin Bermain, Datanglah Besok

0

Sebenarnya apa gunanya berlatih seni bela diri dan berkultivasi?

0

Prajurit bisa hidup selama ratusan tahun dan kultivator bisa hidup hingga ribuan tahun. Mana mungkin ada orang yang ingin melihat diri mereka berubah menjadi pikun dan tidak berdaya?

Di usia tuanya, Nalan Hongwu bisa kembali merasakan kejayaan dan meraih sesuatu yang gagal dicapainya.

Tak heran, ia menjadi sangat antusias sangat bermain game.

Beberapa menit kemudian...

"Kakek, kamu sudah lama bermain, tapi kenapa tidak menggunakan poin atributmu?" Umumnya para pemain di warnet adalah anak muda seperti An Cheng dan teman-temannya. Meskipun ada beberapa orang dewasa, tetapi hanya ada Nalan Hongwu dan tetua Ying yang sudah tua dan tetap bermain game di warnet Fang Qi.

Karena itulah An Cheng dan teman-temannya melihat mereka berdua dengan pandangan aneh.

"Kakek, kamu sudah lama bermain, tapi kamu tidak menggunakan poin skill mu. Bukankah kamu perlu menggunakan keahlian saat bermain?"

"Apa itu poin atribut dan poin skill?" Tanya Nalan Hongwu yang sedang asyik bertarung, namun An Cheng dan teman-temannya tiba-tiba mengganggunya. "Kalian semua, jangan ganggu aku. Kalau tidak, akan aku usir kalian semua dari sini!" Imbuhnya dengan nada tinggi.

An Cheng dan teman-temannya pun langsung ketakutan. "Kami hanya mengingatkan kalian, agar mempelajari keahlian. Kenapa malah kami diusir?"

"Mempelajari?!" Nalan Hongwu belum pernah menggunakan skill dalam game, ia kemudian melirik pria berjenggot yang ada di sampingnya. "Aku sudah mempelajari banyak keahlian dan teknik jurus, jadi apalagi yang harus aku pelajari?!"

"Sana sana! Kalian masih anak-anak, pergi sana! Jangan ganggu kami yang asik bermain!" Perintah Tetua Fu yang mengomel.

An Cheng, Ouyang Cheng, dan Bu Che hanya bisa terdiam.

Beberapa menit kemudian.....

"Fu, apakah kamu sadar kalau monster di sini semakin lama menjadi semakin kuat?" Tanya Nalan Hongwu yang karakternya sudah babak belur.

"Glek.... glek...." Saat itu Tetua Fu sedang meminum ramuan obat karena HP yang dimilikinya sisa sedikit.

Di layar Nalan Hongwu ada monster pemahat biru yang memancarkan kilat, dan memimpin sekelompok monster pemahat yang lain. Sekelompok monster tersebut berteriak 'Rakanishu' lalu mengejar mereka berdua seperti orang gila.

"Apakah kita akan berakhir di sini?!" Tanya Nalan Hongwu dengan nada tinggi karena panik. "Fu, ayo mundur! Sekarang kita masih belum kuat. Ayo kita berlatih dulu, dan sepuluh tahun lagi kita akan kembali untuk memberi pelajaran pada monster-monster ini."

"......."

Setelah selesai bermain, Fang Qi hendak pergi keluar untuk membeli makanan. Saat ia menengok dan melihat ke arah layar dua tetua di sampingnya, karakter dua orang tersebut sudah berada di dalam penginapan. Mereka duduk bersila dan melakukan meditasi.

Hal itu membuat Fang Qi bingung dan akhirnya memutuskan untuk menghampiri mereka. "Kakek, bar MP kalian masih penuh, tapi kenapa kalian bermeditasi?"

"Pergi sana! Aku baru saja bertemu dengan monster kuat bernama Rakanishu." Jawab Nalan Hongwu yang merasa kesal karena Fang Qi tiba-tiba mengganggunya. "Aku harus berkultivasi selama sepuluh tahun untuk mengalahkannya! Jadi biarkan aku berlatih sendiri selama sepuluh." Imbuhnya lalu mendengus kesal.

"Monster itu memancarkan sinar petir raksasa saat kami mencoba membunuhnya. Kami harus berlatih dan menggunakan seluruh kekuatan kami untuk melawannya." Sahut tetua Fu.

"APA???" Pekik Fang Qi.

'Apakah mereka benar-benar akan berlatih selama 10 tahun demi mengalahkan Rakanishu?!'

'Siapa yang menyuruh kalian melakukannya?!'

"Kenapa kamu diam saja?" Tanya Nalan Hongwu karena Fang Qi yang terdiam.

"Mungkin dia belum pernah bertemu dengan monster sekuat Rakanishu." Kata tetua Fu.

Fang Qi kemudian menatap mereka dan berkata, "Pemain lainnya bisa mengalahkan monster itu dengan mata tertutup, tapi kenapa kalian harus berlatih selama 10 tahun dulu baru mengalahkan mereka?"

Ucapan tersebut membuat mereka berdua membeku. 'Apakah kami perlu menghabiskan waktu selama sepuluh tahun untuk melanjutkan permainan?'

Tapi saat mereka melawan monster itu, mereka yakin kalau monster itu ada di dalam kehidupan nyata. Karena itulah mereka harus bermeditasi selama sepuluh tahun agar bisa mengalahkannya, lalu apa anehnya?

'Apa katanya? Pemain lain bisa mengalahkan monster ini dengan mata tertutup?!'

'Padahal kami berdua sudah susah payah mengalahkan monster itu, tapi monsternya tidak mati!'

Fang Qi keceplosan saat mengatakan bahwa ia bisa membunuh monster itu dengan mata tertutup.

Wajah Nalan Hongwu langsung berubah menjadi suram, dan berbalik untuk melihat ke arah Fang Qi dengan tatapan dingin. "Baiklah, kalau begitu kamu harus menunjukkannya pada kami, caramu membunuh monster itu dengan mata tertutup. Bagaimana jika kamu tidak bisa mengalahkannya?"

"Aku sudah level 18, jadi aku bisa membunuh monster di level 3 atau 4 dengan mudah." Jawab Fang Qi.

"Mau bertaruh?"

Nalan Hongwu tersenyum. Ia belum pernah melihat seorang pemuda seberani Fang Qi. "Boleh. Tapi kalau kamu kalah, katakan pada kultivator yang ada di belakangmu untuk keluar dan berbicara denganku."

'Bagaimana bisa laki-laki tua ini berkata seperti itu?' Batin Fang Qi yang merasa tidak senang dengan ucapan barusan.

"Bagaimana kalau kamu yang kalah taruhan?" Tanya Fang Qi.

"Apa kamu pikir aku akan kalah?!" Balas Nalan Hongwu sambil menyipitkan matanya. Ia sudah mengetahui betapa kuatnya Rakanishu. Ia tidak bisa mengalahkan monster itu karena kekuatannya di batasi di dalam game. Ia juga tidak yakin, pemuda seperti Fang Qi bisa mengalahkan monster itu, sebanyak apapun Wu Qi yang dimilikinya.

"Mungkin saja kan?" Balas Fang Qi sambil memutar kedua bola matanya. "Jika kalian berdua kalah, berhentilah membuat onar di sini. Kalian harus bersikap seperti pelanggan yang lain."

'Tak ku sangka pemuda ini akan membuat permintaan seperti ini." Batin Nalan Hongwu.

Ia pikir Fang Qi akan meminta hadiah atau peringkat bangsawan karena keluarga Nalan berstatus tinggi.

'Kalau pun ia tidak tahu statusku, setidaknya ia bisa meminta beberapa ribu kristal dariku. Tak ku sangka permintaannya begitu sederhana.'

"Aku terima tantanganmu." Ucap Nalan Hongwu tanpa pikir panjang.

"Lihat saja sendiri." Fang Qi kemudian kembali ke kursinya. Ia sedang memainkan karakter seorang Paladin level 18, dan teleportasi ke Stoney Field (Padang berbatu).

"Kamu juga seorang Paladin?" Tanya mereka kemudian memandang Fang Qi dengan tatapan meremehkan.

Mereka berdua juga menggunakan karakter Paladin, jadi mereka sangat tahu dengan kemampuan Paladin.

Kemudian mereka melihat Fang Qi yang langsung menuju ke tempat monster Rakanishu.

"Pemuda ini mau cari mati rupanya." Mereka berpikir bahwa Fang Qi akan langsung mati karena langsung mendatangi tempat monster.

Tapi sebelum mereka menyelesaikan kalimat mereka, mereka berdua sudah tercengang dengan apa yang baru saja mereka lihat.

Fang Qi benar-benar menutup matanya, lalu satu persatu palu cahaya mulai bermunculan dan mengitari Fang Qi.

Satu, dua, tiga.....

Dalam waktu singkat, palu cahaya yang besar itu berubah menjadi badai yang mengelilingi Fang Qi.

"Rakanishu!"

Monster pemahat yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba melolong kesakitan.

Tubuh Rakanishu pun meledak dengan disertai suara gemuruh yang keras.

Saat Fang Qi membuka kembali matanya, ada banyak mayat yang tergeletak di sekelilingnya.

Nalan Hongwu, dan tetua Fu tercengang melihat aksinya.

'Apakah pemuda ini benar-benar seorang Paladin?!'

'Apakah ini masih game yang sama dengan yang kita mainkan tadi?!'

"Apa palu bercahaya tadi itu? Bagaimana bisa aku belum pernah melihatnya?" Tanya Nalan Hongwu. Ternyata ada pemuda yang bisa mengalahkan monster sekuat Rakanishu.

Untungnya identitas aslinya belum terungkap. Kalau sampai orang lain mengetahui tahu dirinya adalah pemimpin keluarga Nalan, mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak karena kalah dengan seorang pemuda. Tidak, ia tidak mau dipermalukan seperti itu.

Tapi ia terlanjur malu karena Fang Qi sudah mengalahkannya.

Ia kemudian melirik Fang Qi yang kelihatannya tak terlalu memikirkan hal ini.

'Sepertinya anak ini baik.' Batin Nalan Hongwu setelah menyadari kalau Fang Qi tidak mengolok-oloknya yang tidak mampu mengalahkan monster tersebut. Hal itu membuatnya akhirnya bisa menghela nafas lega.

Di waktu yang bersamaan, Fang Qi membuka pohon skillnya dan menunjukkan Blessed Hammer. "Bukankah ini adalah skillnya? Setelah kalian mencapai level 18, klik ini dan kalian akan segera tahu bagaimana cara menggunakannya."

Mereka berdua kemudian memperhatikan Fang Qi yang sedang menjelaskan tentang pembagian poin skill dan poin atribut. Mereka bahkan melengkapi diri mereka dengan beberapa benda sihir biru.

"Kamu bisa berlatih seni bela diri hanya dengan main game saja?!"

"Aku hanya perlu meningkatkan level lalu mendapatkan poin skill dan poin atribut."

"Siapa yang akan mengira hal ini bisa terjadi?" Saat itulah Nalan Hongwu baru sadar kalau saat ini semuanya sudah modern dan serba canggih.

Bagaimana bisa ia tidak yakin kalau artefak spiritual di era seperti ini tidak bisa memuaskannya?

"Fu, ayo kita bunuh monster itu sekarang! Kita beri pelajaran pada monster yang mengejar kita tadi." Ajaknya setelah terbiasa dengan game Diablo. Mereka pun kembali bermain untuk membunuh monster itu.

Namun tiba-tiba... "Waktu bermain kalian sudah habis." Ujar Fang Qi dengan santai. "Jika kalian ingin terus bermain, silakan datang lagi besok."

Nalan Hongwu tercengang mendengar ucapan barusan.

Kenapa pemuda itu bisa berkata demikian? Bukankah ia pemuda yang baik? Mereka terlalu menikmati permainan mereka, hingga lupa waktu.

Nalan Hongwu sangat ingin mengalahkan monster tersebut, namun sayangnya waktu bermainnya sudah habis.

Hal ini membuatnya sangat emosi, ia tidak terima!

'Apa pemuda ini sedang bercanda denganku?!'

Nalan Hongwu benar-benar ingin mencabut pedangnya dan menyerang Fang Qi sekarang juga.

  1. Bar MP adalah magic point atau bar yang menunjukkan stamina yang biasa digunakan untuk menggunakan keahlian. Bar berwarna biru tersebut terletak tepat di bawah HP/health point

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.