Super Internet

Hujan Angin



Hujan Angin

0

Di vila yang terletak di gunung, Pang Rulie menghisap rokok dari pipa tembakau.

0

"Tuan, menurut anda apakah Tuan Huo Chong akan menyetujui permintaan Anda?" Tanya seorang pelayan sambil memijat bahunya dengan tangan kecilnya, "Orang dengan latar belakang sepertinya, bukankah agak sulit untuk meminta bantuannya untuk mengurusi sebuah toko kecil?"

"Huo Chong adalah pria yang tidak akan melepaskan elangnya sebelum melihat mangsanya." Sambil meniup kepulan asap putih dari tembakaunya, Pang Rulie menambahkan perlahan. "Kalau toko kecil ini benar-benar toko kecil biasa, mungkin ia tidak akan bertindak apa-apa."

"Tetapi pria ini memiliki banyak sekali mata-mata, aku khawatir ia sudah tahu lebih dulu dari kita." Ujar Pang Rulie sambil menyeringai. "Sebenarnya toko ini memiliki beberapa barang, dan ia pasti menginginkan barang-barang itu. Hanya saja ia tidak berani mengotori tangannya."

"Dan sekarang adalah kesempatan yang bagus. Aku yakin ia akan langsung bergabung dengan kita selama ia bisa mendapatkan hadiah yang cukup bagus juga." Ujar Pang Rulie sambil tersenyum dingin.

...

Sementara itu, di Paviliun Qingfeng dan Mingyue semakin hari menjadi semakin ramai daripada biasanya, dan sebagian besar mereka datang ke sini untuk minum arak.

"Tuan muda Zhe, kenapa Anda tiba-tiba tertarik untuk ikut minum bersama kita hari ini?"

Ayah Yao Xiaoyong adalah adalah seorang bangsawan dan memiliki jabatan bagus di kota Jiuhua. Meskipun posisinya tidak setinggi An Cheng, tetapi ia cukup berpengaruh di kota Jiuhua.

Sebagai putra dari seorang pejabat, Yao Xiaoyong memiliki beberapa teman bermain, tetapi ia belum pernah diundang Zhou Zhe untuk minum di Paviliun Qingfeng dan Mingyue bersama dengan orang-orang besar lainnya.

Ada sekitar sepuluh orang duduk mengelilingi meja. Walaupun ada satu atau dua orang yang tidak mengenali Yao Xiaoyong, tetapi sebagian dari mereka akrab dengannya.

"Tuan muda Zhe, apakah ada orang yang membuatmu sedih sehingga memanggil kami semua ke sini?" Tanya seorang pemuda berjubah hitam yang duduk di sebelah kanan Zhou Zhe sambil tertawa. "Sampai-sampai ada begitu banyak orang datang kemari."

Yao Xiaoyong merasa sangat aneh. Kalau Zhou Zhe butuh bantuan untuk menghajar seseorang, seharusnya satu atau dua orang dari keluarga bangsawan yang lebih tinggi darinya sudah lebih dari cukup. Tapi kenapa malah memanggil begitu banyak orang?

"Hari ini aku meminta kalian untuk datang ke sini bukan untuk apa-apa, tapi karena aku menemukan sesuatu yang sangat menyenangkan." Ujar pemuda yang duduk di ujung meja.

"Sangat menyenangkan? Dadu? Kartu? Atau...." Tanya seorang pemuda yang duduk di sebelah kanannya sambil terkekeh, "Artis di Gedung Merah?"

"Atau ada monster baru di Kebun Binatang Gunung Qin?" Ujar seorang pemuda yang mengibaskan kipas lipatnya, tetapi kedua matanya memancarkan aura dingin. Walaupun semua pemuda yang ada di sana mayoritas dari keluarga bangsawan, tetapi tampaknya kekuatan pria ini lebih kuat daripada yang lain.

"Sebenarnya apa yang menyenangkan itu sampai-sampai tuan muda Zhe memanggil kita semua datang ke sini padahal sudah selarut ini?" Tanya Yao Xiaoyong yang tampak tak yakin.

Tidak semua orang bisa sampai puncak tingkat kultivasi tertinggi di dunia ini.

Apakah semua tuan muda kaya yang berkumpul di sini berkultivasi dengan giat setiap hari? Itu tidak mungkin. Hanya sebagian kecil dari mereka yang tekun dan memiliki bakat untuk mendapatkan kekuatan yang besar.

Tentu saja, kebanyakan dari mereka tidak terlalu memikirkannya dan hanya ingin menjadi buaya darat yang kaya. Mereka bilang mereka masih muda dan tidak tahu, atau tidak memiliki keterampilan.

Sebagai seorang pemain baru dari game The Legend of Sword and Fairy, Zhou Zhe diajak temannya untuk bermain game tersebut.

Saat pertama kali memainkannya, ia sudah jatuh cinta dengan game The Legend of Sword and Fairy. Ia tidak pernah berpikiran kalau ia akan mengalami kehidupan yang lainnya dengan bermain game.

Apalagi cerita dari game ini sangat klasik, sehingga ia tidak bisa menyimpannya sendiri dan ingin membaginya dengan orang-orang yang ia kenal, dan bermain bersama-sama.

"Apakah kalian pernah mendengar The Legend of Sword and Fairy?" Tak satupun dari mereka yang akan berpikiran kalau Zhou Zhe mengundang mereka ke sini bukan untuk meminta bantuan mereka, melainkan untuk mengajak mereka bermain game.

Selalu terasa lebih menyenangkan jika saling berbagi kesenangan dengan orang lain.

"The Legend of Sword and Fairy?" Mereka menggelengkan kepalanya. "Apa bagusnya? Kenapa Tuan Zhe merekomendasikannya pada kami?"

Tak hanya di meja mereka, bahkan seluruh pelanggan di paviliun Qingfeng dan Mingyue juga membicarakan hal yang sama, dan tak sedikit bir di atas meja mereka.

Suasananya menjadi lebih hidup dari sebelumnya.

Sementara itu, Fang Qi tidak menyadari apa yang terjadi di kejauhan. Ia masih duduk di depan komputernya. Di dalam game, Li Xiaoyao berdiri dengan tenang di permukaan danau dengan menunjuk ke arah langit.

Air dan bunga, serta rumput dan pepohonan di sekitarnya bergerak meskipun tidak ada angin yang berhembus.

Ada suatu energi spiritual tanpa batas yang bergejolak ke arah yang ia tunjuk. Energi itu membuat benda-benda yang berwujud maupun tak berwujud di sekitarnya bergerak. Lalu ia langsung segera memusatkan energi spiritual yang begitu besar di pedangnya.

Pedang langit, berdasarkan teknik pengendalian pedang, itu juga merupakan teknik pedang dari Fraksi Gunung Shu, tetapi teknik itu jauh lebih kuat daripada teknik pengendalian pedang dasar.

Di dalam layar, Li Xiaoyao menghunuskan pedang besar yang terbuat dari energi spiritual yang dipadatkan tersebut. Kekuatan pedangnya seperti meteor besar yang menerjang danau. Tekanan dari aura yang besar tersebut, melepaskan suatu energi spiritual yang menciptakan lubang besar di permukaan danau.

Kemudian pedang besar itu menghantam air dan langsung menciptakan gelombang raksasa.

Gelombang air tersebut mengguyur dari atas langit seperti hujan lebat.

Tetesan air hujan itu jatuh di pundak Fang Qi yang memainkan karakter Li Xiaoyao. Ia menghela nafasnya perlahan karena masih belum puas. "Masih belum bagus."

Ia tak peduli apakah ia bisa menggunakannya di kehidupan nyata atau tidak, tapi setidaknya ia berlatih sampai terhitung mahir dalam game.

Namun Fang Qi mengalami kesulitan untuk mengendalikan sejumlah energi spiritual yang besar, walaupun itu hanya dalam game.

'Aku harus lebih banyak berlatih untuk menguasainya, dan terbiasa dengan penggunaan pedang langit. Seharusnya tidak lama lagi aku bisa menguasainya.' Pikir Fang Qi.

Saat ia menyelesaikan gamenya, ia telah menguasai sebagian besar teknik yang ada di dalam game. Namun teknik Pedang Langit terlalu rumit sehingga ia menghabiskan banyak waktu untuk mempelajarinya.

Setelah ia memperkirakannya, misinya hampir selesai sesaat ia dapat menguasai pedang langit.

Kemudian ia melirik lagi ke layar misi: Memperkenalkan game The Legend of Sword and Fairy ke Pelanggan, progres penyelesaian misi itu semakin meningkat dan bertambah 20-30an lagi. Dengan semakin populernya game The Legend of Sword and Fairy, misi itu bisa segera terselesaikan dalam beberapa hari lagi.

...

Di vila, Pang Rulie membuka mulutnya dan meniupkan kepulan asap dari ujung pipa tembakau yang bercahaya. Ia sedang menunggu kabar terbaru.

Meskipun mudah untuk mengatakannya, tetapi ia ingin kepastian karena merasa ada perasaan lain yang mengganjal.

Lalu ada seorang pelayan wanita yang tiba-tiba masuk ke ruangannya dan berkata, "Tuan, ini adalah jawaban surat Tuan."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.