Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Rahasia Praying Mat



Rahasia Praying Mat

0Saat Hua Zong pergi, kerumunan di lobi yang datang demi menonton kericuhan, kini juga ikut membubarkan diri. Namun sebelum mereka membubarkan diri, mereka memandang ke Lin Dong dengan tatapan kasihan. Menyinggung perasaan Hua Zong di Kota Boneka Agung ini bukan hal yang lucu. Jangan menilai Hua Zong dari umurnya yang masih muda. Dalam beberapa tahun terakhir, tak sedikit orang yang meninggal di tangan pemuda tersebut. Hua Zong bisa dianggap sebagai penguasa kejam di Kota Boneka Agung.     
0

Ekspresi Lin Dong tetap tenang dan tak terpengaruh dengan pandangan yang diarahkan padanya dari kerumunan sekitar. Caranya berpikir saat ini sangat jelas. Saat ini dia hanya sendiri dan tanpa keluarga. Tak peduli sekuat apa Pemuja Boneka Mayat, Lin Dong bisa kabur apabila dia tak bisa menang melawan mereka. Provinsi Gurun Besar sangat luas, bagaimana bisa Pemuja Boneka Mayat menyisir tempat seluas itu hanya untuk menemukannya?     

"Nak, sebaiknya kau berhati-hati. Tak ada yang bisa membantumu membereskan masalah ini. Namun, biarkan aku memberimu nasehat. Akan lebih baik bagimu untuk meninggalkan Kota Boneka Agung secepat yang kau bisa. Hua Zong tak punya rasa toleransi yang tinggi. Dia memang serakah dari dulu. Hua Zong akan menggunakan segala macam cara untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan. Maka dari itu, kau akan lebih aman apabila segera meninggalkan tempat ini." Grandmaster Cheng mendekat ke arah Lin Dong dan memperingatkan dia dengan nada suara yang acuh dan tak acuh.     

"Terima kasih banyak, Grandmaster."     

Lin Dong tersenyum simpul, dan menangkupkan kedua tangannya bersama ke Grandmaster Cheng dengan sopan. Dia memang tak berharap Sesepuh di depannya ini bisa ikut campur dan membantunya mengatasi masalah kali ini. Apa boleh buat, mereka adalah orang asing yang kebetulan berjumpa. Fakta bahwa Grandmaster Cheng telah memperingatkannya seperti ini saja termasuk sudah sangat baik sekali.     

Setelah menangkupkan kedua tangannya demi berterima kasih ke Grandmaster Chen, Lin Dong langsung berjalan keluar dari Thousand Treasure Tower. Saat dia berdiri di pintu masuk bangunan tersebut, ekspresi merenung kini terlihat di wajahnya. Meskipun saat ini Lin Dong sendirian, tapi dia masih perlu berhati-hati. Sekarang dengan kondisi dia telah menyinggung Hua Zong, pemuda tersebut tak bisa tinggal lebih lama di Kota Boneka Agung.     

Tentu saja, Lin Dong tak serta-merta pergi begitu saja. Kata-kata Hua Zong sebelumnya jelas bertujuan agar Lin Dong memahami perbedaan reputasi yang ada di antara mereka, dan nantinya akan membuat Lin Dong berinisiatif untuk menyerahkan Ancient Heavenly Scales Halberd pada Hua Zong. Meskipun Lin Dong menganggap Hua Zong mengada-ada, dia bisa menggunakan waktu yang tersedia dan memperkuat diri. Misalnya dengan cara memeriksa Spirit Accumulation Praying Mat yang didapatkan dari lelang. Apabila Lin Dong bisa memperoleh beberapa keuntungan dari praying mat tersebut, meskipun Hua Zong menyerangnya, Lin Dong akan punya lebih banyak cara untuk melawan pemuda tersebut.     

Saat pemikiran itu muncul dalam kepalanya, Lin Dong tak lagi ragu-ragu. Pemuda tersebut langsung menuju ke penginapan tempat dia bermalam. Selama di perjalanan, dia merasakan ada yang mengawasinya dari tempat yang sangat tersembunyi. Dia tahu kalau orang yang mengawasinya ini pasti mata-mata yang diutus oleh Hua Zong. Dengan reputasi Hua Zong di Kota Boneka Agung ini, semua hal-hal remeh pasti akan dilaporkan padanya. Alasan ini juga yang membuat pemuda dari Pemuja Boneka Mayat itu percaya kalau Lin Dong tak akan bisa kabur dari telapak tangannya.     

Lin Dong tak mempermasalahkan pengawasan ini. Dia langsung kembali ke penginapan dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Tanpa menunggu lama, dia duduk di atas tempat tidur. Dengan sekali jentikan tangan, Spirit Accumulation Praying Mat berwarna kuning tua muncul di depannya. Lin Dong mendengus dingin. "Baiklah, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan. Apabila benda seharga 100 ribu pil Yuan murni ini ternyata tak berguna, mari kita lihat bagaimana cara kau akan membayar ganti rugi padaku!"     

Tikus kecil terbang keluar dari Stone Talisman di telapak tangan Lin Dong secara perlahan. Tikus kecil itu lalu berdiri di atas praying mat. Cakar-cakarnya yang kecil menggaruk mukanya sendiri. Dia lalu tertawa kecut. "Ayo kita lihat sama-sama…"     

Lin Dong memutar bola matanya dan mengabaikan tikus kecil. Pandangannya terpusat pada Spirit Accumulation Praying Mat. Benda itu berwarna kuning gelap dan sepertinya punya riwayat yang panjang. Aliran benang-benang energi dingin menguar dari praying mat tersebut. Energi seperti ini tak memunculkan reaksi apa-apa pada Yuan Power. Namun saat energi tersebut bersentuhan dengan Mental Energy, energi itu memunculkan sensasi seakan-akan seseorang baru saja berendam di air dingin. Energi itu bisa menyegarkan pikiran seseorang.     

Tapi selain efek tersebut, Lin Dong tak menemukan fungsi lain dari praying mat itu. Kenyataan itu membuat ekspresi Lin Dong menggelap. Apa dia benar-benar mengeluarkan 100 ribu pil Yuan murni untuk membeli benda tak berguna ini?     

"Coba gunakan Mental Energy untuk mengeceknya?" desak tikus kecil.     

"Percuma. Aku tak tahu praying mat ini terbuat dari apa. Mental Energy tak bisa masuk ke dalamnya," jawab Lin Dong tenang.     

Tikus kecil menjadi agak kesal dan menggaruk bulunya sendiri. Dia merasa agak malu dan menatap ke simbol-simbol yang ada di praying mat. Simbol-simbol itu terkesan rumit dan penuh rahasia. Tikus kecil paham apabila bukan karena desakan darinya, Lin Dong tak akan menghabiskan 100 ribu pil Yuan murni untuk membeli barang yang kemampuannya belum jelas seperti ini.     

"Bagaimana kalau coba membakarnya dengan api sebentar saja?" Tikus kecil mengusulkan ide busuk. Lin Dong balas melihat ke arahnya selama beberapa saat, dan menjawabnya dengan tenang. "Apa kau yang akan bertanggung jawab kalau benda ini terbakar?"     

Tikus kecil meregangkan cakar-cakarnya tak berdaya. Dia saat ini juga sendiri, bahkan jauh lebih sendiri dibandingkan Lin Dong.     

"Sialan…" Melihat kenyataan kalau bahkan kawan satunya ini sekarang bisa bertingkah seperti itu, Lin Dong mau tak mau tertawa kecil. Pada akhirnya, dia hanya bisa mengambil lilin di meja dan meletakkan lilin itu di bawah praying mat. Namun, bahkan saat terkena api, praying mat itu tak memperlihatkan tanda-tanda sedang terbakar. Malah, di waktu yang sama, tak ada fenomena spesial yang terjadi. Ternyata menggunakan api untuk membakarnya juga sia-sia belaka.     

"Bukankah kau bilang kalau sepertinya ada sesuatu yang spesial di praying mat ini?" Melihat pemandangan di depannya, Lin Dong bertanya dengan enggan.     

"Kurasa memang ada seperti itu. Namun, benda ini mirip dengan peti harta karun yang terkunci. Meskipun aku tahu ada apa di dalam benda ini, kita tak bisa membukanya," jawab tikus kecil tak berdaya.     

Mendengar penjelasan ini, Lin Dong menjadi agak kecewa. Praying mat sialan ini, sepertinya tak bisa ditembus oleh apapun. Api tak bisa, dan bahkan mustahil juga untuk merobeknya. Lalu apa gunanya kalau hanya sekedar tahu kalau benda ini agak istimewa?     

"Kau bisa pelan-pelan mengecek benda ini. Sementara itu, aku akan berlatih sebentar. Kita akan meninggalkan Kota Boneka Agung besok. Kurasa kita tak bisa tinggal lebih lama lagi di tempat ini." Setelah sekali lagi mencoba mengecek Spirit Accumulation Praying Mat, Lin Dong akhirnya memutuskan untuk menyerah. Saat ini ada musuh yang mengintai mereka, dan dia perlu memastikan bahwa kondisinya selalu baik kapan pun. Bagaimana bisa dia menghabiskan waktunya untuk melakukan hal tak berguna seperti ini.     

"Baiklah."     

Tikus kecil mengangguk. Alis tikus kecil tertaut bersama saat dia memperhatikan praying mat, berharap dia bisa membongkar rahasia benda itu tersebut. Sementara itu, Lin Dong perlahan-lahan memejamkan mata dan memulai rutinitas harian penempaan energinya.      

Saat Lin Dong memasuki mode penempaan energi, ruangan menjadi senyap. Tikus kecil terlihat terfokus ke praying mat yang kuat tersebut. Dia duduk langsung di atasnya, sementara pandangan matanya terus-menerus menyusuri simbol-simbol rumit yang ada di praying mat. Dia berharap bisa menemukan efek spesial dan fungsi dari simbol-simbol tersebut.     

Dalam sekejap mata, malam hari yang senyap itu berangsur-angsur berlalu. Sementara itu, suasana kota besar di luar kembali padat…     

Saat Lin Dong selesai latihan, dia terkejut saat melihat mata tikus kecil itu memerah. Dia segera bertanya dengan berhati-hati. "Kau baik-baik saja?"     

Mata tikus kecil saat ini memerah karena dia menatap terus-menerus ke paying mat aneh tersebut. Dari sosoknya saat ini, sepertinya tikus kecil tak memejamkan matanya sama sekali sejak semalam.     

Tikus kecil sama sekali tak merespon pertanyaan Lin Dong. Matanya saat ini terfokus ke praying mat, seakan-akan pikirannya sedang terjebak di dalam mat tersebut. Napas tikus kecil tersebut terdengar agak terengah-engah.      

Lin Dong menjadi agak takut melihat kondisi tikus kecil. Sejak mengenal tikus kecil yang selalu memanggil dirinya sendiri dengan sebutan 'kakek tikus', apalagi mengingat latar belakangnya, baru kali ini Lin Dong melihat sikap tikus kecil menjadi seperti ini.     

Namun, meskipun Lin Dong agak khawatir dengan kondisi tikus kecil saat ini, dia tak serta-merta langsung mengganggu konsentrasi tikus kecil. Lin Dong memilih untuk duduk diam di sisinya. Rasa khawatir yang besar terpancar di tatapan mata pemuda tersebut. Lin Dong benar-benar menyukai tikus kecil, karena dia adalah kawannya yang terus menemaninya selama lebih dari satu tahun.     

Diiringi pandangan khawatir Lin Dong, tikus kecil masih menatap ke arah praying mat. Badannya duduk diam. Setelah sekitar 30 menit kemudian, tikus kecil akhirnya duduk di praying mat dan mendongak. Matanya yang memerah menatap ke Lin Dong dengan bersemangat. Tikus kecil itu lalu tertawa. "Kakek tikus bilang kalau benda ini benda berharga, dan kau masih tak percaya!"     

"Kau sudah memecahkan teka-tekinya?" Lin Dong terkejut saat mendengar kata-kata tikus kecil. Dia segera bertanya.     

"Dengan kekuatan kakek tikus, tak ada apapun yang tak bisa kupecahkan!" jawab tikus kecil bangga.     

"Bagaimana cara menggunakan benda ini?" tanya Lin Dong dengan hati-hati.     

"Nak, ambillah praying mat ini. Lalu tuangkan Yuan Power dan Mental Energy ke dalamnya. Kau harus ingat untuk menuangkan dua tipe energi itu di waktu yang bersamaan, dan jagalah keseimbangan di antara keduanya!" Tikus kecil menjentikkan cakar-cakarnya, dan mengirimkan praying mat itu ke arah Lin Dong saat dia menjelaskan caranya.     

"Oh?" Menerima praying mat yang diberikan padanya, kini Lin Dong merasa agak curiga. Ini bukan pertama kalinya dia mengetahui metode seaneh ini. Namun, tanpa menunggu lama, tangannya segera meraih praying mat tersebut. Pikirannya mulai bekerja, lalu Yuan Power dan Mental Energy tertuang dengan bersamaan ke praying mat itu.     

"Pop!"     

Saat dua energi itu dituangkan bersamaan, muncul cahaya di praying mat tersebut. Cahaya itu lalu menghilang dengan suara 'pop'.     

"Ini…" Melihat situasi yang terjadi, Lin Dong seketika tercengang.     

"Bodoh. Sudah kubilang kau harus menjaga keseimbangan di antara dua energi itu. Kau menuangkan salah satu lebih kuat daripada yang lain. Bagaimana bisa kau menganggap itu seimbang!" Di sisi Lin Dong, tikus kecil memutar bola matanya dan memarahinya setelah melihat apa yang pemuda itu lakukan.      

"Menyeimbangkannya tak semudah yang kau bilang," kata Lin Dong tak berdaya.     

"Kalau kau tak bisa menyeimbangkan kedua energi itu, kau tak akan bisa membongkar misteri dari praying mat ini," desak tikus kecil dengan tak sabar. Keseimbangan memang merupakan salah satu dari esensi dunia. Memang mudah kalau berbicara tentang mengendalikannya, namun apa boleh buat karena caranya hanya melalui kesembangan ini.     

Lin Dong hanya bisa tertawa kecut menanggapi ucapan tikus kecil. Dia sekali lagi mencoba untuk mengendalikan keseimbangan dari dua energi tersebut. Tikus kecil telah memeriksa praying mat ini semalaman, dan tak mungkin Lin Dong bisa menyerah begitu saja.     

Mengendalikan keseimbangan di antara dua energi memang tak mudah. Setelah gagal belasan kali, ekspresi Lin Dong perlahan-lahan berubah makin fokus. Dia biasanya sangat keras kepala dan tak akan semudah itu menyerah.     

Maka dari itu, Lin Dong menghabiskan waktu seharian untuk berurusan dengan praying mat. Dua tipe energi terus-menerus dituangkan tanpa henti ke praying mat. Selama Lin Dong menuangkan dua energi itu secara terus-menerus, dia juga perlahan-lahan menyadari apa itu keseimbangan antara dua energi, Memang benar kalau siapapun bisa karena terbiasa. Setelah gagal selama ratusan dan ribuan kali, siapapun akan dapat menemukan jalan mana yang bisa ditempuh olehnya.     

"Pop!"     

Bahkan saat Lin Dong memandang cahaya lain yang berkedip dan meredup lalu hilang tak menyisakan apa-apa di praying mat, pemuda tersebut tak merasa frustasi sama sekali. Dia mengangkat tangannya untuk kembali menuangkan energi ke praying mat. Lin Dong menggerakkan pikirannya kembali, lalu sebagian dari Yuan Power dan Mental Energy tertuang ke praying mat di waktu yang bersamaan.     

"Pop!"     

Di praying mat itu muncul cahaya lagi. Namun, saat Lin Dong mengira kalau dia gagal lagi dan bersiap untuk kembali menuang energi di sana, cahaya di praying mat tiba-tiba bersinar makin menyilaukan. Sensasi aliran tenaga yang membuat kulit kepala Lin Dong mati rasa kini perlahan-lahan menyeruak keluar dari cahaya tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.