Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Bloody Vulture Martial Dojo



Bloody Vulture Martial Dojo

0Saat mendapati cahaya matahari hangat menembus kabut dan menghangatkan tubuh mereka, para anggota Eagle Martial Dojo yang lelah seketika bersorak sorai. Memang ini bukan kali pertama mereka berpetualang ke Hutan Kabut, tapi kali ini adalah perjalanan mereka yang paling berbahaya. Seandainya tidak dibantu Lin Dong, seluruh anggota dojo kemungkinan sudah menemui Sang Pencipta di hutan itu.     
0

Lin Dong berdiri di gerobak dan menikmati sensasi hangat dari cahaya matahari yang menyinari badannya. Senyuman muncul saat dia memandang jauh ke cakrawala. Akhirnya dia sampai di Provinsi Gurun Besar.     

"Dik Lin Dong, bagaimana kalau ikut kami ke Kota Elang Agung? Ini kali pertamamu di sini, kurasa lebih baik menetap beberapa waktu di Kota Elang Agung. Kau bisa mempelajari geografi dan pembagian kekuatan di Provinsi Gurun Besar." Jiang Lei terlihat senang bisa keluar dari Hutan Kabut. Dia tersenyum sambil menoleh ke Lin Dong.     

Mendengar penawaran tersebut, Lin Dong diam selama beberapa waktu. Dia kemudian mengangguk. Perkataan Jiang Lei masuk akal. Karena ini kali pertamanya kemari, tak bijak baginya apabila berkeliling secara acak tanpa terlebih dahulu mempelajari situasi sekitar. Lebih baik baginya untuk mengikuti kelompok ini ke Kota Elang Agung dan mempersiapkan diri.     

Melihat Lin Dong menganggukkan kepala, Jiang Lei merasa bersemangat. Setelah beristirahat sejenak, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Iring-iringan dengan muatan kembali bergerak menuju Kota Elang Agung.      

Berdasar informasi Jiang Lei, Kota Elang Agung terletak di timur laut Provinsi Gurun Besar. Meskipun letaknya dekat dengan perbatasan, kenyataan itu tidak mempengaruhi keramaian di Kota Elang Agung. Bahkan, dari nada suara Jiang Lei saat bercerita, Lin Dong merasa bahwa kota ini setara dengan Kota Tiandu dari Provinsi Tiandu.      

Saat iring-iringan sampai di Kota Elang Agung, waktu sudah petang. Lin Dong berdiri di atas gerobak dan memandang ke arah matahari tenggelam yang berada di bawah bayang-bayang kota besar. Tampak kekaguman di matanya. Ukuran kota ini jelas lebih besar apabila dibandingkan dengan Kota Yan. Provinsi Gurun Besar memang legendaris. Bahkan kota di wilayah perbatasan saja semegah ini.     

"Di Kota Elang Agung ini, seharusnya Eagle Martial Dojo termasuk fraksi kuat."     

Saat melihat kota yang terbentang di depan mereka, pikiran itu melintas di kepala Lin Dong. Meskipun jumlah anggota rombongan ini tak sampai 100 orang, dia paham kalau mereka semua bekerja sama dengan baik. Mereka juga berpengalaman dalam bertarung. Terbukti bahwa anggota Eagle Martial Dojo termasuk petarung yang kuat. Karena kekuatan yang mereka miliki, meskipun tempat ini adalah bagian dari Provinsi Gurun Besar, Lin Dong yakin reputasi dari Eagle Martial Dojo di Kota Elang Agung pasti cukup terhormat.     

Iring-iringan rombongan mereka perlahan-lahan memasuki Kota Elang Agung. Berdasar bagaimana kerumunan menyapa Jiang Lei dengan penuh hormat, Lin Dong tahu tebakannya benar.     

Saat iring-iringan rombongan masuk ke kota, mereka melewati jalanan lebar selama beberapa menit sebelum akhirnya sebuah dojo ilmu bela diri yang sangat megah dan besar terlihat di depan mata Lin Dong.     

"Dojo master telah kembali!"     

Terdapat beberapa penjaga di pintu masuk dojo. Ketika melihat iring-iringan rombongan telah tiba, mereka seketika berteriak senang. Lin Dong merasa seluruh dojo mulai bersemangat kembali. Gerombolan orang keluar dari dojo dan membuatnya terkejut. Dibandingkan dengan Raging Blade Dojo di Kota Qingyang, Eagle Martial Dojo memang beberapa kali lipat lebih kuat.     

Saat mendengar berita bahwa Jiang Lei telah kembali, beberapa orang yang sepertinya pengurus dojo segera berdatangan menyambut mereka.     

"Dojo master, Anda telah kembali." Anggota elit dari dojo ilmu bela diri segera menyambut kelompok Jiang Lei. Mereka terlihat gugup.     

Sewaktu mendengar sambutan itu, senyuman Jiang Lei meredup. Dia melambaikan tangan dan menyuruh mereka diam. Jiang Lei menoleh dan berbicara ke Jiang Xue. "Xue-er, antarkan Dik Lin Dong beristirahat. Sediakan kamar terbaik untuknya."     

"Ayah." Jiang Xue tergolong cerdas dan dia segera menyadari perubahan ekspresi Jiang Lei. Dia segera menyahut dengan suara lembut.     

"Pergilah." Jiang Lei tersenyum dan mendesak anaknya.     

"Baik." Melihat raut wajah Ayahnya, Jiang Xue hanya bisa mengangguk. Mata cantiknya berpaling ke arah Lin Dong. "Tuan muda Lin Dong, tolong ikuti saya."     

Setelah berbicara, dia berbalik dan melangkah masuk ke tempat suci di dojo. Lin Dong memandang Jiang Lei. Dia tidak mengatakan apa-apa dan berjalan mengekor di belakang Jiang Xue.     

"Eh, siapa bocah itu? Kakak pertama sangat sopan padanya."     

"Ya. Ini pertama kalinya kakak pertama bersikap sangat ramah ke orang luar."     

"…"     

Para anggota dojo di sekitar mereka terlihat terkejut melihat sikap ramah Jiang Xue pada Lin Dong. Ada kesan iri di suara mereka. Sepertinya Jiang Xue punya posisi yang cukup tinggi di hati mereka.     

"Sepertinya aku baru saja membuat mereka murka…" Saat mengikuti Jiang Xue ke dalam dojo yang luas, Lin Dong terkekeh.     

Mendengar komentar Lin Dong, Jiang Xue menutupi mulutnya dan tersenyum. Dia terlihat anggun dan memikat. Tapi, Lin Dong bisa merasakan kekhawatiran tersembunyi di balik kedua alis wanita tersebut.     

"Status Eagle Martial Dojo di Kota Elang Agung seharusnya cukup tinggi. Masalah apa yang bisa menimpa tempat ini?" tanya Lin Dong tiba-tiba.     

Menanggapi pertanyaan yang diajukan Lin Dong, Jiang Xue menggigit bibir merahnya dan terlihat ragu-ragu selama beberapa saat. Dia akhirnya menjelaskan, "Dulu, Eagle Martial Dojo adalah fraksi terkuat di Kota Elang Agung. Tapi … setengah tahun ini, ada dojo asing bernama Bloody Vulture Dojo yang tiba di kota ini. Mereka sangat mencolok dan beberapa kali terlibat konflik dengan Eagle Martial Dojo. Tapi, mereka sangat kuat. Di semua perselisihan kami sebelumnya, Eagle Martial Dojo tak berhasil unggul dari mereka. Tentu saja, kenyataan itu makin membuat ego mereka naik, dan nantinya akan melukai reputasi Eagle Martial Dojo kalau ini terus-menerus terjadi dalam jangka waktu lama."      

"Oh…" Lin Dong akhirnya paham mengapa ekspresi Jiang Lei terlihat aneh saat topik ini muncul.     

"Tuan muda Lin Dong, kita telah sampai di ruang istirahat tamu. Tolong istirahat hari ini. Besok aku akan mengajakmu ke kota. Kita bisa membeli peta Provinsi Gurun Besar dan barang-barang lain yang kaubutuhkan." Langkah kaki Jiang Xue berhenti dan mata cantiknya menatap Lin Dong saat berbicara.     

"Panggil saja aku dengan nama Lin Dong. Mengerikan sekali dipanggil dengan kata tuan muda berkali-kali." Lin Dong terkekeh.     

Ketika mendengar komentar Lin Dong, senyum simpul terukir di bibir Jiang Xue. Dia segera menunduk dan berkata, "Istirahatlah dulu." Setelah berbicara, dia berbalik pergi. Aura cantik dan elegan Jiang Xue membuat Lin Dong sedikit linglung. Saat mereka berbincang di hutan, dia tak sadar kalau wanita dingin dan keras kepala tersebut ternyata punya sisi yang sangat ramah.     

"Aku akan istirahat dulu."     

Lin Dong menggelengkan kepala dan mendorong pintu kamar. Mengenai masalah yang menimpa Eagle Martial Dojo dan tergantung dari situasinya, dia tak keberatan membantu mereka apabila diperlukan karena dia telah menerima bantuan mereka. Lagipula, saat ini dia sendirian dan berjarak ribuan mil dari Keluarga Lin. Tak ada siapa pun yang bisa mengancamnya dengan menggunakan keluarganya. Lagipula, seandainya dia bertemu lawan yang lebih kuat, dia bisa kabur terlebih dulu dan kembali membalas dendam saat kekuatannya bertambah. Mengenai ini, Lin Dong sangat yakin dan sama sekali tak merasa malu.     

…     

Keesokan harinya, Jiang Xue telah menunggunya di luar kamar. Tak ingin membuat wanita cantik itu menunggu, Lin Dong segera bersiap dan keluar kamar. Saat bersiap ke kota, mereka bertemu Yinyin kecil. Karena sedang bosan, Yinyin kecil meminta ikut. Jiang Xue tidak bisa menolak pesona adik kecilnya dan memperbolehkannya ikut setelah Yinyin beberapa kali merengek.      

Bersama Api Kecil di dekapan Yinyin, tiga orang itu meninggalkan dojo dan mengunjungi pasar di kota. Di tempat seperti ini, semua orang bisa membeli berbagai macam barang, bahkan sampai informasi. Tentu saja selama mereka mempunyai pil Yuan murni untuk membayarnya.     

Kali ini, Lin Dong tak membutuhkan banyak barang, dan hanya perlu peta lengkap Provinsi Gurun Besar. Bagaimanapun, dia tak bisa menghabiskan banyak waktu di Kota Elang Agung. Maka dari itu, Lin Dong harus menggunakan waktunya untuk segera membiasakan diri dengan kondisi geografi dan pembagian kekuatan di berbagai fraksi demi menghindarkan dirinya dari bahaya.     

Setelah berkeliling di kota selama beberapa saat, Lin Dong akhirnya selesai membeli semua barang yang diperlukan, dan tak bermaksud berkeliling lebih lama lagi. Saat ini dia tak peduli dengan barang lain seperti pil ramuan, Soul Treasure, atau benda-benda lainnya dan tak berniat mengeluarkan uang untuk membelinya. Padahal saat ini dia bisa dianggap lumayan kaya setelah merampok Keluarga Di dan Liu.     

Saat mengetahui Lin Dong telah membeli semua yang dibutuhkan, Jiang Xue yang memimpin jalan, kini tersenyum dan mengajak Lin Dong pulang. Tapi, saat mereka bertiga keluar pasar, Lin Dong mendapati langkah kaki wanita tersebut melambat. Dia segera mendongak dan melihat bahwa terdapat belasan pria yang mendekat tak jauh dari posisi mereka saat ini.     

Terdapat logo ilmu bela diri di depan salah satu kantong dada mereka. Gambar burung bangkai merah darah terjahit di logo tersebut.     

"Bloody Vulture Martial Dojo." Ketika melihat logo tersebut, tatapan mata Lin Dong agak menyipit.     

"Heh heh, ternyata Xue-er. Kebetulan sekali." Target mereka adalah Jiang Xue. Maka dari itu, mereka berjalan menghampirinya. Di tengah-tengah kelompok, terdapat seorang pria yang membawa kipas kertas. Pria itu terlihat berumur sekitar 25 tahun, dan ekspresi wajahnya agak feminin. Senyuman terpatri di wajah pria tersebut. Senyumannya membuat orang di sekitar merasa tak nyaman.     

"Pergilah."     

Mata cantik Jiang Xue memandang dingin ke pria tersebut. Dia lalu menoleh dan berkata dengan lembut ke Lin Dong.     

"Lama tidak berjumpa, Xue-er. Mengapa kau tidak menyapaku?"     

Pria itu tertawa kecil saat tatapan matanya terfokus ke arah Xue-er. Matanya berkilat. Anak buah yang berdiri di sisinya juga ikut tersenyum dan menghalangi jalan Jiang Xue.     

"Luo Shan, pergi dari hadapanku!" Melihat situasi ini, wajah cantik Jiang Xue kini membeku dan teriakan sedingin es terdengar.     

"Xue-er, jangan menghardikku begitu. Oh, kau seharusnya sudah tahu kalau Bloody Vulture Martial Dojo kami telah menantang Eagle Martial Dojo. Ayahmu akan bertarung sampai mati melawan Ayahku di arena pertarungan.     

"Lagipula, biar kuberitahu sesuatu. Setengah bulan lalu, Ayahku berhasil naik level ke Form Creation Tingkat Akhir," kata Luo Shan santai sambil melambaikan kipas kertas di tangannya     

"Form Creation Tingkat Akhir…"     

Mendengar ucapan itu, wajah cantik Jiang Xue seketika berubah pucat. Kalau yang dikatakan pria ini memang benar, berarti kemungkinan Ayahnya bisa menang adalah nol besar!     

"Haha, Xue-er. Kau seharusnya tahu bagaimana perasaanku padamu. Seandainya kau setuju mau bersama denganku, mungkin Eagle Martial Dojo masih bisa diselamatkan." Luo Shan menatap sosok Jiang Xue yang cantik dan menggoda. Dari ekspresinya, dia terlihat seakan-akan menatap ke arah domba yang sedang dipojokkan dengan penuh nafsu dan rasa lapar.     

"Terus saja bermimpi!" teriak Jiang Xue sambil menggertakkan gigi. Badannya gemetaran.     

"Haha, kaulah yang nantinya akan memohon padaku…"     

Luo Shan tertawa dengan acuh tak acuh. Matanya berpaling menatap Lin Dong yang daritadi diam, kemudian dia terkekeh. "Jangan membawa serta bocah sialan seperti dia di masa depan. Aku tak suka."     

"Oh, tapi tak apa-apa kalau membawa Yinyin kecil." Luo Shan menjulurkan tangannya saat berbicara dan mengusap kepala Yinyin kecil. Terlihat kilatan mesum di matanya.     

"Orang jahat!"     

Yinyin kecil berontak dengan segala kekuatan yang dimilikinya demi mendorong tangan Luo Shan menjauh. Dia langsung menggigitnya.     

"Kau!"     

Setelah digigit oleh Yinyin kecil, raut wajah Luo Shan menggelap . Dengan sekali hentakan tangan, muncul kekuatan dari sana dan membuat Yinyin kecil terhempas mundur.     

"Brak!"     

Yinyin kecil terhempas ke belakang. Ketika raut wajah Jiang Xue berubah dramatis, di saat yang sama, muncul tangan di belakang Yinyin kecil dan membantunya berdiri.     

"Kau sepertinya cukup hebat." Saat melihat orang yang berani ikut campur, Luo Shan kemudian tertawa aneh. Sementara itu, belasan anak buah yang ada di sekitarnya juga ikut tertawa.      

Lin Dong balik menatap Luo Shan. Tanpa berkata apa-apa, dia menyimpan barang-barang di tangannya ke dalam tas Qiankun. Dia kemudian berjalan melewati Jiang Xue, dan meninggalkan pesan untuk wanita itu dengan nada acuh dan tak acuh.     

"Tutupi mata Yinyin kecil."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.