Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Duel Terakhir



Duel Terakhir

0Satu menang dan satu kalah.     
0

Suasana di sana tiba-tiba berubah tegang. Banyak tatap mata pun mengarah pada dua orang yang belum muncul; Lin Dong dan pemuda berbaju abu-abu.     

"Lin Dong, giliranmu. Kau pasti bisa mengalahkannya, 'kan?"     

Saat ini, wajah cantik Xia Zhilan berubah semakin khawatir. Dia memandang Lin Dong dengan ekspresi rumit. Jika Lin Dong kalah dalam babak ini, Asosiasi Seribu Emas akan kehilangan 'Kolam Kahyangan Dan'.     

Bibir Lin Dong mengatup rapat sambil menatap pemuda berbaju abu-abu tanpa berkedip, kemudian menjawab, "Aku akan berusaha sebaik mungkin."     

"Kekuatan anak itu harusnya tidak terlalu beda jauh dengan Song Qing. Kau pasti bisa menang mudah kalau memakai kekuatan yang kau gunakan untuk mengalahkan Song Qing," ujar Xia Zhilan dengan suara pelan.     

"Mungkin..." Lin Dong mengiyakan, tidak mau berkomentar lebih banyak. Dia punya prasangka jika orang yang tampak biasa-biasa itu tidak sesederhana penampilannya.     

"Nak, kelihatannya hasil Duel Kolam Kahyangan ini bergantung padamu," kata Xia Wanjin seraya tersenyum tipis pada Lin Dong.     

"Presiden Xia, saya yang muda ini akan berusaha sebaik mungkin." Lin Dong menangkupkan tangannya hormat. Tanpa menunggu lama, pemuda itu pun melangkah ke dalam arena.     

"Xuan Su, orang yang kau rekrut ini ... apa bisa diandalkan?" Xia Wanjin mengernyitkan alis sembari melihat punggung Lin Dong. Dia bertanya dengan suara pelan.     

"Kau pasti sudah paham betapa pentingnya 'Kolam Kahyangan Dan'. Kalau Asosiasi Seribu Emas bisa mendapatkan 'Kolam Kahyangan Dan', Zhilan bisa naik ke tingkat Yuan Dan dalam dua tahun. Apalagi energi yang tersisa masih bisa digunakan untuk beberapa praktisi Yuan Dan. Dengan demikian, kekuatan Asosiasi Seribu Emas akan meledak!"     

"Kalau dibandingkan dengan Song Qing, dia lebih bisa diandalkan." Xuan Su tersenyum acuh, jawabannya agak ambigu. Karena hasilnya belum bisa ditentukan, tidak bijak baginya jika membuat pernyataan pasti.     

"Semoga saja." Xia Wanjin memahami tempramen adik iparnya dan hanya bisa mengangguk pasrah. Lagipula, di titik ini, apakah dia masih bisa menemukan pengganti di menit-menit akhir?     

Saat Lin Dong berjalan ke dalam arena, banyak pasang mata dari Komplotan Serigala Darah terarah padanya. Tapi semua tatap mata itu terlihat bingung. Itu karena mereka tidak mengenali wajah asing tersebut.     

"Kurasa anggota terakhir harusnya Song Qing dari keluarga Song, 'kan? Sejak kapan diganti dengan orang ini?" Pria tua kurus di samping Yue Shan berkomentar pelan.     

"Tak masalah."     

Yue Shan menggeleng. Pria itu menatap pada pemuda berbaju abu-abu yang masih diam, "Jiang Li, giliranmu."     

"Baik." Lelaki yang dipanggil Jiang Li menampakkan ekspresi tenang, lalu mengangguk dan berujar, "Ingat perjanjian kita."     

"Haha, jangan khawatir. Kalau komplotanku bisa mendapatkan 'Kolam Kahyangan Dan', imbalan yang kujanjikan padamu pasti besar!" balas Yue Shan yang tersenyum.     

Mendengarnya, Jiang Li pun tersenyum dan melangkah masuk ke dalam arena dengan langkah stabil. Dia berhenti di depan Lin Dong dan menunduk, merapikan lengan bajunya dan berujar dingin, "Aku tidak pernah melakukan latihan persahabatan. Aku tidak akan segan dalam pertarungan ini. Kalau kau tidak siap, lebih baik mundur."     

"Terima kasih atas peringatannya."     

Lin Dong tersenyum, menangkupkan tangannya tapi tidak mundur. Dia mengulurkan tangan, "Silahkan!"     

Jiang Li mendongak dan menatap Lin Dong. Di wajahnya terdapat ekspresi aneh, kemudian menghela napas pelan dan membalas uluran tangan Lin Dong dengan tangannya yang kurus.     

"Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau tidak memberi ampun."     

Saat Lin Dong akan membalas, pupil mata Jiang Li mengecil. Di depan matanya terdapat jari-jari yang menembus udara seperti pisau dan mengarah ke leher Lin Dong.     

Sebuah Yuan Power yang sangat kuat dan padat melanda di sekitar jari-jari kurus. Angin topan kecil berkumpul di ujung jarinya dengan cepat. Kekuatan satu jari saja bisa menembus baja.     

"Teknik jari yang kuat sekali!" Para penonton di luar arena terkesima dengan serangan Jiang Li.     

Ekspresi Lin Dong berubah serius menghadapi serangan Jiang Li. Matanya terfokus pada serangan jari tersebut, hingga Jiang Li berada beberapa meter darinya, kemudian menerjang seperti macan tutul yang melihat mangsa.     

Telapak Lin Dong diselimuti oleh Yuan Power, lalu melewati jari Jiang Li dengan jarak setipis rambut. Telapak tangannya dipukulkan ke bawah, memukul keras punggung tangan Jiang Li. Penggunaan energi yang baik bisa menghentikan serangan Jiang Li secara langsung.     

Berkat kekuatan Mental Energy, Lin Dong bisa melihat serangannya secara mendetail. Sehingga dia bisa memahami gerakan teknik jari Jiang Li. Itulah mengapa dia bisa menangkis serangan lawan disaat-saat kritis dengan mudah.     

"Chi chi!"     

Namun Jiang Li jelas bukan orang biasa. Saat serangannya dihentikan, dia tidak mundur maupun maju. Sepuluh jarinya menari di udara, kemudian serangan kuat menuju tubuh Lin Dong seperti hujan lebat, berniat untuk melukai.     

"Pa pa pa pa!"     

Ketika serangan Jiang Li tiba-tiba meningkat, Lin Dong lagi-lagi tidak mundur. Dia menggunakan jurus pukulan, lantas gema nyaring pun terdengar.     

Penguasaan Lin Dong akan Penetrating Fist telah mencapai tingkat yang sangat tinggi. Saat dia menggunakannya, terbentuk rangkaian pukulan yang sangat keras. Meski pukulannya terlihat biasa dan tidak istimewa, pukulan itu dilakukan dengan anggun.     

Keanggunan itu memunculkan tatapan kagum pada Xie Wanjin dan yang lain. Walaupun Penetrating Fist hanyalah ilmu bela diri level 1, hanya ada sedikit orang yang bisa menguasainya sampai ke tingkat itu.     

Segerombolan bayangan pukulan tampak memenuhi langit seperti tembok baja. Tidak peduli seberapa baik teknik jari Jiang Li—yang penuh tipu daya dan menyerang dari sudut-sudut mematikan—dia tetap tidak bisa unggul.     

"Ayah, bukankah Jiang Li tampak tidak unggul?" Alis Yue Feng mengernyit sembari memperhatikan jalannya pertarungan. Dia tidak paham mengapa Yue Shan sangat membanggakan orang itu.     

"Lihat saja." Yue Shan terkekeh. Dia tampak tidak khawatir. Kelihatannya dia memiliki rasa percaya diri yang besar jika Jiang Li bisa menang.     

"Krieeet!"     

Serangan jari-angin yang mematikan itu mencakar tinju Lin Dong bersamaan dengan suara lengking yang memekakkan telinga. Walaupun terlihat bekas darah yang tipis, luka itu adalah luka ringan.     

Setelah jari Jiang Li mencakarnya, tinju Lin Dong pun mendarat di dadanya. Biarpun pukulannya jadi tidak terlalu keras karena tameng Yuan Power yang melindungi Jiang Li, pemuda itu tetap terpaksa mundur setengah langkah.     

"Buak!"     

Jiang Li segera menyeimbangkan tubuhnya setelah tersentak setengah langkah ke belakang. Pemuda itu menatap pada Lin Dong sambil menjilat bibir, lantas kilat haus darah terpancar di matanya.     

Sebuah gelombang Yuan Power kuat—dan tampak telah ditekan dalam waktu lama—meledak dari dalam tubuh Jiang Li nyaris saat itu juga.     

Gelombang Yuan Power dan auranya tidak kalah kuat dengan milik Yue Feng dan Xia Zhilan!     

"Heavenly Yuan Tingkat Akhir!"     

Melihat kekuatan Jiang Li, ekspresi orang-orang di kubu Asosiasi Seribu Emas berubah karena syok.     

"Dia benar-benar menyembunyikan kekuatannya..." Alis Xia Wanjin menyatu. Tampaknya skenario terburuk benar-benar terjadi. Kelihatannya kali ini Komplotan Serigala Darah berhasil menemukan seorang ahli muda.     

Berkat perkembangan tak terduga itu, Xia Zhilan dan yang lain, berdiri sambil mengeratkan tinju. Hati mereka menciut.     

"Heavenly Yuan Tingkat Akhir..."     

Ekspresi Lin Dong sedikit berubah. Tapi dia tidak terlalu terkejut. Pemuda itu langsung mengambil beberapa langkah maju. Dua jarinya sedikit membengkok, lantas Yuan Power yang kuat memadat dengan cepat dan mengambil wujud. Dalam sekejap mata, Lin Dong menusukkan jarinya –yang seperti bilah pedang– ke arah Jiang Li yang kekuatannya bertambah semakin besar.     

"Buak!"     

Jiang Li hanya terkekeh menghadapi serangan Lin Dong. Pemuda itu tidak berniat mundur, alih-alih jarinya yang panjang justru di tusukkan ke jari Lin Dong yang sedang menyerang.     

Saat keempat jari itu bertemu, gelombang Yuan Power yang kuat meledak nyaris saat itu juga.     

"Nguung!"     

Disaat bersamaan, ketika Jiang Li bermaksud menambah kekuatan untuk mematahkan jari Lin Dong, tiba-tiba dia melihat mata Lin Dong membentuk gelombang tak berwujud yang melesat ke arahnya dengan cepat.     

"Mental Energy?!"     

Jiang Li membatu saat merasakan gelombang Mental Energy yang mengarah padanya. Dia segera menggunakan Yuan Power untuk membentuk tameng.     

"Nguung!"     

Biarpun dia berhasil bertahan tepat waktu, Jiang Li telah meremehkan kekuatan Mental Energy Lin Dong. Mental Energy bagai jarum itu merobek paksa tameng Yuan Power Jiang Li saat bersentuhan. Walaupun getarannya telah dikurangi beberapa kali, gelombang Mental Energy yang tersisa masih bisa mencapai kepala Jiang Li. Rasa sakit yang luar biasa pun muncul di kepalanya.     

"Kuat sekali Mental Energy-nya!"     

Jiang Li terkejut dan marah merasakan sakit di kepalanya. Akhirnya dia paham, jika bukan hanya dirinya yang menyembunyikan kekuatan. Orang tak dikenal itu pun sedang menahan diri!     

"Buak!"     

Kekuatan tambahan yang akan dikeluarkannya menghilang saat kepala Jiang Li terasa sakit. Berikutnya, serangan jari Lin Dong memanfaatkan kesempatan tersebut. Lin Dong menusukkan jari, lantas kekuatannya meledak. Kekuatan itu tersalur keras melalui jari Jiang Li!     

"Krak!"     

Kekuatan luar biasa tersebut seperti ombak. Jari Jiang Li sampai membengkok patah. Jelas jika tulang jarinya patah setelah tabrakan barusan.     

Apalagi, dampak kuat tersebut juga mementalkan tubuh Jiang Li hingga menghantam keras batu besar. Karena hantamannya begitu keras, batu besar itu sampai retak.     

"Menang!"     

Melihat situasi dramatis yang berbalik, teriakan kemenangan meledak di kubu Asosiasi Seribu Emas. Bahkan Xia Zhilan pun, seperti yang lain, memasang ekspresi senang di wajah cantiknya.     

"Belum selesai..."     

Xia Wanjin menggeleng sambil bicara pada orang-orang yang sedang merayakan.     

Mendengarnya, Xia Zhilan dan yang lain membatu. Dalam sekejap, mereka melihat ke arah Jiang Li yang sedikit babak belur, dan melihat pemuda itu berdiri. Sementara itu, kabut darah keluar dari pori-porinya. Kabut itu menguarkan bau darah yang tajam.     

Jiang Li berdiri perlahan. Dia menatap Lin Dong yang mengernyit dengan tatapan ganas. Pemuda itu pun bicara dengan suara serak, "Hebat juga kau sampai bisa memaksaku sampai sejauh ini. Tapi sekarang sudah waktunya untuk menyelesaikan pertarungan..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.