Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Batu Jimat Misterius



Batu Jimat Misterius

0

"Apa ini?"

0

Lin Dong menatap bingung pada sebuah objek di tangannya; terlihat barang seperti batu berwarna keabuan kira-kira sebesar dua jari. Meski terlihat seperti batu, tapi saat diguling-gulingkan di atas telapak tangan, rasanya lembut. Permukaannya yang lembut tidak seperti batu, tidak pula giok, bukan pula kayu.

Seperti batu tapi bukan batu, seperti giok tapi bukan giok, seperti kayu tapi bukan kayu.

Setelah dengan susah memanjat hingga langit-langit goa dan mencari, akhirnya dia menemukan bongkah batu itu didalam celah-celah goa. Berdasarkan tempat ditemukannya, nampaknya cairan yang menetes ke kolam batu berasal dari benda itu.

Di sebuah tempat gelap tempat batu itu ditemukan, terdapat sebuah cetakan telapak tangan yang terlihat jelas. Jika dilihat lebih dekat, begitu jelasnya tercetak telapak tangan itu, sehingga garis tangannya mudah dilihat. Melihat telapak tangan misterius itu, Lin Dong tiba-tiba menyadari, mungkin seseorang sudah pernah ada di goa ini sebelum dia.

"Benda yang aneh sekali."

Lin Dong bergumam. Dia menyadari jika batu yang seukuran dengan ibu jari ini memiliki pola samar yang terlihat seperti huruf mistis.

Huruf mistis itu memenuhi setiap sentimeter batu tersebut, mengakibatkan batu tersebut menyerupai batu jimat misterius.

Di titik ini, selain pola dan huruf mistis di batu jimat, tidak ada hal aneh lainnya. Meski begitu, Lin Dong menyadari bahwa cairan merah yang menetes yang dilihatnya tadi bukanlah khayalannya semata.

"Alasan kolam batu itu memiliki kekuatan aneh pasti berhubungan dengan jimat batu ini..."

Lin Dong berpikir keras. Sebelumnya, dia pernah melihat seberkas cahaya jatuh ke dalam kolam batu, dan hanya inilah satu-satunya bukti yang bisa menjelaskan alasan kolam batu itu memiliki kekuatan aneh.

Krak!

Kala Lin Dong masih berdialog dalam pikirannya, suara kerikil berjatuhan dari luar goa terdengar. Dia cepat-cepat memasukkan jimat itu ke dalam baju dan diletakkan di dekat dadanya.

"Lin Dong-ge, hehe, aku tahu kau pasti ada di sini."

Setelah Lin Dong berhasil menyembunyikan jimat itu, seseorang muncul di pintu masuk goa. Orang itu adalah anak perempuan yang tampak berusia sekitar 13 atau 14 tahun, tengah memakai baju sederhana berwarna cerah. Namun, dengan warna-warna cerah di pakaiannya itu tetap tidak bisa menyembunyikan ekspresi cerdik yang muncul cepat di wajahnya. Meski anak perempuan itu masih kecil, wajahnya sedikit berbeda. Matanya yang besar itu berkilauan, membuatnya terlihat amat manis.

Lin Dong menghela napas lega setelah melihat anak perempuan itu. Anak itu bukanlah anggota keluarga Lin, malah dia diangkat anak oleh Liu Yan tak lama setelah lahir. Dia lebih muda sedikit dari Lin Dong—mereka berdua tumbuh besar bersama dan hubungan mereka mirip seperti kakak adik, sangat dekat. Biarpun anak perempuan itu adalah yatim piatu, namun dia tidak memakai nama Lin sebagai nama keluarganya. Sehingga Liu Yan mencarikan nama untuk anak itu; Qing Tan. Seperti namanya, Qing Tan amat mirip dengan kayu cendana.

"Lin Dong-ge, ini sudah hampir malam, Ibu memanggilmu dari tadi."

Qing Tan tertawa kecil saat dia menghampiri Lin Dong. Tangannya menarik tangan Lin Dong, membawanya keluar dari goa. Saat berjalan, Qing Tan bergumam, "Kalau langit sudah gelap, kau tidak akan bisa melihat jalan bebatuan di sini. Jangan bilang kau mau tidur di dalam goa lagi seperti waktu itu?"

Saat memandang Qing Tan, yang suaranya lembut seperti cericip burung, Lin Dong tidak bisa menahan tawa. Setelahnya, tangan Lin Dong bergerak menyentuh pelan di bagian dadanya. Di tengah dadanya terdapat jimat yang mengeluarkan sensasi dingin. Walaupun Lin Dong tidak tahu jimat itu datang dari mana, intuisinya mengatakan bahwa jimat itu bukanlah jimat biasa.

Sinar rembulan yang menerangi seluruh penjuru pulau di langit malam itu terasa menyenangkan, menyingkirkan sisa-sisa panas dari siang hari.

Di dalam kamar, Lin Dong terlelap. Seberkas cahaya bulan masuk lewat jendela, menyinari tubuh Lin Dong. Tiba-tiba, sinar rembulan itu beriak seperti air. Sinar rembulan itu tanpa diduga berkumpul di satu titik—di bagian dada Lin Dong. Jimatnya kemudian mengeluarkan seberkas cahaya, namun terlihat samar karena muncul di tengah-tengah cahaya.

Ketika jimatnya bersinar, Lin Dong perlahan membuka matanya. Namun, sebelum dia berhasil membuka mata seluruhnya, dia merasakan pusing, yang kemudian membawa dirinya ke tempat yang amat gelap.

Di sana tidak ada cahaya, hanya sunyi dan dingin.

Kejadian ini memunculkan rasa takut di dalam hatinya. Karena sesungguhnya, Lin Dong masih anak berumur 14 tahun.

"Hihihi!"

Sebuah suara tiba-tiba memecah keheningan di tengah kegelapan. Setelahnya, sosok bercahaya muncul di hadapannya. Ketika Lin Dong mengamatinya, dia menyadari jika sosok itu amat mirip dengannya. Namun, wajahnya tidak menandakan adanya kehidupan. Malah, ekspresinya terlihat seperti boneka.

"Apa yang terjadi?"

Lin Dong hanya menatap pada sosok bercahaya itu. Otaknya membeku akibat ketakutan dengan apa yang dia lihat.

Pa!

Saat Lin Dong masih kebingungan, sosok 'Lin Dong' mendadak bergerak. Sosok itu memasang kuda-kuda dan menunjukkan kedua tinjunya, menampakkan sebuah teknik pukulan yang familiar.

"Ini kan ... Penetrating Fist?"

Lin Dong membelalak kebingungan melihat kuda-kuda teknik yang dipasang oleh sosok bercahaya itu. Segera, ekspresi terkejut muncul di wajahnya setelah menyadari kuda-kuda teknik itu yang dipasang oleh sosok bercahaya itu bahkan terlihat lebih elegan daripada kuda-kuda Lin Xiao!

Pa Pa Pa Pa Pa Pa Pa Pa Pa!

Sosok bercahaya itu menggerakkan tinjunya dengan lincah di tengah kegelapan. Gerakannya sangat halus dan lincah seperti monyet, bahkan terlihat lebih bagus daripada ketika Lin Xiao yang mempraktekkannya.

Sembilan gema terdengar jelas!

Lin Dong terkagum-kagum pada sosok bercahaya yang amat mirip dengannya itu. Saat sosok bercahaya mempraktekkan Penetrating Fist itu, Lin Dong dapat mendengar jelas 9 gema!

"Sembilan gema..."

Ketika Lin Dong bergumam pada dirinya sendiri, tiba-tiba dia terkejut. Setelah sosok bercahaya itu selesai memperagakan teknik pukulan tersebut, badan sosok itu tersentak aneh. Tak lama, suara pelan muncul dari lengannya.

"Apa..."

Suaranya amat pelan. Hanya karena Lin Dong sedang berada dalam kondisi waspada di dalam tempat hening seperti ini, makanya dia bisa mendengarnya.

Sepuluh gema!

Lin Dong tercengang melihat pada sosok bercahaya itu. Dia tahu benar jika hanya ada 9 pukulan dari teknik Penetrating Fist, namun sosok bercahaya itu bisa melakukan 10 pukulan?! Malah dia yakin, bahkan ketika ayahnya yang melakukan teknik itu pun tidak akan bisa menghasilkan gema kesepuluh.

"Apa yang terjadi?"

Lin Dong amat terkejut dengan yang dilihatnya. Beberapa saat kemudian, akhirnya dia kembali tenang dan mulai menganalisa situasi. Walau dia hanya melihatnya satu kali, Lin Dong dapat merasakan jika teknik Penetrating Fist yang dipraktekkan oleh sosok bercahaya itu lebih natural dan lebih tajam daripada ayahnya, atau malah, sempurna.

Alasan mengapa sosok bercahaya itu bisa memperagakan kemampuan yang unik tersebut, Lin Dong sama sekali tidak paham mengapa. Meski begitu, dia sadar jika kali ini dia menemukan harta karun. Ketika Lin Dong berpikir demikian pun, sosok bercahaya itu belum hilang. Sosok bercahaya itu sekali lagi memperagakan teknik Penetrating Fist yang sama, mengulangnya dari awal.

Lin Dong yang memperhatikan sosok itu kemudian tersadar apabila rasa takutnya yang sempat ada kini telah menghilang entah kemana. Dia kemudian memutuskan mengumpulkan niatnya dan berkonsentrasi pada sosok tersebut. Lin Dong memperhatikan setiap gerakannya dengan ekspresi serius, mengingat-ingat detil yang diberikan dalam setiap gerakan.

Setelah memperhatikan beberapa saat, Lin Dong akhirnya memasang kuda-kuda. Dia membuka kedua kakinya dan mulai menirukan sosok tersebut, lalu mempraktekkan tekniknya.

Pa!

Di dalam kegelapan terdapat dua sosok yang serupa, satu manusia dan satu sosok bercahaya, tengah mengulang-ulang teknik yang sama tanpa lelah. Suara-suara terus bermunculan, walau mayoritas berasal dari sosok bercahaya tersebut. Namun, Lin Dong sama sekali tidak merasa kecil hati. Ekspresi serius tetap terpasang pada wajahnya, seiring dirinya tanpa sadar mengikuti gerakan yang sama dengan gerakan sosok bercahaya tersebut.

Walau perubahan-perubahan yang dilakukan Lin Dong kecil, namun perubahan yang kecil-kecil itu memberikan efek yang signifikan pada hasil pelatihan Lin Dong. Bagaikan menambahkan sentuhan-sentuhan akhir pada sebuah mahakarya, Lin Dong merasakan perubahan yang besar.

Pa! Pa! Pa! Pa!

Saat Lin Dong melancarkan pukulannya, gerakan Lin Dong amat gesit dan lincah seperti monyet. Tiba-tiba, empat suara pukulan akhirnya muncul dari pukulannya!

Empat pukulan!

Kedua mata Lin Dong berbinar! Dia sama sekali tidak menyangka bila perubahan kecil mengakibatkan teknik Penetrating Fist itu menjadi lebih halus. Rasanya seperti mendapatkan ajaran langsung dari guru legendaris. Keahlian Lin Dong dapatkan melalui sosok bercahaya ini sangat mengerikan.

Lin Dong ketagihan. Dia bisa mencapai sejauh ini hanya dalam satu hari. Bahkan ayahnya pasti akan amat terkejut jika melihatnya bisa melancarkan 4 pukulan beruntun. Malah, ayahnya butuh sekitar satu bulan latihan sebelum bisa mencapai tingkat ini, namun Lin Dong bisa mencapainya 10 kali lipat lebih cepat!

Semangat Lin Dong naik setelah dia bisa maju sejauh ini. Tanpa istirahat, dia memasang kuda-kuda sekali lagi dan mengulang teknik Penetrating Fist satu per satu. Dia bertekad menyempurnakan teknik tersebut sampai gerakannya sama dengan sosok bercahaya itu.

Seakan waktu berhenti, Lin Dong terus mengikuti gerakan sosok bercahaya itu di tengah kegelapan. Seiring keringat menetes dari tubuhnya, teknik pukulannya semakin menyamai sosok bercahaya tersebut.

Di dalam ruangan yang amat gelap, sosok bercahaya dan sosok manusia bergerak serempak, seperti sepasang monyet. Setelah pukulan pertama mereka layangkan, suara pukulan gema menyusul di udara.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.