Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Bala Bantuan



Bala Bantuan

0

"Mengirimmu?"

0

Di aula besar, setelah mereka mendengar kalimat Lin Dong, ekspresi mereka banyak yang berubah. Dengan ekspresi keras di wajahnya, Lin Xiao melihat ke arah Lin Ken dan ketiga orang lain. Pria itu kemudian mengatakan, "Orang yang memimpin pasukan di sana adalah Xie Qian dari keluarga Xie. Si Harimau Tersenyum itu ada di tingkat akhir Heavenly Yuan. Dia tidak bisa dibandingkan dengan Lei Pi dan lainnya!"

"Lalu siapa yang akan pergi?" balas Lin Dong tenang.

Lin Xiao dan orang-orang di sana terdiam, kehilangan kata-kata.

"Jadi kita hanya duduk diam dan membiarkan ibu ditangkap oleh keluarga Lei dan Xie?"

"Walaupun kita akan kalah, setidaknya biarkan aku memimpin pasukan. Dengan mempertaruhkan nyawaku, aku akan membawa mereka kembali." Lin Mang yang selalu diam, tiba-tiba membuka suara. Di matanya, terpancar sebuah kilat jahat. Karena keluarga Lei dan Xie bermaksud menghancurkan keluarga Lin, satu-satunya pilihan yang mereka miliki adalah bertarung dengan mereka hingga titik penghabisan.

Lin Xiao dan Lin Ken menarik napas dalam. Mereka tahu jika Lin Mang memimpin pasukan, pria itu mungkin bisa menyelamatkan yang lain. Namun Lin Mang mungkin tidak bisa kembali.

Aula besar itu kembali hening. Lin Xiao dan Lin Ken berusaha tetap tenang. Saat ini, keluarga Lin mereka sedang ada dalam bahaya besar. Satu kesalahan saja bisa menghancurkan keluarga mereka.

"Ayah, aku bisa membunuh Lei Xing dan melukai Lei Pi. Itu berarti aku lebih kuat dari kalian semua!" Lin Dong menatap lurus ke arah Lin Xiao dan tiga orang lainnya.

Walaupun kata-katanya sedikit menyakitkan, Lin Xiao dan lainnya tidak bisa membalas. Bagaimanapun, kekuatan Lin Dong sekarang tampaknya telah melampaui mereka.

"Kalau begitu akan kukumpulkan pasukan elit untuk ikut denganmu!"

Sambil menatap pada pemuda kurus yang berdiri di tengah aula, keraguan Lin Xiao lenyap, lantas menyeru.

Berdiri di sampingnya, Lin Ken dan Lin Mang saling bicara sendiri sambil mengernyitkan alis. Pada akhirnya, mereka berdua mengangguk setuju.

Lin Xiao adalah orang yang menepati kata-katanya. Setelah dia membuat keputusan, pria itu segera memanggil para prajurit. Dalam sekejap, sekitar 20 prajurit elit dari keluarga Lin berkumpul di aula sambil menunggu perintah.

"Fwiit!"

Sembari menatap pasukannya, Lin Dong mengangguk dan bersiul. Tak lama, sebuah raungan rendah harimau terdengar di dalam kastel. Bayangan merah yang tampak seperti bola api muncul dengan cepat di depan Lin Dong. Itu adalah Api Kecil.

"Ikuti aku!"

Lin Dong melompat ke punggung harimau. Dengan kilat dingin di matanya, tanpa menunggu lama, Lin Dong mengedikkan kepala. Pemuda itu memerintahkan pasukan untuk mengikutinya, kemudian meninggalkan kastel dengan cepat.

"Lin Dong, hati-hati!"

Sambil menatap ke arah bayangan pemuda yang kurus namun bisa diandalkan, Lin Xia mengusap air mata dan berteriak.

"Jangan khawatir. Aku akan membawa mereka kembali dengan selamat!"

Pemuda yang duduk di atas harimau tidak menengok ke belakang. Alih-alih, dia menatap lurus ke depan dan melambaikan tangan. Kemudian, dia segera bergegas keluar dari kastel bersamaan dengan debu kuning yang terbentuk dari langkah kaki Api Kecil. Beberapa prajurit elit keluarga Lin pun mengikuti di belakangnya sambil membawa aura perang.

Lin Xiao dan yang lainnya mengeratkan kepalan tangan mereka sembari menatap pada pasukan yang pergi dari kastel.

...

Di jalan pegunungan yang terletak sekian kilometer dari Steel Wood Manor, terdapat orang-orang dalam jumlah besar sedang berjalan melewati jalur itu dengan perasaan waswas. Di antara kelompok itu terdapat beberapa pengawal bersenjata. Saat ini, mereka mengamati sekitarnya dengan hati-hati.

"Ji!"

Sembari melintasi jalur itu dengan cepat, tiba-tiba sosok abu-abu keluar dari arah hutan dan menabrak lengan salah satu pengawal bersenjata. Ketika pengawal itu melihat orang yang menabrak, wajahnya berubah sedikit pucat.

"Apa yang terjadi?"Di dalam kelompok, seorang wanita berpostur bagus, segera bertanya sambil menaikkan alis. Wanita itu adalah ibu Lin Dong, Liu Yan.

"Orang-orang di belakang, semuanya tewas." Pria paruh baya bernama Luo Ling menghela napas pelan. Ekspresinya jelek. Sementara itu, tangan besarnya yang kasar sedang menggenggam pedang raksasa penuh darah dekat pinggangnya.

"Keluarga Xie mengejar dan membunuh kita tanpa ampun. Saat ini, kita lebih lambat daripada mereka. Nanti, saya akan tinggal bersama beberapa pengawal untuk menghentikan mereka. Nyonya, tolong cepat dan bergegas menuju Steel Wood Manor. Setelah sampai di sana, kalian akan aman."

Liu Yan bertukar pandangan dengan wanita di dekatnya—yang menggunakan jubah sutera—lantas mengangguk dalam diam. Mereka berdua pun diam-diam menggenggam pisau kecil yang tersembunyi di dalam lengan baju. Itu adalah jalan terakhir mereka. Jika mereka benar-benar tertangkap oleh keluarga Xie, mereka tidak akan membiarkan keluarga Xie memanfaatkan mereka sebagai bahan negosiasi.

"Semuanya bersiap! Kawal para Nyonya!" Luo Ling adalah pria tegas. Dia pun segera menarik pedang dari pinggangnya dan berteriak.

Para pengawal lain yang mendengarnya mengeratkan gigi. Ekspresi gusar tampak di wajah mereka.

"Wush wush!"

Saat para pengawal bersiap untuk berhenti dan menghalangi pasukan keluarga Xie, beberapa anak panah melesat keluar dari hutan di dekat sana. Dalam sekejap, beberapa pasukan tertusuk oleh panah, dan darah segar mengalir keluar dari tubuh mereka.

"Hati-hati! Tetap dalam formasi untuk melindungi mereka!"

Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi Luo Ling berubah cepat dan berteriak.

"Tentu dengan adanya diriku, Xie Qian, akan sangat memalukan bila tak mampu mengatasi musuh lemah sepertimu." Terdengar sebuah suara yang membelah udara dari dalam hutan. Dalam sekejap, satu sosok keluar dari hutan dan mendarat di atas tanah. Dengan senyum di wajahnya, orang itu menghadap ke arah Luo Ling dan pengawal lain. Orang itu memang merupakan pemimpin keluarga Xie, Xie Qian.

Berdiri di belakang Xie Qian, puluhan prajurit mengikuti, kemudian berdiri membentuk formasi. Mereka mengepung Luo Ling dan pengawal lain di sana.

"Serahkan mereka, dan aku akan membiarkanmu hidup." Xie Qiang melihat ke arah Luo Ling sambil tersenyum.

"Akan kuberikan ibumu padamu!" Luo Ling meludah jijik ke arah Xie Qian.

Xie Qian mundur dua langkah dan menghindari ludah Luo Ling. Senyum di wajahnya tidak berubah. Sembari menatap Luo Ling, dengan senyum di wajahnya, dia berkata, "Nanti saat aku berhasil menangkapmu, kau akan berharap lebih baik mati daripada kutangkap."

"Bunuh mereka!"

Setelah mendengar Xie Qian, para prajurit keluarga Xie menyerbu keluar dan bergegas menghampiri kelompok dengan aura mengancam.

"Jalan!"

Menyaksikan itu, Luo Ling mengeratkan gigi dan berteriak. Kemudian, dia segera mengambil alih dan memimpin kelompok menuju pasukan di sekitar mereka.

"Klang klang!"

Ketika kedua kubu saling bentrok, suara pedang menembus tubuh pun terdengar. Darah segar pun terus mengalir dari sana. Bau darah segera memenuhi bagian hutan tersebut.

"Bunuh!"

Saat ini, mata Luo Ling berwarna merah. Seperti hewan buas yang mengamuk, pedang besar di tangannya diselimuti oleh Yuan Power yang tebal, kemudian diayunkan secara barbar ke arah musuh. Karena dia ada di tingkat akhir Earthly Yuan, beberapa prajurit dari keluarga Xie terpotong menjadi dua bagian oleh pedangnya. Namun, jumlah prajurit selain dirinya pun mulai berkurang di tengah aksi penuh panik.

"Klang!"

Tiba-tiba, sosok lain muncul di depannya. Dengan kilat merah di matanya, Luo Ling mengangkat pedangnya. Namun kali ini, sebuah kekuatan besar tiba-tiba mengenainya. Dalam sekejap, dia memuntahkan darah, tubuhnya terpental dan mendarat di tengah kerumunan. Bagai layangan yang benangnya putus.

Xie Qian memainkan pedang panjang di tangannya. Dia menatap malas ke arah Luo Ling yang berusaha keras untuk bangkit. Xie Qian menunjuk ke arah Luo Ling. Kemudian, pedang yang bagian tajamnya rusak itu diayunkan cepat ke arah kepala Luo Ling.

Melihat pedang yang semakin mendekati kepalanya, Luo Ling merasakan jika kematiannya telah dekat. Namun, saat ini dia sedang tidak bisa melawan, sehingga Luo Ling hanya bisa memejamkan mata. Sambil menghela napas dalam hati, satu-satunya penyesalan Luo Ling adalah dia gagal menjalankan misinya...

"Tring!"

Ketika Luo Ling telah memejamkan mata dan bersiap untuk mati, tiba-tiba bayangan hitam muncul dari hutan di dekat sana. Bayangan itu lantas membentur pedang Xie Qian dan mementalkannya.

"Siapa?!"

Menyaksikan itu, ekspresi Xie Qian berubah dingin dalam sekejap.

"Ayahmu!"

Teriakan Xie Qian dibalas dengan kekehan. Tak lama kemudian, sosok berwarna merah keluar dari hutan. Bersamaan dengan raungan harimau, sosok itu mendarat dramatis di depan Luo Ling, Liu Yan, dan yang lainnya.

Orang-orang di sana pun cepat-cepat menengok. Di sana terdapat seorang pemuda kurus yang duduk di atas harimau. Dengan tatapan dingin di matanya, hawa mengancam perlahan menguar!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.