Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Kota Qingyang



Kota Qingyang

0Pertarungan sengit melawan Devil Prison akhirnya berakhir karena Heaven Seat King dan tindakan pasukannya yang tergolong maniak. Akan tetapi, ancaman terhadap dunia belum lenyap setelah Heaven Seat King dan pasukannya menghilang. Alih-alih, semua orang malah tenggelam dalam situasi yang lebih memilukan, karena segel di antara dunia sudah kehilangan keseimbangannya. Apalagi, aspek paling mengerikan adalah Kaisar Yimo yang dulu sudah sepenuhnya tersegel setelah Lord Symbol Ancestor menyulut reinkarnasinya, ternyata bisa terbebas. Apalagi, Kaisar Yimo sekarang sedang menanti dengan niatan buruk di luar segel antara dunia dan bersiap kembali turun ke dunia ini.      
0

Jika saat itu tiba, maka bencana yang sebenarnya bakal terjadi.      

Tiga pasukan aliansi besar mundur dari Benua Xuan Barat. Selain para praktisi papan atas, anggota yang tersisa dari pasukan aliansi itu kembali ke area mereka berasal. Karena pasukan aliansi sekarang sudah kehilangan tujuan mereka. Bagaimanapun juga, seandainya Kaisar Yimo kembali turun ke dunia dan mereka gagal memunculkan Lord Symbol Ancestor kedua, maka tak peduli sebesar apapun pasukan aliansi itu, mereka tidak akan bisa membereskan situasinya. Karena jika dihadapkan dengan makhluk seperti Kaisar Yimo, perbedaan di antara mereka tak pernah bisa ditutup dengan angka.      

Seiring tiga pasukan aliansi beranjak pergi, peristiwa-peristiwa yang terjadi di Benua Xuan Barat segera tersebar hingga ke seluruh dunia. Para praktisi sontak terkesima. Mereka menengadahkan kepala dan memandang ke langit. Samar-samar, mereka bisa mendeteksi kalau ada penghancur yang perlahan-lahan mendekat dari dimensi hampa.      

Tekanan menyesakkan yang tak bisa dideskripsikan menggunakan kata-kata sontak menyelimuti seisi dunia.      

Ada banyak sekali orang yang hidup dalam ketakutan karena hal tersebut. Namun, mereka tidak sepenuhnya tanpa harapan. Karena mereka tahu kalau Ice Master yang legendaris sedang berusaha keras untuk naik ke Tingkat Ancestor. Jika dia berhasil melakukannya, maka dunia akan bisa kembali diselamatkan.      

Di antara suasana memilukan yang terjadi, peristiwa itu merupakan secercah harapan terakhir yang diandalkan oleh semua makhluk hidup di dunia ini.      

…      

Setelah Lin Dong meninggalkan Benua Xuan Barat, dia kembali menuju Dinasti Agung Yan. Setelah bertahun-tahun, baru pertama kali ini dia merasa sangat lesu. Bahkan, dia benar-benar kehilangan semangat sampai tidak kembali ke Klan Lin maupun Sekte Dao.      

Lin Dong yang berdiri di langit di atas Dinasti Agung Yan lantas berpikir sesaat dan menuju ke area barat di dinasti tersebut. Tak lama kemudian, dia melintasi banyak gunung di bawahnya dan sebuah kota yang ramai akhirnya muncul di depan matanya.      

Kota itu tidak besar. Tetapi, kota itu samar-samar menguarkan sensasi yang tidak asing. Sensasi yang membuat emosi spesial menyeruak di dalam hati lesu Lin Dong.      

Tempat itu adalah Kota Qingyang, tempat di mana dia lahir dan beranjak dewasa.      

Kendali pikiran melintas di dalam kepala Lin Dong dan sosoknya segera muncul di dalam kota. Kerumunan yang hiruk-pikuk diiringi suara-suara berisik ketika berlalu-lalang. Di sisi lain, Lin Dong berjalan perlahan-lahan melewati mereka. Namun, kerumunan yang terlihat ramai seakan tidak menjadi hambatan baginya.      

Setelah bertahun-tahun berlalu, kota itu tampaknya sudah sangat berubah. Namun, dengan mengandalkan ingatannya, Lin Dong masih mampu menebak lokasi beberapa tempat yang tak asing. Dia sedang melamun ketika berjalan-jalan di sana. Setelah itu, dia mendadak menyadari kalau ada bau harum yang muncul di sampingnya. Dia menoleh dan melihat Ling Qingzhu yang cantik bagai peri berbaju putih sedang berjalan tanpa mengucapkan apapun di sampingnya. Sedangkan ketika Ling Qingzhu menoleh memandangnya, ada senyum simpul terlihat di wajahnya yang menakjubkan.      

"Apa kau baik-baik saja?"      

Ling Qingzhu berbicara dengan nada lembut. Baru kali ini dia berkata dengan nada selembut dan seramah itu. Karena bagaimanapun juga, setelah bertahun-tahun berlalu, baru kali ini dia melihat Lin Dong selesu sekarang. Lin DOng selalu memperlihatkan sikap yang tegas dan kuat. Tak peduli marabahaya seperti apa yang dihadapinya, Lin Dong akan menyerang tanpa takut. Bahkan seandainya dia dihajar sampai berlutut, Lin Dong akan mengusap bekas darahnya dan kembali berdiri dengan memperlihatkan tatapan mata yang gigih. Apalagi, meskipun semua orang sudah menyaksikan pencapaiannya yang luar biasa, mereka lupa akan upaya yang sudah dilakukan Lin Dong agar mampu mendapatkannya.      

Lin Dong sudah menghadapi lawan-lawan kuat secara bergantian. Namun, dia menjadi pria yang terakhir berdiri.      

Lin Dong mengangguk pelan. Akan tetapi, dia masih merasa kesal. Ling Qingzhu menggigit bibirnya perlahan ketika melihatnya. Tak lama kemudian, dia mengulurkan tangannya yang lentik dan lembut untuk meraih tangan Lin Dong. Setelah itu, Ling Qingzhu mempertautkan jari-jarinya dengan Lin Dong dan menggenggam erat tangan pemuda itu.      

Lin Dong agak terkejut. Bahkan, dia sadar kalau sosok lembut Ling Qingzhu sesaat membeku karenanya. Bagaimanapun juga, Ling Qingzhu memiliki perangai yang dingin dan angkuh. Apalagi, Ling Qingzhu juga lebih suka menyembunyikan perasaannya di dalam hati dan diam-diam menahan rasa getir serta manis tanpa menyinggungnya dengan orang lain. Tergolong langka apabila dia sampai mengambil inisiatif terlebih dulu.      

Lin Dong menghela napas. Saat melihat kalau Ling Qingzhu rela menyingsingkan harga diri demi menghiburnya, dia merasakan sensasi hangat di dalam hatinya. Dia lantas menatap Ling Qingzhu dan berkata dengan nada lembut, "Maafkan aku."      

Lin Dong sudah mendapatkan penolakan dari orang lain, tetapi Ling Qingzhu malah menjadi pihak yang mengesampingkan egonya dan menghibur pemuda tersebut. Namun, Ling Qingzhu selalu bersikap demikian. Dia rela diam-diam menahan dan menerima segalanya. Ling Qingzhu benar-benar sangat kuat.      

"Tak perlu meminta maaf." Ling Qingzhu menggeleng dan berkata.      

"Ayo pergi. Aku akan menunjukkan kediaman Keluarga Lin padamu."      

Lin Dong nyengir. Dia menggenggam tangan Ling Qingzhu. Sambil mengandalkan ingatannya, dia berjalan menuju kediaman Keluarga Lin. Tempat itu bukan milik Klan Lin. Alih-alih, merupakan kepunyaan Keluarga Lin. Sebuah keluarga cabang kecil. Tetapi, tempat itu adalah area paling berharga bagi Lin Dong.      

Ling Qingzhu mengangguk pelan dan dia tersenyum manis serta lembut. Senyumannya jauh lebih indah apabila dibandingkan ratusan bunga yang sedang mekar.      

Mereka berdua melangkah di jalanan di sana. Setelah itu, Lin Dong berhenti. Sambil memperlihatkan sorot terkejut, dia memandang ke arah kejadian di hadapannya. Tempat itu adalah perlintasan beberapa jalur. Akan tetapi, tempat itu sekarang terlihat agak kacau. Jika melihat situasinya, sepertinya ada dua fraksi yang sedang berselisih. Suara pukulan beradu dengan daging sambil diiringi teriakan-teriakan kencang memilukan terdengar di sana.      

Lin Dong memandang ke arah kelompok di depannya. Ada seorang pemuda berwajah seram yang menggenggam sebuah tongkat kayu dan mengayunkannya ke arah kelompok yang berdiri di depannya. Kekejamannya membuat dia mampu mengintimidasi orang-orang di sana dan tak ada seorangpun yang berani menghentikannya.      

Lin Dong memandang ke arah pemuda yang tampak tak asing itu dan dia agak melongo. Hingga akhirnya, dia berhasil menggali informasi mengenai sosok itu dari ingatannya.      

Wu Yun dari Raging Blade Dojo.      

Pemuda itu terlihat cukup kuat karena berhasil mengalahkan mayoritas lawannya dengan kemampuannya sendiri. Setelahnya, dia menepukkan kedua tangannya dengan sikap puas dan membuang tongkat kayu di tangannya. Dia lantas berkata sambil tersenyum, "Berani-beraninya kau mengusik Raging Blade Dojo di Kota Qingyang? Kau pasti ingin mati."      

"Oh ayolah, apa kau benar-benar mengira kalau Raging Blade Dojo-mu adalah fraksi terkuat di Kota Qingyang?!"      

"Apa kau keberatan dengan itu?" Wu Yun membelalakkan matanya dan berseru.      

"Apa kau sudah lupa dengan Keluarga Lin di Kota Qingyan?!" Pria itu mendengus dingin.      

Ekspresi Wu Yun membeku. Dia berteriak marah karena malu, "Apa yang kau tahu? Aku penasaran kau bersembunyi di sudut kota sebelah mana ketika aku bekerja sama dengan Lin Dong untuk mengalahkan anggota Keluarga Xie dan Keluarga Lei!"      

Tepat setelah dia berbicara, tawa pelan terdengar tak jauh dari sana. Wu Yun bergegas menoleh murka dan bersiap menghajar siapapun yang berani mencemoohnya.      

Tetapi, saat menoleh, dia melihat sosok pemuda berbaju hitam serta wanita cantik yang mencengangkan. Wanita yang berdiri di depan jalan sangat jelita sampai membuat siapapun di sekitarnya tak mampu bernapas.      

"Kau…" Wu Yun agak terperangah karena paras Ling Qingzhu yang mencengangkan. Akan tetapi, dia segera kembali tersadar. Matanya sontak terbelalak ketika memandang ke arah pemuda berbaju hitam. Jarinya gemetar karena terkejut saat dia menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata. "Lin … Lin Dong?!"      

Seketika itu pula, jalanan yang awalnya ramai, sontak berubah hening. Ada berpasang-pasang mata yang tampak tidak percaya menoleh memandang ke arah pemuda berbaju hitam. Apa dia praktisi legendaris bernama Lin Dong dari Keluarga Lin?      

Kerumunan di sana perlahan-lahan memfokuskan perhatian mereka pada sosok pemuda tersebut. Hingga akhirnya, sorot tidak percaya di mata mereka berangsur-angsur menghilang dan digantikan dengan tatapan berapi-api. Karena bagaimanapun juga, apa ada orang di Dinasti Agung Yan yang tidak tahu siapa itu Lin Dong? Apalagi, pemuda legendaris itu rupanya berasal dari Kota Qingyang mereka!      

Saat menyaksikan ekspresi mereka yang berapi-api, Lin Dong lantas menangkupkan kedua tangannya bersama dan tersenyum pada Wu Yun. Dia lantas meraih tangan Ling Qingzhu dan berjalan menuju ke sisi jalan yang berbeda.      

Kerumunan itu memandang punggung Lin Dong dan tak ada seorang pun yang berani menyusulnya. Bahkan, Wu Yun sampai menggaruk kepalanya, lalu memukul dada orang yang berdiri di sampingnya dengan penuh semangat dan berkata, "Apa kau lihat barusan? Lin Dong sampai memberi salam padaku. Sialan. Berapa kali aku harus bilang pada kalian semua ... Dia ternyata kembali ke Kota Qingyang. Aku harus pergi dan mengunjunginya nanti!"      

"Aduh, Boss. Tolong bersikaplah lebih lembut."      

"…"      

Apabila dibandingkan dengan mayoritas tempat lainnya, area di luar kediaman Keluarga Lin jauh lebih damai. Karena bagaimanapun juga, mayoritas anggota Keluarga Lin sudah pindah ke Klan Lin. Bahkan, jarang ada orang yang tetap tinggal di kediaman tua di Kota Qingyang itu.      

Meskipun demikian, ketika Lin Dong muncul di pintu depan, seorang pelayan yang membersihkan halaman segera menyadari keberadaannya. Pelayan itu awalnya tercengang sesaat, tetapi dia segera tersadar. Teriakan kerasnya sontak menggema di seluruh Keluarga Lin.      

"Tuan muda Lin Dong sudah kembali!"      

Keluarga Lin yang awalnya hening dan damai, segera menjadi ramai dan ada banyak orang yang keluar. Di sisi lain, mata mereka semua dipenuhi dengan sorot berapi-api dan gembira ketika memandang pemuda berpostur tubuh tinggi yang berjalan masuk dari pintu depan.      

"Dong'er!"      

Tiba-tiba, kelompok besar itu terpisah dan seorang pria paruh baya dengan beberapa uban di kepalanya berlarian mendekat sambil memperlihatkan ekspresi bersemangat.      

"Paman pertama."      

Lin Dong memandang pria paruh baya itu. Dia segera berjalan mendekat dan menyambutnya. Orang itu adalah paman pertamanya, Lin Ken. Selama beberapa tahun ini, Lin Ken tinggal di Kota Qingyang untuk menjaga kediaman tua mereka.     

"Nak, akhirnya kau kembali. Kukira kau sudah lupa dengan tempat ini." Lin Ken terlihat jauh lebih tua dibandingkan sebelumnya. Tapi saat dia memandang Lin Dong, tatapan matanya dipenuhi dengan sorot gembira. Walaupun dia tetap tinggal di Kota Qingyang, tapi Lin Ken masih mendengar tentang berbagai macam pencapaian yang dilakukan Lin Dong setelah pemuda itu pergi. Karena bagaimanapun juga, Lin Dong adalah kebanggaan seluruh Keluarga Lin mereka.      

Lin Dong merasa agak emosional di dalam hatinya. Dia lantas menatap Ling Qingzhu, lalu menggaruk kepalanya sambil berkata, "Pria ini adalah paman pertamaku. Kau juga bisa memanggilnya demikian."      

Rona merah segera terlihat di wajah Ling Qingzhu yang menawan. Setelah itu, dia membungkuk pada Lin Ken dan berkata, "Salam, Paman pertama."      

"Haha, kau pasti adalah Qingzhu, 'kan? Tak buruk. Lin Xiao sudah pernah memberitahuku tentangmu. Haha, sepertinya Lin Dong memang punya selera yang benar-benar bagus." Lin Ken mengangguk sambil tersenyum. Dia mengawasi sosok Ling Qingzhu selama sesaat dan tatapan matanya lantas dipenuhi dengan sorot puas. Karena bahkan di seisi Benua Xuan Timur, jarang ada wanita yang mampu menyaingi Ling Qingzhu. Baik dari segi penampilan, maupun perangai. Malah, tak ada seorang pun di Kota Qingyang yang pernah melihat wanita secantik Ling Qingzhu sebelumnya. Semua itu dibuktikan dengan banyaknya pemuda yang diam-diam mengintip sosok Ling Qingzhu dengan tatapan mata berapi-api.      

"Baguslah kalau sekarang kau kembali. Kamarmu selalu dalam keadaan bersih. Apa kau perlu seseorang untuk mengantarkanmu?"      

Lin Dong menggeleng. Dia berbincang dengan Lin Ken selama beberapa saat, lalu memandu Ling Qingzhu dan berjalan menuju gunung belakang. Setelah mereka pergi, tak ada seorang pun yang mengurusi gunung di belakang dan sekarang area itu sudah dipenuhi dengan rerumputan liar. Saat angin sepoi-sepoi berembus, rumput-rumput serta bunga-bunga liar yang tumbuh di gunung bakal menari-nari tertiup angin.      

Sedangkan, ada banyak rumah yang terletak di gunung belakang. Walaupun rumah-rumah itu terkesan sederhana, tetapi kondisinya tetap bersih dan rapi. Lin Dong berjalan ke bagian depan rumah. Dia pun menatap ke arah pilar-pilar kayu yang tertanam dalam di tanah. Bahkan, dia bisa samar-samar melihat berbagai macam bekas telapak tangan di pilar-pilar kayu tersebut.      

Ketika Lin Dong berdiri di depan pilar-pilar kayu, dia menjadi agak tidak fokus. Dia teringat kalau bertahun-tahun yang lama, tak peduli hujan maupun saat cuaca cerah, seorang pemuda kurus bakal berlatih keras menempa ilmu bela diri sederhana secara berulang-ulang di tempat itu. Saat itu, dia hanya ingin menjadi lebih kuat dan mencari keadilan demi ayahnya…      

Mungkin pemuda naif di masa lalu itu tak akan pernah membayangkan kalau suatu hari nanti, dia akan menjadi salah satu praktisi papan atas di dunia ini.      

Tapi, memangnya kenapa kalau memang demikian?      

Lin Dong perlahan-lahan memejamkan matanya. Di sisi lain, wajahnya dipenuhi dengan raut kelelahan.      

Dalam waktu beberapa hari kemudian, Lin Dong tinggal di Kota Qingyang dan tidak memperlihatkan tanda-tanda bakal pergi. Apalagi, tiap hari dilaluinya dengan sangat damai. Dia hanya akan berjalan-jalan santai di gunung belakang yang tenang dan Ling Qingzhu akan diam mengikutinya.      

Lin Ken sepertinya juga menyadari kondisi emosi Lin Dong sekarang. Sehingga, dia menolak siapapun yang datang untuk bertemu dengannya dan tak mengizinkan siapapun mengusik Lin Dong.      

Di hari ketiga, tikus kecil dan Qingtan juga bergegas datang ke Kota Qingyang. Apalagi, mereka bahkan juga pergi ke ibukota dan mengajak Lin Xiao serta Liu Yan kembali.      

Saat Liu Yan melihat Lin Dong, dia segera berlari dan memeluknya. Matanya tampak memerah. Karena selama perjalanan, tikus kecil sudah memberi tahu semua peristiwa yang terjadi padanya. Apalagi, baru pertama kali ini Liu Yan melihat putranya yang selalu dipenuhi dengan energi dan semangat, serta tak akan pernah mengaku kalah tak peduli seberapa suram situasi di depannya, memperlihatkan ekspresi selesu itu. Ekspresi Lin Dong hampir membuat hati Liu Yan hancur.      

"Dong'er, ada beberapa masalah di dunia ini yang tidak bisa diselesaikan dengan sempurna. Kerja kerasmu tidak sia-sia. Kami akan selalu bangga denganmu."      

Liu Yan memeluk Lin Dong dan air mata mengalir di wajahnya. Dia lantas berkata, "Kalau kau lelah, orang tuamu akan selalu ada di sini untukmu. Jangan membebani dirimu dengan tanggung bawah menyelamatkan dunia. Bukan masalah betapa mengerikan Kaisar Yimo itu. Selama ibu ada di sisimu, aku tak akan membiarkan kau mati sebelum aku."      

Saat ini, meskipun hati Lin Dong sudah diperkuat setelah mengalami berbagai macam peristiwa selama beberapa tahun, dia sontak memeluk Liu Yan erat. Air mata mulai mengalir di wajah pemuda itu. Karena bagaimanapun juga, selama bertahun-tahun, sekarang adalah momen di mana Lin Dong menjadi paling lemah.      

Mata Lin Xiao yang berdiri di samping mereka juga tampak memerah. Dia lantas menepuk bahu Lin Dong dan berkata, "Kerjamu bagus, Nak. Ayah bangga denganmu. Di masa depan nanti, mari kita tinggal di Kota Qingyan. Aku sudah meminta Lin Xia, Lin Hong, dan anggota keluarga lainnya untuk kembali dan kami akan tinggal bersama denganmu."      

Lin Dong mengusap air matanya dan mengangguk sambil tersenyum.      

Lin Xiao akhirnya menarik Liu Yan yang matanya sudah sangat memerah agar menjauh. Di samping mereka, tikus kecil menatap Lin Dong. Sesaat kemudian, dia memandang ke area terdalam di gunung belakang dan terkekeh. "Aku ingat kalau kau mendapatkan Ancestral Stone di area itu, 'kan? Aku bisa mendeteksi keberadaanmu pada saat itu."      

"Kalau aku tahu ada Jiwa Iblis yang tersembunyi di dalamnya, kemungkinan aku bakal membuangnya," kata Lin Dong. Tak lama kemudian, dia memandang tikus kecil dan mereka berdua tertawa. Di sisi lain, suara tawa mereka dipenuhi dengan kesan persaudaraan yang kental.      

"Awalnya, Api Kecil juga bersikeras ingin ikut serta. Bahkan, dia ingin mengembalikan Chaos Ancestral Symbol. Tapi, aku menghentikannya," kata tikus kecil.      

Lin Dong mengangguk. Di sisi lain, Qingtan juga memberikan Darkness Ancestral Symbol-nya pada Darkness Master, karena Lin Dong tidak ingin mereka sengaja mengurangi kekuatan di sisi Master-master kuno demi dirinya. Karena bagaimanapun juga, sekarang mereka sangat membutuhkan kekuatan itu.      

"Selama beberapa hari ini, biarkan kami tinggal denganmu. Apapun yang terjadi selanjutnya tidak ada hubungannya dengan kita. Kalau mereka berhasil, maka dunia akan terselamatkan. Tapi jika mereka gagal—Yah, kita tidak perlu memberontak. Semuanya akan langsung selesai jika kita semua mati bersama-sama." Tikus kecil tertawa.      

Lin Dong tersenyum dan mengangguk. Namun, senyumnya tampak agak terpaksa.      

Seiring hari berganti, kondisi di Keluarga Lin semakin ramai. Lin Hong, Lin Xia, serta anggota keluarga lainnya sudah dipanggil pulang. Bahkan, beberapa anggota Klan Lin bersikeras mengikuti mereka kembali ke Kota Qingyang. Dalam waktu singkat, Keluarga Lin yang awalnya damai, kini menjadi lebih ramai.      

Apalagi, sepertinya Lin Dong sudah terbebas dari beban tertentu. Bahkan, dia terkadang akan bercanda dengan mereka. Apalagi, ketika dia teringat akan berbagai macam peristiwa yang terjadi di masa kecilnya, Lin Dong bakal langsung tertawa.      

Dalam sekedip mata, setengah bulan sudah berlalu.      

Lin Dong sedang duduk di pinggir lereng di gunung belakang. Dia memandang ke arah area pegunungan tak berujung dan awan-awan yang berputar di langit. Selama setengah bulan ini, Lin Dong sama sekali tidak berlatih. Dia juga sudah memutus hubungan secara sepihak dengan tiga Simbol Leluhur, Ancestral Stone, Great Desolate Tablet dan benda-benda surgawi lain yang awalnya berada di dalam badannya. Seakan-akan dia sudah menghancurkan garis takdir.      

Di belakangnya, terdengar suara langkah kaki pelan dan dia melihat Qingtan berjalan mendekatinya. Saat ini, Qingtan sudah tidak lagi mengenakan baju hitam yang biasanya dipakai di Istana Kegelapan dan malah memakai baju hijau zamrud sederhana. Samar-samar, sosok Qingtan sekarang terlihat mirip dengan seorang gadis kecil naif di masa lalu.      

Qingtan tiba di samping Lin Dong dan duduk di bawah. Dia lantas memandang Lin Dong dengan sepasang matanya yang jernih serta besar, lalu bertanya lembut, "Kak Lin Dong, apa kau masih kesal?"     

"Tidak, aku tidak kesal."      

Lin Dong tersenyum dan mengusap kepala mungil Qingtan, lalu berkata, "Hanya saja aku merasa semua kerja kerasku selama bertahun-tahun sia-sia."      

"Tidak benar. Kak Lin Dong, kau sudah berhasil mengubah banyak hal. Bagiku, kau selalu menjadi orang terkuat. Dulu, Lin Langtian terlihat seperti sosok yang tak tergapai di mata kita. Pada saat itu, meskipun kita semua sangat membencinya, tak ada seorang pun yang berani melakukan apapun padanya. Tapi, berkat kerja kerasmu, kita akhirnya berhasil. Apa kau tahu ketika kami menerima berita kalau kau membunuh Lin Langtian, bahkan ayah kita sampai menangis." Qingtan memiringkan kepalanya dan dia tersenyum dengan sikap manis.      

"Bukan masalah apa yang dikatakan orang lain tentangmu. Kau adalah orang terpenting di hati kami."      

Lin Dong memandang wanita muda yang memperlihatkan ekspresi serius di wajahnya dan dia merasa agak tidak terfokus. Nuansa hangat segera menyeruak di dalam hatinya.      

"Swuush!"      

Suara angin kencang terdengar dan tikus kecil muncul di area lereng gunung tersebut. Tak lama kemudian, dia menatap Lin Dong dan seakan-akan tikus kecil ragu-ragu apakah sebaiknya dia memberitahunya atau tidak.     

"Ada apa?" Lin Dong menatapnya dan bertanya.      

"Berdasar berita yang kuterima, mereka sudah memasang formasi di Chaotic Demon Sea dan siap memulainya."      

Ekspresi Lin Dong membeku sesaat. Dia segera menunduk dan terdiam dalam waktu lama. Hingga akhirnya, dia perlahan-lahan menengadahkan kepala dan menghirup udara dalam-dalam. Setelah itu, senyum lembut muncul di wajahnya.      

"Kalau begitu, sebaiknya aku juga segera mulai."     

Aku akan melindungi mereka yang kusayangi dengan caraku sendiri     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.