Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Reinkarnasi



Reinkarnasi

0Kegelapan yang disusul oleh perasaan sakit karena hati yang tercabik akhirnya menenggelamkan kesadaran Lin Dong. Seolah kesadaran pemuda itu sudah jatuh ke lubang gelap tak berdasar. Raungan-raungan seperti hewan liar yang menderita samar-samar terdengar menggema di dalam kegelapan.      
0

Tak jelas berapa lama suara melolong itu terus terdengar. Hingga akhirnya, suara itu berangsur-angsur melemah, seakan-akan pemilik suara sudah kehabisan semua energinya.      

Setelah sekian waktu berlalu, secercah cahaya menyilaukan mendadak meledak di kegelapan, membungkus di sekeliling kesadaran yang melayang-layang di dalam sana. Kilau cahaya itu seperti pantulan-pantulan gambar ketika berpendar melayang di sana. Semua pantulan gambar rupanya merupakan proses reinkarnasi.      

Kesadaran Lin Dong ditarik paksa memasuki pusaran-pusaran reinkarnasi. Tak lama, dia benar-benar tak sadarkan diri. Perasaan seperti itu jauh lebih mengerikan dibandingkan saat Lin Dong melewati tiga Reincarnation Tribulation.      

Roda reinkarnasi berubah membentuk sebuah kesadaran khusus yang akhirnya menenggelamkan dirinya di dalam dan tak mampu membebaskan diri. Ingatan-ingatan Lin Dong seakan dicabik lepas dan digantikan dengan memori baru.      

…     

Di proses reinkarnasinya yang pertama, dia masih merupakan Lin Dong dari Kota Qingyang. Dia masih bekerja keras dalam penempaan diri demi mendapatkan keadilan untuk ayahnya. Tetapi kali ini, dia tidak mendapatkan Ancestral Stone dan hanya merupakan pemuda biasa dari Keluarga Lin yang mendedikasikan diri pada keluarganya.      

Dia bekerja keras menempa diri demi membalas dendam pada praktisi paling berbakat di Klan Lin.      

Namun kali ini, dia tak punya kesabaran untuk menahan diri. Walaupun dia berhasil membuat Keluarga Lin menjadi keluarga terkuat di Kota Qingyang melalui usaha kerasnya, tetapi dendam Lin Dong pada Lin Langtian terbongkar, sehingga memicu nafsu membunuh.      

Darah dan api menyelimuti Keluarga Lin.      

Anggota internal klan yang memakai baju Klan Lin memperlihatkan ekspresi acuh ketika menusukkan longsword-nya di badan Liu Yan. Darah segar menyembur dan Liu Yan berusaha keras berteriak pada pemuda yang berada tak jauh di sana dan menyaksikan bencana itu dengan terperangah. "Dong'er, cepat pergi!"      

Rasa ngeri yang meluap-luap menyeruak di dalam hatinya. Dia memandang pria bertubuh tinggi dan kurus, serta berwajah tampan yang perlahan-lahan mendekat. Longsword di tangan pria itu masih meneteskan darah keluarganya.      

"Apa kau Lin Dong yang ingin membalas dendam padaku?" Pria tampan itu berdiri di depan Lin Dong. Ekspresi mencemooh samar-samar terlihat dan pandangannya memiliki kesan seolah dia sedang meremehkan seekor semut.      

"Aku akan membunuhmu!"      

Mata Lin Dong terlihat semerah darah. Rasa dendam yang mengakar di dalam hatinya menyeruak ketika dia meraung dan menyerang Lin Langtian. Akan tetapi, dia hanya bisa melihat seringai dingin serta mencibir di wajah lawannya tersebut.      

"Dasar anggota keluarga cabang rendahan! Kau bahkan tidak bisa membedakan mana atas dan bawah. Kau hanya akan menodai nama Klan Lin-ku jika tetap hidup di dunia ini."     

Suara bernada mencemooh terdengar di telinga Lin Dong. Tak lama, sebilah pedang tajam dihunuskan dan menusuk lehernya tanpa ragu sedikit pun. Darah segar menyembur dan Lin Dong terjatuh tak berdaya di tanah. Di kubangan darahnya sendiri, dia melihat Lin Xiao, Lin Zhentian, dan anggota keluarganya yang lain berlutut tak jauh dari tempatnya berada. Pedang tajam yang sama pun menebas leher mereka.      

Kepala-kepala berjatuhan secara bergantian. Berpasang-pasang mata yang terbelalak dipenuhi dengan sorot tak rela dan tidak berdaya.      

Pandangan Lin Dong mulai kembali terbenam dalam kegelapan. Hingga akhirnya, sosoknya menghilang bersama dengan rasa penyesalan.      

…      

Di kehidupan selanjutnya, tak ada dendam antara dia dan Lin Langtian. Bakatnya luar biasa dan akhirnya, Lin Dong membuat Keluarga Lin bisa kembali ke Klan Lin melalui usaha kerasnya. Selain itu, Lin Dong juga menjadi praktisi paling berbakat di Klan Lin.      

Di bawah kendalinya, Klan Lin menjadi klan terkuat di Dinasti Agung Yan, sedangkan dia juga adalah praktisi nomor satu di dinasti itu.      

Tetapi, tak ada Ying Huanhuan maupun Ling Qingzhu di kehidupannya.      

Sampai akhirnya, ketika nyawa Lin Dong mencapai batasnya, dia berbaring di sebuah peti mati sambil ditatap dengan sorot sedih dan penuh hormat dari anggota-anggota Klan Lin. Namun, kegelapan seketika memenuhi pandangan matanya dan Lin Dong samar-samar merasa kalau dia sudah kehilangan sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.      

…     

Reinkarnasi. Kehidupan silih berganti, seakan-akan tidak pernah berakhir. Kesadaran Lin Dong tenggelam dalam proses reinkarnasi dan dia tidak bisa menemukan dirinya yang sebenarnya.      

Lin Dong pernah mendapatkan kejayaannya. Dia juga pernah menjadi orang biasa saja, dia dihormati, dia juga dihina oleh banyak orang. Lin Dong sudah mengalami berbagai macam bentuk kehidupan.      

Lin Dong melewati berbagai macam jalan kehidupan seperti sekarung daging yang berjalan. Baru setelah tiap-tiap kehidupan itu mencapai batasnya, dia akhirnya merasa kalau belum bisa menemukan sesuatu. Lin Dong juga tidak bisa menemukan siapa dirinya yang sebenarnya.      

Tak lama kemudian, dia bertemu Ling Qingzhu di salah satu kehidupan itu. Akan tetapi, pertemuan itu hanya sepintas dan malam penuh gairah yang tak masuk akal di makam batu tidak pernah terjadi. Wanita itu masih merupakan peri tak terjangkau yang seakan turun dari langit, sedangkan Lin Dong hanya salah satu dari banyak orang yang hanya mampu mendongak memandangnya.      

Di kehidupan itu, Lin Dong sangat biasa. Dia tidak memperoleh pencapaian apapun dan hidupnya berakhir dengan sangat suram.      

Roda reinkarnasi terus berputar. Usai mengalami proses reinkarnasi secara berulang-ulang, secercah kesadaran tertentu semakin bertumbuh dan terasa semakin suram, seakan-akan terus terjatuh seperti itu untuk selamanya.      

…     

Kehidupan terus berlalu secara bergantian.      

Di kehidupannya yang sekarang, Lin Dong kembali menjadi murid Sekte Dao. Dia melihat sosok ceria dan cantik itu lagi. Rambut ekor kuda hitam legam bergoyang-goyang seakan bisa terus meningkatkan vitalitas di hati siapapun.      

Wanita itu masih menjadi putri kecil Sekte Dao, sedangkan Lin Dong terlihat biasa saja. Meskipun demikian, ketika mata mereka bertemu di kerumunan, Lin Dong seakan gemetar perlahan dan rasa yang tak bisa dideskripsikan sontak memenuhi hatinya.      

Lin Dong jatuh hati padanya.      

Sebagai hasilnya, dia mulai bekerja keras menempa diri. Lin Dong mulai memisahkan diri dari kategori praktisi biasa saja dan mampu membedakan kemampuannya di antara murid-murid Sekte Dao lainnya. Seiring reputasinya di antara murid Sekte Dao semakin bertambah, sepasang mata indah yang diam-diam mengawasinya juga tampak bertambah cerah.      

Hingga akhirnya, mereka menjadi dua sosok paling dipuja di Sekte Dao.      

Mereka menempa diri bersama dan melakukan misi berdua. Di antara berbagai macam perjuangan hidup dan mati, perasaan khusus mulai tumbuh di antara keduanya.      

Bunga-bunga indah terlihat sejauh mata memandang di pegunungan di belakang Sekte Dao. Saat angin berembus di sana, aroma harum segera memenuhi area tersebut.      

Lin Dong sedang duduk di lautan bunga. Dia memandang ke depan di mana sosok wanita muda jelita dan lembut menari-nari dengan terampil. Bunga memenuhi langit seolah ikut bergoyang beriringan dengan pinggang wanita itu dan berkumpul di sekitarnya. Suara tawa wanita muda yang terdengar sejernih lonceng silver adalah suara terindah di dunia ini.      

Mata Lin Dong terlihat lembut ketika menatap wanita muda itu. Saat ini pula, perasaannya sangat rumit sampai dia bahkan tidak bisa menjelaskan apa sebenarnya yang menyeruak dari dalam hatinya. Sakit yang mencabik dada muncul di bagian terdalam di hatinya.      

Mata Lin Dong tanpa disadari menjadi agak memerah.      

"Hei, ada apa?"     

Suara jernih itu terdengar di samping telinganya. Mata lebar dan cantik memandangnya dengan tatapan bingung, sedangkan rambut ekor kuda hitam legamnya bercahaya dengan indah di bawah sinar matahari.      

Saat Lin Dong memandang wajahnya, dia mendadak mengulurkan tangan dan meraih kedua tangan wanita tersebut. Lin Dong terdiam dalam waktu lama. Hingga akhirnya, dia bergumam, "Menikahlah denganku."      

Ketika kata-kata itu terucap, Lin Dong merasa kalau ada perasaan khusus yang melintasi berbagai macam proses reinkarnasi, lalu menghantam hatinya dengan keras.      

Dia harus membahagiakan wanita ini.      

Perasaan itu seakan mengutarakan kalimat tersebut.      

Wanita muda itu terkejut karena kalimat yang mendadak terucap darinya. Tak lama kemudian, wajah cantiknya seketika memerah padam. Matanya yang lebar memperlihatkan tatapan malu-malu dan dia perlahan-lahan mengangguk.      

Seluruh Sekte Dao sontak dipenuhi dengan perayaan besar.      

Sebagai murid paling berbakat di Sekte Dao, pernikahannya dengan putri ketua sekte jelas adalah sesuatu yang diharapkan oleh semua orang.      

Di kamar mempelai yang dipenuhi lilin merah, Lin Dong perlahan-lahan mengangkat kain penutup pengantin yang berwarna cerah. Dia memandang wajah cantik di bawah tirai pengantin merah yang sedang malu-malu serta membuat jiwanya bergetar, sementara matanya kembali memerah.      

Tak lama kemudian, sambil ditatap pengantinnya dengan malu-malu, dia menunduk, lalu mencium bibir lembut itu.      

Malam itu benar-benar penuh gairah. Erangan lembut kesakitan dari sosok istrinya mewujudkan kebahagiaan tak terujung.      

Setelah menikah, mereka berdua menjadi tak terpisahkan. Perasaan tidak ingin berpisah itu membuat banyak orang merasa iri. Bisa menemukan orang yang disayangi di dunia ini memang seperti mimpi bahagia yang membuat siapapun tidak ingin terbangun darinya.     

Akan tetapi, Ying Huanhuan bisa merasakan kalau Lin Dong terkadang akan mendadak terdiam tidak bicara sedikit pun. Dia akan duduk di lereng sambil melamun mengawasi murid-murid di sekte yang sedang menempa diri dengan tatapan yang terkesan tidak fokus.      

Akan tetapi, tiap kali dia menoleh memandang Ying Huanhuan, sorot melamun itu akan berubah menjadi tatapan hangat. Seakan-akan Lin Dong ingin menyembunyikan sesuatu di balik tatapannya—sesuatu yang tidak berani diucapkan olehnya.      

"Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Ying Huanhuan akhirnya tak mampu menahan diri dan bertanya.      

Akan tetapi, saat mendengar pertanyaannya, Lin Dong hanya tersenyum simpul dan merengkuhnya. Sikap lembut pemuda itu membuat Ying Huanhuan merasa kalau dia seakan-akan sedang terbang dan akhirnya tak bisa ingat mengapa dia bertanya demikian.      

"Aku akan membuatmu bahagia untuk selamanya." Lin Dong membenamkan wajahnya ke rambut hitam legam panjang dan harum Ying Huanhuan, lalu diam-diam bergumam dalam hati.      

Setahun berlalu dan tahun yang berbeda juga berganti. Dalam sekedip mata, sudah tahun ketiga sejak mereka menikah.      

Di sebuah lereng di Sekte Dao, kaki putih dan jenjang Ying Huanhuan diayunkan perlahan-lahan maju dan mundur di pinggir lereng. Dia agak memiringkan kepalanya dan memandang ke arah pemuda yang sedang menatap Sekte Dao. Sosok pemuda itu menguarkan kesan yang semakin stabil.      

Ying Huanhuan mengatupkan bibir dan tersenyum sambil memandangnya. Sosok Ying Huanhuan menguarkan aura wanita muda cantik yang sudah menikah.      

"Ayah bilang, kalau menimbang perkembangan ilmu belamu, kemungkinan kau akan bisa mewarisinya dalam waktu dua tahun … Jika saat itu tiba, apa aku perlu memanggilmu dengan sebutan Ketua Sekte Lin?" Dia tersenyum menawan, lalu menggodanya.      

"Kalau begitu kau akan menjadi Madam Lin." Lin Dong tersenyum. Tangannya diulurkan dan dia menjentik dahi Ying Huanhuan. Tatapan matanya dipenuhi dengan sorot lembut penuh kasih sayang.      

Ying Huanhuan nyengir sambil memandangnya. Dia mendadak menghela napas dan bertanya, "Apa ada sesuatu yang ingin kaukatakan padaku?"      

"Oh?"      

"Apa kau tidak merasakannya? Kau sepertinya agak berubah sejak kita menikah. Bukan berarti perubahan itu buruk, tapi kau benar-benar memperlakukanku terlalu baik … sampai membuatku merasa seakan kau sedang menyembunyikan sesuatu." Ying Huanhuan tampak agak sedih ketika dia berbicara.      

"Aku hanya ingin memberitahumu kalau kau tidak berhutang budi apapun padaku. Aku mencintaimu … bahkan lebih dari rasa cinta ke diriku sendiri." Ying Huanhuan menggigit bibir merahnya pelan saat berujar dengan suara lembut.      

Senyuman di wajah Lin Dong saat ini berangsur-angsur membeku. Dia mengusap pelan wajah Ying Huanhuan, lalu menggumam, "Mengapa kau selalu sebodoh ini…"      

"Lalu, apa kau akan memberitahuku?" Ying Huanhuan bertanya pelan.      

Lin Dong terdiam. Dia memandang ke arah di kejauhan dan perasaan yang sangat rumit terpancar di sepasang mata hitam legamnya. Baru beberapa saat kemudian, dia menjawab dengan nada lembut, "Apa kau mau mendengar tentang sebuah kisah?"      

"Um." Kepala mungil Ying Huanhuan mengangguk.      

Lin Dong tersenyum kecut dan mulai menceritakan kisahnya. Di cerita itu, juga ada seseorang bernama Lin Dong. Begitu pula, ada seorang gadis bernama Ying Huanhuan. Apalagi, gadis itu juga adalah reinkarnasi Ice Master, salah satu dari delapan Master kuno dan juga ada Yimo yang mengerikan…      

Dalam kisah tersebut, mereka berdua bisa dibilang selalu terpisah dan tidak menghabiskan waktu bersama-sama. Akan tetapi, perasaan mereka tulus. Terlebih lagi, mereka tidak menjadi pasangan suami dan istri seperti apa yang mereka lakukan di dunia ini.      

Suara Lin Dong terdengar agak parau, seakan mengandung kesedihan tak berujung.      

Ying Huanhuan memandang Lin Dong. Tanpa disadari, mata Ying Huanhuan memerah. Terlebih lagi, ketika dia mendengar kalau Ying Huanhuan akhirnya membakar diri demi mengantarkan Lin Dong ke Ancestral Path, air mata seperti kristal sudah menetes di wajahnya.      

"Sepertinya dia tidak terlalu mendengarkan ucapanmu. Kau pasti sangat marah dengannya, 'kan?" Mata Ying Huanhuan memerah ketika dia bertanya.      

"Ya … Jika akhirnya mereka bisa mati bersama, maka kurasa itu juga termasuk kebahagiaan. Karena bagaimanapun juga, lebih baik demikian daripada meninggalkan seseorang hidup sendiri dalam kesedihan. Kejadian itu … benar-benar sangat menyakitkan." Lin Dong berkata dengan suara pelan.      

"Tapi, beberapa hal pada akhirnya tidak akan bisa dihindari. Kau harus bertahan dari kesedihan dan wanita itu juga menahan rasa sakit karena sudah menipu cinta sejatinya."      

"Ya, aku tidak berhak marah padanya…" Lin Dong sontak tercengang sesaat, lalu dia menyunggingkan senyum. "Bagaimanapun juga, semua ini hanya kisah belaka."      

Ying Huanhuan tidak menjawab. Sepasang mata lebarnya hanya terdiam memandang Lin Dong dan air matanya terus menetes. "Sebenarnya … kita sekarang berada di Ancestral Path dari proses reinkarnasi, 'kan?"      

"Semua ini … palsu, 'kan?"      

Lin Dong memandangnya. Dia menarik tangan mungil Ying Huanhuan dan menempatkannya di dada. "Apa kau bisa merasakan apa semua ini benar-benar terjadi, atau palsu? Beberapa hal tidak akan berubah, bahkan setelah 1000 kali proses reinkarnasi terjadi."      

"Selain itu, jika ini benar-benar proses reinkarnasi, aku lebih memilih tinggal di tempat ini untuk selamanya."      

"Aku sekarang hanya ingin menemanimu. Ya?"      

Ying Huanhuan mengusap pelan air mata di wajahnya. Senyuman tampak tersungging di wajah Ying Huanhuan ketika dia menangis. "Aku tiba-tiba merasa sangat iri dengan diriku di kisah ini. Apa yang sebaiknya kulakukan?"      

"Aku tahu kalau kau ingin melakukannya untukku. Tapi, bukan ini yang kuinginkan, meskipun aku tahu perasaanmu padaku memang sama-sama nyata." Ying Huanhuan terkekeh pelan. "Karena aku juga dia. Tanpa semua pikiran ini ada di dalam hatimu, peristiwa-peristiwa ini tak akan pernah terjadi."      

"Selain itu, dia bahkan bisa menyulut reinkarnasinya untukmu. Apa kau percaya kalau aku akan membiarkanmu tetap tinggal di proses reinkarnasi seperti ini?"      

Lin Dong memandangnya. Dia tak bisa berkata apapun. Bahkan di proses reinkarnasi, sifat Ying Huanhuan sama sekali tidak berubah.      

"Bisakah aku memainkan sebuah lagu untukmu? Apa yang tidak bisa dilakukannya di akhir, aku akan melakukannya demi dia sekarang."      

Ying Huanhuan membebaskan diri dari kedua tangan Lin Dong. Dengan ayunan tangan, sebuah siter hijau zamrud menampakkan diri. Dia tersenyum lembut pada Lin Dong, sementara air mata di wajahnya berkilauan.      

Dua tangan ramping perlahan-lahan turun. Jari-jari lentik itu menari-nari di permukaan siter dan melodi sedih terdengar perlahan.      

Rambut ekor kuda hitam legam Ying Huanhuan bergoyang-goyang seperti ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya di masa lalu. Suara tawanya masih sejernih lonceng silver. Senyuman Ying Huanhuan juga masih terlihat selembut ketika dia menyulut reinkarnasinya…      

Mata Lin Dong sekarang jadi sangat merah dan rasa sedih yang meluap-luap menghantam pandangan matanya. Kini pandangannya terasa memburam. Badannya gemetar perlahan. Proses-proses reinkarnasi meledak di dasar pikirannya dan kesadarannya yang suram mulai terbangun sepenuhnya.      

Sorot terperangah yang terpancar di sepasang mata hitam legam itu berubah semakin mendalam. Hingga akhirnya, pandangan Lin Dong mendarat pada gadis di depannya, sementara air matanya sontak mengalir.      

Pemandangan itu sama persis seperti apa yang dilihatnya sebelum proses reinkarnasi dimulai. Wajah yang sama itu memperlihatkan senyum lembut dan air mata serupa juga mengalir di balik api yang membara.      

"Arghh!"      

Dia mendongakkan kepala. Raungan kesakitan menyesakkan hati menggema di kejauhan dan terdengar di daratan. Rasa sedih yang terkandung di dalamnya bahkan mampu membuat langit menggelap.      

"Arghh!"      

"Arghh!"      

"Mengapa! Mengapa kau tidak pernah mau mendengar ucapanku!"      

Air mata mengalir hebat ketika dia menerjang maju dan mendekap erat Ying Huanhuan. Lin Dong tak lagi bisa menahan perasaan di dalam hatinya dan meraung-raung seperti anak kecil tak berdaya.      

Ying Huanhuan memeluk kepala Lin Dong dan menempelkan dagunya yang dingin serta basah di pucuk kepala pemuda itu. Air mata menetes ketika dia berujar di sela-sela isak tangisnya, "Bagaimana mungkin kau akan tinggal di sini setelah aku membayar harga sebesar itu. Kompensasi seperti ini adalah sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh kita berdua."      

Pandangan Lin Dong tampak memburam ketika dia menggumam, "Biarkan aku menemanimu di kehidupan ini."      

"Kalau aku membiarkanmu, maka kau akan kembali jatuh dalam roda reinkarnasi tak berujung." Ujung-ujung jari Ying Huanhuan menyentuh lembut dada Lin Dong. "Semua ini sebenarnya memang nyata, karena peristiwa ini terjadi di bagian terdalam di lubuk hatimu. Kalau kau tidak memikirkannya, maka peristiwa ini tak akan pernah terjadi … Aku juga akan selalu berada di sini."      

"Semua ini sudah cukup."      

"Makanya…"      

Mata lebarnya memandang Lin Dong. Bibir lembut Ying Huanhuan lantas mencium Lin Dong dan air mata mengalir di wajahnya.      

"Lin Dong, bangunlah."      

Lin Dong memeluk erat sosok di dekapannya seakan dia ingin merengkuhnya ke dalam badannya dan membalas ciumannya.      

Di lereng, terdapat seorang pria dan wanita yang saling berpelukan. Saat angin sepoi-sepoi berembus, bunga-bunga cerah yang memenuhi pegunungan bergoyang-goyang perlahan seakan diiringi musik siter yang merdu.      

Cahaya tak berujung mendadak meledak dari badan Lin Dong. Dunia mulai meredup dan sosok dalam dekapannya semakin terlihat tidak nyata. Walaupun Lin Dong sudah merengkuhnya erat di kedua lengannya, dia masih tidak bisa menghentikan sosok itu agar tidak menghilang.      

"Terima kasih. Aku sangat bahagia di kehidupan ini. Dia pasti juga merasakannya."      

Sosok cantik itu terlihat semakin memburam. Namun, senyuman yang tersungging di wajahnya yang jelita memperlihatkan ekspresi enggan dan sangat senang. Hingga akhirnya, sosok itu lenyap tak tersisa.      

Dunia kembali menggelap, seolah-olah segala sesuatu sudah kembali ke Kekacauan Primal.      

Lin Dong diam-diam berlutut di dalam kegelapan. Setelah sekian waktu berlalu, dia akhirnya perlahan-lahan mendongak, sementara cahaya terang dan cerah kembali terpancar di sepasang matanya yang berwarna hitam. Lin Dong bergegas berdiri dan tekad tidak terbantahkan menguar dalam dirinya.      

Aku sudah melewati semua proses reinkarnasi hanya demi bertemu denganmu.      

Tak peduli apapun yang terjadi, tidak masalah sebesar apa harga yang harus kubayar, bahkan seandainya aku harus naik ke surga, maupun turun ke neraka…      

Aku akan membawamu kembali!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.