Istri Simpanan

Bab 584 - Ada suara orang mengobrol



Bab 584 - Ada suara orang mengobrol

0Baru saja Soo Yin dan Brian melangkah masuk, kedua orang tua mereka langsung menghampiri. Soo Yin memandang Brian dengan tatapan penuh arti.     
0

"Kalian kenapa seharian berada di taman? Apakah kalian lebih suka di sana dibandingkan berkumpul bersama orang tua kalian?" Seo Kyung terlihat sedih. Wajar jika merasakannya karena ia baru saja bertemu dengan anak -anaknya.     

Hanya berdua dengan Richard di rumah membuat Seo Kyung kesepian. Banyaknya pelayan bahkan tak mampu menghibur hatinya dari rasa rindu.     

"Maaf, Bu. Kami tidak bermaksud seperti itu." Soo Yin menggenggam tangan Seo Kyung. Tidak enak hati karena sudah membuat ibunya sedih.     

"Tidak apa-apa, Sayang. Mungkin mereka bosan karena beberapa hari tidak keluar. Kau tidak perlu sedih seperti itu," ujar Richard Lee dengan lembut. Tak ingin istrinya memarahi putrinya.     

"Kita baru saja bertemu, aku hanya cemas jika kau menghilang lagi," ujar Seo Kyung. Matanya berkaca-kaca teringat setelah sekian lama mereka baru bertemu. Itu seperti mimpi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.     

Soo Yin terasa sesak mendengarkan ketakutan ibunya. Sanggupkah meninggalkan Dae Hyun demi ibunya?     

"Aku tidak akan kemana-mana, Bu," ujar Soo Yin perih.     

"Jangan pernah meninggalkan ibu lagi. Kau juga Brian jangan terlalu lama berada di luar. Aku bahkan baru sebentar melihatmu," tukas Seo Kyung lantas memeluk anak-anaknya. Meski Brian bukan darah dagingnya tapi Seo Kyung sudah menganggapnya seperti putranya sendiri.     

"Jangan khawatir, Bu. Kami akan selalu bersama kalian," ucap Brian. Membalas pelukan hangat ibu yang hangat meski bukan yang mengandungnya. Bahkan Brian lebih nyaman dengan Seo Kyung dari pada ibu kandungnya sendiri.     

"Sekarang bersihkan tubuh kalian. Lain kali jika pergi jangan sampai larut malam," saran Seo Kyung setelah hatinya mulai tenang. Ia tidak ingin mengekang anaknya terlalu jauh.     

"Baik, Bu," sahut Soo Yin dan Brian Lee bersamaan.     

Soo Yin bergegas ke kamarnya. Keadaan kamar masih gelap, ia lantas meraba dinding untuk menemukan saklar guna menghidupkan lampu.     

"Aaaaa," teriak Soo Yin saat tangannya tanpa sengaja menyentuh tangan seseorang di atas saklar.     

"Husstt, jangan berteriak. Ini aku suamimu," ujar Dae Hyun sambil membekap mulut Soo Yin agar tidak terlalu keras berteriak karena akan menimbulkan kecurigaan. Kebetulan sekali ia baru masuk ke dalam kamar saat Soo Yin datang.     

"Kau membuatku terkejut. Kupikir tadi ada penyusup," bisik Soo Yin seraya menghela nafas panjang.     

"Bukankah memang aku adalah penyusup di rumah ini? Seharusnya kau melaporkannya pada ayahmu agar aku ditangkap," ujar Dae Hyun sembari terkekeh. Tangannya merangkul bahu Soo Yin dari belakang.     

"Tidak lucu," gerutu Soo Yin. Dirinya tidak akan pernah memberitahukan keberadaan Dae Hyun selama di sini.     

"Rasanya aku ingin sekali tertangkap," tukas Dae Hyun.     

Soo Yin mencubit pinggang suaminya karena geram. Bagaimana bisa ia bercanda sampai sejauh itu? Bagaimana jika Richard berbuat sesuatu yang buruk?     

"Ayo kita mandi, aku lelah dan ingin istirahat," rengek Soo Yin karena tubuhnya terasa pegal-pegal. Kakinya juga lelah karena terus berjalan mengitari taman.     

"Kau mengajakku mandi? Biasanya kau tidak akan menolak." Dae Hyun mengingatkan Soo Yin jika kerap kabur setiap kali memintanya mandi bersama.     

"Di sini rasanya berbeda," bisik Soo Yin sambil berjinjit mencium pipi Dae Hyun.      

"Kau memang sekarang sangat pandai menggoda."     

Baru saja Dae Hyun hendak menggendongnya, Soo Yin sudah berlari masuk ke dalam kamar mandi.     

Di luar Seo Kyung hendak mengetuk pintu, telinganya samar-samar mendengar suara orang yang mengobrol. Salah seorang diantaranya suara laki-laki. Tidak mungkin jika Brian berada di dalam karena mereka menggunakan bahasa Korea. Sedangkan Brian tidak terlalu fasih mengucapkannya.     

Seo Kyung lantas berbalik dan meninggalkan kamar Soo Yin. Ia menemui Richard yang sudah ada di dalam kamar.     

"Richard," panggil Seo Kyung.     

"Ada apa?" Richard melepaskan kaca mata lalu memandang ke arah istrinya yang berjalan tergesa-gesa.     

"Aku tadi mendengar ada yang mengobrol di kamar Soo Yin," terang Seo Kyung.     

"Mungkin dia sedang berbicara dengan suaminya di telepon," tukas Richard.     

"Bukan, tapi aku mendengar suara seorang pria di dalam kamarnya. Jika memang dia masih berhubungan dengan anak Park Ji Hoon sebaiknya kau melarangnya. Aku tidak ingin dia bersama seorang anak penjahat," ungkap Seo Kyung. Rasa sakit hatinya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin ia bisa memaafkan kesalahannya tapi untuk membiarkan Soo Yin bersama putranya, Seo Kyung tidak rela.     

"Besok saja kita bicarakan. Aku belum ingin membicarakan karena sekarang kita harus memikirkan kebahagiaan kita saja," tukas Richard.     

"Tapi aku khawatir ada penyusup," ungkap Seo Kyung.     

Richard Lee menghembuskan nafasnya kasar. Berpikir jika ucapan istrinya perlu dipertimbangkan.     

"Tetaplah di sini, aku akan memastikan tidak ada siapapun di dalam kamar putri kita," ujar Richard agar istrinya tidak berpikir macam-macam.     

"Aku ikut."     

"Aku hanya sebentar saja. Tetaplah di sini karena aku juga akan meminta para penjaga agar lebih ketat lagi."      

Richard Lee segera bergegas keluar dari kamarnya kemudian berjalan ke arah kamar Soo Yin yang memiliki jarak beberapa meter.     

Tok tok tok ….     

Richard Lee mengetuk pintu setelah beberapa saat berdiri.     

"Soo Yin," panggil Richard.     

Soo Yin buru-buru mengenakan pakaiannya mendengar suara ayahnya yang terdengar jelas. Hatimu berdebar tidak karuan karena Dae Hyun sedang berada di dalam kamar mandi.     

"Soo Yin, apakah kau sudah tidur?" tanya Richard karena tak kunjung ada jawaban dari Soo Yin.     

Bukannya menjawab, Soo Yin justru mondar-mandir sambil menggigit ujung kukunya. Masih berpikir keras agar Richard tidak mengetahui jika ada Dae Hyun.     

Saat memutar knop pintu kamar mandi, beruntung tidak terkunci sehingga tidak perlu berteriak atau pun mengetuk.     

"Ada apa? Apakah kau ingin mandi lagi?" goda Dae Hyun.     

"Jangan terlalu keras. Saat ini ayah sedang berada di luar. Sebaiknya kau jangan mandi terlebih dahulu," bisik Soo Yin. Jari telunjuknya menempel di bibir Dae Hyun agar pria itu tidak memprotes perintahnya.     

"Tetaplah di sini, janganlah keluar," perintah Soo Yin. Tanpa perlu jawaban suaminya, ia lantas keluar.     

Soo Yin mengatur nafasnya agar lebih tenang dan pakaiannya agar lebih rapi. Jangan sampai Richard Lee mencurigainya.     

"Ayah, ada apa?" tanya Soo Yin setelah membuka pintu. Bibirnya tersenyum lebar untuk menutupi kecemasannya.     

"Bolehkah ayah masuk?"     

"Si … silahkan, Ayah." Soo Yin gelagapan, hatinya berdebar tidak menentu kali ini. Namun untuk menolak rasanya tidak mungkin karena Richard pasti akan merasa aneh.     

"Apa ada sesuatu yang penting?" Soo Yin menyingkir dari tengah pintu saat Richard Lee melangkah masuk.      

"Apakah harus menunggu ada kepentingan jika aku mengunjungi kamar putriku sendiri? Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang putri yang masih kecil. Bolehkah aku menemanimu sebelum tidur?" pinta Richard. Itu adalah alasan yang sangat masuk akal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.