Istri Simpanan

Bab 576 - Bertemu



Bab 576 - Bertemu

0Beberapa hari kemudian,     
0

Semua tamu sudah ramai datang berbondong-bondong ke kediaman Richard Lee. Sesuai rencana mereka memang mengadakan pesta mewah setelah acara pernikahan Seo Kyung dan Richard. Siang tadi mereka melangsungkan pernikahan di sebuah gereja.     

Soo Yin masih di dalam kamarnya sambil mengamati para tamu undangan dari balik gorden yang tersingkap sedikit. Tidak ada siapapun tamu yang dikenalnya di sana. Itu sebabnya ia tidak turun.     

Bahkan suasana yang ramai seperti itu tidak mampu menghilangkan rasa kesepian yang menderu jiwanya.      

Ada rindu yang semakin menguat tumbuh di dalam hatinya. Soo Yin sangat merindukan Dae Hyun malam ini.     

"Dae Hyun, aku ingin bertemu denganmu," gumam Soo Yin sembari menerawang kembali ke masa di saat mereka bersama.      

Memori begitu manisnya sikap Dae padanya teringat jelas dalam benaknya. Ia sungguh rindu setiap kebersamaan mereka. Setiap sentuhan lembut jemarinya. Sifat posesifnya bahkan membuat Soo Yin juga rindu.     

Ceklek ….     

Gong Yoo masuk ke kamar Soo Yin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sejak tadi ia mencari keberadaan Soo di antara tamu undangan. Namun ternyata ia masih berdiam diri di kamarnya.     

Gong Yoo sangat mengetahui apa yang dirasakan oleh Soo Yin kali ini. Bagaimanapun ia sudah mendengar sedikit cerita jika orang tuanya tidak menyetujui pernikahannya dengan Dae Hyun.     

Soo Yin terlihat sangat sedih akan hal itu. Sekarang sering berdiam diri dan mengurung di kamar.     

Gong Yoo menghembuskan nafas kasar sebelum berbicara.     

"Soo Yin, apa yang kau lakukan di sini? Kenapa tidak keluar? Ibu dan ayahmu tadi menanyakanmu."     

Soo Yin masih termenung dan berlarut dari pikirannya. Namun segera menoleh setelah tersadar.     

"Hmmm, aku tidak mengenal satu orangpun tamu undangan. Lagi pula ada Brian yang sudah menemani mereka," tutur Soo Hyun dengan helaan nafas panjang.     

"Apakah kau sedang memikirkan Dae Hyun?" tanya Gong Yoo.      

"Kami sudah terbiasa bersama. Wajar jika aku sekarang tidak terbiasa jauh darinya. Aku ingin selalu di dekatnya apapun yang terjadi," ungkap Solo dengan jujur. Semoga saja Gong Yoo tidak ada niat untuk membeberkan pada orang tuanya.     

"Jangan terlalu melawan keinginan orang tuamu. Kalian baru saja bertemu sehingga jangan sampai ada masalah yang timbul," saran Gong Yoo sedikit.     

Soo Yin terdiam karena ini keputusan yang sangat sulit untuk dilakukan.     

"Aku mengerti," sahut Soo Yin singkat.     

"Ayo keluar, ayahmu tadi memintaku untuk mengajakmu keluarlah," ajak Gong Yoo. Setidaknya berkumpul dengan orang-orang bisa membuat Soo Yin tidak merasa kesepian.     

"Baiklah," sahut Soo Yin akhirnya menyetujui ajakan Gong Yoo. Berada di kamar membuatnya tidak bisa lepas dari memikirkan Dae Hyun.     

Soo Yin mengikuti langkah Gong Yoo keluar dari kamarnya. Malam ini ia memakai long dress berwarna coklat tua.  Auranya terlihat sangat cantik dan mempesona.     

Tamu yang datang adalah teman-teman Richard dari berbagai negara yang kebetulan sedang berkunjung ke Inggris.     

Soo Yin mengamati ayah dan ibunya yang tampak sumringah menyambut para tamu. Dengan langkah santai Soo Yin menghampiri mereka.     

"Soo Yin, kau dari mana saja? Kenapa baru keluar? Banyak tamu undangan yang menanyakanmu," ujar Richard Lee.     

"Maaf, Ayah. Aku baru bisa bergabung," ujar Soo Yin.     

"Tidak apa-apa."     

Soo Yin memilih berada di tempat yang sepi saat acara sedang berlangsung. Ia memegang gelas berisi wine sambil memutarnya. Sesekali menyesapnya sedikit demi sedikit hingga tanpa sadar kini hanya tersisa sedikit di gelas.     

Soo Yin terus melangkah santai di taman belakang mansion. Di sanalah tempat yang paling tenang.     

Brakk ….     

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak tubuh Soo Yin dari belakang. Hingga gelas yang dipegangnya terpental ke tanah.     

Mereka sama-sama menoleh di saat yang bersamaan. Mata Soo Yin lantas membulat sempurna melihat siapa yang ada di depannya.     

"Dae Hyun?" Soo Yin mengucek kedua bola matanya sambil mengerjap hingga beberapa saat. Ini masih seperti mimpi baginya. Sungguh Soo Yin tidak menyangka jika Dae Hyun akan datang.     

"Apakah aku mengejutkanmu?" Dae Hyun merentangkan kedua tangannya bersiap mendekap tubuh istri kecilnya. Hatinya sangat rindu setelah tidak bertemu beberapa lama.     

Soo Yin tidak bisa membendung rasa rindu yang kini selalu menghantuinya. Ia lantas berhambur ke pelukan Dae Hyun. Tidak peduli bagaimana Dae Hyun bisa sampai di rumah orang tuanya.     

Soo Yin meremas punggung Dae Hyun begitu kuat untuk menumpahkan semua rasa rindu yang melebur menjadi satu. Ternyata Dae Hyun benar-benar akan menyusul jika seminggu dirinya tidak kembali ke Korea.     

Berulang kali Dae Hyun mengecup puncak kepala istri kecilnya. Ingin mengatakan tersiksa dirinya karena perpisahan itu.     

"Apakah kau tidak ingin mengajak suamimu dalam?" tanya Dae Hyun sembari terkekeh geli.     

Soo Yin melepaskan diri dengan rona pipi yang berwarna merah.     

"Kau kenapa tidak mengabari jika akan kemari? Bukankah sudah kubilang nanti aku mengabarimu terlebih dahulu?" tanya Soo Yin. Bukan tidak ingin bertemu dengan Dae Hyun tapi tidak ingin timbul masalah di saat hari bahagia mereka.     

"Jadi kau tidak senang dengan kehadiranku disini?" tanya Dae Hyun. Wajahnya kini terlihat masam mengetahui Soo Yin yang sedikit berubah.     

"Bukan begitu, aku hanya terkejut saja. Bagaimana kau bisa masuk ke dalam?" tanya Soo Yin dengan tatapan menyelidik. Seingatnya hanya tamu yang memiliki undangan saja yang diizinkan masuk demi keamanan.     

"Aku menyusup di antara para tamu. Aku tidak tahu jika keluargamu sedang mengadakan pesta," terang Dae Hyun.      

"Sebaiknya kau ikut aku. Kita ke kamar saja," ajak Soo Yin sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Memastikan tidak ada anak buah ayahnya yang melihat.     

"Kenapa kita terburu-buru? Bukankah seharusnya kau mengajakku berkenalan dengan kedua orang tuamu?" Dae Hyun menggaruk pelipisnya.     

Soo Yin menghela nafas panjang.     

"Nanti saja," sahut Soo Yin singkat kemudian menarik pergelangan tangan Dae Hyun agar mengikuti langkahnya.     

Dae Hyun tidak banyak bertanya lagi dan memilih mengikuti langkah Soo Yin untuk masuk ke dalam kamar. Ia merasa aneh karena Soo Yin tampak ketakutan seperti sedang menghindari sesuatu.     

Soo Yin lantas mengunci pintu rapat-rapat setelah mereka masuk ke dalam kamar.     

"Ada apa, Sayang? Kenapa kau tampak ketakutan?" tanya Dae Hyun dengan penuh rasa curiga.     

Soo Yin menggigit bibir bawahnya sambil menghembuskan nafasnya pelan. Ia terus berpikir untuk menjawab dengan perkataan yang tepat. Tidak mungkin saat ini mengatakan yang sejujurnya. Soo Yin belum sanggup mengatakan jika Park Ji Hoon adalah orang yang sudah membuat mereka menderita.     

"Aku ingin mengatakan sesuatu. Kuharap kau tidak marah setelah mendengarnya," terang Soo Yin dengan hati berdebar karena takut.     

"Katakanlah, aku tidak akan marah. Apa ada masalah?"     

Soo Yin menarik pergelangan tangan Dae Hyun. Mengajaknya untuk duduk di atas ranjang. Ia ingin suasananya nyaman dan santai sehingga Dae Hyun bisa menerima semuanya untuk sementara waktu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.