Istri Simpanan

Bab 580 - Berencana keluar



Bab 580 - Berencana keluar

0Soo Yin membawa nampan berisi makanan ke dalam kamarnya. Kasihan jika sampai membiarkan suaminya kelaparan.     
0

"Soo Yin, untuk apa kau membawa makanan ke dalam kamar?"     

Soo Yi menghentikan langkahnya ketika berada di tengah anak tangga saat Seo Kyung memergokinya. Ia seperti seorang pencuri yang kepergok oleh pemilik rumah.     

"Aku … aku hanya ingin makan lagi di dalam kamar, Bu," sahut Soo Yin dengan tergagap.     

"Bukankah kau baru saja makan dan sebentar lagi pergi bersama Brian?" Tidak masalah jika Soo Yin akan makan lagi tapi bagi Seo Kyung itu sangat aneh.     

"Aku tadi belum kenyang, Bu. Karena banyak orang yang menatapku sehingga aku tidak nyaman ingin makan lagi," kilah Soo Yin.     

"Baiklah, ibu mengerti," ujar Seo Kyung untuk tidak mempermasalahkan apapun yang dilakukan Soo Yin.     

"Aku ke kamarku dulu, Bu," pamit Soo Yin buru-buru menaiki anak tangga sebelum ibunya bertanya lebih jauh lagi.     

Soo Yin bernafas lega karena masih mendapati suaminya duduk bersandar di sofa yang ada di kamarnya.     

"Sayang, maafkan aku karena kau sudah menunggu lama," ucap Soo Yin sembari meletakkan nampan di atas meja.     

"Kupikir kau melupakanku. Aku bahkan sudah sejak semalaman belum makan," ungkap Dae Hyun. Kini sudah menegakkan tubuhnya dari sandaran.     

"Kau bilang semalam tidak ingin makan apa pun," gerutu Soo Yin. Bukan salahnya karena semalam sudah hendak membawakan makanan ke dalam kamarnya. Namun Dae Hyun justru menolaknya.     

"Aku hanya bercanda. Semalam aku sudah sangat kenyang. Kemarilah, temani aku makan karena aku sudah lupa bagaimana rasanya makan bersamamu," ujar Dae Hyun seraya terkekeh. Lalu menepuk pangkuannya agar Soo Yin duduk di sana.     

"Aku di sini saja karena akan menyulitkanmu untuk makan jika aku duduk di pangkuanmu," tolak Soo Yin.     

"Jadi kau tidak mau melakukannya? Kalau begitu aku tidak akan makan," ancam Dae Hyun sembari melipat tangannya di dada.     

Soo Yin memutar bola matanya. Sejak kapan suaminya bertingkah seperti anak kecil?     

"Baiklah, jangan salahkan aku jika kau akan kesulitan," ujar Soo Yin dengan terpaksa duduk di pangkuan Dae Hyun. Tubuhnya yang ramping membuatnya seperti seorang anak yang duduk di pangkuan ayahnya.     

Soo Yin duduk dalam posisi menyamping. Ada piring yang ada di tangannya lalu menyodorkan sendok untuk menyuapkan makanan ke mulut Dae Hyun.     

Dae Hyun tersenyum kemudian dengan senang hati menerima suapan dari istri kecilnya. Sesuatu yang rasanya sudah sangat lama tidak dirasakan.     

"Kau seperti anak kecil," gerutu Soo Yin sembari mengerucutkan bibirnya.     

"Aku hanya ingin bermanja-manja denganmu. Sudah lama kita tidak melakukan hal ini dan betapa aku sangat merindukan semuanya," ungkap Dae Hyun.     

Soo Yin terdiam karena perkataan Dae Hyun adalah sebuah kebenaran. Sejujurnya ia merasakan hal yang sama seperti suaminya.     

"Nanti aku akan pergi keluar bersama Brian," terang Soo Yin.     

"Apakah kau akan membiarkanku di sini sendirian?" tanya Dae Hyun dengan dahi berkerut. Akan sangat membosankan karena selalu berada di rumah.     

"Tentu saja, tidak. Brian mengajakku keluar untuk keliling kota London. Aku mengatakan akan bertemu denganmu karena kebetulan sedang ada urusan di sini. Aku sudah mengetahui dimana kau keluar dengan aman tanpa perlu melewati pengawal," terang Soo Yin.     

"Nanti aku akan menunjukkan dimana tempatnya," lanjut Soo Yin. Untuk hari ini masih banyak keluarga di rumah itu sehingga orang tuanya tidak akan terlalu menyadari kehadiran Dae Hyun.     

"Aku akan ikut saja dengan rencanamu."     

"Setelah kau selesai makan kita akan bersiap-siap. Aku akan mengambil pakaian terlebih yang disediakan untuk tamu. Semoga ada pakaian yang cocok untukmu." Soo Yin kembali menyuapi Dae Hyun hingga makanannya tidak tersisa.     

Setelah Dae Hyun mengganti pakaiannya, Soo Yin segera mengajaknya untuk keluar dari kamar. Agak repot memang tapi semoga saja bisa membawa Dae Hyun keluar tanpa diketahui oleh orang tuanya.     

"Lewat sini," ujar Soo Yin sambil mengamati sekeliling. Ternyata cukup aman bagi mereka karena orang tuanya sedang berada di teras untuk melepas kepergian kerabat dekat ayah.     

Soo Yin baru tahu karena kerabat arahnya banyak yang masih seperti orang Korea asli. Meski memang ada beberapa yang sudah campuran.     

Keduanya berjalan mengendap-endap seperti seorang pencuri hingga akhirnya Soo Yin berhasil membawa Dae Hyun ke belakang mansion.     

"Dimana jalan keluarnya?" tanya Dae Hyun. Sejujurnya ia sangat tidak suka sembunyi seperti ini. Namun demi sang istri terpaksa Dae Hyun harus melakukannya.     

Soo Yin memandang ke sekeliling pagar yang terbuat dari tembok untuk mencari keberadaan pintu tersebut. Hingga akhirnya Soo Yin menemukan sebuah pintu yang tertutup oleh tanaman merambat.      

Jika tidak melihatnya secara seksama maka tidak akan menemukannya karena pintunya hampir tertutup rapat oleh tanaman. Padahal Soo Yin sudah beberapa kali melihatnya tapi ia tidak menyadari jika itu adalah sebuah pintu keluar.     

"Di sini," ujar Soo Yin sembari menarik pergelangan tangan Dae Hyun.     

"Kau yakin ini jalan keluar?" tanya Dae Hyun seraya menggaruk pelipisnya.     

"Kata Brian memang ini pintunya. Nanti aku akan mengabarkan dimana kita bertemu. Berhati-hatilah, Sayang," ujar Soo Yin.     

"Hmm, sampai ketemu." Dae Hyun berusaha membuka pengait yang ternyata cukup susah untuk dibuka karena berat. Namun tidak terlalu sulit baginya.     

Soo Yin melambaikan tangannya pada Dae Hyun saat sudah berhasil keluar. Kemudian menutup pintunya kembali seperti semula.     

"Soo Yin, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gong Yoo.     

Soo Yin sampai terlonjak kaget karena tiba-tiba ada suara dari belakangnya.     

"Gong Yoo? Aku … aku hanya sedang melihat-lihat tanaman ini. Ternyata sangat bagus jika dilihat," ujar Soo Yin terbata sembari memegangi tanaman rambat itu. Berharap Gong Yoo tidak akan curiga.     

"Brian Lee sudah menunggumu di depan. Sebaiknya sekarang juga kita berangkat," ajak Gong Yoo.     

Kita? Soo Yin tidak mengerti apa yang dimaksud kita di sini. Tidak mungkin Gong Yoo ikut pergi bersama mereka. Bisa gagal rencana Soo Yin untuk bertemu Gong Yoo di luar.     

"Apa maksudmu? Apakah kau akan ikut bersama kami?" tanya Soo Yin.     

"Tentu saja aku akan mengawal kalian. Tuan Richard tidak akan membiarkan anaknya pergi tanpa pengawalan," terang Gong Yoo dengan tatapan curiga.     

"Apakah kau merasa keberatan?" Imbuh Gong Yoo.     

Soo Yin mendengus kesal. Percuma saja pergi keluar jika Gong Yoo ikut. Jika mengetahui akan hal itu lebih baik baginya berada di dalam kamar.     

"Bisakah kau tidak mengikuti kami? Kami pergi pada siang hari sehingga tidak mungkin ada yang berani macam-macam," tukas Soo Yin dengan wajah masam.     

"Aku hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh tuan. Lagi pula jika terjadi sesuatu pada kalian maka kami yang akan repot," ungkap Gong Yoo.     

"Ughh, menyebalkan," gerutu Soo Yin. Dengan sengaja Soo Yin menghentakkan kakinya cukup keras di tanah agar Gong Yoo tahu jika dirinya sangat kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.