Istri Simpanan

Bab 581 - Menjelaskan semuanya



Bab 581 - Menjelaskan semuanya

0Soo Yin naik mobil yang sama dengan Brian Lee. Sedangkan Gong Yoo dan pengawal lainnya naik mobil yang berbeda. Namun melaju tepat di belakang mobil yang dikemudikan Brian Lee.     
0

Sepanjang perjalanan Soo Yin diam saja sambil berpikir bagaimana caranya untuk terlepas dari Gong Yoo. Hanya dia satu-satunya pria yang sangat berbahaya yang bisa menghambat rencana pertemuannya dengan Dae Hyun.     

"Soo Yin," panggil Brian Lee. Sejak tadi mengamati adiknya yang duduk gelisah dengan menggerakkan kedua kakinya.     

Terlalu berpikir keras Soo Yin sampai tidak mendengarkan panggilan Brian. Pandangannya terlalu fokus ke arah kaca spion memandang mobil Dae Hyun yang berada di belakang.     

"Soo Yin, ada apa denganmu?" Brian mengulangi panggilannya. Sangat aneh melihat gerak gerik Soo Yin.     

"Iya?" Wajah Soo Yin terlihat terkejut.     

"Ada apa?" Justru kini balik bertanya.     

"Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan saat ini? Katakanlah, jika itu sebuah rahasia maka aku janji akan menutup mulut," ujar Brian Lee.     

Soo Yin menggigit bibir bawahnya seraya memandang Brian Lee dengan ekspresi rumit. Ingin mengatakan semuanya tapi masih ragu jika Brian Lee akan mengatakan semuanya pada orang tuanya.     

"Kau tidak perlu takut. Aku tidak akan mengatakan kepada siapapun." Brian Lee berusaha meyakinkan jika dirinya bisa dipercaya.     

Soo Yin menghembuskan nafasnya pelan sebelum mengatakan yang sebenarnya.     

"Apakah kau akan percaya jika aku sebenarnya sudah menikah?" terang Soo Yin perlahan dengan keringat dingin membasahi telapak tangannya.     

Brian Lee mengernyitkan keningnya. Menatap Soo Yin dengan perasaan bingung beberapa saat.     

"Aku akan mencoba mempercayai apapun yang kau katakan," ucap Brian dengan tenang.     

"Aku sebenarnya sudah menikah tapi ibu dan ayah tidak menyetujuinya. Mereka ingin aku meninggalkannya," ucap Soo Yin dengan wajah tertunduk. Ada harapan kecil di hatinya Brian Lee dapat mengerti perasaanya karena ia juga merasakan hal yang sama.     

"Menikah?" Brian Lee melambatkan laju kendaraannya. Dahinya berkerut mencoba memahami perkataan adiknya yang tidak masuk akal.     

"Kau pasti bercanda, mana mungkin di usiamu yang masih muda sudah menikah," ucap Brian Lee terkekeh untuk mencairkan suasana yang menegang.     

"Aku serius, tidak bercanda. Kau pikir menikah itu sebuah candaan," gerutu Soo Yin kesal kemudian melipat kedua tangannya di dada. Sepertinya percuma saja mengatakan semuanya pada Brian.     

"Aku hanya heran saja. Kau masih belum pantas dikatakan seorang istri. Lihatlah tingkahmu saja masih seperti anak-anak," ujar Brian Lee ketika melihat bibir Soo Yin cemberut.     

Soo Yin memalingkan wajahnya ke arah lain. Memang benar jika sikapnya belum berubah sama sekali. Ia masih bersikap manja seperti dulu.     

"Baiklah, aku akan mencoba untuk mempercayaimu. Jika memang kau sudah menikah tunjukkan foto pernikahan kalian," terang Brian untuk bisa mempercayai adiknya. Jangan sampai tertipu oleh omong kosong karena ingin mengerjainya.     

Soo Yin memijat pelipisnya karena tak memiliki bukti apapun di tangannya. Saat menikah ia tidak mau untuk sekedar berfoto. Terlebih lagi setelah mengetahui jika suaminya sudah memiliki istri.     

"Aku tidak memiliki buktinya," sahut Soo Yin lirih.     

"Bagaimana bisa kau tidak memilikinya?" tanya Brian dengan tatapan menyelidik.     

"Ceritanya sangat panjang dan pernikahan itu sangat mendadak. Sehari kemudian aku mengetahui jika ternyata dia sudah memiliki istri." Soo Yin menekuk wajahnya. Terserah Brian percaya atau tidak.     

"Jadi kau dibohongi olehnya?" tanya Brian Lee.     

Soo Yin menganggukan kepalanya.     

"Tapi bukan sepenuhnya kesalahannya karena dia menikahiku karena paman yang meminta …."     

Soo Yin kemudian menjelaskan secara detail apa yang terjadi di masa lalu. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak melewatkan hal sekecil apapun agar kedua orang yang disayanginya tidak disalahkan.     

Soo Yin juga menceritakan tentang Aeri yang sekarang sudah di penjara karena ulahnya sendiri.     

Mendengarkan cerita Soo Yin yang cukup panjang, tak terasa mereka sudah berkendara cukup jauh hingga ke pusat kota.     

"Lalu, apa yang bisa aku bantu?" tanya Brian Lee. Pasti ada maksud tertentu sehingga Soo Yin menceritakan semuanya.     

"Dae Hyun saat ini berada di belakang kita. Aku ingin kau membantuku untuk membuat kami bertemu." Soo Yin memegang pergelangan tangan Brian dengan wajah memelas.     

Brian lantas memandang ke arah spion. Selain ada mobil para pengawalnya memang ada satu mobil yang sejak tadi mengikuti.     

"Bagaimana dia mengetahui kita?" tanya Brian.     

"Sebenarnya semalam dia menyusup di antara para tamu undangan." Soo Yin meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.     

"Sebaiknya kalian berdua datang menemui ayah dan ibu. Aku yakin mereka pasti akan menyetujui setelah melihat ketulusan suamimu itu," saran Brian Lee. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk membantu adiknya.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Menolak saran dari Brian yang sama saja artinya dengan bunuh diri.     

"Kenapa? Jika dia orang baik dan kalian saling mencintai seharusnya kau tidak perlu takut," tukas Brian Lee.     

"Masalahnya tidak segampang itu." Soo Yin menghembuskan nafasnya kasar sebelum mengatakan hal yang sebenarnya.     

Brian tetap diam sambil menunggu jawaban dari Soo Yin.     

"Dae Hyun adalah anak dari seseorang yang sudah membuat ayah dan ibu berpisah. Ayah dan ibu tidak terima setelah mengetahuinya karena aku sudah terlanjur berbicara. Ucapan yang sudah keluar tidak mungkin bisa kutarik kembali." Soo Yin menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Merasa sangat frustasi karena mereka tidak kunjung hidup damai. Padahal mertuanya sudah bisa menerima kehadirannya.     

"Apa?" Brian Lee sangat terkejut mendengarnya. Pantas saja orang tuanya tidak menyetujui.     

"Aku sekarang tidak tahu harus berbuat apa lagi." Soo Yin benar-benar pusing jika memikirkannya.     

"Tidak usah cemas. Pasti ada jalan keluar yang terbaik. Untuk sementara jangan membicarakannya terlebih dahulu pada ayah dan ibu." Brian Lee menepuk pundak Soo Yin untuk menghibur hatinya. Ia tahu betul bagaimana sifat Richard yang keras dan tidak ada bantahan.     

Soo Yin membuka telapak tangan yang menutupi wajahnya. Berpikir positif jika ada jalan keluar yang terbaik.     

"Akan pergi kemana kita hari ini? Kau tidak perlu sembunyi jika ingin bertemu Dae Hyun. Bukankah para pengawal tidak mengenalinya?" tanya Brian Lee.     

"Untuk yang lain tidak masalah. Tapi Gong Yoo sangat mengenal Dae Hyun, hubungan mereka juga tidak terlalu baik. Karena beberapa kali mereka terjebak dalam masalah," terang Soo Yin dengan tidak bersemangat.     

"Pantas saja kau terlihat ketakutan," goda Brian Lee terkekeh.     

"Nanti aku akan mengaturnya agar kalian bisa pergi bersama. Tidak usah cemberut begitu, semalam kalian bahkan baru saja bersama-sama." Brian Lee tertawa renyah untuk menggoda adiknya.     

Soo Yin memalingkan wajahnya karena pipinya terasa panas.     

"Kau juga, jika perlu bantuanku dengan senang hati akan membantu," tukas Soo Yin.     

"Baiklah, lain kali bisa aku pertimbangkan."     

Kini Brian Lee mengemudikan mobilnya lebih laju lagi untuk segera sampai di tempat tujuan. Ia sudah punya cara agar Soo Yin dan suaminya bisa pergi bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.