Istri Simpanan

Bab 582 - Bekerja sama



Bab 582 - Bekerja sama

0Brian menghentikan mobilnya di parkiran yang ada di kawasan Kensington Garden. Sengaja membawa Soo Yin ke sana agar lebih memudahkannya untuk bertemu Dae Hyun.     
0

"Keluarlah, aku akan meminta para pengawal untuk menunggu di sini. Hubungi suamimu agar melewati jalan yang berbeda. Jangan sampai Gong Yoo melihatnya," saran Brian Lee.     

Soo Yin menganggukan kepalanya dengan wajah berbinar. Senang karena Brian Lee lebih terlihat bersahabat dari pada saat pertama kali mereka berjumpa.     

Brian Lee menghampiri para pengawalnya yang baru saja keluar dari mobil.     

"Kalian menunggu di sini saja dan tidak perlu ikut masuk. Karena di dalam keamanannya juga terjamin," perintah Brian Lee pada anak buah ayahnya.     

"Kami harus mengikuti anda demi keselamatan, Tuan," ujar Gong Yoo karena tidak ingin Soo Yin kenapa-kenapa.     

"Tidak perlu, jika ada masalah aku akan langsung menghubungimu," tolak Brian Lee dengan tegas.     

"Baik, Tuan," sahut Gong Yoo pada akhirnya karena tidak mungkin berdebat dengan Brian.     

Soo Yin mengirim pesan kepada Dae Hyun setelah melihatnya keluar dari mobil. Mengatakan jika sebaiknya masuk terlebih dahulu. Beruntung taman sedang ramai karena cuaca hari ini cerah. Sehingga Gong Yoo tidak akan melihat keberadaan Dae Hyun.     

Soo Yin mengikuti langkah Brian untuk masuk ke dalam taman.     

"Jika aku bersamanya lalu bagaimana denganmu? Apakah kau akan tetap berada di sini sepanjang hari sendirian?" Soo Yin merasa kasihan jika harus meninggalkan Brian seorang diri.     

"Tidak usah khawatir karena aku tidak akan sendirian." Brian merengkuh pundak Soo Yin agar merapat ke arahnya. Senyumnya mengembang penuh arti.     

Mereka cukup jauh melangkah dan sepertinya Gong Yoo tidak melihat keberadaan mereka kali ini. Soo Yin segera mengirim pesan untuk menanyakan dimana keberadaan Dae Hyun.     

"Ah, itu dia," ujar Soo Yin sembari menunjuk seseorang yang tengah berdiri di tepian kolam.     

Terlihat Dae Hyun sedang melihat beberapa ekor angsa yang sedang berenang.     

Brian mengikuti arah mata Soo Yin memandang. Alisnya saling bertautan saat melihat pria yang dilihatnya. Memang benar jika umurnya terlihat lebih jauh darinya.     

"Dia suamimu?" tanya Brian dengan tatapan ragu.     

"Kenapa? Kau tidak suka?" tanya Soo Yin membesengut. Sudah bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Brian tentang Dae Hyun.     

"Tidak, ternyata benar seperti yang kau ucapkan. Tapi dia tidak terlihat tua meski sudah memiliki dua istri." Brian mengungkapkan penilaiannya.     

"Kau harus ingat sekarang akulah satu-satunya istrinya," bela Soo Yin dengan penuh bangga karena sudah berhasil melewati jalan yang berliku.     

"Baiklah." Brian mengacak-acak rambut Soo Yin kemudian mengajaknya melangkah pergi menghampiri Dae Hyun. Tidak ada salahnya berkenalan, jika ternyata dia lelaki buaya maka tidak akan segan untuk memisahkan mereka.     

Soo Yin lantas berdiri di sisi Dae Hyun dan bergelayut manja di lengannya tanpa merasa malu dengan Brian Lee.     

"Sayang, kenalkan dia adalah saudaraku namanya Brian," ujar Soo Yin.     

"Hai, senang bertemu denganmu," sapa Dae Hyun sembari menundukkan kepalanya sekilas untuk memberikan hormat.     

"Hai," balas Brian sembari tersenyum ramah.     

"Maaf, jika kedatanganku sudah merepotkanmu," ucap Dae Hyun dengan perasaan tidak enak.     

"Tidak masalah, disini tidak ada yang dirugikan," ucap Brian.     

Saat mereka berbincang-bincang untuk saling mengenal lebih jauh, datanglah seorang gadis menghampiri mereka. Tubuhnya tinggi dengan warna rambut coklat keemasan. Memiliki rambut panjang sebatas pinggang. Sepertinya dari kalangan biasa jika melihat penampilannya yang sederhana.     

"Semuanya, kenalkan namanya Sarah. Dia adalah seseorang yang aku ceritakan padamu," ujar Brian sembari memandang Soo Yin.     

Sarah mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Soo Yin sembari tersenyum ramah.     

"Hello," ujarnya menggunakan bahasa Inggris.     

Soo Yin mengamati penampilan Sarah dari atas hingga bawah. Terlihat cantik dan ramah.     

"Kalian masih bersama?" Soo Yin menautkan kedua alisnya karena Soo Yin pikir mereka sudah berpisah. Tapi ternyata di luar dugaan mereka masih bertemu.     

"Aku bertemu sembunyi-sembunyi jika ada waktu," terang Brian Lee sembari menggenggam erat tangan Sarah Lee.     

Soo Yin bisa mengerti karena mungkin Brian merasakan hal yang sama seperti dirinya. Pantas saja dia mau untuk membantunya.     

"Aku minta kalian untuk bertukar pakaian agar para pengawal tidak terlalu curiga …," terang Brian panjang lebar agar adik dan kekasihnya menyamar.      

Ternyata Sarah sudah menyiapkan semuanya mulai dari wig, kacamata serta masker. Beruntung tubuh Soo Yin dan Sarah tidak terlalu berbeda jauh sehingga para pengawal itu tidak akan curiga.     

Setelah selesai Soo Yin dan Dae Hyun keluar dari taman melewati pintu masuk yang berbeda. Sedangkan Brian dan Sarah tetap berada di taman untuk melepaskan rindu setelah beberapa waktu tidak pernah bertemu.     

Soo Yin menghela nafas panjang setelah sampai di dalam mobil. Kini mereka sudah aman untuk pergi dan tidak ditemukan oleh para pengawal.     

"Kenapa kau harus menyamar seperti itu?" tanya Dae Hyun yang belum mengetahui ada Gong Yoo.     

"Jika Gong Yoo tahu kau berada di sini pasti akan melaporkannya kepada ayah dan ibu," terang Soo Yin sembari melepaskan rambut palsu dari kepalanya.     

"Dasar penjilat! Sepertinya dia memang masih dendam denganku," gerutu Dae Hyun. Mengingat beberapa kali ia marah-marah tidak jelas padanya.     

"Sudahlah, sebaiknya kita pergi dari sini. Kurasa kita belum aman selagi berada di dekat mereka." Soo Yin memandang ke sekeliling parkiran takut Gong Yoo dan yang lainnya berada di dekatnya.     

Dae Hyun segera melakukan mobilnya meninggalkan taman.     

"Akan kemana kita hari ini?" tanya Soo Yin karena belum tahu tempat mana yang harus mereka kunjungi.     

"Aku akan menuruti kemanapun yang kau inginkan," tukas Dae Hyun.     

"Hmmm, aku tidak tahu tempat yang menarik di sini," terang Soo Yin sembari mengangkat kedua bahunya.     

"Bukankah kau sangat menyukai taman bunga? Sepertinya aku tahu dimana tempatnya meskipun belum pernah kesana. Namun sebelum itu aku ingin kembali ke hotel terlebih dahulu," terang Dae Hyun karena ia harus mengambil alat-alat untuk mengerjakan pekerjaan agar tidak terbengkalai.     

"Aku akan ikut kemanapun kau pergi," ujar Soo Yin sembari bergelayut di lengan Dae Hyun.     

"Jika aku pulang ke Korea apakah kau juga akan ikut?" tanya Dae Hyun.     

Soo Yin mendongakkan kepalanya memandang Dae Hyun. Sebenarnya ini pertanyaan yang sulit tapi ia sendiri sudah tidak betah berada di London meskipun ada orang tua kandungnya. Baginya masih terasa sangat asing. Ia rindu cuaca dan apapun itu yang ada di Korea.     

"Memangnya kapan kau akan pulang? Apakah dalam waktu dekat?" tanya Soo Yin.     

"Hmm, setelah urusanku selesai aku akan pulang. Tidak mungkin aku berada di sini terus." Dae Hyun mendesah panjang karena banyak pekerjaan yang sekarang semakin rumit.     

"Jika kau pulang, maka aku aku akan meminta izin ke ayah agar memperbolehkanku pergi. Aku akan beralasan harus segera masuk kuliah," tutur Soo Yin. Hanya itu satu-satunya cara agar bisa pergi dari London.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.