Istri Simpanan

Bab 595 - Kelelahan



Bab 595 - Kelelahan

0Soo Yin menautkan kedua alisnya. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh ayahnya?     
0

"Mi Young, sebaiknya kau pergi biarkan aku yang mengurus suamiku," usir Soo Yin.     

"Tidak, kau bukanlah istrinya lagi. Kau hanya gadis bodoh yang tidak berguna. Kau bahkan tidak ada di saat keadaan ekonomi Dae Hyun terpuruk," terang Mi Young.     

Soo Yin tidak peduli, ia mencoba mendekati Dae Hyun yang sudah bersandar di sofa dalam keadaan mabuk. Botol-botol bekas wine berserakan di lantai.     

Entah apa yang sudah terjadi tapi ini pertama kalinya Soo Yin mengetahui suaminya sampai mabuk seperti itu.     

Mi Young berdiri lantas menghalangi Soo Yin dengan berdiri di hadapannya. Berusaha menghadang agar tidak mendekati Dae Hyun.     

"Mi Young, menyingkirlah. Sejak kapan kau menjadi wanita murahan seperti ini," tukas Soo Yin.     

"Semenjak aku tahu dia bersamamu. Jika kau saja bisa mendapatkannya aku juga bisa mendapatkannya. Terlebih lagi adalah cinta pertama baginya," ungkap Mi Young dengan penuh rasa kepercayaan yang tinggi.     

"Dasar wanita gila. Dae Hyun sudah melupakanmu sehingga jangan terlalu banyak berharap." Soo Yin terus melangkah dan menerobos agar Mi Young menyingkir.     

Dengan keras Mi Young mendorong tubuh Soo Yin. Hampir saja membuatnya terjerembab ke lantai.      

Soo Yin pikir dirinya akan merasakan bokongnya sakit karena terduduk di lantai. Tapi ia ternyata masih berdiri karena di belakangnya ada seseorang yang menopang beban tubuhnya.     

Soo Yin menoleh untuk melihat siapa yang berdiri di belakangnya.     

"Kim Soo Hyun?" ujarnya dengan dahi berkerut.     

Kim Soo Hyun lantas membantu Soo Yin agar bisa menegakkan tubuhnya kembali. Jantungnya selalu bergetar jika di dekat Soo Yin. Masih belum bisa menghilangkan semua rasa cinta meski sudah berusaha keras untuk melupakannya.     

"Mi Young, sebaiknya kau pergi dari sini," usir Kim Soo Hyun.     

"Soo Hyun, kenapa kau mengusirku? Seharusnya kau membuat perhitungan dengannya setelah apa yang terjadi," tolak Mi Young.     

"Pergilah, karena itu urusan keluarga kami. Kau tidak perlu ikut campur," ujar Kim Soo Hyun.     

Mi Young mengepalkan tangannya kuat-kuat karena kesal Soo Yin datang di saat yang tidak tepat. Seandainya Soo Yin tidak datang pasti sekarang rencana untuk mendekati Dae Hyun akan berhasil.     

"Soo Hyun, kedatanganku kemari sebenarnya untuk memeriksa kesehatannya. Sepertinya belakangan Dae Hyun mengalami banyak masalah." Mi Young masih berusaha keras untuk tetap berada di sana.     

"Nanti kami akan membawanya ke dokter. Sekarang pergilah," ujar Kim Soo Hyun dengan wajah datar. Tak ingin menanggapi semua masalah dengan emosi.     

"Tapi …."     

"Kumohon, pergilah. Jika kami butuh bantuan pasti akan menghubungimu," potong Kim Soo Hyun sebelum Mi Young hendak menyanggah.     

Mi Young menghela nafas pasrah sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi. Kedatangannya hari ini sepertinya bernasib sial. Ia akan menemui Dae Hyun lain waktu di saat Soo Yin tidak lagi di sana.     

Soo Yin lantas duduk di sebelah Dae Hyun yang berat. Hatinya pilu melihat keadaan suaminya saat ini. Digenggamnya erat jemari Dae Hyun lalu menyandarkan kepalanya di dadanya. Tangan yang biasa menyambutnya kini hanya terkulai.     

"Kapan kau kembali ke Seoul?" tanya Kim Soo Hyun.     

"Aku baru saja sampai. Apa yang sebenarnya telah terjadi pada Dae Hyun?" Soo Yin menengadahkan wajahnya memandang Kim Soo Hyun dengan mata berkaca-kaca.     

"Dia beberapa hari belakangan, mungkin dengan minum alkohol membuat pikirannya agak tenang," terang Kim Soo Hyun sembari tersenyum getir.     

Beberapa hari belakangan sangat banyak masalah yang menimpa hotel mereka. Sehingga Dae Hyun sangat pusing dan harus bekerja keras untuk mengurus semuanya meski sulit. Pada akhirnya pikirannya kacau dan selalu ingin marah-marah.     

Dae Hyun meminta beberapa botol wine untuk melupakan masalah yang menimpanya.     

"Apakah yang sebenarnya terjadi? Katakan padaku, aku ingin tahu segalanya," ucap Soo Yin dengan pilu. Disini ia seperti wanita bodoh yang tidak tahu apa-apa.     

"Sebaiknya kita membawa Dae Hyun ke dalam agar dia istirahat. Kasihan karena dia terlalu bekerja keras." Kim Soo Hyun mengalihkan pembicaraan karena tidak sanggup menceritakan apa yang terjadi pada Soo Yin. Biarlah Dae Hyun yang akan menjelaskan semuanya.     

"Baiklah," ujar Soo Yin sembari berdiri lalu membantu Kim Soo Hyun untuk memapah tubuh Dae Hyun masuk ke dalam kamar yang ada di ruangannya.     

"Soo Yin, apakah kau sudah makan malam? Kau pasti lelah dan lapar setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh," tukas Kim Soo Hyun dengan penuh rasa perhatian masih seperti dulu.     

"Tidak, aku akan makan nanti setelah Dae Hyun sadar," sahut Soo Yin.     

"Kalau begitu aku pergi terlebih dahulu. Aku titip Dae Hyun agar kau menjaganya," ujar Kim Soo Hyun. Ia sudah bersiap untuk keluar dari kamar kecil itu.     

"Kim Soo Hyun, tunggu!" sergah Soo Yin saat pria itu hendak menutup pintu.     

"Ada apa?" Kim Soo Hyun membuka pintunya kembali lebar-lebar.     

"Kenapa hotel ini sepertinya sepi? Ini tidak seperti biasanya," ujar Soo Yin dengan penuh tanda tanya yang memenuhinya kepalanya.     

Kim Soo Hyun lantas tersenyum karena tidak ingin membuat Soo Yin khawatir.     

"Tentu saja sepi karena ini sudah malam. Mungkin semua pengunjung sudah tidur," terang Kim Soo Hyun.     

"Karyawan juga sangat sepi," tukas Soo Yin.     

"Mereka sudah pulang ke rumah masing-masing." Kim Soo Hyun berusaha menjawab semua pertanyaan Soo Yin santai dan tidak gugup.     

Kim Soo Hyun benar-benar tidak ingin mengatakan apa yang terjadi. Takut terjadi kesalahan karena Dae Hyun tidak tahu      

Soo Yin menggigit bibir bawahnya. Jawaban dari Kim Soo Hyun sama sekali tidak membuatnya lega. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan.     

"Jika ada masalah atau kau butuh sesuatu sebaiknya hubungi saja diriku.     

.     

Soo Yin susah hendak membuka mulut tapi Kim Soo Hyun sudah menutup lubang dari luar. Kini pandangan mata Soo Yin beralih memandang Dae Hyun yang sedang memejamkan matanya.      

Aroma wine begitu menyeruak ke seluruh ruangan. Soo Yin baru menyadarinya setelah Kim Soo Hyun pergi.     

"Dae Hyun, aku sangat merindukanmu." Soo Yin lantas menyandarkan kepalanya di dada suaminya. Melepaskan semua rasa rindu yang sudah lama terpendam. Meski Soo Yin sedikit merasa kecewa karena keinginannya untuk disambut dengan pelukan hangat oleh Dae Hyun tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan.     

"Soo Yin," racau Dae Hyun dengan mata terpejam dan suaranya juga terdengar lirih.     

Soo Yin menegakkan kepalanya karena mendengar Dae Hyun menyebut namanya. Ia sangat berharap jika Dae Hyun akan cepat tersadar.     

"Sayang, bangunlah. Aku di sini," ujar Soo Yin sembari menggoyang tubuh Dae Hyun. Bukannya terbangun justru Dae Hyun merangkul tubuh Soo Yin ke dalam pelukannya. Memaksa Soo Yin untuk ikut berbaring di sebelahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.