Istri Simpanan

Bab 586 - Nasib yang sama



Bab 586 - Nasib yang sama

0Dae Hyun sudah bersiap-siap, sekarang sedang mengenakan pakaiannya. Pagi ini juga akan menemui Richard Lee sebagai seorang pria sejati. Tidak ingin menemui Soo Yin secara sembunyi-sembunyi seperti seorang pencuri.     
0

Soo Yin mendekati Dae Hyun yang tengah mengenakan pakaiannya. Memeluknya dengan erat dari belakang. Takut setelah ini akan semakin sulit untuk berjumpa.     

"Jika seperti ini terus kapan aku menemui ayah?" goda Dae Hyun. Helaan nafasnya terdengar panjang karena sejak tadi Soo Yin terus mengganggunya.     

"Nanti saja," sahut Soo Yin dengan sendu. Ia menempelkan pipinya di punggung Dae Hyun dengan mata berkaca-kaca.     

Dae Hyun memegang jemari Soo Yin kemudian meremasnya. Menguatkannya jika tidak akan terjadi sesuatu yang buruk.      

Sebenarnya Soo Yin ingin mengatakannya sebelum Dae Hyun bertemu orang tuanya. Namun takut masalah akan semakin rumit.     

"Berjanjilah, kau tidak akan pernah menyerah apapun yang terjadi," pinta Soo Yin dengan penuh harap.     

"Tentu saja, Sayang." Dae Hyun membalikkan tubuhnya, menangkup pipi Soo Yin lalu menempelkan dahi mereka agar merekat. Meyakinkannya tidak perlu ragu.     

Nafas keduanya saling memburu kala wajah mereka sedekat ini. Hingga perlahan tanpa sadar kedua bibir mereka saling menyatu. Saling menghisap, merasakan sesuatu yang sangat manis dan membuat mereka terlena.     

Dae Hyun berusaha melepaskan diri karena sudah agak siang tapi Soo Yin tampaknya tidak mau. Ia justru semakin memperdalam ciumannya. Tangannya melingkar dengan erat di leher Dae Hyun.     

"Sayang, cepatlah turun. Orang tuamu pasti sudah menunggu," ujar Dae Hyun setelah berhasil terlepas. Baru kali ini ia merasakan Soo Yin sangat agresif dan berbeda dari biasanya.     

"Sebentar lagi," ujar Soo Yin sembari mengerucutkan bibirnya. Justru sekarang menyembunyikan kepalanya di dada Dae Hyun.     

Dae Hyun hanya menghela nafas panjang menghadapi sikap manja Soo Yin yang belakangan agak berlebihan. Diusapnya dengan lembut rambutnya yang panjang. Merasakan setiap helaian rambutnya yang halus.     

Tok … tok …     

"Sayang, apa kau belum selesai? Segeralah turun untuk sarapan," ujar Seo Kyung sambil mengetuk pintu.      

Dae Hyun mendorong tubuh Soo Yin agar melepaskannya tapi justru ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.     

"Nanti kita bisa bertemu lagi. Setelah menemui orang tuamu aku pasti akan kembali ke kamar ini," bisik Dae Hyun dengan suara lembut.     

"Kenapa kau begitu takut? Aku tidak akan menyerah begitu saja meski banyak rintangan. Mungkin itu untuk menguatkan perasaan di antara kita," ucap Dae Hyun.     

Akhirnya Soo Yin melepaskan diri setelah mendengar ucapan Dae Hyun yang mampu menenangkan hatinya. Lagi pula di luar Seo Kyung sudah terus memanggilnya.     

"Aku baru saja selesai mandi, Bu. Sebentar lagi aku akan menyusul ke ruang makan," seru Soo Yin dengan suara serak.     

"Baiklah."     

Soo Yin menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Dirinya tidak boleh lemah hanya karena sebuah rintangan. Sedangkan rintangan besar lainnya sudah terlewati.     

"Aku keluar dulu, jaga dirimu baik-baik saat keluar. Jangan sampai penjaga mengetahuinya," ujar Soo Yin sembari membantu merekatkan kancing kemeja Dae Hyun satu per satu.     

Memastikan kerah bajunya agar lebih rapi serta memasangkan jas ke tubuhnya.     

"Aku akan berhati-hati."     

Dae Hyun mencium kening Soo Yin terlebih dahulu sebelum ia keluar dari kamar.     

°°°°°°°°°°     

Soo Yin makan hanya sedikit karena tidak selera. Hatinya gelisah memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya melihat Dae Hyun.      

"Soo Yin, apa makanannya tidak enak?" tanya Seo Kyung. Sejak tadi mengamati putrinya hanya memainkan sendok tanpa menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.     

"Enak, Bu," sahut Soo Yin singkat sembari tersenyum tipis. Kemudian perlahan menyuapkan sedikit makanan ke dalam mulutnya agar terlihat mengunyah.     

Seo Kyung dan Richard Lee saling berpandangan. Semakin curiga dengan tingkah Soo Yin kali ini. Apalagi semenjak kejadian semalam. Meski tidak menemukan bukti tapi mereka yakin ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh putrinya.     

"Soo Yin, jika ada masalah katakan saja," ujar Richard Lee.     

"Tidak apa-apa, aku hanya tidak terbiasa tinggal di sini. Bolehkah aku kembali tinggal di Korea?" ujar Soo Yin dengan perasaan takut.     

Seo Kyung memandang Richard Lee, tampak tidak setuju dengan keinginan putrinya.     

"Kita memang akan berkunjung ke Korea. Namun ibu tidak setuju kau tinggal di sana, kau bisa melanjutkan hidup di sini. Aku sangat yakin lama-lama kau juga akan terbiasa," tolak Seo Kyung dengan nada lembut.     

Tubuh Soo Yin langsung terasa lemas. Jika tidak tinggal di Korea maka akan sulit untuk bertemu dengan Dae Hyun.     

"Apa kau masih memikirkan penjahat itu?" tanya Seo Kyung karena Soo Yin justru menundukkan kepalanya.     

"Soo Yin, bukalah hatimu. Bukankah keluarga Park Ji Hoon tidak menganggapmu sebagai menantunya?" Richard Lee angkat bicara untuk mengungkapkan kekesalan dan kekecewaannya kepada Park Ji Hoon.     

"Itu karena sebuah kesalahpahaman saja," bela Soo Yin agar masalah tidak semakin rumit.     

"Tidak seharusnya pula suamimu itu berbohong hanya karena ingin menikah dengan seorang gadis muda. Banyak pria yang lebih baik daripada putra Park Ji Hoon," terang Seo Kyung. Ingin hati putrinya terbuka.     

Ada seorang pelayan yang datang ke ruang tamu lalu berbisik ke telinga Richard Lee.     

"Suruh saja, masuk. Aku ingin tahu apa maksud tujuannya datang kemari," perintah Richard Lee dengan nada datar.     

Hati Soo Yin langsung berdebar. Sudah bisa menebak apa yang dilaporkan oleh pelayan itu kepada ayahnya. Pasti Dae Hyun sudah berada di depan saat ini.     

"Ada apa, Ayah?" tanya Soo Yin pura-pura belum mengetahui kedatangan Dae Hyun.     

"Kita kedatangan tamu jauh. Soo Yin, kau tetaplah di sini. Biarkan aku dan ibumu yang menemuinya," perintah Richard Lee dengan tegas pada putrinya.     

"Apakah Dae Hyun yang datang?" tanya Soo Yin dengan terbata.     

"Brian Lee, tolong jaga adikmu agar tidak keluar," ujar Seo Kyung.     

Brian Lee hanya menganggukkan kepalanya. Posisinya di sini serba salah dan sangat rumit.     

Seo Kyung dan Richard Lee kemudian meninggalkan ruang makan. Soo Yin sangat penasaran sehingga ia juga lantas ikut berdiri. Jangan sampai ia tidak mengetahui apapun di sini.     

"Soo Yin, sebaiknya jangan terlalu membantah perkataan ayah," sergah Brian Lee.     

Semakin melawan maka Richard akan semakin keras. Sangat berbanding terbalik sifat dan sikap lembutnya.     

"Tapi aku tidak mungkin diam saja. Aku harus tahu apa yang mereka katakan pada Dae Hyun," tolak Soo Yin dengan tegas. Berdiam diri juga tidak akan menyelesaikan masalah.     

Soo Yin tidak peduli meskipun Brian melarangnya. Ia lantas pergi menyusul orang tuanya menemui Dae Hyun.     

Sedangkan Brian Lee menyandarkan kepalanya di kursi. Ternyata nasib Soo Yin dengannya akan sama. Akhirnya mereka harus melepas orang yang dicintai demi kebaikan.     

Meski masih berhubungan secara sembunyi-sembunyi tapi Brian tidak bisa menjanjikan apapun dengan Sarah. Dan kini Soo Yin merasakan hal yang sama dengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.