Istri Simpanan

Bab 588 - Berpisah



Bab 588 - Berpisah

0Dae Hyun menatap Soo Yin dengan tatapan rumit meski hanya beberapa saat. Sepertinya saat ini mereka harus berpisah terlebih dahulu.     
0

"Dae Hyun, jangan pergi," seru Soo Yin saat melihat suaminya dipaksa pergi keluar dari mansion itu.     

Soo Yin lantas berlari mengikuti Dae Hyun tapi baru beberapa langkah kedua tangannya sudah dicekal oleh para pengawal ayahnya.     

"Lepaskan," ujar Soo Yin sambil berusaha menghempaskan tangannya kuat agar terlepas. Tapi usahanya hanya sia-sia. Para pengawal itu sangat patuh pada perintah Richard.     

"Dae Hyun, jangan tinggalkan aku," teriak Soo Yin dengan air mata yang mulai keluar dari sudut matanya.     

"Bawa putriku masuk ke kamarnya," perintah Richard Lee pada anak buahnya.     

Dengan patuh keduanya membawa Soo Yin masuk ke dalam meskipun harus mengalami perlawanan.     

Dae Hyun memejamkan matanya saat mendengar suara Soo Yin yang terus memanggilnya. Jika yang menentang bukan orang tua kandung Soo Yin, sudah sejak tadi ia melawan. Posisinya saat ini sulit karena tidak ingin Seo Kyung dan Richard Lee semakin membenci keluarganya.     

Perlahan para pengawal mengantar Dae Hyun sampai keluar dari gerbang. Dengan perasaan yang sangat berkecamuk, Dae Hyun menuju ke mobilnya yang terparkir tidak jauh.     

"Aku janji akan kembali lagi kesini untuk menjemputmu," ucap Dae Hyun sambil memandang gerbang yang menjulang tinggi. Dirinya akan mencari cara terbaik dan membicarakannya terhadap ayahnya terlebih dahulu.     

Dertt … dert … dert …     

Dae Hyun segera merogoh ponselnya saat merasakannya bergetar. Tertera nomor Chang Yuan yang menghubunginya.     

"Ada apa, Asisten Chang?" tanya Dae Hyun.     

"Kapan Tuan akan kembali? Ada masalah yang terjadi dengan hotel," ujar Chang Yuan.     

"Memangnya ada masalah apa?" tanya Dae Hyun.     

"Berapa rekan bisnis kita membatalkan kerja sama termasuk Mr. Peter …." Chang Yuan menerangkan kondisi hotel yang saat ini dalam keadaan genting.     

"Aku akan segera kembali ke Seoul," ujar Dae Hyun lantas mematikan sambungan telepon.     

Dae Hyun memijat pelipisnya karena kepalanya sangat pusing. Di saat genting hubungannya dengan mertuanya kini justru masalah ada lagi. Mengenai Peter di sini sangat yakin karena perintah Richard.     

Meski sangat berat meninggalkan London tanpa sang istri, tapi Dae Hyun harus tetap harus pergi. Dirinya tidak ingin menjadi seorang yang egois.     

°°°°°°°°°°°°     

Di dalam mansion, Soo Yin melepaskan kepergian Dae Hyun dengan hati berat dan perasaan yang sangat terluka. Tak ada yang bisa dilakukannya saat ini selain menurut.     

Kakinya seketika lemas hingga membuat tubuhnya merosot ke lantai. Matanya menerawang ke jendela dengan air mata yang masih bercucuran meski tak bersuara.     

Dirinya kecewa karena orang tuanya tidak bisa melupakan masalah yang menimpa masa lalu. Kini hatinya terasa hampa dan kosong karena tidak ada tempat lagi untuknya bersandar.     

Brian Lee pelan-pelan membuka pintu kamar Soo Yin. Pilu melihat Soo Yin yang terduduk di lantai. Ia tahu bagaimana rasanya dipaksa berpisah dengan orang ysng dicintainya. Terlebih lagi mereka sudah menikah sehingga pasti sudah banyak kebersamaan yang mereka lewati.     

"Soo Yin, bangunlah. Kau jangan lemah seperti ini," ujar Brian sambil berjongkok kemudian memeluk adiknya. Meski tidak bisa membantu menyelesaikan masalah, setidaknya mampu sedikit mengurangi beban berat yang tengah menimpanya.     

"Apa yang harus aku lakukan?" tangis Soo Yin seketika langsung pecah. Air mata kembali mengalir deras karena ia begitu ketakutan tidak bisa bertemu dengan Dae Hyun kembali.     

Brian Lee mendekap tubuh adiknya dengan erat. Tidak tahu bagaimana membantunya agar keluar dari masalah itu. Karena masalahnya memang sangatlah rumit.     

"Soo Yin, Aku yakin akan ada jalan keluar untuk masalah ini. Untuk sementara menurutlah dengan ucapan ayah dan ibu. Aku yakin mereka tidak akan tega memisahkan kalian," terang Brian Lee.     

"Aku ingin keluar dari rumah ini. Aku harus kembali ke Korea sekarang," ujar Soo Yin.      

Kini tak ada ponsel lagi di tangannya. Ini semakin menyulitkan Soo Yin untuk menghubungi Dae Hyun. Sekedar mendengar suaranya saja sudah membuat hatinya nyaman.     

"Soo Yin, bersabarlah sebentar karena kondisi ibu belum stabil. Aku takut jika kau tiba-tiba kabur maka akan mengganggu kesehatan ibu," terang Brian. Mudah baginya membantu Soo Yin keluar dari rumah itu tapi di sini mereka harus memikirkan perasaan Seo Kyung.     

Seketika Soo Yin langsung terdiam karena ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sampai sesuatu yang buruk akan menimpa ibunya.     

"Aku ingin bertemu dengannya lagi. Brian, bisakah kau menghubungi Dae Hyun agar jangan kembali ke Korea? Dia harus memohon kepada ayah lebih keras lagi." Soo Yin melepaskan diri kemudian memandang Brian dengan tatapan memohon.     

"Apakah kau masih menyimpan nomornya?" Brian sebenarnya hendak menolak tapi tidak ingin membuat adiknya sedih.     

Soo Yin mengusap air matanya lantas berdiri. Dengan langkah terburu-buru ia mencari sesuatu di dalam laci mejanya. Matanya berbinar saat melihat sebuah catatan kecil di sana. Seingatnya ia pernah menuliskan nomor ponsel Dae Hyun.     

Dengan cepat Soo Yin membolak-balikkan lembaran kertas untuk menemukannya. Hingga ia menemukannya di bagian paling belakang. Soo Yin lantas merobeknya untuk berjaga-jaga, barang kali Richard Lee tiba-tiba saja masuk dan menemukannya.     

"Brian, cepatlah hubungi dia," ujar Soo Yin sembari menyodorkan kertas kecil tersebut.     

Brian lantas memasukkan nomornya. Secepat mungkin agar bisa menghubungi Dae Hyun sebelum pria itu benar-benar pergi.     

Baru saja terhubung, Soo Yin langsung merebutnya dari tangan Brian. Sangat terlihat jika ia sudah tidak sabar untuk berbicara dengan suaminya.     

"Dae Hyun, ini aku," ujar Soo Yin dengan senyum yang mengembang di bibirnya.     

"Sayang, apakah kau baik-baik saja?" Suara Dae Hyun terdengar panik karena sejak tadi tidak bisa menghubungi Soo Yin.     

"Aku baik-baik saja. Jika kau ingin menghubungiku lebih baik ke nomor ini saja karena ayah menyita ponselku," terang Soo Yin dengan raut wajah yang terlihat gembira. Hatinya benar-benar lega setelah mendengar suara Dae Hyun.     

"Sekarang kau ada dimana? Kau tidak akan menyerah begitu saja dengan masalah ini, kan?" imbuh Soo Yin.     

"Tentu, Sayang. Aku tidak akan menyerah apapun yang terjadi. Namun saat ini aku harus kembali ke Seoul karena hotel sedang mengalami masalah," ungkap Dae Hyun.     

Seperti ada sesuatu yang menghujam jantungnya. Soo Yin merasa dadanya sesak mengetahui Dae Hyun akan kembali ke Seoul tanpa dirinya.     

"Kenapa kau begitu tega meninggalkanku di sini?" ucap Soo Yin lirih.     

"Sayang, aku janji akan kembali. Jangan bersedih karena aku tidak menyerah." Suara Dae Hyun terdengar sendu.     

Brian mendengar suara langkah kaki mendekat, sehingga tanpa meminta izin langsung merebut ponselnya dari tangan Soo Yin. Jika ketahuan ponselnya juga dipertaruhkan.     

Soo Yin hendak memprotes tapi Brian segera memberikan kode untuk diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.