Istri Simpanan

Bab 592 - Mengelabui



Bab 592 - Mengelabui

0Pagi-pagi sekali Soo Yin sudah terbangun. Bahkan sebenarnya semalaman tidak bisa tidur karena terlalu kepikiran keberangkatannya ke Seoul.     
0

Setelah orang tuanya pergi, ia berencana langsung menyusul. Brian sudah menyiapkan segala tiket dan surat lainnya yang dibutuhkan. Tinggal terima beres saja.     

Soo Yin berjalan mengendap-endap menuju ke kamar Brian. Memastikan kapan mereka akan berangkat.     

Tok … tok ….     

Diketuknya pintu dengan suara pelan karena takut memancing kecurigaan orang tuanya.     

"Soo Yin, kau sudah bangun?" tanya Seo Kyung yang berdiri tepat di belakang Soo Yin.     

'Ibu?' batin Soo Yin sambil menenangkan diri agar tidak gugup. Pelan-pelan membalikkan tubuhnya menghadap Seo Kyung.     

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Seo Kyung dengan curiga.     

"Aku … aku hanya ingin memastikan kemana Brian akan mengajakku berlibur, Bu," sahut Soo Yin sembari tersenyum tipis.     

"Kau tampak sangat bersemangat. Semoga liburan kalian sangat menyenangkan." Seo Kyung merasa senang karena akhirnya Soo Yin mau keluar dari rumah setelah kepergian Dae Hyun.     

"Terima kasih, Bu," sahut Soo Yin.     

"Tidak usah pulang terlalu cepat. Nikmati saja hari-hari kalian di luar, karena ibu juga akan pergi bersama ayahku ke suatu tempat. Aku juga merasa jenuh karena tidak kemana-mana," terang Seo Kyung.     

"Mau kemana, Bu?" Soo Yin pura-pura bertanya meskipun sudah tahu apa yang sebenarnya direncanakan orang tuanya.     

"Tentu saja pergi pergi berlibur. Setelah kau pergi maka kami juga akan berangkat," ungkap Seo Kyung.     

Soo Yin pikir orang tuanya yang akan pergi terlebih dahulu. Namun ternyata mereka pergi belakangan.     

"Ah, aku mengerti. Semoga liburan kalian menyenangkan," ujar Soo Yin sembari terkekeh pelan.     

"Ini tidak seperti yang kau kira. Kami sudah tua sehingga mana mungkin melakukan sesuatu seperti pasangan muda." Pipi Seo Kyung merona karena Soo Yin yang memandangnya dengan tatapan menggoda.     

Brian membuka pintu saat mendengar suara obrolan di depan kamarnya yang terdengar sangat jelas.     

"Ada apa kalian pagi-pagi di sini?" tanya Brian Lee dengan alis yang saling bertautan.     

"Tidak ada, aku hanya kebetulan lewat saja. Ingat Brian, kau harus menjaga adikmu selama jauh dari kami," saran Seo Kyung untuk yang kesekian kalinya. Ia takut kehilangan Soo Yin seperti dulu lagi.     

"Baik, Bu. Tidak usah terlalu cemas karena aku pasti akan menjaganya," terang Brian.     

"Silahkan lanjutkan jika ingin mengobrol," pamit Seo Kyung.     

Kedua anaknya menganggukan kepala secara bersamaan.     

Soo Yin lantas menarik pergelangan tangan Brian untuk masuk ke dalam kamar. Setidaknya mereka harus memiliki rencana yang matang agar tidak ketahuan.      

Mengajaknya ke arah balkon untuk mencegah kemungkinan ada yang mendengar pembicaraan mereka.     

"Brian, bagaimana ini? Ayah dan ibu baru berangkat setelah kita pergi," ujar Soo Yin dengan perasaan gelisah.     

"Tidak apa-apa, kita akan pergi terlebih dahulu. Apakah kau berani melakukan penerbangan sendiri ke Seoul?" Brian menghela nafas panjang.     

"Apakah kau tidak ikut?"     

"Aku yakin ayah akan meminta anak buahnya mengikuti kita. Jika aku ikut maka akan ketahuan," terang Brian Lee.     

Sebenarnya ini pertama kalinya Soo Yin melakukan perjalanan sendirian. Namun demi bertemu orang yang dikasihi apapun akan ia lakukan.     

"Tidak masalah, aku akan pergi sendiri," tukas Soo Yin.     

"Kau tidak akan sendirian, aku sudah meminta seseorang menjagamu untuk mencegah kemungkinan sesuatu yang buruk terjadi." Brian sudah merencanakan semuanya dengan matang. Ia akan tetap tinggal di London untuk mengelabui orang tuanya.      

Jika Brian ikut maka pengawal yang mengikutinya pasti curiga.     

"Siapa?" tanya Soo Yin penasaran.     

"Aku hanya percaya padanya untuk menjagamu selama dalam perjalanan. Setelah di pesawat nanti kau akan tahu," ujar Brian.     

Setelah selesai urusannya, Soo Yin segera kembali ke kamarnya.     

===================     

Seo Kyung tampak sedih karena harus berpisah lagi dengan putrinya untuk sementara waktu. Terlebih lagi harus membohonginya. Hal itu membuat hatinya terasa sesak.     

"Ingat, kau harus jaga diri. Jangan pergi terlalu jauh dari Brian," ujar Seo Kyung. Kedua tangannya memegang bahu Soo Yin. Matanya terlihat berkaca-kaca hendak menetes tapi berusaha ditahan.     

"Tentu," jawab Soo Yin sembari tersenyum getir. Sebenarnya ada perasaan kecewa karena orang tuanya berbohong. Memaksanya untuk ikut berbohong juga.     

"Sampai bertemu lagi," ujar Richard Lee sembari mengembangkan senyumnya.     

Mereka saling berpelukan satu sama lain. Lalu Brian dan Soo Yin masuk ke dalam mobil yang mereka tumpangi.     

"Sekarang kita juga harus bersiap-siap," ajak Richard Lee sembari merengkuh pinggang Seo Kyung.     

"Aku tidak tega berbohong padanya," ucap Seo Kyung dengan nada sendu.     

"Tidak apa, ini juga demi kebaikannya." Richard Lee berusaha menenangkan Seo Kyung. Seandainya pria yang dicintai Soo Yin bukanlah anak Park Ji Hoon mungkin mereka akan mempertimbangkan.     

Brian Lee mengemudikan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota London. Di sana sangat ramai dan tempat yang cocok untuk mengelabui anak buah Richard.     

Meski Richard Lee mengatakan tidak menyuruh pengawal mengawasi mereka, tapi Brian tidak percaya begitu saja. Buktinya sejak tadi ada mobil yang mengikuti tepat di belakang mereka.     

"Untuk apa kita ke tempat ini?" tanya Soo Yin dengan alis yang saling bertautan.      

"Sekarang kita turun dan masuk ke dalam. Nanti aku akan menceritakan semuanya apa yang harus kau lakukan," ujar Brian Lee dengan ekspresi wajah serius.     

Soo Yin penasaran dan ingin bertanya lagi tapi mengurungkan niatnya. Memilih mengikuti ucapan Brian untuk turun dari mobil.     

Brian menggandeng tangan Soo Yin masuk ke dalam mall yang cukup ramai. Sesekali ia menoleh ke belakang untuk melihat orang yang mengikuti mereka.     

Mereka masuk ke dalam sebuah toko pakaian yang agak ramai. Brian yakin orang-orang suruhan ayahnya tidak akan ikut masuk.     

"Pilihlah pakaian yang ukurannya agak longgar di tubuhmu," ujar Brian.     

"Untuk apa?" Soo Yin menengadahkan tangannya. Belum mengerti karena Brian tak kunjung menjelaskan rencananya.     

"Pilih saja," ujar Brian. Pandangannya gelisah ke arah pintu masuk toko.     

Soo Yin mengikuti arahan Brian untuk mengambil pakaian. Ia mengambil sebuah kaos dan jaket yang kebesaran di tubuhnya.     

Soo Yin baru mengerti rencana Brian setelah melihat Sarah di ruang ganti. Seperti saat di taman, Soo Yin dan Sarah bertukar pakaian.     

Brian lantas memakaikan topi di kepala Soo Yin agar wajahnya tidak terlalu nampak.     

"Soo Yin, sekarang kau pergi ke parkiran. Di sana akan ada seseorang yang sudah menunggu, ia yang akan membawamu ke bandara. Sedangkan aku dan Sarah akan pergi ke arah lain untuk mengalihkan orang-orang suruhan ayah," terang Brian. Tatapannya saat ini terlihat sangat serius.     

"Apakah kita akan berpisah? Bagaimana jika mereka tahu Sarah bukan aku?" Kini Soo Yin merasa takut karena di sini nasib Brian juga dipertaruhkan.     

"Tidak usah cemas, cepatlah pergi sebelum mereka curiga," ujar Brian sembari menepuk pundak Soo Yin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.