Istri Simpanan

Bab 572 - Nasib sama



Bab 572 - Nasib sama

0Sudah satu jam tapi Soo Yin belum sadarkan diri. Richard Lee sangat cemas dengan putrinya. Sejak tadi selalu setia menemani setelah diperiksa oleh dokter. Ada Brian dan Peter juga di sana.     
0

"Ibu, aku merindukanmu," racau Soo Yin sembari sambil menggerakkan jarinya. Matanya masih terpejam tapi sejak tadi bibirnya terus memanggil ibu.     

"Soo Yin, bangunlah." Richard Lee mengusap dahi Soo Yin yang terus berkeringat.     

Soo Yin lantas membuka matanya setelah tubuhnya diguncang beberapa kali oleh Richard Lee. Ia langsung terduduk dengan nafas yang memburu.     

"Minumlah." Brian menyodorkan segelas air putih pada Soo Yin.     

Richard Lee tersenyum senang. Setidaknya ada sedikit perhatian yang berikan oleh Brian pada adiknya. Sudah sekian lama menantikan saat-saat seperti ini.     

Soo Yin menghabiskan semuanya. Tenggorokannya terasa kering dan tubuhnya terasa lelah.     

"Aku ingin bertemu ibuku," tukas Soo Yin dengan pandangan lurus ke depan.     

"Baiklah, aku akan meminta Peter untuk mempersiapkan penerbangan kita ke Korea," ujar Richard Lee. Tidak ingin memaksa Soo Yin untuk tetap tinggal di sana setelah kehidupan pahit yang dialaminya.     

Soo Yin segera menggelengkan kepalanya dengan tatapan kosong.     

"Aku ingin kalian membawa ibuku ke sini. Menurut dokter ibu akan cepat sembuh jika bertemu ayah," ucap Soo Yin.     

Setelah mendengar semua penjelasan Peter tadi, ternyata bukan ayahnya yang bersalah. Tidak ada alasan untuk membencinya. Soo Yin ingin mereka bersatu seperti dulu lagi dan melihat ibunya tersenyum bahagia.     

"Apakah kau yakin? Kalau kita jemput ibumu." Wajah Richard Lee berbinar karena akhirnya Soo Yin mengizinkannya.      

"Aku tidak ingin kembali ke Korea." Wajah Soo Yin terlihat sendu. Ia saat ini belum ingin bertemu dengan Dae Hyun dan keluarganya. Masih sulit baginya untuk menerima semua itu.     

"Baiklah, aku mengerti. Aku akan meminta Peter untuk menjemputnya." Richard Lee mengusap rambut Soo Yin. Sangat mengetahui bagaimana rasanya di posisi saat ini.     

Soo Yin hanya ingin Seo Kyung sembuh dan dapat mengenalnya. Ingin merasakan pelukan hangat seorang ibu yang sudah melahirkannya. Ibu yang sudah pernah dianggapnya meninggal karena ketidaktahuan.     

Sebagai seorang anak Soo Yin ingin sekali membalaskan rasa sakit yang dirasakan ibunya. Harus dibenci dan tidak dianggap oleh keluarga besarnya. Diasingkan ke tempat terpencil seorang diri.     

Membayangkan pahitnya melewati kehidupan yang begitu kejam, air mata Soo Yin mukai berjatuhan kembali. Namun kali ini tanpa bersuara.     

"Soo Yin, jangan terlalu memikirkannya. Biarkan ayah yang mengurusnya," ujar Richard Lee agar Soo Yin merasa tenang.     

"Aku hanya tidak menyangka ada manusia yang sangat jahat di dunia ini. Rela melakukan segala cara untuk menghancurkan hidup orang yang dibencinya padahal ia memiliki seorang istri," ungkap Soo Yin.     

Pantas saja Ny. Park sangat tidak menyukainya setelah mengetahui dirinya menjadi seorang istri simpanan.      

Richard Lee hanya menghela nafas berat karena dulu ia juga berbohong jika sudah menikah. Namun jika Park Ji Hoon tidak membongkar rahasia di depan keluarga besarnya. Mungkin mereka akan bersatu setelah berpisah dari istri tuanya.     

"Kenapa nasib ibuku sama sepertiku? Harus dibohongi oleh pria beristri." Soo Yin mendengus ingin menertawakan dunia yang mempermainkan perasaan mereka. Harus merasakan bagaimana sakitnya dibenci dan selalu mendapatkan masalah.     

"Apa maksudmu?" tanya Richard Lee dengan wajah bingung.     

"Dae Hyun sebenarnya sudah beristri saat menikahiku. Aku sama sekali tidak tahu akan hal itu," terang Soo Yin.     

Cepat atau lambat Richard pasti akan tahu hal itu. Tidak ada salahnya mengatakan semuanya dengan jujur.     

Richard Lee merasakan hatinya pedih mendengar Soo Yin mengutarakan semuanya.     

"Lalu, bagaimana sekarang perasaanmu?" tanya Richard.     

Soo Yin terdiam karena saat ini tidak tahu apa yang dirasakan olehnya. Hatinya benar-benar terasa hampa saat ini. Ia sangat mencintai Dae Hyun tapi di sisi lain harus membenci Park Ji Hoon.     

"Ayah janji akan membalaskan semua sakit yang diderita oleh ibumu. Aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang." Richard Lee meraih tangan Soo Yin lalu menggenggamnya dengan erat. Ingin mengatakan jika ia tidak main-main. Cukup lama ia diam saja dan memendam semuanya.     

Dert … dertt …     

Soo Yin mendengar ponselnya bergetar. Secepat mungkin ia mengusap air matanya. Pasti Dae Hyun sekarang yang sedang menghubunginya.     

"Bisakah kalian keluar? Aku ingin berbicara dengan Dae Hyun berdua," ujar Soo Yin setelah memeriksanya jika suaminya yang menelepon.     

Bukan bermaksud mengusir tapi Soo Yin ingin berbicara berdua saja tanpa ada yang mengusik perasaannya.     

Brian segera membantu Richard untuk naik ke atas kursi roda. Lantas mendorongnya keluar dari kamar Soo Yin.     

Terlebih dahulu Soo Yin menenangkan hatinya agar tidak terbawa emosi. Disini hubungannya mungkin akan dipertaruhkan.     

"Hallo, kenapa kau lama sekali tidak menjawab teleponnya?" ujar Dae Hyun setelah Soo Yin menjawab panggilannya.     

"Aku tadi sedang mandi," sahut Soo Yin singkat tidak seperti biasanya. Nada suaranya juga datar.     

"Kapan kau pulang? Ayah dan ibuku sudah menanyakan kepulanganmu. Kita juga harus memesan baju pengantin yang paling bagus," ujar Dae Hyun. Suaranya terdengar sangat bergembira.     

Soo Yin tertegun hingga beberapa saat. Namun saat ini ia belum ingin pulang. Rasanya belum sanggup bertemu dengan orang yang sudah menyakiti ibunya.     

"Soo Yin, apakah kau mendengarkanku? Apa kau baik-baik saja?" tanya Dae Hyun karena Soo Yin justru diam saja.     

"Aku tidak apa-apa. Apakah kita bisa menunda acaranya? Aku ingin ibuku sembuh terlebih dahulu, barulah kita akan mengadakan pesta," ungkap Soo Yin.     

Tidak mungkin di saat ibunya belum saat dan masalah juga belum terselesaikan, mereka mengadakan suatu pesta besar. Satu keinginan Soo Yin saat ini adalah kesembuhan dari ibu dan ayahnya.     

"Hmm, nanti aku akan membicarakannya lagi pada mereka. Aku bisa mengerti perasaanmu," ucap Dae Hyun. Helaan nafas panjangnya terdengar jelas di telinga Soo Yin.     

"Bagaimana kabar Yeon Ho? Tiba-tiba aku merindukannya." Soo Yin berusaha tidak membawa masalah orang tua mereka di masa lalu. Meski perasaan sakit itu ada saat membayangkan betapa bahagianya Park Ji Hoon bersama Sun Woo saat ini.     

"Dia juga menanyakanmu terus. Cepatlah pulang karena kami semua sudah merindukanmu," ujar Dae Hyun.     

"Kita bahkan baru beberapa hari berpisah."      

"Baru satu jam kau pergi, aku bahkan sudah merasa rindu." Dae Hyun terkekeh renyah menertawakan betapa gila setiap malam tanpa ditemani oleh Soo Yin.     

"Sebaiknya aku matikan saja teleponnya. Kau pasti sedang sibuk bekerja. Aku tidak ingin mengganggumu," ujar Soo Yin. Cukup sudah obrolan mereka sampai di sini.     

"Tidak sibuk sama sekali. Bagaimana dengan Gong Yoo? Apakah dia masih mencoba mendekatimu?" tanya Dae Hyun dengan penuh selidik.     

"Kau tidak perlu cemas."     

Setelah melanjutkan kembali obrolan akhirnya Soo Yin memutuskan sambungan telepon. Yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana jika Park Ji Hoon tahu ia putri Seo Kyung? Apakah yang akan dilakukannya? Apakah dia akan membencinya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.