Istri Simpanan

Bab 552 - Kedatangan keluarga Hwang



Bab 552 - Kedatangan keluarga Hwang

0The Silla Seoul Hotel     
0

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam tapi Dae Hyun belum keluar dari ruang rapat. Soo Yin cemas jika mereka sampai datang terlambat ke UN Village. Pasti kedua orang tua Dae Hyun akan kecewa.     

Soo Yin berjalan kesana kemari dengan perasaan khawatir karena sudah menunggu satu jam di ruangannya. Ia tidak diizinkan membantu pekerjaan lagi oleh Dae Hyun. Dae Hyun hanya mengizinkan Soo Yin menemaninya saja.     

"Kenapa lama sekali?" gerutu Soo Yin sembari menggigit bibir bawahnya.     

Lima belas menit sudah berlalu, khawatir orang tua Dae Hyun terlalu lama menunggu akhirnya Soo Yin memutuskan untuk pergi ke UN Village terlebih dahulu. Ia akan mengirim pesan kepada Dae Hyun dengan menulis surat karena ponsel Dae Hyun tidak bisa dihubungi.     

Sebenarnya Soo Yin ingin menyampaikan pesan melalui sekretaris barunya. Namun sepertinya ia ikut ke dalam ruang rapat.     

================================     

UN Village,     

Tidak lama kemudian Soo Yin sudah berada di kediaman orang tua Dae Hyun. Ia merasa sangat gugup saat ini karena ini pertama kalinya datang tanpa Dae Hyun. Ia berharap tidak terjadi apapun dan keluarga Dae Hyun bisa menerima kedatangannya seorang diri.     

Baru saja sampai di teras, Soo Yin bisa mendengar suara orang yang sedang mengobrol. Bahkan suara mereka sangat jelas terdengar.     

"Nona Soo Yin, masuklah," ujar Eun Hee sembari datang menghampiri Soo Yin yang tadinya hendak berbalik. Ternyata sangat tidak nyaman datang seorang diri.     

"Terima kasih, tapi sepertinya nanti saja karena Dae Hyun belum datang," tolak Soo Yin.     

"Masuklah, sejak tadi Yeon Ho menunggu Nona," tukas Eun Hee.     

"Siapa di dalam? Kenapa ramai sekali? Apakah ada tamu?" tanya Soo Yin.     

"Kebetulan sekali keluarga Tuan Hwang sedang berkunjung," tukas Eun Hee.     

"Tuan Hwang?" Soo Yin mengerutkan keningnya karena sepertinya ia tidak mengenal mereka.     

"Mommy," seru Yeon Ho sembari membuka pintu lebar-lebar sehingga semua orang yang berada di ruang tamu menoleh ke arah Soo Yin.     

Soo Yin menundukkan kepalanya untuk menghormati. Ia cukup terkejut karena mendapati Mi Young bersama mereka.     

"Mommy, kenapa lama sekali? Dimana ayah?" tanya Yeon Ho sembari mencari keberadaan Dae Hyun hingga berjalan ke teras.     

"Ayah sedang meeting. Mungkin dia akan datang terlambat," ujar Soo Yin.     

Ny. Park berdiri kemudian menghampiri Soo Yin untuk menyambutnya. Meski agak canggung tapi ia akan mencoba menerima wanita yang dicintai putranya.     

"Soo Yin, masuklah. Kebetulan sekali ada tamu sehingga kau bisa bergabung bersama kami. Kau juga pasti sudah mengenal Dokter Mi Young," ujar Ny. Park.     

"Terima kasih, Bu," sahut Soo Yin sambil menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.     

Soo Yin akhirnya duduk bersama mereka. Meski suasana agak canggung tapi Soo Yin mencoba untuk bersikap biasa saja.     

"Wah, apakah ini istri Dae Hyun? Dia masih terlihat sangat muda dan seperti anak-anak," ujar Yu Jien. Ia merupakan ibu dari Mi Young.     

"Kenalkan namanya Soo Yin. Dia memang masih sangat muda tapi sifatnya sudah tidak kekanak-kanakan lagi," sanggah Ny. Park untuk membela menantunya.     

"Seandainya kami tidak melakukan perjodohan itu mungkin Mi Young sekarang sudah hidup bahagia bersama Dae Hyun," imbuh Yu Jien.     

"Itu sudah berlalu, mungkin Dae Hyun dan Mi Young memang tidak berjodoh." Ny. Park berusaha untuk tidak memihak Mi Young untuk menjaga perasaan Soo Yin. Is sebenarnya merasa kecewa dengan keluarga Hwang saat ini tapi sekarang tidak ingin mengungkitnya lagi.     

"Kami sungguh minta maaf saat itu," ucap Yu Jien dengan penuh rasa sesal.     

Soo Yin hanya mendengarkan semua orang yang mengobrol. Ia tidak berniat menyapa Mi Young setelah apa yang diucapkannya tadi pagi karena menurutnya sangat keterlaluan.     

Setengah jam sudah berlalu akhirnya Dae Hyun datang meski agak terlambat. Pria itu tidak kalah terkejutnya melihat keberadaan keluarga Mi Young di sana.     

"Selamat malam semuanya," sapa Dae Hyun untuk sekedar basa-basi. Ia baru datang karena meeting belum lama selesai.     

"Sebaiknya kami pulang saja. Kami tidak ingin mengganggu acara makan malam kalian," ujar Hwang Chan Sung selaku ayah dari Mi Young.     

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kau ikut makan malam bersama kami. Setelah ini kita tidak tahu kapan lagi akan bertemu," ujar Park Ji Hoon. Merasa tidak enak bagaimanapun mereka adalah teman lama.     

Akhirnya keluarga Mi Young setuju untuk tetap tinggal dan makan malam bersama mereka.     

Soo Yin duduk di samping Dae Hyun. Ia duduk tepat berhadapan dengan Mi Young. Ada juga Kim Soo Hyun yang sejak tadi diam tanpa mau mengobrol.     

"Sayang, makanlah yang banyak." Soo Yin melirik Mi Young sebentar untuk membuatnya semakin panas. Itu salahnya karena sudah mengajak tarung dengan terang-terangan.     

"Terima kasih," ucap Dae Hyun dengan perasaan hangat.     

Mi Young hanya makan sedikit. Sejujurnya ia ingin marah karena tidak rela Dae Hyun memilih seseorang yang masih kekanak-kanakan. Namun apalah daya karena bukan haknya untuk memprotes.     

"Ada yang ingin aku bicarakan pada kalian berdua," ungkap Dae Hyun. Meski ada keluarga Mi Young, ia sama sekali tidak peduli.     

"Katakan saja," ujar Ny. Park.     

"Aku akan mengadakan pesta pernikahan lagi dengan Soo Yin. Aku ingin kalian membantuku mempersiapkan semuanya," terang Dae Hyun. Ini adalah penawaran yang terbaik agar hubungannya dengan keluarga menjadi pulih.     

"Benarkah?" Ny. Park menyunggingkan senyumnya.     

"Aku setuju jika kalian ingin mengadakan pesta pernikahan lagi. Kapan kalian akan melakukannya?" timpal Park Ji Hoon. Masalah Soo Yin dan Kim Soo Hyun sudah berakhir sehingga apa salahnya untuk membuat kebahagiaan pada putra sulungnya.     

"Mungkin sebulan lagi karena kita butuh persiapan," sahut Dae Hyun.      

"Apakah tidak terlalu cepat kalian mengadakan pesta?" timpal Yu Jien.     

"Maksudku kau baru saja bercerai. Bukankah sebaiknya kau menunggu agak lebih lama lagi?" imbuh Yu Jien.     

"Aku sudah menunggu hari itu terlalu lama. Aku tidak akan menunggu lebih lama lagi. Sebaiknya Bibi tidak usah ikut campur dalam masalah ini." Dae Hyun terpaksa mengatakannya karena tidak ingin keluarga Mi Young ikut campur. Mereka tidak ada hak sama sekali.     

"Maaf, aku hanya mengutarakan isi hatiku," ucap Yu Jien.     

Dae Hyun tidak mengatakan apapun lagi. Mungkin nanti saja setelah mereka semua pulang. Apalagi setelah mendengar Soo Yin mengatakan tentang Mi Young. Mulai sekarang harus menjaga sikap agar Mi Young tidak terlalu banyak berharap padanya.     

'Dasar tidak tahu malu,' gerutu Soo Yin dengan pandangan tidak suka ke arah Mi Young dan Yu Jien. Soo Yin merasa kedatangan mereka ke UN Village memang ingin mengajaknya perang dingin.     

"Sebaiknya kami pulang karena hari sudah malam. Terima kasih untuk jamuan makan malam ini. Maaf, sudah merepotkan," ujar Hwang Chan Sing dengan perasaan tidak enak hati.      

"Tidak usah sungkan karena kami senang kalian mau bertamu lagi setelah sekian lama," balas Park Ji Hoon hanya sekedar basa-basi agar tidak ada kecanggungan di antara mereka..     

Soo Yin dan Dae Hyun merasa lega setelah keluarga Mi Young pergi meninggalkan UN Village.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.