Istri Simpanan

Bab 558 - Mengetahui fakta



Bab 558 - Mengetahui fakta

0Peter Anderson mendekati wanita yang tengah duduk itu. Penasaran ingin melihatnya dari dekat.     
0

"Seo Kyung," gumam Peter dengan wajah sendu. Ia terperangah karena dia adalah wanita yang dicarinya selama ini.     

Peter kemudian duduk berlutut di depannya. Menggenggam jari wanita yang bahkan tidak menatapnya. Seo Kyung seperti tidak menyadari kehadiran Peter di depannya.     

"Seo Kyung, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Setitik air jatuh dari pelupuk mata Peter karena iba melihat kondisi wanita itu saat ini.     

Wajah cantik Seo Kyung kembali teringat dalam memorinya. Senyumnya yang sangat ramah dan menawan. Kulitnya yang putih bersih kini terlihat sudah keriput.     

"Seandainya kau dulu memilihku, mungkin sekarang kau tidak seperti ini," ucap Peter sembari mengusap pipi wanita yang pernah dicintainya. Bahkan sampai sekarang ia masih memikirkannya.     

"Mr. Peter?" ujar Kim Nam setelah berjalan mendekat.     

"Tuan Kim Nam, apa yang terjadi sebenarnya pada Seo Kyung? Kenapa dia jadi seperti ini?" tanya Peter Anderson.     

"Apakah anda kemari karena pria itu yang menyuruhmu?" tanya Kim Nam dengan wajah datar.     

"Sudah 18 tahun yang lalu kami mencari Seo Kyung tapi kenapa kau tidak mengatakan jika Seo Kyung masih hidup?" Peter butuh penjelasan tentang hal itu.     

"Untuk apa kalian mencarinya? Pria itu hanya bisa menyakiti perasaannya saja," tukas Kim Nam dengan helaan nafas berat.     

"Tunggu dulu, kenapa kalian saling kenal? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Soo Yin dengan raut wajah bingung.     

Kim Nam menghela nafas berat. Ingin mengatakan semuanya tapi bibirnya terasa sulit. Khawatir Soo Yin akan kecewa dan sedih jika mengetahui kehidupan orang tuanya.     

Peter Anderson juga terdiam karena bingung menjelaskan awal mulanya dari mana.     

"Benarkah Ayah bukanlah ayah kandungku?" tanya Soo Yin karena semua orang terdiam.     

Kim Nam menundukkan kepalanya. Hatinya sangat dilema. Namun untuk berbohong pun sepertinya Soo Yin tidak akan percaya lagi.     

Peter diam sambil menunggu kepastian dari Kim Nam jika Soo Yin bukanlah putrinya.     

"Benar, Soo Yin. Maaf jika selama ini aku sudah membohongimu. Aku hanya tidak ingin kau sedih," ucap Kim Nam dengan suara berat.     

"Apakah dia benar-benar ibuku?" tanya Soo Yin sembari mengamati Seo Kyung yang hanya diam saja seperti tidak menyadari ada kehadiran orang lain di sana. Pandangannya tetap kosong menatap pepohonan yang menghijau.     

"Aku tidak tega jika harus mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak ingin kau sedih jika tahu bahwa keadaan ibumu seperti ini," terang Kim Nam. Ia sendiri juga selalu dihantui rasa bersalah karena tidak mengatakan yang sebenarnya.     

Setelah kelahiran Soo Yin, Seo Kyung menjadi stres karena ditinggalkan oleh seorang lelaki yang menikahinya. Hingga keluarga besarnya mengasingkannya di pulau Jeju karena merasa malu memiliki seorang anak yang gila.     

Soo Yin segera berlari kemudian memeluk tubuh Seo Kyung yang kurus tak terawat.     

"Ibu," ujar Soo Yin tersedu-sedu. 18 tahun lamanya Soo Yin menganggap jika ibunya sudah tiada. Padahal hatinya sangat rindu ingin bertemu.     

Dae Hyun mendekati Soo Yin saat melihat tubuhnya tampak tak seimbang. Tiba-tiba saja tubuh Soo Yin merosot ke tanah. Sepertinya ia sangat terpukul karena mengetahui keadaan ibunya baru sekarang.     

"Cepat bawa dia ke dalam," ujar Kim Nam pada Dae Hyun.     

Dae Hyun segera mengangkat tubuh Soo Yin yang sudah lemas untuk membawanya ke dalam rumah yang ditempati oleh Kim Nam.     

"Seo Kyung, ayo kita ke dalam," bujuk Kim Nam dengan lembut pada wanita paruh baya itu.     

"Tuan Kim Nam, biarkan aku berbicara padanya berdua," ujar Peter Anderson. Berharap jika kehadirannya di sini bisa mengobati sedikit kerinduan di hati Seo Kyung.     

"Baiklah, tapi jangan mengatakan sesuatu yang berlebihan. Aku tidak ingin dia mengingat pria itu dan akhirnya kecewa lagi," saran Kim Nam.     

Sebenarnya Seo Kyung tidak gila, tapi setelah kepergian orang yang dicintainya ia menjadi banyak diam dan tidak mau berbicara dengan siapapun. Itu sebabnya keluarga besarnya menyangka dia gila.     

Seo Kyung bahkan tidak peduli lagi dengan orang-orang di sekitarnya. Seakan dia tuli, karena yang ada di pikirannya hanyalah orang yang dia cintai.     

"Aku mengerti dan akan meluruskan semuanya," sahut Peter Anderson.     

Kim Nam mengajak Gong Yoo untuk ikut bersamanya masuk ke dalam rumah. Tadinya Gong Yoo ingin menolak tapi tidak enak.     

"Seo Kyung, apakah kau merindukan Tuan Richard Lee?" tanya Peter Anderson yang sudah duduk di sebelah Seo Kyung.     

Seo Kyung masih bergeming tanpa mengucapkan sepatah katapun.     

"Richard Lee," gumamnya lirih. Kemudian tiba-tiba saja ia menangis histeris.     

"Seo Kyung, tenanglah," ujar Peter sembari mendekap tubuh Seo Kyung.     

Peter Anderson adalah anak buah Richard Lee, yang tidak lain adalah ayah Soo Yin. Seo Kyung berkenalan dengan Richard tanpa di sengaja. Sebenarnya saat itu Peter masih berusaha mendekati Seo Kyung. Namun apalah daya Seo Kyun lebih memilih Richard Lee dari pada dirinya.     

Hingga suatu hari Richard Lee yang keturunan bangsawan menikahi Seo Kyung secara diam-diam. Padahal ia sudah menikah. Suatu hari Richard Lee pulang ke negaranya dan berjanji akan menjemput Seo Kyung setelah urusannya selesai.     

Namun Tuhan berkata lain karena Richard Lee mengalami kecelakaan. Setahun kemudian barulah Richard Lee kembali mencari Seo Kyung tapi tidak menemukannya.     

"Richard, kau berjanji akan menjemputku tapi kenapa tidak datang?" Itulah yang selalu diucapkan Seo Kyung hampir setiap hari. Berharap bila kekasihnya datang menjemput.     

"Seo Kyung, sadar dan sembuhlah. Aku berjanji akan membawamu kepada Richard," ucap Peter. Ada kebahagiaan sekaligus kesedihan karena sudah menemukan Seo Kyung.     

"Richard," ucap Seo Kyung tanpa mendengarkan apa yang diucapkan oleh Peter.     

Peter teringat sesuatu, ia masih menginap foto pernikahan sederhana antara Richard dan Seo Kyung. Buru-buru oa mengeluarkan dari dompetnya.     

"Seo Kyung, apakah kau mengingat foto ini?" Peter menunjukkan foto Seo Kyung muda. Wajahnya berbinar setelah melangsungkan pernikahannya dengan Richard.     

Seo Kyung kemudian memandang foto itu lalu mengusapnya pelan. Air matanya kembali berjatuhan tapi tak ada satu katapun yang diucapkannya.     

"Apakah kau ingin bertemu dengan Richard?" tanya Peter Anderson     

Seo Kyung masih tidak menjawab.     

Peter mendesah panjang kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Berpikir sebentar sebelum mengambil keputusan itu mungkin adalah jalan terbaik. Tidak mungkin Peter menyembunyikan hal ini dari Richard.     

Peter akhirnya melakukan panggilan video call dengan Richard.     

"Ada apa?" tanya Richard yang terlihat di layar ponsel.     

"Apakah kau ingin melihat seseorang?" tanya Peter sebelum menunjukkan wajah Seo Kyung. Ia yakin Richard akan sangat terkejut melihatnya.     

"Siapa?"     

"Apakah kau masih mengingatnya?" tanya Peter sembari menunjukkan wajah Seo Kyung.     

"Seo … Seo Kyung," ujar Richard dengan wajah terperangah.     

Seo Kyung hanya mengusap layar ponselnya saja.      

"Peter, dimana kau menemukannya? Aku akan berangkat nanti malam ke Korea," ujar Richard.     

"Kami berada di Pulau Jeju. Datanglah jika kau ingin bertemu dengannya," ucap Peter.     

Setelah menjelaskan sedikit jika akhirnya Peter mematikan sambungan telepon. Mengajak Seo Kyung masuk ke dalam rumah untuk bergabung bersama yang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.