Istri Simpanan

Bab 562 - Melindungi istri



Bab 562 - Melindungi istri

0Dae Hyun mengerutkan keningnya melihat wajah Soo Yin yang berubah masam.     
0

"Ada apa, Sayang?" tanya Darel sembari merengkuh pinggang sang istri.     

"Tuan Hwang menyebalkan sekali. Dia mengatakan jika aku tidak pantas mendampingimu karena masih terlalu muda. Bilang saja jika dia iri karena bukan Mi Young yang menjadi pendampingmu," gerutu Soo Yin seraya mengerucutkan bibirnya. Jika bukan orang tua mungkin ia akan marah-marah.     

"Lalu apa yang kau katakan?" tanya Dae Hyun ingin tahu bagaimana istrinya menghadapi orang-orang yang tidak menyukainya.     

"Aku menyuruhnya pergi jika tidak ada keperluan tapi di saat yang bersamaan ternyata kau datang. Kenapa kau membiarkannya pergi?"     

"Dia sendiri yang ingin pergi jadi untuk apa aku menahannya. Lebih baik aku mengobrol denganmu daripada bersamanya," ucap Dae Hyun dengan enteng.     

Rasa sakit Hwang Chan Sung mengusirnya akan selalu membekas di hati. Ia bukan tidak memperjuangkan hubungannya dengan Mi Young tapi usahanya sia-sia karena Hwang Chan Sung memilih menikahkan putrinya dengan Je Ha.     

"Sepertinya dia masih berharap jika kau akan kembali menjalin hubungan dengan Mi Young," ungkap Soo Yin. Setelah melewati banyak hal dirinya bukan gadis bodoh lagi yang tidak menyadari sesuatu.     

"Dari mana kau tahu?"     

"Apakah kau tidak merasa aneh sebelum Aeri di penjara? Mereka tidak pernah datang berkunjung. Lihatlah sekarang keluarga Mi Young bahkan tanpa malu mengunjungi keluargamu," terang Soo Yin tentang pemikirannya.     

"Hmmm, biarkan saja. Sekeras apapun mereka mencoba, cinta yang mati dan terkubur tidak akan pernah hadir kembali." Dae Hyun ingin menenangkan istrinya jika tidak ada yang perlu ditakutkan.     

"Aku hanya kesal saja," tukas Soo Yin.     

Dertttt … derttt …     

Soo Yin mendengar jika ponselnya berdering. Ia lantas melepaskan diri dari pelukan Dae Hyun kemudian memeriksa ponselnya yang berada di atas meja.     

Soo Yin mengernyitkan dahinya karena tertera nama Gong Yoo di layar ponselnya.     

"Siapa?" ujar Dae Hyun penuh selidik kemudian mengintip siapa yang menghubungi istrinya karena Soo Yin Tak kunjung menjawab.     

Dae Hyun kemudian merebut ponsel Soo Yin.     

"Biarkan aku saja yang menghubunginya," ujar Dae Hyun. Setiap mengingat Gong Yoo membuatnya sangat kesal.     

"Jangan berbicara kasar," ujar Soo Yin hendak merebutnya kembali tapi Dae Hyun sudah menempelkan ponsel di telinganya.     

"Ada apa kau menghubungi istriku?" tanya Dae Hyun tanpa basa-basi.     

"Ini aku Peter, bisakah aku berbicara dengan Soo Yin? Ada yang ingin aku katakan." Ternyata bukan Gong Yoo yang menelepon melainkan Peter Anderson.     

"Baiklah." Dae Hyun lantas menyodorkan ponsel kepada Soo Yin. Merasa malu karena bukan Gong Yoo yang berbicara.     

"Mr. Peter ingin berbicara denganmu."     

"Hallo, ada apa Mr. Peter?" tanya Soo Yin.     

"Bisakah kita bertemu? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan …"     

Setelah mengobrol sebentar akhirnya Soo Yin setuju untuk bertemu karena ia juga ingin menanyakan beberapa hal.     

"Sayang, sepertinya aku harus pergi keluar sebentar menemui Mr. Peter," pamit Soo Yin sembari mengemasi barang-barangnya.     

"Apakah kau akan pergi sendirian? Aku sebentar lagi ada pertemuan dengan beberapa relasi." Dae Hyun menghela nafas panjang karena tidak bisa menemani Soo Yin pergi.     

"Tidak apa-apa, aku bisa pergi sendiri. Lanjutkan saja pekerjaanmu dengan baik." Soo Yin mengembangkan senyumnya. Ia tidak marah dan bisa mengerti keadaan Dae Hyun.     

"Apakah kau akan pergi sekarang juga?" ujar Dae Hyun sembari mengamati Soo Yin yang tidak memakai alas pada kakinya.     

"Hmmm, aku bisa naik taksi dan akan menghubungi Chung Ho agar menjemputku jika akan pulang," terang Soo Yin.     

Dae Hyun hendak mengangkat tubuh Soo Yin tapi sudah beringsut mundur terlebih dahulu sebelum mengangkatnya.     

"Jangan berlebihan, kakiku tidak akan terluka hanya karena tidak memakai sepatu. Justru sesekali dianjurkan berjalan tanpa menggunakan alas kaki," tolak Soo Yin secara halus karena Dae Hyun hendak membopong tubuhnya kembali.     

"Aku tidak berlebihan, aku hanya melakukan tugas sebagai seorang suami untuk melindungi istrinya," kilah Dae Hyun agar Soo Yin bersedia. Ia lantas berjongkok di depan Soo Yin.     

"Aku akan keluar sendiri saja karena kau pasti banyak kerjaan," tukas Soo Yin hendak melangkah pergi tapi Dae Hyun menahan kakinya.     

"Naiklah atau kau tidak kuizinkan keluar dari ruangan ini," ancam Dae Hyun dengan tegas.     

Soo Yin memutar bola matanya karena suaminya sangat berlebihan. Namun mau tidak mau menuruti perkataannya daripada tidak diizinkan keluar.     

"Jika kau menggendongku, orang pasti akan mengira jika aku sedang sakit," ujar Soo Yin dengan bibir cemberut.     

"Biarkan saja," ucap Dae Hyun dengan cuek sembari bangkit berdiri.     

Digendongnya tubuh kecil Soo Yin keluar dari ruangannya. Soo Yin hanya menyembunyikan kepalanya di ceruk Dae Hyun karena malu dilihat para karyawan.     

"Soo Yin, jangan menghembuskan nafas di tengkukku," ujar Dae Hyun setelah sampai di dalam lift karena ia merasa ada yang meremang.     

"Turunkan aku maka aku tidak akan mengganggumu," ujar Soo Yin seraya mengulum senyum karena memang melakukannya dengan sengaja.     

"Aku akan menurunkanmu di dalam kamar jika kau terus melakukannya," ancam Dae Hyun kembali dengan seringai penuh arti terukir di bibirnya.     

"Kau memang menyebalkan," gerutu Soo Yin. Akhirnya menyerah untuk memberontak dan mengeratkan tangannya agar tidak terjatuh.     

"Meski menyebalkan tetap saja kau menyukaiku," ujar Dae Hyun terkekeh agar Soo Yin tidak kesal.     

"Bagaimana lagi karena semuanya sudah terlanjur."     

Dae Hyun menggendong Soo Yin seperti seorang anak kecil sampai di depan hotel untuk menunggu taksi. Ia bahkan tidak membiarkan kaki Soo Yin menyentuh lantai.     

"Sebaiknya Chang Yuan saja yang mengantarmu agar lebih aman," ujar Dae Hyun. Perasaannya tidak akan tenang jika Soo Yin datang seorang diri.     

"Tidak usah, dia juga banyak pekerjaan," tolak Soo Yin.     

"Ah, aku hampir saja lupa kalau tadi Kim Soo Hyun menaruh berkas yang kau inginkan di atas meja," terang Soo Yin. Hampir saja ia melupakan jika bertemu Kim Soo Hyun. Itu semua gara-gara Hwang Chan Sung yang sangat menyebalkan.     

"Bagaimana sikapnya padamu?" tanya Dae Hyun. Sebagai seorang yang pernah mencintai Soo Yin wajar jika Dae Hyun bertanya.     

"Biasa saja, sepertinya hatinya mulai terbuka untuk Jean. Karena ia tadi menanyakan keberadaan Jean tapi meski bertanya kepada Chang Yuan kurasa tidak akan memberitahu," ujar Soo Yin.     

"Baguslah, setidaknya ia sudah melupakanmu sehingga aku tidak perlu bertengkar dengannya lagi."     

Tidak lama kemudian akhirnya taksinya datang. Dae Hyun membantu Dae Hyun untuk masuk ke dalam taksi dk penumpang belakang.     

"Setelah sampai kabari aku segera," perintah Dae Hyun untuk memastikan selama perjalanan baik-baik saja.     

"Tentu." Soo Yin menganggukan kepalanya.     

Dae Hyun melambaikan tangannya ke arah Soo Yin hingga perlahan mobil itu menjauh.     

============================     

Hallo readers …     

Yuk baca juga kisah Li Zheng Yu mengejar istrinya yang kabur. Judulnya Duda Tampan : Mengejar istri yang kabur….     

Terimakasih...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.