Istri Simpanan

Bab 564 - Malam perpisahan 21+



Bab 564 - Malam perpisahan 21+

0Soo Yin merasa ragu dan takut untuk menceritakan semuanya pada Dae Hyun.     
0

"Katakan, apa yang sedang kau pikirkan? Malam ini kau tidak seperti biasanya? Apakah kau merindukan ibu?" Dae Hyun meletakan membaringkan kepala Soo Yin di lengannya agar memudahkan untuk mengusap rambutnya.     

"Hmmm, kami baru saja bertemu tapi sudah berpisah lagi. Bagaimana jika kita berpisah untuk beberapa waktu? Apakah kau akan merasa sedih?" pancing Soo Yin untuk memulai percakapan.     

"Kita tidak akan berpisah. Meski keluar kota aku akan membawamu," terang Dae Hyun. Tak kan ia biarkan Soo Yin kesepian lagi.     

Soo Yin membalikkan tubuhnya dalam posisi miring untuk memandang Dae Hyun.     

"Sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu." Meski takut tapi Soo Yin harus mengutarakan semuanya.     

"Ada apa?".     

"Bolehkah aku pergi menemui ayah bersama Mr. Peter?" tanya Soo Yin sembari menggigit bibir bawahnya. Jika Dae Hyun tidak memberikan izin, setidaknya ia sudah berusaha untuk memohon.     

"Kemana?"      

"Mr. Peter mengajakku pulang ke Inggris untuk menemui ayah yang sedang sakit," terang Soo Yin sedikit.     

"Kau yakin Mr. Peter tidak berbohong? Kupikir dia mungkin ingin menbuatmu dekat dengan Gong Yoo." Dae Hyun menghembuskan nafas pelan untuk mengungkapkan perasaannya.     

Seorang pria pasti akan merasakan hal yang sama karena Gong Yoo terang-terangan ingin merebut Soo Yin.     

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Ayahku bahkan mengenalnya. Sudah pasti mereka tidak mungkin berbohong." Soo Yin tidak setuju karena pemikiran Dae Hyun yang dangkal dan berprasangka buruk.     

"Aku hanya menduga saja," ucap Dae Hyun dengan helaan nafas berat.     

"Sayang, aku sangat ingin ikut bersama Mr. Peter," tukas Soo Yin.     

Dae Hyun terdiam, berat baginya untuk membiarkan Soo Yin pergi tanpa dirinya. Namun beberapa hari ini ia dipaksa tidak boleh pergi kemana-mana.     

"Tidak bisakah pergi minggu depan saja agar aku menemanimu?"      

"Mr. Peter harus kembali besok siang. Minggu depan terlalu lama." Soo Yin memeluk tubuh Dae Hyun kembali dengan erat. Mereka memang sama-sama berat untuk berpisah.     

"Aku tidak bisa bersamamu jika kau pergi besok." Suara Dae Hyun terdengar berat. Sepertinya malam ini adalah perpisahan mereka meski hanya berpisah sebentar.     

"Tidak masalah, aku bisa mengerti keadaanmu yang tidak mungkin harus setiap waktu bersamaku. Aku janji akan segera kembali setelah urusanku selesai." Soo Yin mengangkat jari kelingkingnya untuk meyakinkan Dae Hyun jika dirinya akan menjaga diri dan baik-baik saja.     

Dae Hyun memejamkan matanya sebentar sambil menghirup nafas dalam-dalam. Tidak rela karena Soo Yin pasti akan pergi bersama Gong Yoo.     

"Aku mohon padamu karena ini demi ibu," pinta Soo Yin dengan wajah memelas.     

"Baiklah, tapi ada syaratnya."     

"Apa?" Dengan gerakan cepat Soo Yin sudah berada di atas tubuh Dae Hyun. Menggoda dengan meraba dada bidangnya. Karena tahu apa yang pasti diinginkan oleh suaminya.     

"Kau menggodaku?" Dae Hyun terkekeh karena istriku sudah pintar membaca pikirannya.     

"Bukankah ini yang kau inginkan?" Dengan gaya yang terlihat seksi Soo Yin membuka satu per satu kancing piyama Dae Hyun.     

"Tidak, aku hanya ingin memelukmu saja malam ini. Jika kau menggodaku, justru aku cemas kau akan terlambat untuk berangkat," ungkap Dae Hyun diiringi dengan tawa yang renyah.      

Soo Yin mencebikkan bibirnya, memang benar apa kata suaminya. Tak terasa bahkan sekarang sudah hampir pagi. Ia juga harus menyiapkan beberapa pakaian untuk dibawa.     

Namun melihat bibir Soo Yin yang berwarna merah muda dan tampak begitu manis, Dae Hyun tidak bisa menahan keinginannya untuk menikmatinya. Merasakan bibirnya yang penuh dengan kelembutan.     

Apalagi melihat bibirnya yang cemberut, itu terlihat semakin bervolume hingga Dae Hyun ingin benar-benar menyesapnya.     

Dae Hyun segera menarik tengkuk Soo Yin agar wajah mereka semakin dekat hingga hanya berjarak beberapa senti saja. Nafas mereka kini terdengar sama-sama memburu.     

Kedua insan itu secara bersamaan menempelkan bibir mereka karena sama-sama menginginkannya. Saling merasakan betapa manisnya.     

Dae Hyun lantas membalikkan tubuh Soo Yin agar berada di bawah kungkungannya agar dirinya bisa lebih mendominasi dari pada Soo Yin.     

Kedua tangan Soo Yin di cekal pada kedua sisi tubuhnya sehingga meski hampir kehabisan nafas tapi tidak bisa memberontak.     

Dae Hyun melepaskan bibirnya sebentar untuk membiarkan Soo Yin agar mengambil nafas. Setelah dilihat sudah cukup kini Dae Hyun melanjutkan ciumannya dengan penuh bergairah.     

Suasana di dalam ruangan semakin memanas padahal di luar salju turun cukup deras. Malam ini seperti malam perpisahan untuk jangka waktu yang lama.     

Soo Yin rasanya tidak ingin malam itu segera berlalu.     

Gairah asmara yang kian membara bercampur menjadi satu. Mereka kemudian menyatukan cinta mereka. Menumpahkan segala rasa yang mungkin akan tertunda beberapa waktu.     

Kini cahaya sudah terlihat di ufuk timur meski samar-samar karena masih bersembunyi di balik pepohonan. Langit juga sudah cerah tak ada lagi awan yang menutupinya.     

Mereka berdua sama-sama melakukan pelepasan untuk yang terakhir kali.     

Dae Hyun menghentikan penyatuan cinta mereka setelah beberapa kali ronde. Kini tubuhnya sudah lemas dan tidak sanggup lagi melakukannya.     

"Jam berapa sekarang?" tanya Soo Yin. Matanya terpejam serta nafasnya memburu karena kelelahan.     

"Sepertinya sudah pagi," sahut Dae Hyun dengan suara serak. Dipeluknya tubuh Soo Yin dengan sangat erat ketika hendak beranjak dari ranjang.     

"Dae Hyun, lepaskan. Aku harus mempersiapkan semuanya sebelum terlambat." Meski tubuhnya lelah, tapi Soo Yin teringat akan rencana perjalanannya.     

"Masih ada waktu setengah hari. Biarkan tetap seperti ini sampai nanti," ucap Dae Hyun. Matanya mengantuk tapi tak mau terlelap karena cemas jika membuka mata Soo Yin sudah tidak ada lagi di sampingnya.     

"Memangnya jpsu tidak pergi bekerja?" tanya Soo Yin.     

"Apakah sanggup aku bekerja dengan keadaanku seperti ini. Aku akan pergi ke hotel setelah mengantarkanmu ke bandara," terang Dae Hyun.     

"Aku takut terlambat," tukas Soo Yin.     

"Tidak akan, semalam cuaca buruk sehingga hari ini kemungkinan penerbangan akan ditunda," terang Dae Hyun. Tidak akan menyerah untuk membujuk agar Soo Yin bersedia tinggal lebih lama.     

"Sebaiknya aku memasang alarm agar tidak terlambat bangun," ucap Soo Yin sembari mengulurkan tangan untuk meraih jam yang berada di atas nakas.     

Soo Yin menurut untuk tinggal lebih lama lagi di dalam kamar. Karena percuma saja memberontak, Dae Hyun justru akan semakin menahannya.     

Lambat laun terdengar suara dengkuran halus dari bibir Dae Hyun karena sepertinya ia benar-benar kelelahan. Soo Yin juga bisa merasakan jika pelukan Dae Hyun sudah tidak terlalu kuat lagi.     

Soo Yin membalikkan tubuhnya menghadap Dae Hyun setelah berhasil mengendurkan tangannya dari pinggang.     

"Aku janji akan segera kembali dan kita akan berkumpul lagi," ucap Soo Yin seraya menyusuri wajah Dae Hyun dengan jarinya. Lalu mengecup keningnya pelan agar tidak mengganggu.     

Mata Soo Yin perlahan ikut terlelap karena semalam tidak tertidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.