Istri Simpanan

Bab 566 - Sampai tujuan



Bab 566 - Sampai tujuan

0London, Inggris     
0

Pesawat baru saja mendarat di negara Britania raya saat matahari sudah tenggelam di ufuk barat.     

Selama dalam perjalanan Soo Yin tertidur pulas karena memang belum puas setelah menghabiskan waktu bersama Dae Hyun.     

"Gong Yoo, bangunkan Soo Yin. Aku akan turun terlebih dahulu," ujar Peter Anderson saat melewati kursi putranya.     

"Iya, Ayah," sahut Gong Yoo.     

Namun hingga beberapa saat, Gong Yoo tidak juga membangunkan Soo Yin. Entah kenapa ia tidak tega membangunkannya. Wajahnya terlihat sangat damai meski tidur dalam posisi duduk.     

"Pasti selama ini kau mengalami kehidupan yang sulit." Gong Yoo memberanikan diri menyentuh pipi Soo Yin namun segera menarik kembali tangannya.     

Gong Yoo menyayangkan pertemuan mereka yang terlambat. Jika saja ia kembali ke Seoul setahun yang lalu mungkin dirinya yang terlebih dahulu bertemu dengan Soo Yin.     

Soo Yin merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena salah posisi tidur. Perjalanan kali ini Soo Yin tidak mengalami mabuk karena sebelumnya sudah minum obat terlebih dahulu.     

"Sayang, jam berapa sekarang?" tanya Soo Yin dengan mata yang masih terpejam. Ia masih mengira jika saat ini yang ada di sampingnya adalah Dae Hyun.     

Bahkan kini tangannya menyentuh tangan Gong Yoo yang kebetulan sekali berada tidak jauh dari sisi tubuhnya.     

"Sekarang matahari sudah tenggelam," sahut Gong Yoo karena ia tidak mengenakan arloji. Ponselnya mendadak kehabisan baterai sehingga ia tidak mengetahui jam berapa sekarang.     

Soo Yin lantas membuka matanya setelah menyadari jika yang menjawab pertanyaannya memiliki suara yang berbeda dari Dae Hyun. Suara itu terdengar asing dari telinganya.     

"Gong Yoo?" ucap Soo Yin terperangah kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia bisa melihat deratan kursi yang berjejer rapi. Satu per satu penumpang sudah pergi meninggalkan pesawat.     

"Kita sudah sampai di London," terang Gong Yoo untuk mengurangi kebingungan Soo Yin.     

Soo Yin menelan ludah, bagaimana bisa ia lupa jika baru saja melakukan perjalanan dari Seoul.     

"Benarkah kita sudah sampai?" tanya Soo Yin untuk memastikan apa yang di dengarnya.     

Gong Yoo tersenyum sembari menganggukan kepalanya. Hatinya berdebar karena tangan Soo Yin masih menyentuh tangannya. Sepertinya Soo Yin tidak menyadari akan hal itu.     

"Aku sangat mengantuk sehingga aku tertidur dan tidak ingat apapun," ujar Soo Yin seraya tersenyum tipis.     

"Tidak apa, ayo kita turun sebelum di usir oleh pramugari," ajak Gong Yoo sambil memandang tangan mereka     

Soo Yin mengikuti arah pandangan Gong Yoo yang berada di sebelah tubuhnya.     

"Maaf," ucap Soo Yin. Segera ia menarik tangannya dengan pipi yang memanas. Ia benar-benar tidak sadar dengan apa yang dilakukan olehnya.     

Gong Yoo tersenyum hangat. Bahkan jika Soo Yin harus memegang tangannya sepanjang hari, dengan senang hati Gong Yoo menerimanya. Namun Gong Yoo segera menghapus pikiran buruk itu. Harus ingat jika Soo Yin sudah memiliki suami. Dirinya tidak ingin dikatakan sebagai perebut istri orang.     

"Hmmm, ayo turun." Gong Yoo mengulangi ajakannya sekali lagi pada Soo Yin.     

Soo Yin segera melepas sabuk pengaman kemudian mengikuti langkah Gong Yoo menuruni pesawat.      

Angin malam langsung berhembus menerbangkan rambutnya saat pertama kali menuruni anak tangga. Beruntung mereka sudah sampai karena cuaca malam ini sepertinya tidak terlalu baik.     

Soo Yin merapatkan sweater yang membalut tubuhnya. Rasa dingin cukup merasuk ke dalam tulang-tulangnya. Masih seperti mimpi ia meninggalkan negara kawasan Asia. Namun baru sampai ia sudah merindukan Dae Hyun.     

'Sayang, aku akan segera pulang,' batin Soo Yin sembari menghembuskan nafasnya kasar.     

Gong Yoo berjalan memimpin langkah Soo Yin menuju sebuah mobil yang sudah menunggu mereka di luar bandara.     

"Dimana Mr. Peter? Aku sejak tadi tidak melihatnya," tanya Soo Yin dengan rasa penuh ingin tahu setelah masuk ke dalam mobil.     

"Ayahku berada di mobil yang lain. Tidak usah cemas karena mobil ini akan membawa kita sampai ke tujuan," terang Gong Yoo sedikit melihat raut wajah Soo Yin yang terlihat ragu. Pria itu memilih duduk di depan bersama supir karena tidak enak pada Soo Yin.     

"Baiklah," ujar Soo Yin.     

Sepanjang perjalanan Soo Yin tidak bertanya apapun meski terasa aneh. Ia pikir tujuan mereka tidak jauh dari pusat kota. Namun nyatanya mobil perlahan melaju pada jalanan yang sepi dan terus menanjak.     

Soo Yin bisa melihat sisi kiri dan kanan yang tadinya gedung-gedung menjulang tinggi yang mereka lewati kini gedung itu perlahan sudah berganti dengan pepohonan yang berjejer rapi di samping kanan dan kiri jalan.     

Kemana sebenarnya mereka? Kenapa tidak juga sampai? Mereka bilang ayahnya adalah seorang bangsawan tapi kenapa mereka justru ke tempat yang agak jauh dari kota?      

Soo Yin hanya memandang pohon-pohon dari balik kaca mobil sambil menyangga dagunya dengan tangan.     

"Kemana sebenarnya kita?" Akhirnya Soo Yin membuka suara karena jalan yang mereka lewati semakin mencekam. Tidak ada lagi lampu di pinggir jalan.     

"Sebentar lagi kita akan sampai," sahut Gong Yoo.     

"Kalian tidak berniat untuk menipuku, kan?" tanya Soo Yin dengan dahi berkerut.     

"Tentu saja tidak." Gong Yoo menjawabnya dengan santai karena wajar jika ia mungkin memiliki rasa curiga.     

Soo Yin menghela nafas panjang. Hingga ia perlahan bisa merasakan ponselnya bergetar. Ia bahkan lupa untuk menghubungi Dae Hyun setelah pesawat mendarat.     

"Soo Yin, bagaimana kabarmu? Apakah kau sudah sampai?" tanya Dae Hyun di seberang telepon. Terdengar rasa khawatir dari nada suaranya.     

"Maaf, aku lupa memberi kabar. Sekarang aku sudah sampai dan sedang dalam perjalanan ke rumah Daddy," terang Soo Yin.     

"Jaga dirimu baik-baik selagi aku tidak berada di dekatmu." Untuk ke sekian kalinya Dae Hyun mengatakan hal itu pada istri kecilnya.     

"Kita baru saja berpisah tapi aku sudah sangat merindukanmu," ujar Soo Yin mengungkapkan perasaannya yang paling dalam.     

"Benarkah? Kalau begitu cepat kembali," balas Dae Hyun.     

"Andaikan hanya bisa ditempuh dalam waktu satu jam mungkin aku akan kembali," ucap Soo Yin dengan nada manja tanpa peduli ada dua orang yang sedang mendengarkan obrolannya.     

Gong Yoo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sungguh iri mendengar Soo Yin berbicara dengan nada lembut dan sangat manja dengan suaminya. Sangat berbeda sekali ketika mengobrol dengan orang lain.     

Bahkan sekarang Soo Yin tertawa renyah, entah apa yang mereka bicarakan hingga ia terus tersenyum.     

"Hmmm," sindir Gong Yoo dengan suara keras. Secara tidak langsung menyadarkan Soo Yin jika masih ada mereka di sana.     

"Sayang, kita lanjutkan pembicara kita nanti setelah aku sampai," ujar Soo Yin. Menyadari mungkin obrolannya di telepon mengganggu yang lainnnya.     

"Baiklah, aku akan menghubungimu lagi nanti," ujar Dae Hyun.     

Kini suasana di dalam mobil kembali hening. Sepertinya sang supir juga tidak ada niat untuk mengobrol atau bercerita lainnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.